Pencarian

Istana Kebahagiaan 2

Wiro Sableng 119 Istana Kebahagiaan Bagian 2


lahan dibuka. Lalu dia
melangkah mendekati barisan pengawal. Pada saat
lima jari membuka, mulut sang gadis meniup dua kali.
"Fuhhhh.... Fuhhhh!"
Dua rangkum asap kemerah-merahan menggebu
ke arah dua belas pengawal Ruang Penyimpanan
Barang Pusaka Istana Kebahagiaan. Mereka tidak tahu
apa yang terjadi. Mereka baru berteriak ketika merasa leher masing-masing
seperti tercekik dan pemandangan menjadi gelap. Kedua belas pengawal itu
langsung rubuh tumpang tindih satu sama lain, bergeletakan di lantai lorong.
Sambil tekap hidungnya Luhkinki lari ke arah pintu
batu di ujung lorong. Begitu sampai di depan pintu, dengan tangan kanannya gadis
itu menekan bagian
pintu tepat di arah mana Hantu Muka Dua dilihatnya
pernah melakukan. Muncul suara berdesir halus. Per-
lahan-lahan pintu batu bergeser membuka. Luhkinki
cepat melompat ke dalam ruangan. Langsung ber-
gerak ke arah dinding sebelah kanan dimana terdapat
petak-petak batu bernomor 1 sampai 49. Dengan ta-
ngan kanannya si gadis menekan petak berangka 21.
ISTANA KEBAHAGIAAN 42
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Dia tak menunggu lama. Seperti yang sebelumnya
pernah disaksikannya, petak batu itu bergerak naik ke atas. Satu cahaya kuning
menyambar dari dalam
petak. Itulah sinar Sendok Pemasung Nasib. Luhkinki cepat
ambil sendok emas itu dan keluar dari ruangan.
Walau hatinya lega namun rasa takut tetap saja membuat
tengkuknya dingin dan tubuhnya keringatan.
ISTANA KEBAHAGIAAN 43
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
HANTU Muka Dua terlonjak kaget dan marah ketika seorang pengawal menemuinya,
memberi laporan apa
yang terjadi di lorong Ruang Penyimpanan Barang
Pusaka. Dua wajah di kepalanya langsung berubah
menjadi wajah-wajah raksasa garang beringas. Diikuti beberapa pengawal dia
berlari menuju lorong di bagian belakang istana itu.
Seperti yang dilaporkan Hantu Muka Dua mene-
mukan dua belas pengawal bergeletakan di lantai
lorong. Muka mereka kelihatan merah sedang bibir
membiru. Menerima kabar dan melihat sendiri ke-
jadian yang menimpa dua belas pengawal itu sudah
merupakan kejutan besar bagi Sang Penguasa Ista-
na Kebahagiaan. Rasa terkejutnya jadi berlipat gan-
da ketika dia melihat keadaan muka dan tubuh pe-
ngawal itu. "Bubuk Penjungkir Syaraf! Pengawal-pengawal
ini menemui ajal akibat bubuk maut itu! Kurang ajar!
Bagaimana mungkin ada orang mempergunakan bu-
buk rahasia itu! Kurang ajar! Siapa yang punya pekerjaan! Siapa berani melakukan
perbuatan gila ini di
depan mata hidungku! Membunuh para pengawal de-
ngan bubuk maut yang aku buat sendiri!"
"Pengawal!" teriak Hantu Muka Dua. "Periksa keadaan semua pengawal lorong!"
Beberapa pengawal yang datang bersama Hantu
Muka Dua segera memeriksa keadaan teman-teman
mereka dua belas orang itu.
"Mohon ampun Sang Junjungan! Kerabat yang
dua belas orang ini tewas semua. Tak satupun yang
hidup...."
* Rahang dua wajah raksasa Hantu Muka Dua meng-
ISTANA KEBAHAGIAAN 44
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
gembung. Gerahamnya bergemeletakan. Sepuluh jari-
jari tangannya dicengkeramkan hingga mengeluarkan
suara berkereketan. Dua mata raksasanya depan bela-
kang mendadak membeliak besar ketika memperhati-
kan pintu batu ruang penyimpanan barang pusaka
setengah terbuka. Sekali lompat saja dia sudah berada di depan pintu itu lalu
dengan cepat masuk ke dalam
ruangan. Di tengah ruangan langkahnya terpaku ke
lantai. Petak batu nomor 21 dilihatnya berada dalam
keadaan terbuka. Bagian dalam petak batu itu kosong!
"Sendok Pemasung Nasib!" teriak Hantu Muka Dua menggeledek. Terhuyung-huyung,
tanpa mendekati lagi dinding petak batu dia memutar tubuh, keluar dari ruangan
itu. Selagi melangkah lemas di lorong
dua orang pengawal mendatanginya. Hantu Muka Dua
langsung membentak. Hampir saja dia menendang
salah seorang dari pengawal itu. Dua pengawal jatuh-
kan diri. Yang di sebelah kanan cepat berkata.
"Maafkan kami Sang Junjungan. Kami ingin mem-
beri tahu. Ternyata salah seorang dari dua belas pengawal itu masih hidup!
Kawan-kawan tengah meno-
longnya!" "Apa"!" Hantu Muka Dua memandang ke arah jalan masuk lorong. Dilihatnya tiga
orang pengawal tengah menolong mendudukan seorang temannya
yang celaka. Hantu Muka Dua cepat mendatangi.
Pengawal yang duduk bersandar ke dinding lo-
rong itu bibirnya masih tetap membiru namun wajah-
nya yang tadi merah kini pucat pasi, begitu juga dua tangan dan kakinya, seolah
darah dalam tubuhnya
telah terkuras habis! Dua matanya terpejam.
Dalam amarahnya yang meluap Hantu Muka Dua
mana perdulikan keadaan orang. Dia berjongkok lalu
jambak rambut si pengawal.
"Jahanam! Buka matamu! Katakan siapa yang
datang ke tempat ini! Siapa yang mencelakai kalian!"
Bentakan dahsyat Hantu Muka Dua membuat pe-
ISTANA KEBAHAGIAAN 45
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
ngawal yang cidera menggerakkan sedikit dua mata-
nya. Tapi dia cuma bisa membuka mata sebentar lalu
tertutup kembali.
"Siapa"!" teriak Hantu Muka Dua kembali. Tangannya yang menjambak bergerak,
hampir saja hendak
membenturkan kepala pengawal itu ke dinding batu.
Mata si pengawal masih terpejam. Tapi mulutnya
terbuka sedikit. "Luh... Luhkinki...."
Walau suara si pengawal perlahan sekali namun
bagi Hantu Muka Dua terdengar seperti petir me-
nyambar. Sekujur tubuhnya bergeletar. Badannya lak-
sana diselimuti Bara.
"Jahanam! Sungguh tidak kuduga!" Hantu Muka Dua lepaskan jambakannya. Lalu
melompat bangkit!
"Pengawal! Cari gadis jahanam itu! Aku menunggu di Ruang Obor Tunggal!"
HUJAN mulai reda ketika Luhkinki kembali me-
nemui Luntinti di sudut gelap halaman belakang Istana Kebahagiaan.
"Aku berhasil!" kata gadis berkulit hitam manis bertubuh kencang itu seraya
menyodorkan Sendok
Pemasung Nasib di tangan kanannya. Begitu sendok
emas berpindah tangan, diterima oleh Luhtinti, dia
berkata. "Lekas tinggalkan tempat ini!"
Saat itu Wiro sudah berada di samping Luhtinti
dan bertanya. "Bagaimana dengan kau" Tidak ikut beserta kami sekarang juga?"
"Seperti yang sudah diatur, aku tetap di Istana Kebahagiaan sampai hari lima
belas bulan dua belas
mendatang."
"Terima kasih Luhkinki. Kami akan beri tahu Hantu Langit Terjungkir dan
istrinya. Betapa besar jasamu!"
Luhkinki tersenyum. Gadis ini memutar tubuh lalu
berlari cepat ke arah Istana Kebahagiaan. Pada saat
dia hanya tinggal beberapa tombak saja dari pintu
gerbang Istana tiba-tiba menggema suara genta. Ber-
samaan dengan itu bangunan besar istana yang tadi
ISTANA KEBAHAGIAAN 46
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
'diselimuti kegelapan kini kelihatan terang benderang.
Obor di pasang menyala hampir di setiap sudut. Dari
depan dan samping Istana terlihat puluhan pengawal
berlarian. Ketika mereka melihat Luhkinki, semuanya
berteriak dan segera lari ke arah gadis ini.
"Lihat apa yang terjadi!" kata Pendekar 212 Wiro Sableng pada Luhtinti. Keduanya
yang saat itu hendak meninggalkan tempat tersebut serta merta hentikan
larinya. "Puluhan pengawal menangkap Luhkinki. Gadis
itu tidak melawan!"
"Aku harus menolongnya!" kata Wiro.
Tapi begitu dia hendak bergerak Luhtinti segera
memegang tangannya. "Hantu Muka Dua rupanya
sudah tahu Sendok Pemasung Nasib itu telah dicuri
Luhkinki. Mahluk itu pasti marah besar! Tapi dia tidak akan membunuh Luhkinki
karena dia punya pantangan
membunuh perempuan...."
"Aku tahu hal itu. Walau tidak membunuh tapi
penganiayaan yang akan dilakukannya terhadap gadis
itu pasti tidak kepalang tanggung. Kau segera saja pergi menemui Lakasipo. Aku
akan berusaha menyelamatkan gadis itu!"
"Dengar Wiro, apapun yang terjadi dengan Luhkinki gadis itu tidak akan mati.
Hantu Muka Dua pasti akan memasukkannya ke dalam tempat yang disebut Ruang
Obor Tunggal. Kita masih punya kesempatan
menolongnya. Lagipula aku percaya Lakembangan
pasti akan menolongnya!"
Wiro masih bimbang. Saat itu dari arah timur Istana
Kebahagiaan tiba-tiba serombongan orang berpakaian
biru lari kencang ke arah mereka.
"Pengawal Istana tingkat kedua! Mereka berke-
pandaian tinggi! Kehadiran kita sudah diketahui!" berucap Luhtinti. Lalu dengan
cepat dia menarik tangan
Wiro. Kedua orang ini lari ke arah barat. Tapi baru berlari sepuluh tombak
mendadak terdengar suara
suitan berulang kali. Di lain saat dari balik tiga batu ISTANA KEBAHAGIAAN 47
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
besar berlesatan orang-orang berpakaian serba hitam.
"Pengawal tingkat satu," ujar Luhtinti. "Wiro!
