Dendam Sejagad 16
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Bagian 16
yang amat lihay itu. Sebaliknya Ku See hong juga tidak ambil diam, cahaya pedang
nampak bergetar keras dan darah serta daging manusia pun
beterbangan memenuhi seluruh angkasa.
Ditengah jeritan ngeri yang memekikkan telinga, secara beruntun dia telah
membacok mati tujuh delapan orang.
Semut saja masih ingin hidup apalagi manusia.
Pembantaian secara keji dan sadis itu seketika membuat
kawanan jago persilatan lainnya sama sama mundur ke belakang
dengan wajah ngeri, seram dan takut.
Tapi apa pula yang bisa mereka lakukan" Yang dapat lakukan
hanya membenci atas ketidak kemampuan diri sehingga mereka
hanya bisa menyaksikan anggota Hiat mo bun mengundurkan diri
dari situ dengan mata melotot tanpa bisa berbuat apa-apa.
908 Mereka pun hanya bisa membelalakkan mata sambil mengawasi
pedang mestika Hu thian seng kiam di tangan Ku See hong.
Dipihak lain, Jian hun kim ciang Tu Pak kimpun sedang
melangsungkan suatu pertempuran yang amat sengit melawan
Thian kun tee ciang Khong Tang lun.
Sekalipun Thian kun tee ciang Khong Tang lun merupakan
seorang pendekar besar yang sudah termashur namanya semenjak
dua puluh tahun berselang diluar perbatasan, tapi dibawah
serangan gencar dari Jian hun kimi ciang Tu Pak kim yang keji dan ganas, dia
kena dipaksa juga sampai tubuhnya sempoyongan dan
pakaiannya robek beberapa bagian disana sini..
"Khong tayhiap, cepat mundur dari situ, biar aku yang
menghadapi dirinya!" tiba-tiba manusia berkerudung itu membentak keras.
Sementara tubuhnya berkelebat, tahu-tahu ia sudah menerjang
ke tengah-tengah tubuh kedua orang itu, jari tangan kirinya dari suatu sudut
posisi yang sengat aneh langsung menyerang ketubuh Jian hun kim Ciang Tu Pak
kim. Thian kun tee ciang Khong Tang lun segera berpekik nyaring
dengan suara yang memilukan hati, lalu secepat sambaran petir
berkelebat dari situ. Seperti diketahui, Jian hun kim ciang Tu Pak kim adalah murid
Bun ji koan su, kelihayan ilmu silatnya bisa dibayangkan, siapa sangka dalam
satu gebrakan saja dia sudah kena dipaksa mundur
oleh manusia berkerudung tersebut.
Begitu manusia berkerudung tersebut melancarkan serangan
dengan tangan kirinya, sepasang kakinya turut diayunkan pula ke depan, sementara
telapak tangannya melancarkan serangkaian
pukulan berantai. Dalam waktu singkat, sodokon jari tangan, tendangan maupun
pukulan telapak tangan sudah dilontarkan semua secara beruntun.
909 Bagaikan malaikat bertangan banyak saja, tahu-tahu dia sudah
melancarkan dua belas buah pukulan dan delapan buah tendangan
kilat. Telapak tangannya seperti gulungan samberan petir dan curahan
hujan badai nelanda ke depan dengan sangat hebatnya.
Ganasnya serangan dan kejinya ancaman ibarat bendungan yang
ambrol diterjang air bah, keadaannya benar-benar mengerikan hati.
Kendatipun ilmu silat yang dimiliki Jian hun kim ciang Tu Pak kim sangat lihay
dan luar biasa, tak urung dia didesak juga sampai gugup dan kalang kabut tak
karuan. Jurus-jurus serangan ampuh segera dilontarkan berulang kali,
dengan mengim-bangi segulung angin puyuh yang amat dahsyat
segera melakukan penghadangan demi penghadangan.
Begitulah, didalam waktu singkat ke dua orang itu sudah terlibat dalam suatu
pertarungan yang amat seru, jurus serangan yang
tangguh dan dahsyat pun dilontarkan berulang kali, meski seru dan ramai, namun
jurus-jurus ampuh yang digunakan cukup membuat
para penonton lantas memutar otak dengan keras.