Kalau kau tak sanggup memukul hancur tiga batu
besar di sebelah sana alamat kita akan menemui
kesulitan besar di tempat ini!"
"Mengapa menghancurkan batu" Aku bisa meng-
hantam langsung pada rombongan kampret-kampret
istana Kebahagiaan itu!" jawab Pendekar 212 Wiro Sableng.
"Kampret" Apa pula itu"! tanya Luhtinti. Lalu dia sadar. "Ah, bukan saatnya aku
bertanya segala macam hal! Lekas lakukan saja apa yang aku katakan! Orang-orang
itu semakin dekat!"
Wiro garuk-garuk kepala tapi melakukan juga apa
yang dikatakan Luhtinti. Dia gerakkan tangan kanan
melepas pukulan sakti bertenaga dalam tinggi ber-
nama Benteng Topan Melanda Samudera tiga kali berturut-turut. Angin laksana
topan menderu ke arah
tiga batu besar.
Tiga dentuman dahsyat menggelegar dalam kege-
lapan malam. Tiga batu besar hancur berubah menjadi
ribuan kerikil tajam, beterbangan di udara menutup pemandangan. Pecahan-pecahan
kerikil ini melesat
ke berbagai penjuru. Menembus daun dan batang
pepohonan bahkan menembus batu-batu besar yang
ada di sekitar tempat itu.
Jeritan menggidikkan terdengar dimana-mana.
Ternyata pecahan batu yang berbahaya itu meng-
hantam rombongan pengawai Istana Kebahagiaan.
Yang tertembus perutnya melolong kesakitan. Yang
pecah matanya memekik setinggi langit. Yang bocor
kening atau batok kepalanya menjerit tak karuan lalu tergelimpang roboh
bersimbah darah!
Luhtinti menariktangan Wiro. Selagi pecahan batu
kerikil yang ribuan banyaknya menghalangi peman-
dangan para pengawal Istana Kebahagiaan, kedua
orang itu pergunakan kesempatan untuk melarikan
diri. ISTANA KEBAHAGIAAN 48
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
"Luhtinti, aku tadi memang menghantam tiga batu besar itu dengan pukulan
mengandung tenaga dalam
tinggi. Tapi menurutku tiga batu itu tak mungkin bisa hancur demikian rupa.
Pasti ada sesuatu...."
"Itu bukan batu biasa Wiro," menyahuti Luhtinti sambil berlari cepat. Hantu Muka
Dua sengaja membuatnya. Bagian dalam di isi semacam alat rahasia
yang bisa dikendalikan dari tempat tersembunyi. Jika batu itu meledak, apa atau
siapa saja yang ada di
sekitarnya akan kena ditembus. Puluhan bahkan ratus-
an orang bisa menemui kematian. Kau menyaksikan
sendiri tadi bagaimana para pengawal itu mati ber-
kaparan ditembus kerikil pecahan batu...."
"Hantu Muka Dua benar-benar mahluk jahat luar
biasa. Aku jadi ingat pada seorang berjuluk Raja
Rencong. Dia tega mencabut nyawa menumpah darah
puluhan tokoh silat golongan putih dan hitam hanya
untuk melaksanakan niat, menjadi penguasa rimba
persilatan...."
"Aku tidak tahu siapa Raja Rencong itu. Tapi aku yakin Hantu Muka Dua lebih
kejam dan keji dari Raja Rencong!" (Mengenai Raja Rencong Dari Utara harap baca
serial Wiro Sableng berjudul "Raja Rencong Dari
Utara") "Luhtinti bagaimanapun aku tetap mengkhawatir-
kan keselamatan Luhkinki. Kau mengatakan Hantu
Muka Dua tidak akan membunuhnya karena dia punya
pantangan membunuh perempuan. Tetapi jika Hantu
Muka Dua sampai menyiksa dan membuatnya cacat
seumur hidup, rasanya kesengsaraan itu lebih dahsyat dari kematian. Aku harus
kembali untuk menolong
gadis itu...."
"Wiro! Jangan lakukan itu!" teriak Luhtinti.
Pendekar 212 gelengkan kepala. "Gadis itu telah melakukan sesuatu untuk menolong
kita walau dia tahu bahaya besar menghadangnya. Kini dia justru
telah ditimpa melapetaka. Kau lanjutkan perjalanan ke tempat Lakasipo menunggu.
Sesuai petunjuk Luh-ISTANA KEBAHAGIAAN 49


Wiro Sableng 119 Istana Kebahagiaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
rinjani, istri Lakasipo yang merupakan mahluk roh dari alam gaib itu, pergunakan
Sendok Pemasung Nasib
itu untuk memutus jala api biru yang masih menjerat dirinya. Nanti aku akan
bergabung lagi dengan kalian dan teman-teman. Setelah itu kita sama-sama mencari
Hantu Langit Terjungkir untuk menyerahkan sendok
emas itu padanya!"
Luhtinti terdiam.
Perlu dijelaskan, seperti dikisahkan dalam Epi-
sode sebelumnya ("Batu Pembalik Waktu") setelah keluar dari Puri Kebahagiaan,
Pendekar 212 Wiro
Sableng berpisah dengan Hantu Raja Obat yang telah
menolong Peri Bunda dari kehamilan aneh yang ter-
nyata adalah akibat perbuatan guna-guna seseorang
Sewaktu menuruni bukit Wiro bertemu dengan
Naga Kuning, Setan Ngompol dan Betina Bercula
Ketiga orang ini meninggalkan danau dimana mereka
sebelumnya berada bersama Hantu Langit Terjungkir
dan Hantu Selaksa Angin. Mereka tengah berusaha
mencari Wiro yang sebelumnya dilarikan oleh Pes:
Angsa Putih dan dibawa ke Puri Kebahagiaan.
Tanpa diketahui oleh Wiro dan kawan-kawan se-
cara diam-diam perjalanan mereka terus diikuti oleh
Peri Angsa Putih yang saat itu telah memiliki Batu
Sakti Pembalik Waktu. Peri ini berada dalam kebim-
bangan besar apakah dia akan menyerahkan Batu
Pembalik Waktu itu pada Wiro atau tetap merahasiakan dan menyimpannya agar Wiro
tidak dapat kembali ke
Tanah Jawa. Satu hari perjalanan dari Puri Kebahagiaan secara
tidak terduga Wiro dan rombongannya bertemu de-
ngan Lakasipo yang masih terjerat dalam jala api biru.
Saat itu Lakasipo alias Hantu Kaki Batu masih
ditemani oleh istrinya yaitu Luhrinjani. Seperti
diketahui Luhrinjani sebenarnya telah menemui ajal
namun berkat pertolongan para Peri dan Dewa
perempuan itu bisa muncul kembali dalam ujud tidak
berbeda seperti manusia. Walau Luhrinjani memiliki
ISTANA KEBAHAGIAAN 50
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
kesaktian hebat, ternyata dia tidak mampu melepaskan Lakasipo dari jeratan jala
api biru. Namun dia
mengetahui bahwa salah satu benda sakti yang bisa
melepaskan Lakasipo adalah sendok sakti terbuat dari emas yang dikenal dengan
nama Sendok Pemasung
Nasib dan selama Ini memang dicari-cari untuk
menolong Hantu Langit Terjungkir.
Setelah mendapat keterangan dari Naga Kuning
dan kawan-kawan bahwa Sendok Pemasung Nasib
kemungkinan berada di Istana Kebahagiaan, dengan
bantuan Luhtinti yang pernah tinggal di Istana Keba-
hagiaan, Wiro menghubungi Luhtinti. Gadis kesayang-
an Hantu Muka Dua ini berhasil mendapatkan sendok
tersebut lalu diserahkannya pada Luhtinti. Seperti
diceritakan perbuatan Luhtinti ini ternyata diketahui Oleh Hantu Muka Dua.
"Luhtinti, kau tunggu apa lagi. Pergilah sekarang juga. Hati-hati!"
Luhtinti mau membantah tapi murid Eyang Sinto
Gendeng sudah memutar tubuh dan berkelebat ke
arah Istana Kebahagiaan. Saat itu di seputar halaman istana yang diterangi oleh
obor masih kelihatan puluhan pengawal berjaga-jaga. Luhkinki sendiri tidak
tampak lagi di tempat itu.
"Gadis itu pasti sudah ditangkap. Dibawa ke
Ruang Obor Tunggal. Pengawal masih banyak, cukup
sulit bagiku untuk menerobos masuk tanpa ketahuan.
Lagi pula aku tidak tahu dimana terletaknya ruang
jahanam tempat penyiksaan orang-orang perempuan
itu. Aku harus mencari akal!" Wiro terus memperhatikan sambil memutar otak dan
garuk-garuk kepala.
ISTANA KEBAHAGIAAN 51
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
LUHTINTI berlari sekencang yang bisa dilakukannya ke arah selatan dimana
terdapat sebuah lembah teduh.
Di lembah inilah Lakasipo dan Luhrinjani menunggu
bersama Naga Kuning, Setan Ngompol dan Betina
Bercula. Sebenarnya jarak yang hendak dicapai tidak
terlalu jauh. Namun di tengah jalan Luhtinti diam-diam menyadari kalau dirinya
ada yang menguntit.
Karenanya gadis berotak tajam ini yang pernah
menjadi mata-mata Hantu Muka Dua sengaja
mengambil jalan berputar. Namun ternyata si
penguntit masih tetap berada di belakangnya.
"Kalau dia bukan seorang berkepandaian tinggi
pasti tidak mungkin dia selalu berada di belakangku.
Lebih baik aku berhenti menghadapinya! Aku ingin
tahu siapa orangnya?"
Di satu jalan mendaki Luhtinti akhirnya hentikan
lari dan membalik sambil pasang kuda-kuda, siap
Untuk menyerang. Suara orang bergelak tiba-tiba me-
menuhi tempat itu. Di lain kejap seorang berjubah
Ungu muncul di hadapan si gadis.
"Lawungu!" membatin Luhtinti begitu dia mengenali siapa adanya orang di
hadapannya. Seperti di-
ketahui sebelumnya Lawungu telah ditinggalkan orang
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab di satu tempat dalam keadaan sakit. Ternyata
orang berkepandaian tinggi
Ini mampu menyembuhkan dirinya sendiri dengan
makan obat-obatan terdiri dari berbagai macam daun
dan akar tanaman.
"Gadis cantik, berlari secepat angin. Sekarang kau terkejut melihat diriku!
Wahai, pertanda kau punya satu urusan penting. Bukankah begitu?"
"Apapun urusanku, apa perdulimu"!" bentak Luhtinti.
ISTANA KEBAHAGIAAN 52
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
"Tentu saja aku sangat perduli. Karena bukankah kau membekal sebuah sendok emas
bernama Sendok Pemasung Nasib"!"
Kejut Luhtinti bukan alang kepalang. "Bagaimana kakek ini tahu aku memiliki
sendok emas sakti itu,"
pikir si gadis. Tak sengaja tangannya meraba ke pinggang. Astaga, dia dapatkan
ternyata sendok emas
yang diselipkannya di pinggang pakaian telah tersem-
bul ujung gagangnya.
Lawungu tertawa mengekeh. Sambil tudingkan
telunjuk tangan kirinya ke arah sendok yang terselip di pinggang dia berkata.
"Aku tahu siapa kau adanya gadis berambut aneh.
Kau dulu adalah kaki tangan Hantu Muka Dua. Kau
mengkhianatinya hingga kau dihajar dan rambutmu
dicabutnya. Untung rambutmu masih bisa tumbuh!
Ha... ha... ha!"
"Kau tahu siapa aku, aku juga tahu siapa dirimu!
Dulu kau dikenal sebagai tokoh baik di negeri ini. Tapi kemudian berubah jahat.
Malah bersama kerabatmu
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kau kabarnya telah
bergabung dengan Hantu Muka Dua!"
"Ha... ha... ha! Kabar rupanya sangat cepat diter-bangkan angin kemana-mana!
Luhtinti, sendok emas
di pinggangmu itu dulu aku yang miliki. Kuberikan
pada Lakasipo untuk diserahkan pada Hantu Langit
Terjungkir. Tapi jaman berubah dengan cepat. Orang-
orang yang tadinya ada di sisi yang sama kini saling bertentangan. Adalah wajar
kalau kini aku meminta
kembali sendok emas itu! Serahkan secara baik-baik
dan kau boleh pergi dengan aman!"
Luhtinti mendengus. "Apapun yang terjadi sendok ini tidak kuserahkan pada
siapapun! Apalagi padamu!"
Lawungu tertawa bergelak. "Katamu dulu aku
orang baik. Sekarang berubah jahat! Sudah kepalang
tanggung! Aku akan merampas sendok itu dari tangan-
mu. Setelah itu aku akan merampas kehormatanmu!"
"Mahluk keji kurang ajar!" teriak Luhtinti marah ISTANA KEBAHAGIAAN 53
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
sekali. Gadis ini langsung menggebrak dengan satu
serangan ganas. Tapi bagaimanapun Lawungu adalah
salah seorang tokoh utama di Negeri Latanahsilam
yang bukan tandingan Luhtinti. Setelah habis-habisan menggempur sampai tujuh
jurus, Luhtinti mulai kele-lahan. Gerakannya menjadi lamban. Kuda-kuda ke dua
kakinya menjadi goyah, Di jurus ke sembilan satu
tendangan Lawungu yang menghantam pinggulnya
membuat gadis ini terpental jauh. Tulang pinggulnya
retak, sakitnya bukan main dan membuat dia hanya
bisa merangkak-rangkak tak sanggup berdiri lagi.
Sambil tertawa bergelak Lawungu melangkah
mendekati Luhtinti. Dia membungkuk hendak me-
nyambar sendok emas yang terselip di pinggang si
gadis. Namun pandangan matanya tergoda pada paha
mulus yang tersingkap. Lawungu menyeringai. Basahi
bibirnya dengan ujung lidah. Jari-jari tangannya di-
usapkan ke paha Luhtinti.
"Jahanam kurang ajar!" teriak Luhtinti. Kakinya ditendangkan ke arah
selangkangan Lawungu tapi
gerakannya lemah sekali hingga dengan mudah lawan
menangkap. Begitu Lawungu menarik kakinya ke atas
maka pakaian Luhtinti semakin lebar tersingkap.
"Ha... ha! Kulitmu ternyata mulus dan tubuhmu
kencang! Mari layani dulu aku barang sebentar!" Lawungu putar pergelangan kaki
Luhtinti hingga gadis
ini menjerit tak berdaya. Tubuhnya lalu diseret ke balik serumpunan semak
belukar. Lalu terdengar suara
pakaian dirobek berulang kali.
"Manusia jahanam! Dewa akan mengutukmu!"
teriak Luhtinti ketika dilihatnya Lawungu menanggal-
kan jubah ungunya hingga kini hanya mengenakan
celana dalam. Sambil terus menyeringai dan basahi
bibirnya Lawungu membungkuk. Sesaat lagi dia hen-
dak menggagahi gadis itu tiba-tiba satu bayangan
hitam berkelebat dan bukk!
Satu tendangan menyambar rusuk Lawungu.
"Kraaakk!"
ISTANA KEBAHAGIAAN 54
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Tiga tulang iga Lawungu patah. Jeritan setinggi
langit menyembur dari mulutnya. Tubuhnya terpental,
melingkar di tanah, mengerang dan menggeliat-geliat.
Ketika dia berusaha mencari tahu siapa yang barusan
menendangnya kagetlah Lawungu. Dari jubah hitam-
nya yang dilengkapi kerudung sampai di kepala jelas orang itu adalah Pengawal
Tingkat Satu Istana Kebahagiaan.
"Pengawal Istana Kebahagiaan! Aku adalah saha-
bat Hantu Muka Dua! Kau akan menerima hukuman
berat atas apa yang kau lakukan terhadapku!"
Luhtinti cepat rapikan pakaiannya dan bangkit
berdiri, bersembunyi di balik rerumpunan semak belu-
kar dan pegang sendok emas sakti erat-erat. Gadis ini juga heran mengapa
Pengawal Istana Kebahagiaan
menyelamatkan, dirinya dan menghajar Lawungu.
Pengawal berjubah hitam tertawa bergelak. Dia
buka jubah hitamnya dan singkapkan kerudung yang
menutupi kepalanya.
"Wiro!" Luhtinti keluarkan seruan tertahan ketika melihat siapa adanya orang
yang tadi mengenakan
jubah Pengawal Istana Kebahagiaan itu. Lawungu
sendiri tak kalah kejutnya. Dua matanya sampai men-
delik besar. Tahu akan bahaya yang mengancam de-
ngan cepat dia kerahkan tenaga dalam lalu lepaskan
pukulan Badai Lima Penjuru dengan tangan kanannya.
Tapi Wiro yang sudah melihatgelagat kembali kirimkan satu tendangan.
"Kraaakkk!"
Pergelangan tangan Lawungu patah. Lima sinar
ungu yang sempat melesat keluar dari ujung tangan-
nya bertaburan ke udara. Kakek ini menjerit keras,
kembali roboh dan terguling di tanah.
Wiro ambil jubah hitam yang tadi dikenakannya
lalu dilemparkannya pada Luhtinti. "Lekas pakai jubah itu!"
Luhtinti mengenakan jubah hitam dengan mata
berkaca-kaca. Kalau Wiro tidak datang tepat pada
ISTANA KEBAHAGIAAN 55
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
waktunya pasti saat itu kehormatannya telah dirampas oleh Lawungu. Begitu
selesai berpakaian Luhtinti dekati sosok kakek mesum itu lalu tendang rusuk
sebelah kirinya. Akibatnya dua tulang rusuk Lawungu
kembali berpatahan. Belum puas si gadis hendak
tendang kepala orang itu tapi Wiro cepat mencegah.
"Wiro, terima kasih. Kau telah menyelamatkan diri dan kehormatanku!" kata
Luhtinti dengan mata basah.
Lalu dia bertanya. "Dari mana kau dapat jubah ini?"
"Kugebuk seorang pengawal Istana Kebahagiaan.
Hanya dengan menyamar pakai jubah ini aku bisa
masuk ke dalam Istana. Aku berhasil mengeluarkan
Luhkinki dari ruang penyiksaan yang disebut Ruang
Obor Tunggal. Tapi kekasihnya bernama Lakembang-
an tak dapat kutemukan. Kemungkinan dia telah di-
tangkap oleh para pengamal Istana Kebahagiaan."
"Dimana Luhkinki sekarang?" tanya Luhtinti.
"Kubaringkan di balik batu besar sana. Terpaksa kulumpuhkan karena dia menolak
pergi jika tidak
bersama kekasihnya. Padahal saat itu puluhan pe-
ngawal Istana Kebahagiaan telah mengurung kami."
Menjelaskan Wiro.
"Luhtinti, kita harus segera menuju ke tempat Lakasipo menunggu. Begitu Lakasipo
bisa kita keluarkan dari jeratan jala api iblis biru, kita harus bersiap-
"iap menuju Istana Kebahagiaan...."
"Kau melupakan satu hal!" kata Luhtinti pula.
"Apa?"
"Tujuan utama kita mencari Sendok Pemasung
Nasib adalah untuk menolong Hantu Langit Ter-
jungkir." "Astaga! Kau benar! Kalau begitu kau segeralah
pergi ke tempat Lakasipo menunggu. Hati-hati, jangan sampai kau dihadang orang
untuk kedua kalinya. Aku
akan pergi ke danau tempat Hantu Langit Terjungkir


Wiro Sableng 119 Istana Kebahagiaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan Hantu Selaksa Angin berada. Aku khawatir sepa-
sang kakek nenek itu dalam putus asa mereka pergi
dan menghilang begitu saja. Sesudah kau menolong
ISTANA KEBAHAGIAAN 56
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Lakasipo cepat susul aku ke danau!"
"Kita harus bergerak cepat Wiro. Matahari sudah condong ke barat. Besok adalah
hari lima belas bulan dua belas!" kata Luhtinti pula.
Wiro mengangguk. "Sekali lagi hati-hati!" katanya.
Sementara itu di kejauhan terdengar kumandang suara
genta. Setelah Luhtinti menemui Lakasipo, Luhrinjani,
Naga Kuning, Betina Bercula dan Si Setan Ngompol.
Dengan mempergunakan sendok emas sakti jala api
biru yang selama ini menyekap Lakasipo dapat dipu-
tuskan hingga Lakasipo berhasil dibebaskan.
Sebaliknya perjalanan Wiro ke danau tempat
Hantu Langit Terjungkir dan Hantu Selaksa Angin
sebelumnya berada membawa kekecewaan. Sepa-
sang kakek nenek itu ternyata tak ada lagi di tempat itu. Saat itu hari sudah
malam. Luhtinti dan kawan-kawannya belum juga muncul. Wiro memutuskan un-
tuk langsung saja menuju Istana Kebahagiaan.