Tiba-tiba Ku See hong membentak nyaring, pedang Hu thian
seng kiam yang berada ditanganya berubah menjadi serentetan
cahaya pelangi yang dengan cepat mengurung seluruh badan
manusia berkerudung itu. Melihat datangnya ancaman dari Ku See hong, manusia
berkerudung itu segera menggerakkan bahunya dan menyelinap
keluar. Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera memanfaatkan peluang
tersebut untuk mengundurkan diri.
Setelah berhasil mendesak mundur manusia berkerudung itu, Ku
See hong juga juga tidak melakukan pengejaran lebih jauh, ia
segera menghentikan gerakkannya.
910 Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera tertawa terkekeh-kekeh
dengan liciknya, lalu berseru:
' Ku sute, banyak terima kasih atas bantuan untuk membebaskan
aku dari kepungan" "Tu Pak kim!" ucap Ku See hong dengan suara dingin, "sekarang aku membantumu
untuk meloloskan diri dari bahaya karena tadi
kaupun membantu aku, sekarang hutang kita sudah impas dan kau
tetap merupakan musuh besar pembunuh guruku."
"Cuma kali ini aku bersedia melepaskan dirimu untuk sementara waktu, bila lain
waktu kita bersua lagi, saat itulah merupakan saat naas bagimu!`
Mendadak terdengar manusia berkerudung itu berteriak keras:
`Ku See hong, malam ini kau sudah banyak melukai anggota Hiat
mo bun kami, dendam sakit hati ini harus kita selesaikan pada saat ini juga..'
"Alangkah baiknya kalau kita bisa menyelesaikan pada detik ini juga disini!"
"Tempat ini kurang leluasa. lebih baik kita berpindah ke tempat yang lebih
terpencil" "Baik, terserah bamampuanmu! "'
Tiba-tiba Jian hun kim ciang Tu Pak kim tertawa licik, kemudian berseru:
"Ku sute, jangan sampai tertipu oleh akal muslihatnya'
"Bajingan goblok, kau jangan mencoba untuk mencari keuntungan di air keruh" hardik manusia berkerudung itu dengan suara dingin."
"Mana-mana... tak ada salah nya untuk dicoba," jengek Jian hun kim ciang Tu Pak
kim sambil tertawa. Mencorong sinar tajam penuh hawa napsu membunuh dari balik
mata manusia berkerudung itu, segera bentaknya keras-keras:
911 "Kau benar-benar ingin mampus?"
Ku See hong mendengus dingin, tiba-tiba selanya:
"Saudara lebih baik tak usah membuang banyak waktu lagi!"
Kemudian sambit berpaling ke arah Jian hun kim ciang Tu Pak
kim.. bentaknya pula: "Tu Pak kim, kau tak usah berpura-pura dan bermain sandiwara terus dihadapanku,
terus terang saja kuberitahukan kepadamu, aku orang she Ku sudah cukup memahami
watak busuk kalian manusia-manusia munafik yang berhianat, dendam sakit hati di
antara kita selamanya tak akan pernah berakhir, keadaan kita kita tak ubahnya
seperti api dengan air. "Hari ini, aku orang she Ku tidak melakukan pembersihan
terhadap perguruan karena aku menginginkan kau untuk hidup
beberapa saat lagi, jika kau tetap menginginkan kematian secara tragis. baik!
Tak ada salahnya bagimu untuk segera maju sekarang juga..
Terdengar manusia berkerudung itu kembali berseru dengan
suara lantang. "Ku See hong! Ayo kita segera berangkat'
Suaranya amat merdu tapi nyaring dan penuh dengan pancaran
kewibawaan yang hebat. Tubuhnya melambung dan berputar satu lingkaran ditengah
udara, gerakkannya enteng, lincah dan indah, kemudian dengan
kecepatan bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya
langsung meluncur ke sisi tebing dimana air terjun tersebut berada.
Kelihayan ilmu meringankan tubuhnya benar-benar mengagumkan setiap orang yang memandangnya.
Diam-diam Ku See hong pun mengagumi kelihayan ilmu
meringankan tubuh lawan, dia segera berpekik nyaring.
912 Tubuhnya mendadak melejit pula ditengah udara, lalu diantara
berkibarnya ujung baju seperti kilauan cahaya tajam menyusul ke arah mana
perempuan itu berlalu. Tatkala para jago persilatan lainnya yang berkumpul dalam
lembah Yu cui kok menyaksikan ke dua orang itu sudah pergi jauh, serentak mereka
pun bersama-sama menyebarkan diri.