ISTANA KEBAHAGIAAN 57
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
MAHLUK bersisik yang dikenal dengan nama
Tringgiling Liang Batu berteriak menyuruh Hantu
Jatilandak menghentikan larinya. Sampai-saat itu kakek dan cucu ini masih terus
mengusung sosok
Luhmundinglaya, nenek yang tengah sekarat dalam
usaha mereka mencari Luhcinta, Hantu Penjunjung
Roh dan Hantu Lembah Laekatakhijau. Saat itu mereka
berada di lereng sebuah bukit batu.
"Kek! Kau kembali menyuruh aku berhenti. Kali
ini ada apa lagi"!" tanya Hantu Jatilandak dengan suara menandakan kejengkelan.
"Kau jangan mengomel saja! Pergunakan otakmu
untuk melihat kenyataan dan menghitung hari!" mendamprat Tringgiling Liang Batu.
"Apa maksudmu?" tanya sang cucu.
"Hari lima belas bulan dua belas hanya tinggal
satu hari dari sekarang. Kita masih belum menemukan
satupun dari tiga orang yang kita cari. Dan coba kau perhatikan keadaan nenek
diatas usungan ini. Tubuhnya sudah sama renta dengan alas usungan. Aku tidak
bisa memastikan lagi apa dia masih hidup atau sudah
menemui ajal! Obat yang diberikan Hantu Raja Obat
hanya sanggup menunda ajalnya sampai satu minggu.
Kalau aku tidak salah menghitung ini adalah hari
terakhir dia masih bisa bernafas! Celaka besar meng-
hadang di hadapan kita!"
Hantu Jatilandak berikan isyarat. Kakek dan cucu-
nya itu lalu turunkan usungan ke tanah. Jatilandak
dekatkan telinga kirinya ke dada peremptnn tua di atas usungan.
"Aku masih mendengar detak suara jantungnya
Kek!" berkata Hantu Jatilandak. "Kuharap kau tidak ISTANA KEBAHAGIAAN 58
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
perlu bersusah hati. Kita sudah melakukan apa yang
bisa kita lakukan. Kalau semua usaha tidak berhasil
mengapa menyesali diri?"
Tiba-tiba dikejauhan terdengar suara berdengung
aneh tak berkeputusan. Tringgiling Liang Batu dan
Hantu Jatilandak mendongak ke langit. Saat itu sang
surya telah berada di titik tertingginya.
"Tepat tengah hari. Suara aneh dari arah timur.
Suara apa gerangan?" berucap Hantu Jatilandak.
"Suara genta," jawab Tringgiling Liang Batu. "Aku yakin suara itu datang dari
Istana Kebahagiaan. Pertanda Penguasa Istana telah siap menerima para te-
tamu yang diundang dalam upacara pertemuan be-
sar...." "Luar biasa. Istana Kebahagiaan sekurang-ku-
rangnya masih setengah hari perjalanan dari sini. Tapi suara genta itu
mengumandang sampai ke sini...."
Habis berkata begitu Hantu Jatilandak menatap ke
arah sosok perempuan tua yang terbujur di atas tandu kayu. "Tak ada jalan lain,
jika satu dari tiga orang itu tidak kita temukan, nenek ini terpaksa kita bawa
ke Istana Kebahagiaan. Orang-orang yang kita cari pasti berkumpul di sana
memenuhi undangan. Mudah-mudahan nenek ini bisa bertahan sampai hari lima belas
bulan dua belas."
Kedua orang itu segera mengusung nenek muka
jerangkong Luhmundinglaya. mereka berlari secepat
yang bisa dilakukan ke arah datangnya suara genta.
TAK LAMA setelah Hantu Jatilandak dan
Tringgiling Liang Batu meninggalkan tempat itu,
kesunyian kawasan bebatuan itu dipecahkan oleh
suara bentakan-bentakan.
Di satu tempat terbuka di lereng miring bukit batu
dimana pada sisi kiri menguak sebuah jurang sedalam
tiga puluh tombak, seorang gadis cantik berpakaian
ISTANA KEBAHAGIAAN 59
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
biru tengah menempur habis-habisan seorang lelaki
separuh baya berpakaian hitam. Walau kelihatan beri-
ngas marah dan serangannya merupakan serangan-
serangan mematikan namun anehnya gadis ini
berputar sambil menangis kucurkan air mata. Lalu
sesekali dari mulutnya keluar suara membentak. Lelaki yang diserang sama sekali
tidak mau melawan, yang
dilakukannya adalah menghindar selamatkan diri.
Kalau sangat terpaksa baru dia pergunakan tangan
untuk menangkis. Namun lama-lama keadaannya jadi
terdesak dan bahaya maut mungkin tak dapat
dihindarkannya dalam dua atau tiga jurus dimuka jika dia tetap saja mengambil
sikap mengalah dan
bertahan. Untuk kesekian kalinya gadis baju biru
yang bukan lain adalah Luhcinta menyerang sambil
membentak. "Sudah kukatakan aku tidak sudi berayahkan
manusia macam kau! Mengapa masih keras kepala
mengikuti diriku"!"
Di dekat dua orang yang sedang bertempur itu
dua orang nenek tampak berdiri sambil berteriak-teriak kalang kabut. Nenek yang
di atas kepalanya ada
gulungan asap merah berbentuk kerucut terbalik ber-
teriak berulang kali.
"Cucuku! Hentikan seranganmu! Apa telingamu tuli tidak mendengar aku mengatakan
orang ini adalah
ayah kandungmu"!" Si nenek bukan lain adalah Hantu Penjunjung Roh alias
Luhniknik, nenek kandung
Luhcinta. Nenek satunya tak kalah keras teriakannya. "Luh cinta! Jangan hati dan otakmu
kau jadikan batu! Dengar perintah kami! Hentikan perkelahian! Dosa besar bagimu
berani menyerang ayahmu! Hentikan perkelahian! Mana kasih sayang yang selama ini
kuajarkan padamu sebagai dasar semua ilmu kepandaianmu"
Apa kau lupa"! Luhcinta kita perlu bicara!"
"Nenek! Aku menghormati kalian! Tapi sudah
kukatakan! Percuma aku mempunyai ayah seperti dia!
ISTANA KEBAHAGIAAN 60
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Kalau kalian menyebut kasih sayang maka ketahuilah
kasih sayang itu telah tercemar oleh perbuatan keji
manusia satu ini! Dan kalau kalian tetap memaksa
lebih baik kalian saksikan aku mengakhiri hidup seperti ini!"
Habis berkata begitu Luhcinta lalu hamburkan
dirinya ke jurang batu. Hantu Penjunjung Roh dan
Hantu Lembah Laekatakhijau berteriak kaget. Muka
dua nenek ini serta merta menjadi pucat. Mereka
berada di tempat agak jauh dari sisi jurang dan tidak punya kesempatan untuk
menolong Luhcinta yang
nekad itu. "Luhcinta cucuku!" teriak Luhniknik alias Hantu Penjunjung Roh. "Jangan berlaku
nekad!" "Muridku Luhcinta! Mengapa kau berbuat tolol!"
Luhmasigi alias Hantu Lembah Laekatakhijau yang
adalah guru Luhcinta ikut berseru. Ratusan katak yang bertempelan di kepala dan
sekujur tubuhnya keluarkan jeritan keras.
Satu-satunya orang yang punya kesempatan dan
paling dekat dengan Luhcinta saat itu adalah Si Penolong Budiman. Namun
keadaannya saat itu setengah
lumpuh. Sosoknya jatuh berlutut di tanah akibat terkena hantaman telak yang
dilepaskan Luhcinta pada
bagian dadanya. Pemandangannya berkunang-ku-
nang dan darah kental meleleh keluar dari mulutnya!
Pada saat tidak seorangpun lagi mampu dan
berkesempatan menolong Luhcinta, tiba-tiba dari arah kanan melesat satu bayangan
putih. Terlambat seke-japan mata saja orang ini tidak akan sanggup me-
nyambar pinggang Luhcinta. Si gadis berteriak keras
dan berusaha meronta lepaskan diri. Namun ping-
gangnya sudah dicekal erat. Sesaat kemudian tubuh-
nya diturunkan ke tanah, disandarkan ke sebuah batu
besar. Satu dada menghimpit dadanya yang meng-
gelora penuh amarah. Begitu erat himpitan itu hingga Luhcinta dapat merasa
detakan jantung orang yang
menekannya itu bersatu dengan debur darah yang
ISTANA KEBAHAGIAAN 61
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
menggelegar di dadanya.
ISTANA KEBAHAGIAAN 62
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
KETIKA Luhcinta menengadah, sepasang matanya
membentur satu wajah yang tak asing lagi.
Satu wajah yang selama ini sangat dirindukannya
karena sejak lama hati dan kasih sayangnya tertambat pada orang ini.
"Wiro.... Kau menyelamatkan diriku. Mengapa...?"
suara Luhcinta perlahan sekali karena tertindih isak tangis yang tak bisa
dilepaskan. "Bukan aku yang menolongmu Luhcinta. Tapi Gusti Allah yang Maha Kuasa," jawab
Pendekar 212 Ialu jauhkan dadanya nya dari dada gadis itu.
Luhcinta pejamkan matanya. Air mata jatuh me-
Ngambang di wajahnya yang halus kemerahan. Dia tak
Sanggup untuk berdiri tegak. Tubuhnya terhuyung dan
Hampir jatuh kesamping kalau tidak lekas ditolong
Oleh Wiro. Saat itu juga Hantu Penjunjung Roh dan
Hantu Laekatakhijau mendatangi, ikut membantu. Luh-
Cinta senggugukkan !a!u mulai keluarkan suara
menangis. "Pemuda asing mata keranjang! Jangan sentuh
Cucuku" tiba-tiba satu bentakan menggeledek,
membuat P e n d e k a r Wiro Sableng berpaling. Yang membentak adalah Hantu
Penjunjung Roh. Sepasang
bola matanya yang berbentuk kerucut merah melesat
keluar. " Eh apa maumu nek" Aku memegang cucumu
bukan dengan niat buruk. Tapi untuk menolongnya!"
Wiro menjawab dengan suara tenang.
Hantu Penjunjung Roh palingkan kepalanya pada
Luhcinta lalu mengomel. "Anak tolol! Kau hampir celaka akibat nekadmu sendiri!
Sekarang apa yang
ISTANA KEBAHAGIAAN 63
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
kau tangiskan"!" Lalu kembali nenek ini memandang kearah Wiro dan berucap.
"Sebagian dari kesengsaraan hidup cucuku ini adalah akibat perbuatanmu!
Walau kau telah menyelamatkan nyawanya jangan
harap kami nenek dan gurunya akan melepaskan kau
begitu saja! Menyingkir dari hadapanku! Jangan berani pergi sebelum aku
menjatuhkan hukuman atas dirimu!
pemuda asing tak tahu diri!"
Murid Eyang Sinto Gendeng sampai ternganga
mendengar kata-kata Luhniknik alias Hantu Penjun-
jung Roh itu. Dia tak mau tinggal diam saja. Sambil
garuk kepala dia menjawab.
"Nenek, tabunan asap batu di kepala mungkin
membuat otakmu jadi cair hingga tak bisa berpikir
wajar! Aku tidak mengharap imbalan apa-apa meno-
long cucumu ini! Tapi kalau kau sampai tega-teganya
mendamprat diriku, sungguh aku tidak mengerti! Jika
kalian tidak suka padaku memang lebih baik aku
angkat kaki dari sini. Ujudmu aneh, tapi kelakuanmu
ternyata jauh lebih aneh! Mungkin kau perfu mandi di tujuh telaga agar bisa
waras kembali!"
Setelah berkata begitu Pendekar 212 segera putar
tubuhnya hendak tinggalkan tempat itu tapi langkahnya langsung dihadang oleh
Luhrnasigi aiias Hantu
Lembah Laekatakhijau, guru Luhcinta.
"Kau mau kemana"! Apa kau tuli tidak mendengar
peringatan nenek kerabatku ini agar tidak
meninggalkan tempat ini"!" Luhmasagi membentak.
"Aku pergi kemana aku suka! Kalau kau mau ikut boleh-boleh saja. Tapi coba kau
berkaca dulu di air
telaga yang bening! Apa kau pantas berjalan
denganku! " Habis berkata begitu Wiro tertawa gelak-gelak.
Luhmasigi menggereng marah. Matanya membeliak.
Dari tenggorokannya keluar suara menggembor.
Ratusan katak yang melekat di kepala dan tubuhnya
keluarkan suara bising.
"Pemuda asing kurang ajar! Berani kau menghina
ISTANA KEBAHAGIAAN 64
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
diriku!" Hantu Laekatakhijau kirimkan satu jotosan ke dada murid Sinto Gendeng.
Wiro cepat angkat tangan
kirinya menangkis sambil mengerahkan tiga perempat
tenaga dalamnya.
"Bukkk!"
Dua lengan beradu keras.
Wiro mengeluh kesakitan. Terhuyung-huyung se-
saat lalu jatuh duduk di tanah. Tapi dengan cepat dia bangkit berdiri.
Sebaliknya Hantu Lembah Laekatakhijau menjerit keras. Tubuhnya terpental dua
tombak. Dia coba mengimbangi diri tapi malah jatuh tunggang
langgang tak karuan.
Melihat sahabatnya Hantu Lembah Laekatakhijau
dibuat sedemikian rupa Hantu Penjunjung Roh jadi


Wiro Sableng 119 Istana Kebahagiaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

marah besar. Dua bola matanya yang berbentuk keru
cut merah mencuat ke luar. Asap merah berbentuk
kerucut terbalik di kepalanya naik ke atas. Sekali lagi dia membentak. Ketika
dia hendak menghantam Wiro
dengan dua larik cahaya aneh yang keluar dari mata-
nya, Hantu Lembah Laekatakhijau telah bangkit berdiri dan berseru.
"Sobatku! Jangan memberi malu aku! Masakan
terhadap pemuda tidak waras ini saja aku perlu di-
bantu! Biar aku merubah dirinya menjadi jerangkong
tulang putih!" Lalu si nenek sambung seruannya dengan memberi perintah pada
ratusan katak yang ada
di kepala dan tubuhnya.
"Anak-anak! Lekas kalian kuliti pemuda tak tahu diri itu!"
Ratusan katak berubah beringas dan membuka
mulut mereka, mengeluarkan suara bising seperti mau
merobek gendang-gendang telinga. Sesaat sebelum
binatang-binatang itu melesat ke arah Wiro, Luhcinta melompat dan tegak
membelakangi Wiro, menghadap
ke arah gurunya.
"Guru harap maafkan diriku! Aku...."
ISTANA KEBAHAGIAAN 65
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
"Muridku! Apa kau hendak ikut-ikutan jadi tidak waras seperti pemuda itu"! Kau
hendak membela orang yang telah mempermainkan dirimu"!"
"Guru, jangan salah sangka. Aku...."
"Jangan banyak bicara Luhcinta!" memotong Hantu Penjunjung Roh. "Kalau kau mau
mati berdua pemuda ini kami tidak akan menghalangi!"
"Nek, wahai! Biarkan aku bicara dulu. Apa salah pemuda ini sampai kalian hendak
menjatuhkan tangan
menghukumnya"!"
Dua nenek Luhrnasigi dan Luhniknik sama-sama
saling pandang pelototkan mata lalu sama-sama
tertawa panjang.
"Luhniknik!" kata Luhrnasigi pula. "Otak cucumu benar-benar sudah tidak waras
akibat tergila-gila pada pemuda asing ini. Dia masih mau membela pemuda
yang mempermainkan cintanya. Yang berpura-pura
cinta lalu meninggalkannya. Kawin dengan gadis aneh bernama Luhrembulan yang
entah dari mana asal
usulnya! Hik... hik... hik! Wahai Luhcinta semoga para dewa membuatmu sadar dan
mengampuni kesalah-anmu!"
"Luhcinta," berkata Luhniknik alias Hantu
Penjunjung Roh. "Kau bercinta dengan pemuda itu.
Tapi kemudian kau ditinggalkannya. Dia kawin dengan
gadis lain! Apa kau tidak sadar kalau kau telah dipermainkan, dijadikan pemuas
nafsu...."
Paras Luhcinta menjadi semarah saga. Wiro sendiri
terperangah. Dia berteriak keras.
"Kalian dua nenek sinting! Siapa yang bercinta
dengan gadis ini! Memangnya perbuatan keji apa yang
telah aku lakukan terhadapnya" Dan aku tidak pernah kawin dengan siapapun! Juga
tidak dengan gadis
bernama Luhrembulan itu! Kalian rupanya sudah lama
tidak dijamah lelaki hingga punya pikiran dan hati
kotor mengada-ada berkhayal tidak karuan! Menuduh-
ku seenaknya!" Wiro lalu berpaling pada Luhcinta dan berkata.
ISTANA KEBAHAGIAAN 66
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
"Luhcinta, katakan pada dua nenek ini! Apakah
selama ini kita pernah bermesra berhubungan" Apa-
kah aku pernah berbuat yang tidak baik terhadapmu"!"
"Tidak Wiro, kau tidak pernah berbuat sejahat itu terhadapku..." kata Luhcinta
pula dengan air mata berlinang. "Katakan sendiri pada mereka...."
Murid Sinto Gendeng menggeleng. "Aku tidak
punya waktu bicara urusan yang tak karuan dengan
mereka!" "Wiro tunggu! Jangan pergi dulu! Biar aku
menjelaskan pada mereka di hadapanmu!" kata
Luhcinta pula. Tapi murid Sinto Gendeng telah berkelebat pergi sementara dua nenek jadi melongo
saling pandang.
"Bagaimana ini"!" Luhniknik yang pertama kali
membuka suara. "Kami menyirap kabar kalian menjalin
cinta. Lalu pemuda itu meninggalkanmu dan
melakukan perkawinan di Bukit Batu Kawin dipimpin
oleh Lamahila. Tadi dia juga minta agar kau
menerangkan hubunganmu selama ini dengan dirinya.
Luhcinta, ada apa dibalik semua yang tidak kami duga ini" Apakah kau memang
tidak mencintainya dan dia
tidak mencintaimu...?"
Luhcinta tundukkan kepala. "Perihal dirinya apakah mencintai diriku atau tidak....
aku tidak mengetahui
Nek...." jawab Luhcinta dengan suara perlahan.
"Lalu bagaimana dengan dirimu. Apakah kau
mencintai dirinya?" bertanya Luhmasigi.
"Aku.... Aku memang menyukainya tapi dia tidak
pernah tahu. Karena, tak mungkin bagiku memberi tahu padanya...."
"Kau cuma suka atau cinta"! Bicara yang betul!"
kata Luhrnasigi setengah menghardik.
Luhcinta tekap wajahnya dengan dua tangan.
Diantara isak tangisnya dia berkata. "Aku... aku memang mencintainya Nek. Dengan
sepenuh hati...."
Untuk kesekian kalinya dua nenek di hadapan
Luhcinta jadi ternganga dan saling pandang. Semen-
ISTANA KEBAHAGIAAN 67
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
tara itu di sebelah sana, Si Penolong Budiman alias Latampi tegak bersandar ke
sebuah batu, berusaha
keras mengatur jalan darah dan pernafasannya. Se-
pasang matanya menatap ke arah orang-orang itu
dengan pandangan sayu. Luhniknik segera mendekati
Si Penolong Budiman. Mengusap dadanya dan ber-
tanya. "Anakku, kau tak apa-apa...?"
"Bunda, sakit kena pukulan tak ada aritnya bagiku.
Dibanding dengan sakitnya hati ini menghadapi kenya-
taan. Puluhan tahun aku mencarimu dan anakku.
Setelah bertemu mengapa semua urusan malah tam-
bah berbelit...."
"Latampi, kau tak usah menyesali diri. Ini semua kemauan Yang Kuasa. Tapi aku
akan membereskan
semua urusan. Kau tetap di sini." Lalu nenek satu ini kembali mendekati Luhcinta
dan berkata. "Cucuku, soal hubunganmu dengan pemuda asing itu aku tidak
mau tahu! Kalian bercinta atau tidak aku tidak perduli.
Kau merasa sakit hati ditinggal kawin aku tidak itu
urusanmu sendiri! Tapi jika kau tidak mau mengakui
lelaki berjubah hitam ini sebagai ayahmu, aku akan
merajammu sampai daging di badanmu tanggal se-
mua!" Sepasang mata Luhcinta berkaca-kaca. "Nek, jangan kau terlalu memaksa. Siapapun
adanya orang itu tahu sendiri bukankah dia kakak kandung dari ibuku" Dua
orang yang lahir dari rahim yang sama" Rahimmu
sendiri"!"
Luhniknik merasa sekujur tubuhnya menjadi dingin
dan bergetar keras. Dia gigit bibirnya sendiri keras-keras hingga berdarah.
Perlahan-lahan meluncur
ucapan dari mulutnya. "Kalau ada yang bersalah dalam persoalan ini, akulah
orangnya. Sejak suamiku
Lasegara meninggalkan diriku dan membawa Latampi
tanpa tahu rimbanya, kemudian bertemu denganmu....