Mendadak... pada saat itulah.
Pendeta tua berbaju Lhasa yang semula bersembunyi diatas
pohon siong dimana Ku Se hong bersembunyi tadi, dengan suatu
gerakan yang sangat enteng melayang turun keatas tanah.
Pada saat yang bersamaan pula, dari atas dahan pohon dari balik selat bukit yang
sempit berlompatan keluar tujuh delapan orang, diantara pekikan nyaring semua
orang segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuh masing-masing untuk meluncur pula ke depan.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki beberapa orang itupun
amat lihay, tak kalah dengan gerakan tubuh dari seorang ketua dari suatu
perguruan besar' Dalam waktu singkat rombongan manusia-manusia berilmu tinggi
itu telah lenyap ditengah kabut fajar..
Tiba tiba.... Dari balik selat sempit itu meluncur kembali sesosok bayangan
manusia bagaikan sukma gentayangan, orang itu tak lain adalah
Jian hun Kim ciang Tu Pak kim yang licik seperti rase itu.
Tampak dia mendongakkan kepalanya lalu tertawa terkekeh-
kekeh dengan amat seram nya.
Ketika suara tertawa aneh itu berakhir, bayangan tubuhnya juga turut lenyap di
balik lembah sempit tersebut.
Pelan-pelan matahari fajar muncul dari ufuk timur, menembusi
kabut nan tebal dan memancarkan sinrar keemas-emasannya ke
seluruh lembah Yu cui rkok.
913 Pemandangan alam yang dulunya indah menawan dan
mempersonakan hati itu, kini berubah sama sekali, berubah oleh suasana yang
menyeramkan, berubah karena mayat-mayat yang
bergelimpangan diatas tanah....
Angin menembus lewat terasa dingin di badan, noda darah yang
berceceran dimana-mana kelihatan lebin menyolok di bawah
pantulan sinar yang tajam.
Tempat itu menjadi sepi, hening, tapi bertambah mengerikan dan menyeramkan.
Sementara itu, manusia berkerudung warna warni dan Ku See
hong dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang amat
sempurna, secara beruntun telah melewati beberapa buah bukit dan jurang.
Kelihayan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki ke dua orang ini hampir boleh di
bilang sukar dibedakan mana yang lebih unggul dan mana lebih rendah.
Pemandangan alam disekelilingnya melin-tas lewat dalam sekejap mata, tubuh ke
dua orang itu meluncur lewat seolah-olah tidak
menjamah permukaan tanah.
-oo0dw0oo- BAB 44 SELAMA ini, Ku See hong tetap mempertahankan jaraknya
berada tiga kaki di belakang perempuan itu, dengan sikap maupun gerak geriknya
yang begitu santai dan lembut, jelas terlihat kalau dia belum mengerahkan
segenap tenaganya untuk berlari.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, ke dua orang itu sudah
mendaki ke atas sebuah bukit, diatas bukit tiada pepohonan yang besar, empat
penjuru sekeliling sana hanya ada aneka bunga
rerumputan yang lembut. 914 Ditengah hembusan angin pagi yang silir semilir, lamat-lamat
terendus bau harum bunga yang semerbak.
Bukit itu tingginya mencapai tiga puluh kaki, tatkala manusia
berkerudung itu mencapai dipuncak tebing tersebut, tiba-tiba saja dia
menghentikan pula gerakan tubuh nya yang cepat.
Pada jarak dua kaki dibelakang perempuan tersebut, Ku See
hong menghentikan pula gerakan tubuhnya.
Kini mereka berdua saling berhadap-hadapan dan membungkam
dalam seribu bahasa, namun ke empat mata mereka yang dingin
dan tajam justru saling bertatapan pandangan.
Dibalik biji mata Ku See hong sebenarnya terbawa hawa, napsu
membunuh yang dingin dan menyeramkan, tapi mengikuti
berlalunya sang waktu, hawa napsu itu kian lama kian bertambah pudar.
Kini hanya selapis kabut kebingungan, selapis kabut kebimbangan yang menyelimuti wajahnya, selapis kesedihan dan
kemu-rungan yang terpercik dibalik kebimbangan nya.
Setitik harapan tiba-tiba muncul dan terlihat dari balik hati
kecilnya .... Dan harapan inipun lambat laun dari yang kecil berubah semakin besar, dan
berubah semakin meyakinkan...
Tentu saja dia berharap kalau orang yang berada dihadapannya
sekarang adalah Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay.
Mendadak Ku See hong memecahkan keheningan yang
mencekam di sekeliling tempat itu, dengan suara yang bernada
agak gemetar dia bertanya:
' Ssii ...sia...siapakah kau"''
Dari balik sepasang mata manusia berkerudung yang jeli tiba-tiba mencorong ke
luar serentetan cahaya tajam yang menggidikkan
hati, sahutnya dengan suara yang dingin hingga merasuk ke tulamg sum-sum:
915 "Aku adalah Hiat mo Buncu, manusia berkerudung warna warni, ada apa kau
menanyakan persoalan ini kepadaku?"
"'Kau tak usah membohongi aku, kau adalah adik Sin..."
"Tutup mulut!" bentak manusia berkeru-dung itu, "siapakah yang menjadi adik Sin
mu?" Pikiran Ku See hong kembali menjadi kacau dan kalut.. dia
terjerumus kembali dalam lamunan ....
Selang berapa saat kemudian, mendadak dia bertanya lagi:
"Sewaktu aku orang she Ku terkena pukulan Hou kut jian hun im kang, apakah kau
yang telah menyelamatkan jiwaku?"
"Betul, ada apa?" jawab manusia berkerudung warna warni itu dengan suara dingin.
"Mengapa kau hendak menolong aku?"
Manusia berkerudung itu segera tertawa dingin.
"Heeeehhh-heeeehhh..heeeehhh...menolong
mereka yang membutuhkan bantuan merupakan cita-cita dari kami orang-orang
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perguruan Hiat mo bun"
"Tatkala aku orang she Ku dua kali mendapat sergapan senjata rahasia dari
anggota Hiat mo bun tadi, apakah kau yang
memperingatkan aku dengan ilmu menyampaikan suara sehingga
jiwaku lolos dari ancaman mara bahaya?"
Manusia berkerudung warna warni itu nampak agak tertegun,
sesudah termangu beberapa saat dia menjawab:
"Yaa betul .Memang aku!"
Bagaikan seorayg hakim yang sedang memeriksa pesakitan saja,
Ku See hong segera mendesak lebih jauh:
"Mengapa kau harus melanggar peraturan dari perguruanmu
sendiri untuk membantu aku meloloskan diri dari bahaya."
916 "Pertanyaan yang kau ajukan ini apakah tidak merasa sedikit kelewatan?"
Ku See hong menghela napas sedih.
"Aaaai... selama hidup, aku orang she Ku paling pantang
menerima bantuan orang, sungguh tidak kusangka tiap kali harus menerima bantuan
dan budi kebaitkan darimu, justru karena itulah aku ingin mencari tahu dimanakah
alasannya sehingga kau berbuat demikian, sebab sebelum teka-teki ini bisa
kupecahkan, hatiku tak pernah akan menjadi tenteram.
'Sekarang aku orang she Ku ingin bertanya lagi kepadamu,
mengapa kau membantuku berulang kali?"
"Hmmm, kau anggap karena kutolong dirimu, berarti aku sayang kepadamu"-Haha!
Benar-benar manusia tekebur yang tak tahu
malu, terus terang, ai! kuberitahukan kepadamu, aku menolongmu hanya
mengharapkan kau lebih banyak membunuh kawanan
manusia laknat dari dunia persilatan sehingga bisa turut andil dalam menegakkan
keadilan dan kebenaran didunia ini.
"Sungguh tak kusangka kalau kau adalah seorang manusia yang tak kenal budi,
bukan saja tak membalas budi kami, malahan secara beruntun telah melukai
beberapa orang jago lihay dari perguruan Hiat mo bun, nah katakan sendiri
sekarang, hukuman apa yang
pantas dijatuhkan untukmu?"
Ucapan tersebut kontan saja membuat Ku See hong membungkam dalam seribu bahasa, dia menjadi tertegun dan
berdiri termangu-mangu. Mendadak.... Satu ingatan melintas didalam benaknya, dari sakunya Ku See
hong mengeluarkan kertas surat tersebut dan membacanya
setengah bergumam: "Adik Im Yan cu, 917 Luka Hou kut jian hun im kang yang diderita olehnya akan
sembuh kembali esok pagi, dia akan menjadi seorang enghiong
yang jauh lebih tangguh dari pada sewaktu-waktu berselang.