Wahai! Memang seharusnya aku yang musti dirajam
sampai tinggal tulang belulang...." Nenek berjuluk ISTANA KEBAHAGIAAN 68
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Hantu Penjunjung Roh itu menangis terisak-isak.
(Untuk jelasnya mengenai riwayat Luhcinta harap baca Episode berjudul "Rahasia
Bayi Tergantung")
"Sudah, tak ada gunanya kita berlarut-larut me-
nyesali diri dan berlama-lama di tempat ini. Ada
baiknya kita segera berangkat ke Istana Kebahagiaan.
Di sana banyak tokoh yang bisa kita jumpai. Mudah-
mudahan nenek bernama Luhmundinglaya yang ka-
barnya tengah mencari kita itu juga akan muncul di sana." Luhmasigi berpaling
pada Si Penolong
Budiman. "Latampi, tabahkan hatimu. Kuatkan jiwamu.
Aku harap kau suka seperjalanan bersama kami ke
Istana Kebahagiaan...."
"Nek, kalian pergilah dulu. Aku akan menyusul
kemudian. Aku ingin bersunyi diri menenangkan hati
terlebih dulu di tempat ini," jawab Si Penolong Budiman pula.
"Kalau itu keinginanmu, kami tidak memaksa,"
kata Luhmasigi lalu dia memberi isyarat pada Luhcinta dan Luhniknik. Ke tiga
orang itu segera tinggalkan
lereng bukit batu itu.
ISTANA KEBAHAGIAAN 69
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
KOKOK ayam memecah keheningan di penghujung
malam. Di ufuk timur kelihatan langit mulai terang
pertanda fajar telah menyingsing. Begitu sang surya
tersembul maka inilah satu pertanda bahwa hari itu
adalah hari lima belas di bulan dua belas.
Empat jalan di kawasan bebatuan kelabu menuju
ke puncak bukit dipenuhi oleh orang-orang yang hen-
dak pergi ke Istana Kebahagiaan. Mereka adalah para
tokoh di Negeri Latanahsilam yang ingin memenuhi
undangan Sang Penguasa yakni Hantu Muka Dua yang
bergelar Hantu Segala Keji, Segala Tipu, Segala Nafsu dan telah mengangkat
dirinya sebagai raja diraja
segala hantu di negeri Latanahsilam. Para tokoh yang sehaluan dengan Hantu Muka
Dua. Apalagi yang jelas-jelas merupakan sahabat Hantu Muka Dua dan me-
nyambut pertemuan itu dengan segala kegembiraan.
Sebaliknya semua tokoh yang tidak sehaluan, muncul
di tempat undangan itu dengan rasa ingin tahu upacara apa sebenarnya yang hendak
dilakukan di Istana Kebahagiaan itu. Selain itu masing-masing mereka yang
sudah tahu keculasan Hantu Muka Dua senantiasa
mengambil sikap waspada. Bukan mustahil hal-hal
yang tidak terduga bisa terjadi secara mendadak.
Dari dalam Istana Kebahagiaan tews saja terdengar
dengung suara genta. Semakin tinggi sang surya,
semakin banyak orang yang naik ke puncak bukit
dimana bangunan istana besar itu terletak.
Ruang besar di lantai dua tempat diadakannya
pertemuan itu berbentuk segi enam. Masing-masing
dinding diberi cat berlainan. Yakni hitam, biru, hijau, merah, putih dan kuning.
Di depan dinding warna hitam terdapat sebuah mimbar yang dikelilingi oleh lebih
dari selusin kursi besar yang juga berwarna hitam.
Pada dinding hitam tepat di belakang mimbar terpam-
ISTANA KEBAHAGIAAN 70
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
pang gambar besar seekor singa berkepala dua.
Di atap ruangan yang berbentuk kubah segi enam
tergantung empat hiasan berupa singa berkepala dua
terbuat dari perunggu. Hantu Muka Dua memberi nama
ruang pertemuan besar ini sebagai Ruang Seribu
Kehormatan. Ruang segi enam itu dipenuhi dengan ratusan kursi-
kursi yang memiliki warna sesuai dengan warna
dinding di belakangnya. Di sebelah depan setiap baris-an kursi sudah terhidang
berbagai makanan dan mi-
numan yang lezat-lezat. Semua tamu memasuki ruang-
an pertemuan lewat pintu gerbang satu-satunya yang
terletak di dinding warna merah. Puluhan gadis cantik menyambut kedatangan para
tetamu dan mengantar-kan mereka ke tempat duduk masing-masing. Agaknya
sudah diatur demikian rupa di kursi warna apa setiap tamu dipersilahkan duduk.
Di antara para tamu ada
yang ingin memilih kursi sendiri, tetapi dengan ramah dan halus gadis-gadis
cantik itu membawa mereka
pada kursi yang telah ditentukan.
Berlainan dengan semua kemewahan yang ada di
Ruangan Seribu Kehomatan itu, di sebuah ruangan di
lantai dasar Istana Kebahagiaan beberapa orang
pengawal berpakaian hitam tengah merajam seorang
pemuda yang dibaringkan menelungkup di atas sebuah
batu penuh darah. Suara empat buah cambuk yang
mendera punggung pemuda itu menggetarkan empat
dinding ruangan. Pemuda yang dirajam tidak kelihatan bergerak ataupun keluarkan
suara. Entah pingsan atau mungkin sudah menemui ajal. Pemuda malang ini
bukan lain adalah Lakembangan, kekasih Luhkinki.
Pemuda ini sebelumnya telah diangkat menduduki
jabatan tinggi oleh Hantu Muka Dua. Tapi ketika
diketahui dia membantu Luhkinki dalam pencurian
Sendok Pemasung Nasib yaitu mencuri Bubuk Pen-
jungkir Syaraf dan menyerahkannyi pada Luhkinki untuk melumpuhkan pengawal
Ruangan Penyimpanan
Barang Pusaka, maka Hantu Muka Dua memerintahkan
ISTANA KEBAHAGIAAN 71
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
orang-orangnya untuk menangkap Lakembangan.
Pemuda ini dibawa ke ruangan penyiksaan dan didera
dengan cambuk sejak malam tadi. Sampai saat para
tetamu mulai berdatangan ke istana Kebahagiaan
siksaan itu masih terus berlangsung.
Sementara hampir semua kursi di Buang Seribu
Kehormatan mulai terisi, di kawasan berbatu-batu yang menuju ke puncak bukit
tempat berdirinya istana Kebahagiaan, satu sosok putih yang sejak pagi mendekam
di balik sebuah batu besar mulai merasa gelisah. Dia memandang ke langit "Sang
surya telah jauh tinggi.
Tetapi mengapa dia belum juga muncu! Mungkin dia
datang dengan cara menyamar hingga aku tidak
mengenali" Kalau aku masuk ke dalam Istana sulit
untuk keluar lagi tanpa menimbulkan keributan. Para
pengawal Istana pasti mencurigai diriku.... Agaknya
aku harus bersabar.
Tapi jika sampai tengah hari dia belum juga muncul,
aku terpaksa mendahului masuk ke dalam Istana."
Tanpa setahu orang berpakaian putih tadi, di balik
sebuah batu besar tak jauh dari tempat itu mendekam
pula Peri Angsa Putih yang berpakaian putih. Sepa-
sang matanya yang biru menatap tak berkedip ke arah
batu di depan sana. Tak jauh dari tempatnya bersem-
bunyi, bersimpuh angsa besar putih tunggangannya
Tadi dia hanya sempat sekilas melihat bayangan orang berpakaian putih di balik


Wiro Sableng 119 Istana Kebahagiaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

batu sebelah sana. Hatinya tak habis-habis bertanya dan otaknya berpikir terus.
"Aku sempat melihat wajahnya. Walau cuma sekilas dan sebentar tapi aku yakin
belum pernah melihat
gadis ini sebelumnya. Parasnya cantik luar biasa. Siapa gerangan dia adanya.
Siapa pula yang ditunggunya"
Jangan-jangan aku dan dia menunggu orang yang
sama...." Tak lama setelah dia membatin seperti itu tiba-tiba
dari arah timur kawasan berbatu-batu berkelebat satu bayangan putih. Orang itu
tidak melewati jalan biasa yang ditempuh kebanyakan para undangan tapi dengan
gesit dia melompat dari satu batu ke batu lainnya.
ISTANA KEBAHAGIAAN 72
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Padahal pada bahu kirinya dia memanggul satu sosok
berjubah ungu. Peri Angsa Putih lepaskan nafas lega. "Akhirnya dia muncul juga," katanya dalam
hati. Lalu segera keluar dari balik batu besar. Tapi gerakannya ternyata masih
kalah cepat dengan gadis cantik yang ada di balik batu di sebelah sana. Gadis
tak dikenal ini laksana anak
panah melesat dari busurnya, berkelebat keluar dari
balik batu. Tepat di atas satu batu besar, ketika orang berpakaian putih
menginjakkan kakinya, si gadis cantik menjejakkan kakinya pula di batu yang
sama. Keduanya saling berhadap-hadapan dan sama
memandang. "Luhrembulan...."
"Wiro...!"
"Aku tak menyangka kau ada di sini...." Wiro turunkan sosok yang dipanggulnya
yang bukan lain
adalah Lawungu.
Gadis berpakaian putih melirik sesaat pada sosok
orang berjubah ungu yang segera dikenalinya sebagai
Lawungu lalu dia menatap pemuda di hadapannya.
Suaranya bergetar ketika dia berucap.
"Suamiku, aku sengaja menunggumu," kata si cantik yang ternyata adalah
Luhrembulan. "Berbilang hari berbilang minggu aku mencarimu. Baru sekarang
bisa menemuimu. Wahai Wiro, banyak yang akan aku
bicarakan denganmu...."
Pendekar 212 merasakan telinganya berdesing dan
dadanya berdebar ketika mendengar Luhrembulan
memanggilnya dengan sebutan "suamiku". Di balik batu Peri Angsa Putih mendadak
pucat wajahnya dan
berdebar keras dadanya mendergar ucapan itu.
"Luhrembulan.... Wahai! Jadi dia rupanya!" Peri Angsa Putih merasakan dua
lututnya mendadak goyah.
Punggungnya disandarkan ke batu di belakangnya.
Sepasang matanya yang biru dipejamkan. Tak dapat
ditahan butir air mata bergulir jatuh ke pipinya yang halus kemerahan disengat
sinar matahari. Dua
ISTANA KEBAHAGIAAN 73
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
tangannya ditekapkan ke dada. Jari-jarinya menyentuh sebuah benda yang selama
ini disembunyikannya di
balik pakaiannya.
"Batu Pembalik Waktu..." desis Peri Angsa Putih.