"Dia amat berterima kasih atas budimu dan mencintaimu,
semoga kau pun mencintainya, melindunginya, agar hatinya yang
terluka dan pedih bisa memperoleh sedikit kehangatan dan hiburan.
Kumohon kepadamu untuk merahasiakan surat ini. jangan
sampai diketahui olehnya, sebab bila ia sampai tahu, sudah pasti hal mana akan
merugikan dia dan aku sendiri.
Seorang bernasib jelek dari seberang lautan sana mengucapkan
semoga kalian berbahagia.
Dalam waktu singkat Ku See hong telah membaca habis isi surat
tersebut. Disaat membaca surat tadi, dengan sepasang matanya yang jeli
secara diam-diam mengamati terus perubahan mimik wajahnya, tapi pemuda itu
segera kecewa, sebab sorot mata dibalik kelopak
matanya itu begitu dingin, kaku dan tanpa emosi.
Ku See hong menghela napas panjang, katanya kemudian:
"Isi surat ini mengungkapkan suatu perasaaa sedih dan
mendalam serta cinta kasih tak terlukiskan, setelah bukti di depan mata, apakah
kau masih berusaha untuk mengelabuhi diriku lagi"
"Adik Sin! tahukah kau betapa cintaku kepadamu" Kau..kau
akuilah, katakanlah kepadaku bahwa kau adalah adik Keng Cin sin.
"Adik Sin! Tahukah kau betapa sedih dan hancurnya hatiku
tatkala mendengar suara jeritan ngerimu sewaktu berada di pulau Huan mo to dulu,
waktu itu aku ingin sekali menyusulmu, tapi
karena dendam berdarah ku belum dibalas, maka terpaksa aku
harus melanjutkan hidup terus di dunia ini..
"Waktu itu, aku tidak percaya kalau kau bakal mati, karena kau nampak begitu
anggun dan saleh, Thian pasti akan menyayangi
918 dirimu, Thian tidak akan merenggut selembar nyawamu dengan
begitu saja... "Justru karena setiap saat setiap detik, aku tak pernah dapat melupakan dirimu,
maka sewaktu bertemu dengan adik Him J i im
dibukit Soat hong tempo hari, aku telah salah mengira dia sebagai dirimu, dan
akibatnya terjadilah peristiwa yang menyedihkan
itu...yaa..peristiwa itu terjadi karena wajah nya terlampau mirip dengan
wajahmu... "Tapi sekarang, kau yang asli telah muncul didepan mataku, tapi kau justru
menutupi raut wajah aslimu yang lembut dan anggun itu dengan selembar kain
kerudung berwarna warni...
"Adik Sin, aku tahu, kau tak ingin berjumpa denganku karena dalam hati kecilmu
tentu ada suatu peristiwa yang membuat kau
amat sedih dan pedih. "Sedang peristiwa yang membuat hatiku pedih itu semuanya
gara-garaku adik Sin, katakanlan! Katakanlah! Aku selalu menanti kan ucapanmu,
cepatlah katakan ...... Ku See hong seperti orang gila saja, berbicara dan
bergumam terus tiada hentinya.
Tapi justru dari balik ucapannya mana, dapat terungkap betapa
suci dan agungnya cinta kasih yang berakar dalam hatinya.
Bagaimanapun kerasnya hati pemuda ini, toh ia dibuai dan
dikuasahi pula oleh luapan rasa cinta.
Namun manusia berderudung warna-warni itu justru memperdengarkan suara tertawa panjangnya yang keras, tajam dan memekik kan
telinga. Dari balik gelak tertawanya itu terselip pula pelbagai ungkapan perasaan yang
tak terlukiskan dengan kata-kata.
Tapi yang pasti rasa sedih dan dukalah yang mempengaruhi
gelak tertawa mana, suatu kepedihan dan kedukaan yang amat luar biasa..