"Jika aku harus kehilangan pemuda yang kucintai itu, jika benar Wiro telah
menjadi suami gadis bernama
Luhrembulan itu, apa lagi artinya hidup ini bagiku"
Lebih baik tidak satupun diantara kami yang menda-
patkannya. Lebih baik Batu Pembalik Waktu ini aku
serahkan pada Wiro. Kalau saja dia bersedia mem-
bawaku keluar dari Negeri ini, masuk ke alam seribu dua ratus tahun mendatang,
aku akan terlepas dari
semua derita cinta ini. Ya! Aku harus menyerahkan
batu ini pada Wiro. Aku akan mencari kesempatan
sebaik-baiknya. Makin cepat makin baik. Tapi aku tidak akan menyerahkan batu ini
di depan gadis itu. Dia
pasti akan menghalangi, merampas bahkan mungkin
menghancurkan batu ini. Lebih baik aku mendahului
masuk ke dalam Istana Kebahagiaan...."
Peri Angsa Putih dekati angsa tunggangannya dan
berbisik. "Laeputih, tunggu aku di sini sampai aku kembali. Jika terjadi sesuatu
di dalam istana Kebahagiaan kau lekas menyerbu menjemputku!"
Angsa Putih seolah faham akan ucapan tuannya,
kedipkan sepasang mata lalu tundukkan kepala ke
tanah. Peri Angsa Putih segera keluar dari balik batu besar dan berkelebat ke
arah Istana Kebahagiaan.
Kembali pada Wiro dan Luhrembulan.
"Luhrembulan, mengenai maksudmu untuk bicara,
kurasa itu bisa kita lakukan nanti setelah menghadiri pertemuan di Istana
Kebahagiaan..."
"Apa yang bisa dibicarakan dan dilakukan sekarang harus dibicarakan dan
dilakukan sekarang. Aku
menaruh firasat bahwa akan terjadi sesuatu di Istana itu...."
"Hemmmm.... Ucapanmu mengingatkan aku pada
ISTANA KEBAHAGIAAN 74
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
kata-kata nenek berjuluk Hantu Selaksa Angin. Katanya seseorang memberi petunjuk
bahwa akan terjadi satu
peristiwa besar di Negeri Latanahsilam ini."
"Jika orang pandai seperti Hantu Selaksa Angin
bicara begitu pasti dia tidak main-main. Itu sebabnya aku berusaha mencarimu
walau mungkin pertemuan
ini kurang menyenangkan di hatimu. Wiro, kita tidak bisa lari dari kenyataan.
Kau adalah suamiku dan aku adalah istrimu...."
"Luhrembulan, sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu saat ini. Banyak hal
yang perlu dipikirkan
mengapa sampai terjadi peristiwa di Bukit Batu Kawin itu. Saat itu aku berada di
alam luar sadar. Kemudian Lamahila menemui ajal dibunuh orang. Laduliu lenyap
entah kemana...."
"Jika kau menginginkan kesaksian atas perkawinan kita, maka apakah aku bisa
mengatakan bahwa Gusti
Allahmu adalah saksi yang paling Maha Melihat dan
Maha Mengetahui?"
Murid Eyang Sinto Gendeng jadi terdiam mendengar
kata-kata Luhrembulan itu. Sebaliknya si gadis
tersenyum dan berkata. "Aku mengalah, karena
sebagai istri aku harus mengabdi dan menurut setiap katamu. Kita tak akan
membicarakan mengenai hubungan kita sebagai suami istri. Aku menunggumu di
sini karena aku merasa khawatir akan terjadi sesuatu yang mencelakai dirimu di
Istana Kebahagiaan. Aku
kenal betul siapa adanya Hantu Muka Dua! Aku mena-
ruh duga, semua upacara undangan pertemuan ini
hanya satu tipu daya belaka. Maksud tujuannya adalah untuk menjebak para tokoh
rimba persilatan Negeri
Latanahsilam yang tidak sehaluan dengan dia. Dan
yang paling diincarnya adalah dirimu. Karena sejak dia mengutus Hantu Tangan
Empat ke tanah Jawa untuk
mencari Batu Pembalik Waktu, sebenarnya dia sudah
punya niat untuk membunuhmu...."
"Kenapa dia sejahat itu terhadapku padahal saat itu dia belum mengenal diriku
apa lagi mempunyai
ISTANA KEBAHAGIAAN 75
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
sengketa dan kami terpisah sejauh seribu dua ratus
tahun," ujar Wiro.
"Hantu Muka Dua dan beberapa tokoh sudah punya
firasat bahwa akan muncul seorang asing sakti
mandraguna yang bisa merusak semua rencana
mereka. Orang itu adalah dirimu. Kau dianggap sebagai satu-satunya musuh paling
besar dan kuat yang bisa
menggagalkan rencananya menjadi Raja Diraja Negeri
Latanahsilam ini.... Kami, beberapa orang tokoh utama di Negeri Latanahsilam ini
memang mempunyai
kemampuan untuk melihat pada masa ratusan tahun
mendatang."
"Aku tidak punya niat untuk melakukan sesuatu terhadap Hantu Muka Dua. Tanggung
jawab semua kejahatan yang dilakukan Hantu Muka Dua berada di
tangan semua tokoh asli Negeri ini...."
"Apa yang bisa kami harapkan dari mereka Wiro"
Kau tahu sendiri, beberapa diantara mereka malah ter-perangkap masuk menjadi
kaki tangan pembantu
Hantu Muka Dua. Contohnya mahluk bernama
Lamanyala, lalu Hantu Sejuta Tanya sejuta Jawab. Dan banyak yang lainnya
lagi.... Aku bersyukur bisa
membebaskan diri dari dia dan semua itu berkat
pertolonganmu yang mau menikahi diriku. Wiro,
sebelum kau memasuki Istana Kebahagiaan ada
beberapa hal yang harus aku sampaikan padamu.
Pertama, jangan kau meneguk minuman atau mencicipi
makanan yang dihidangkan. Kecuali jika kau
dipersilahkan duduk di barisan kursi berwarna
hitam. Kemudian, saat ini juga aku harus memberikan
satu ilmu kesaktian padamu. Jika terjadi apa-apa di Istana Kebahagiaan, kau bisa
meloloskan diri dengan
mengandalkan ilmu kesaktian itu...."
"Luhrembulan, aku berterima kasih atas perhatianmu yang begitu besar padaku. Di
Istana Kebahagiaan aku
yakin ada banyak para kerabat yang sehaluan dengan
kita. Jika Hantu Muka Dua berbuat culas dan keji, kami pasti bisa menumpasnya."
ISTANA KEBAHAGIAAN 76
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Luhrembulan tersenyum. Sambil memegang jari-jari
tangan Pendekar 212 dia berkata. "Hantu Muka Dua manusia seribu culas seribu
tipu. Tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi nanti. Di negerimu
bukankah ada ujar-ujar yang mengatakan sedia payung
sebelum hujan?"
Wiro tertawa lebar mendengar kata-kata Luhrem-
bulan itu. Memandangi wajah si gadis dia menyadari
betapa wajah Luhrembulan memang cantik luar biasa,
melebihi kecantikan Peri Angsa Putih.
"Luhrembulan," kata Wiro dan membiarkan jari-jari tangannya berada dalam
genggaman si gadis.
"Aku tidak ingin menyusahkan dirimu dengan memberikan segala ilmu kesaktian.
Sebaiknya kita sama-
sama menuju Istana Kebahagiaan sekarang juga...."
Kini Luhrembulan yang tersenyum. "Hatiku gembira mendengar ajakanmu itu. Tapi
banyak hal membuat
kita harus berhati-hati dan tidak bertindak ceroboh.
Kita tidak boleh memasuki Istana Kebahagiaan itu
secara bersamaan. Kau yang lebih dulu atau aku.
Sekarang kembangkan kedua kakimu lebar-lebar...."
"Hai, kau mau menyuruh aku menari atau apa?"
tanya Wiro masih bisa bercanda tapi entah mengapa
dia lakukan juga apa yang dikatakan Luhrembulan.
Kakinya kiri kanan dikembangkan di atas batu.
"Kerahkan seluruh tenaga dalammu. Bagi dua ke
kaki kiri dan kaki kanan..." berucap Luhrembulan sementara sepasang matanya yang
bagus seolah me-
ngendalikan jalan pikiran Pendekar 212, membuat Wiro kembali melakukan apa yang
dikatakan. Murid Eyang
Sinto Gendeng ini kerahkan tenaga dalamnya yang
berpusat di pusar lalu dia alirkan ke kaki kiri dan kaki kanan. Luhrembulan
merasakan batu besar tempat
mereka berdiri bergetar hebat dan bagian batu yang
berada di bawah injakan kaki sang pemuda kelihatan
bergerak ke bawah membentuk cekungan. Dalam ka-
gumnya melihat kehebatan tenaga dalam Wiro, Luh-
ISTANA KEBAHAGIAAN 77
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
rembulan keluarkan satu teriakan keras. Dua tangan-
nya dihantamkan ke arah ke dua kaki Pendekar 212.
Dua larik sinar putih berkiblat. Secara aneh dua larik sinar putih itu
bergulung-gulung seperti selendang,
menggelung dua kaki Wiro, mulai dari lutut turun ke
bawah dan menembus batu besar. Wiro merasa se-
kujur kakinya dingin luar biasa, ketika perlahan-lahan Luhrembulan menarik ke
dua tangannya ke samping
baru rasa dingin itu hilang.
Dengan wajah keringatan tapi mata bersinar dan
senyum manis merekah di bibirnya yang indah Luh-
rembulan berkata. "Wiro. sekarang kau sudah memiliki ilmu Membelah Bumi Menyedot
Arwah. Kau jangan
sembarangan menghentakkan tumitmu ke tanah.
Karena tanah akan terbelah selebar dua langkah. Siapa saja yang menjadi musuhmu
akan tersedot amblas ke
dalam. Sebaliknya jika kau dalam keadaan bahaya besar,
kau bisa pergunakan ilmu itu untuk menyelamatkan
diri. Tak usah ragu-ragu, terjun saja ke dalam tanah yang terbelah. Di lain saat
kau akan muncul di satu
tempat lain dalam keadaan selamat. Jika sampai ada
bencana tak terduga di Istana Kebahagiaan,
pergunakan ilmu itu. Para dewa pasti akan
menyelamatkanmu .... Hemm... Maksudku Gusti
Aliahmu pasti akan menyelamatkanmu!"
Pendekar 212 Wiro Sableng benar-benar dibuat
terharu oleh ucapan Luhrembulan itu. Dipegangnya
jari-jari tangan si gadis lalu ditarik dan diciumnya.