Mendadak... 919 Perempuan itu menghentikan tertawanya, ia kemudian sambil
tertawa dingin ia berkata:
"Ku See hong, tahukah kau mengapa aku menulis surat itu! terus terang saja ku
beritahukan kepadamu! "Secungguhriya persoalan ini merupakan persoalan yang selama ini merupakan
rahasia dalam hatiku, orang lain tak boleh
mengetahui akan hal ini, tapi aku merasa bosan melihat sikap dan desakanmu yang
tak ada ujung pangkalnya itu, aku hanya merasa
gemas kepada diriku sendiri, mengapa telah salah menilai dirimu"
Ketika selesai, mendengar ucapan tersebut, harapan Ku See
hong semula berkobar-kobar tiba-tiba saja menjadi dingin separuh, dengan
perasaan kaget serunya: "Masa kau benar-benar bukan Keng C in sin"..
"Bukan" jawab manusia berkerudung itu ketus.
Setelah berhenti sejenak , dia berkata lagi.
"Dimasa lalu, aku telah mengalami suatu musibah yang
mengenaskan, seorang yang ku cintai telah terbunuh oleh kawanan manusia laknat,
akibatnya kami harus berpisah, kemudian aku
memperoleh sejilid kitab pusaka dan berhasil mempelajari ilmu silat yang amat
lihay. namun sukmaku yang dulu sudah turut terkubur
bersama manusia laknat tersebut, aku tak punya muka untuk
bertemu lagi dengannya. tapi aku selalu mencarinya dimana-mana, dalam rumah
penginapan itulah aku telah salah mengira kau
sebagai bekas kekasihku dulu. itulan sebabnya aku lantas
menolongmu dan meninggalkan surat tersebut.
"Kemudian, kutemukan kalau kau bukan kekasihku itu, tapi aku amat mencintainya
meski kau bukan dia, tapi bentuk badanmu mirip sekali dengannya, maka dengan
segala usaha aku selalu membantumu, aku berbuat demikian tak lain karena ingin
mencurahkan rasa cintaku dulu terhadapnya, Nah, sekarang
persoalan yang sesungguhnya sudah kuterangkan, dendam kesumat
diantara kita pun harus segera diselesaikan ditempat ini"
920 Walaupun dia telah membeberkan duduknya persoalan secara
jelas, namun Ku See hong masih tetap menganggapnya sebagai
Keng Cin sin, sebab banyak bagian dari perempuan itu yang terlalu mirip dengan
dirinya... Nada suaranya, potongan badannya dan terutama sekali
sepasang biji matanya yang jeli itu ..
Ku See hong menghela napas sedih pintanya kemudian:
"Bersediakah kau untuk memperlihatkan raut wajah aslimu itu kepadaku..."
Manusia berkerudung itu segera mendengus dingin.
'Hmmm, bila l mu silatmu bisa mengungguli aku, setiap saat kau boleh melepaskan
kain kerudung mukaku ini!. cuma ku peringatkan kepadamu, lebih baik jangan
terlalu mengharapkan hal itu"
"Aku harus melihat dahulu raut wajah aslimu sebelum dapat memadamkan keinginanku
ini. "Berulang kali aku orang she Ku telah menerima budi
kebaikanmu, sepantasnya aku memang tak boleh melukai orang-
orang Hiat mo bun kalian, sekarang aku akan meminta maaf
kepadamu dan moga-moga kau sudi mengampuninya...
"Apalagi dalam pertemuan kali ini, aku tak boleh mengajakmu untuk bertarung
lagi, namun untuk membuktikan apakah kau adalah adik Sin ku atau bukan terpaksa
mau tak mau aku harus menyalahi dirimu kali ini.
' Dalam suatu pertarungan, menang atau kalah, terluka atau
cedera sudah merupakan suatu kejadian yang lumrah, tapi bila kau bersedia
menghilangkan pertarungan tersebut dengan memperlihatkan raut wajahmu sehingga aku orang she Ku bisa
melihat wajah asli mu, hal ini tentu saja jauh lebih baik lagi, Setelah kejadian
ini orang she Ku sudah pasti tak akan melupakan budi
kebaikanmu ini" Manusia berkerudung itu segera tertawa dingin.
921 "Heeehh ... heeeehhh... heeeehhh... tiada kejadian yang bisa tercapai dengan
begitu gampang di dunia ini, kau telah melukai orang-orang Hiat mo bun kami,
dendam kesumat ini dalamnya
melebihi lautan, kau anggap masalahnya bisa diselesaikan hanya berdasarkan dua
patah kata saja?" Sebagai seorang lelaki yang berjiwa tinggi hati, Ku See hong
segera berseru setelah mendengar ucapan mana:
"Apabila kau bersikeras hendak melangsungkan juga pertarungan ini, terpaksa aku
orang she Ku akan mempertaruhkan selembar
nyawaku untuk melayani keinginanmu itu"
"Mengapa kau tidak mencabut keluar pedang Ang soat kiam
mu?" jengek manusia berkerudung itu dingin.
Ku See hong segera tertawa.
"Pertarungan yang berlangsung toh bukan suatu pertarungan
yang mempertaruhkan jiwa raga kita, maaf kalau aku tak akan
mencabut keluar pedang tersebut'
"Sekalipun kau bertangan kosong belum tentu keinginanmu itu dapat terkabul,
bahkan bisa jadi akan kehilangan selembar
nyawamu diujung telapak tanganku'
Kembali Ku See hong tertawa getir.
"Seandainya sampai menemui ajalnya ditanganmu, sudah pasti aku orang she Ku tak
akan menggerutu" "Baik! Ini berarti kau sendiri yang mencari katian buat dirimu sendiri..."
Begitu ucapan terakhir diutarakan, tubuhnya seperti sukma
gentayangan saja segera menerjang ke depan, segulung tenaga
pukulan yang amat dahsyat dengan membawa hawa yang dingin
merasuk tulang kontan saja menggulung ke dopan.
Ku See hong segera menggeserkan kakinya ke samping
menghindarkan diri dari sergapan pukulannya itu, kemudian tangan kirinya secepat
kilat menyambar kain kerudung diwajahnya,
922 sementara tangan kanannya dengan jari tangan yang kaku seperrti tombak langsung
menyodok jalan darah Ki hay hiat dilambung
perempuan itu. Jurus serangan tersebut selain ampuh juga sama sekali diluar
dugaan orang. Manusia berkerudung itu membentak nyaring, cepat kepalanya
dimiringkan ke samping menghindari ancaman lawan, kemudian
telapak tangan kirinya yang tajam seperti pisau membacok
pergelangan tangan kanan Ku See hong, sedangkan telapak tangan kanannya secara
beruntun melepas kan tiga buah serangan
berantai. Setiap serangannya hampir semuanya tertuju ke bagian yang
berbahaya di tubuh lawan, angin pukulan yang berputar bagai kan roda secepat
kilat menyambar kian kemari..
Karena dipaksa sehingga apa boleh buat, terpaksa Ku See hong
membuyarkan ancamannya sambil melompat mundur ke belakang.
Perempuan berkerudung itu membentak nyaring, tubuhnya
mendesak lebih ke depan, sepasang tangannya seperti kupu-kupu
yang menari di tengah aneka bunga, berputar dan menyambar kian kemari.
Serangan yang dilancarkan perempuan ini seakan-akan sama
sekali tidak beraturan dan menyerang secara mengawur, namun
kein-dahan dan kehebatan jurus serangannya, ditambah pula
dengan kesempurnaan tenaga pukulannya cukup membuat orang
merasa bergetar hatinya. Mendadak Ku See hong menggeserkan kaki kanannya ke
samping, kemudian seluruh tubuhnya bergerak miring ke samping, tapi pada saat
itulah kaki kirinya diayunkan ke depan menjejak tubuh lawan yang sedang
menerjang datang. Jejakan ini sama sekali diluar dugaan dan kecepatannya luar
biasa, arah yang di jejakpun merupakan satu-satunya tempat
923 terbuka dari seluruh tubuhnya. bila tidak di atasi dengan segera, niscaya
jejakan tersebut akan bersarang secara telak.
Namun ilmu silat yang dimiliki manusia berkerudung benar-benar telah mencapai
puncak kesempurnaan, baru saja kaki kiri Ku See hong melepaskan jejakan,
badannya yang ramping tahu-tahu sudah mengikuti sisi kakinya seperti seokor ular
lincah, kemudian kaki kirinya balas menggaet tekukan lutut pada kaki sebelah
kiri Ku See hong yang sedang di julurkan ke depan itu.
Begitu gagal dengan jejaknya, Ku See hong tahu bakal celaka,
dengan cepat dia menarik kembali kaki kirinya. yang melancarkan jejakan
tersebut. Tapi gaetan yang dilancarkan perempnan itu ternyata dilakukan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan kecepatan yang berlipat kali lebih cepat.