"Tidak pernah aku bertemu dengan gadis sebaik dan sepolosmu. Aku tidak tahu
harus berterima kasih
bagaimana. Ilmu kesaktian yang kau berikan satu hal
yang luar biasa...."
Luhrembulan menatap wajah pemuda itu dengan
sepasang mata basah. "Wiro, pergilah lebih dulu ke Istana Kebahagiaan. Aku akan
menyusul kemudian.
Jika terjadi apa-apa, aku akan menunggumu di kaki
Bukit Batu Kawin. Sekarang pergilah...."
ISTANA KEBAHAGIAAN 78
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
"Sebelum pergi ada yang hendak kutanyakan. Kau
pasti sudah berada lama di tempat ini dan melihat
siapa-siapa para tamu yang datang. Apakah kau me-
lihat tiga orang kawanku bersama Lakasipo mahluk
berkaki batu itu" Apakah kau juga melihat kakek berjuluk Hantu Langit Terjungkir
bersama istrinya
Hantu Selaksa Angin?"
"Semua orang yang kau tanyakan itu sudah berada di dalam Istana Kebahagiaan...."
menerangkan

Wiro Sableng 119 Istana Kebahagiaan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Luhrembulan. "Terima kasih, juga terima kasih untuk semua
kebaikanmu tadi," kata Pendekar 212 pula. Wiro ter-mangu sesaat. Lalu sekali
lagi diciumnya jari-jari tangan Luhrembulan. Setelah membelai pipi gadis itu
dengan segala ketulusan, Wiro memanggul sosok
Lawungu kembali baru tinggalkan tempat itu.
Di atas batu Luhrembulan mengusap sendiri pipinya
yang dibelai Wiro, mengecup berulang kali jari-jari
tangannya yang tadi dicium pemuda itu. Bibirnya
tersenyum namun air mata semakin banyak runtuh
berguling melewati kelopak matanya yang ditumbuhi
bulu-bulu mata hitam dan lentik.
ISTANA KEBAHAGIAAN 79
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
MENJELANG tengah hari hampir seluruh kursi di
Ruang Seribu Kehormatan telah terisi. Pintu masuk
utama pada dinding berwarna merah yang terbuat dari
dinding batu bergeser menutup. Walau ruangan itu
dihadiri ratusan orang namun udara di dalamnya terasa sejuk. Para tamu
sebelumnya telah dipersilakan
meneguk minuman pelepas dahaga dan mencicipi
hidangan lezat. Namun tidak semuanya mau minum
dan menyantap makanan yang dihidangkan. Seperti
yang dipesankan Luhrembulan Wiropun tidak
menyentuh minuman dan hidangan yang disuguhkan
walau beberapa gadis cantik berulang kali memper-
silakannya setengah memaksa. Luhrembulan sudah
mengetahui bahwa semua makanan dan minuman
yang disuguhkan itu mengandung zat tertentu yang
bisa membuat seseorang menjadi lamban pikiran serta
tindakannya. Sewaktu Pendekar 212 masuk sambil mendukung
sosok Lawungu di bahunya para pengawal tidak ada
yang mencegah. Demikian juga ketika sebelumnya
Hantu Jatilandak dan Tringgiling Liang Batu muncul
dengan memandu sosok Luhmundinglaya yang tengah
sekarat! Agaknya Hantu Muka Dua telah memberi
perintah pada semua anak buahnya agar mengizinkan
masuk setiap tamu yang datang sekalipun mereka
adalah orang-orang tidak sehaluan atau penantang
kekuasaan Istana Kebahagiaan ataupun mereka yang
muncul secara aneh. Dibalik semua ini tentu ada
apa-apanya, pikir murid Sinto Gendeng.
Di kiri kanan mimbar, di hadapan dinding ruangan
berwarna hitam kelihatan duduk para tokoh yang jelas diketahui adalah para
pendukung atau kaki tangan
Hantu Muka Dua. Di antara mereka tampak Hantu
ISTANA KEBAHAGIAAN 80
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Lalu Hantu Bara Kaliatus yang duduk berdampingan
dengan Sepasang Gadis
Bahagia yang merupakan dua cucu kembar Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Lalu sepasang kakek
nenek yang dikenal dengan julukan Sepasang Hantu
Bercinta yakni kakek bernama Lajahilio dan nenek
bernama Luhjahilio. Sampai saat itu di keningnya
masih melekat potongan tangan kanannya yang ditem-
pelkan Hantu Selaksa Kentut. Tampang si nenek satu
ini kelihatan bertambah angker karena mata kirinya
hanya merupakan satu rongga besar. Mata yang cuma
satu ini bergerak kian kemari mencari musuh besar
yang telah membuat dirinya sengsara begitu rupa
yakni Luhcinta dan Hantu Selaksa Angin.
Di dekat Sepasang Hantu Bercinta ini duduk Lama-
nyala. Tubuh sebelah kanan geroak besar, usus men-
jela dan kepalanya kelihatan gepeng rengkah akibat
hukuman yang dijatuhkan Hantu Muka Dua yaitu ke-
palanya ditindih dengan guci seberat dua ratus kati.
Dari rengkahan kepala itu masih kelihatan meleleh
darah kental. Kakek satu ini berulang kali memandang geram ke arah Hantu Langit
Terjungkir yang duduk di
barisan kursi putih. Karena Hantu Langit Terjungkir alias Lasedayulah yang
membuat dirinya rusak mengerikan seperti itu. Apa lagi kemudian ditambah
dengan hantaman-hantaman yang pernah diterimanya
dari Luhpingitan alias Hantu Selaksa Kentut.
Pada deretan kursi hitam itu duduk pula seorang
kakek berkepala botak. Kulit tubuhnya sampai ke
kepala kelihatan gelap hangus sedang bibirnya mem-
biru pertanda ada racun mengindap dalam aliran da-
rahnya. Kakek ini buntung tangan kanannya. Sikapnya
tenang-tenang saja mengisap sebatang pipa terbuat
dari emas. Tapi begitu sepasang matanya melihat
tampang Pendekar 212 Wiro Sableng, tenggorokannya
keluarkan suara menggembor. Kakek ini bukan lain
adalah Hantu Berpipa Emas yang pernah diperintahkan
Hantu Muka Dua untuk merampas Sendok Pemasung
ISTANA KEBAHAGIAAN 81
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
Nasib dari tangan Hantu Selaksa Angin. Tapi gagal,
malah ketika Wiro Sableng menolong si nenek, Hantu
Berpipa Emas mengalami malapetaka besar yakni
terpaksa kehilangan tangan kanannya, amblas buntung
dimakan Kapak Maut Naga Geni 212! Kini sebagian
racun kapak itu masih mendekam di dalam dirinya.
Kakek ini memang luar biasa, orang lain tubuhnya pasti sudah gosong bahkan
menemui ajal didera racun
kapak sakti itu.
Satu mahluk angker masih terdapat dalam kelompok
para tamu yang duduk di barisan kursi hitam. Mahluk
ini dikenal dengan sebuatan Sang Junjungan. Ujud
asalnya adalah seekor kelelawar yang kemudian bisa
berubah menjadi mahluk bermuka tengkorak berbadan
jerangkong, memiliki sepasang mata yang bisa
menyemburkan api. Sang Junjungan diketahui adalah
guru dari Hantu Santet Laknat yakni nenek sakti jahat yang kemudian menjelma ke
sosok aslinya seorang
dara cantik bernama Luhrembulan berhati baik yaitu
setelah melangsungkan pernikahan dengan Pendekar
212 Wiro Sableng. Saat itu sudah sejak tadi matanya
mencari-cari, namun tetap saja dia tidak melihat murid-nya Hantu Santet Laknat
yang selama ini dikenalnya
punya ujud seorang nenek berwajah buruk seperti
seekor gagak hitam! Tentu saja dia tidak bisa mene-
mukan Hantu Santet Laknat di ruangan itu karena sang nenek telah berubah ujud
menjadi Luhrembulan, se
orang gadis cantik luar biasa.
Yang mengherankan adalah bahwa gadis jelita
berpakaian ungu bernama Luhjelita ternyata ikut duduk di barisan kursi hitam.
Sikapnya tenang-tenang saja
malah sesekali menebar senyum genit pada
orang-orang yang memperhatikannya. Beberapa
orang yang sudah tahu riwayat gadis ini tidak merasa aneh karena sejak lama
Luhjelita dikenal sebagai
kekasih Hantu Muka Dua, pandai merayu dan meng-
goda kaum lelaki.
Satu-satunya kursi yang masih kosong di barisan
ISTANA KEBAHAGIAAN 82
Tiraikasih-Kangzusi http://cerita-silat.co.cc/
kursi hitam di depan mimbar adalah kursi yang terletak di sebelah kiri mahluk
api bernama Lamanyala.
Pada deretan kursi warna merah yakni berhadap-
hadapan dengan deretan kursi hitam tampak duduk
gadis cantik Luhrembulan, Pelawak Sinting asli dan
kembarannya Pelawak Sinting palsu. Lalu tak terduga
di situ duduk pula Peri Angsa Putih didampingi Peri
Bunda dan Peri Sesepuh.
Karena berada di kelompok kursi yang sama Peri
Angsa Putih lebih bisa melihat Luhrembulan dengan
jelas. Diam-diam dia harus mengakui betapa halusnya
kulit gadis itu dan betapa cantiknya wajahnya. Tidak heran kalau Pendekar 212
terpikat dan menikahinya.
Peri Bunda dan Peri Sesepuh yang memperhatikan
Peri Angsa Putih sejak tadi memandang secara aneh
pada Luhrembulan, salah seorang dari mereka ajukan
pertanyaan. "Gadis cantik yang kau pandangi itu. Kau kenal siapa dirinya?"
"Dia yang bernama Luhrembulan. Istri pemuda
asing Wiro Sableng!"
Peri Sesepuh dan Peri Bunda sama terkejut. "Dari mana kau tahu dia adalah istri
Wiro?" tanya Peri Sesepuh.
"Dari mana aku tahu tak usah kau tanyakan!"
jawab Peri Angsa Putih kesal.
"Kau kelihatan jengkel. Apa yang ada dalam
benakmu. Apa yang akan kau lakukan" Kau telah ke-
dahuluan. Tak mungkin lagi memiliki pemuda itu!"
"Memang tidak, tapi gadis itu juga tak akan me-
milikinya!" jawab Peri Angsa Putih sambil meraba Batu Pembalik Waktu yang
Kampung Setan 8 Pengemis Binal 07 Dendam Para Pengemis Tamu Dari Alam Gaib 2
^