Ku See hong segera merasakan datangnya segulung tenaga
dahsyat yang membuat seluruh tubuhnya terlempar sejauh berapa
kaki dari semula. Untung saja ditengah jalan dia sudah berhasil mengerahkan
tenaganya untuk menguasahi keseimbangan badannya, kalau tidak, bisa jadi dia
akan jatuh terlentang dengan empat kaki menghadap ke atas.
Sekali lagi manusia berkerudung itu menerjang tiba bagaikan
bayangan setan, lengan kirinya diputar sambil diayunkan hingga menciptakan
serentetan cahaya bintang yang berkilauan, bagaikan serenteng mercon saja.
segera meledak-ledak ditengah adara.
Mencorong sinar tajam diri balik mata Ku See hong, dia
mendengus, lalu dengan suatu gerakan cepat lengan kanannya
diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan yang sangat
dahsyat, dia berniat untuk menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras
lawan keras. Manusia berkerudung itu tertawa dingin, mendadak tangan
kirinya dibetot ke belakang.
924 Ku See hong segera merasakan tenaga pukulan yang dilancarkan
olehnya tadi kena dipancing sampai tergusur ke samping, rasa
kagetnya benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata.
Sementara itu manusia berkerudung yang berhasil membawa
serangannya itu segeta melepaskan sebuah pukulan lagi, dengan
telapak tangan kanannya menghajar tubuh Ku See hong.
-ooo0dw0ooo- Jilid 28 SERANGAN yang dilepaskan olehnya ini aneh sekali, dimana
serangannya dilepaskan segera terasa deruan angin pukulan yang kedahsyatannya
bagaikan amukan gelom-bang samudra, langsung
menggulung ke arah depan...
Ku See hong berkerut kening, dengan cepat lengan kirinya
membuat satu lingkaran busur dan secepat sambaran kialt didorong ke depan
menyongsong datangnya ancaman tersebut, segulung
hawa murni yang lembut tanpa menimbulkan sedikit suara pun
langsung menyongsong datangnya ancaman lawan.
' Blaaammm...!' suatu benturan nyaring segera bergema
memecahkan keheningan. Hawa murni yang menggulung segera menyebar ke empat
penjuru dengan membawa suara yang menderu-deru.
Ku See hong menjerit tertahan, kemudian dengan tubuh
sempoyongan mundur se jauh tiga empet langkah.
Setelah dua tiga kali mengalami pukulan yang dahsyat, akhirnya membara juga hawa
amarahnya, dengan suara menggeledek dia
segera membentak nyaring:
"Sekarang, sambutlah sebuah gerak serangan Ho han seng
huanku yang bernama Thian ciu cuan im ini!"
925 Ditengah seruan tersebut, sepasang lengan Ku See hong
berputar secara aneh, diantara berputarnya sepasang lengan
tersebut, terlihatlah pancaran hawa murni yang memancarkan
keluar dari seluruh tubuhnya.
Tatkala manusia berkerudung itu menyaksikan Ku see hong
hendak mengeluarkan gerak serangan Thian ciu cuan im dari jurus Hoa han seng
huan, mendadak dari balik matanya memancar keluar sinar, murung yang diliputi
kesedihan, sepasang telapak tangannya yang putih muluspun mendadak diangkat, dan
disilangkan di depan dada, namun sama sekali tidak melakukan gerak serangan
apapun. Menyaksikan sorot matanya yang murung dari sedih itu, Ku See
hong merasakan hatinya bergetar keras, sepasang lengannya yang sedang berputar
aneh pun tiba-tiba berhenti bergerak dan ia tidak jadi mengeluarkan ilmu Ho han
seng huan yang terdiri dari tiga jurus serangan maha dahsyat itu.
Mendadak manusia berkerudung itu membentak keras:
`'Ku See hong, cepat menyingkir.."
Ditengah bentakan tersebut, sepasang lengannya yang semula
berhenti di depan dada itu melancarkan sebuah cengkeraman yang aneh sekali...'
"Blaaam! Blaaamm! Blaaammm....!`
Seretatetan suara benturan yang amat nyaring dan memekikkan
telinga segera bergema memecahkan keheningan.
Ku See hong muntahkan darah segar secara tiba-tiba, paras
mukanya pucat pias seperti mayat, selangkah demi selangkah dia mundur kebelakang
Sehingga akhirnya tubuh itu terkulai lemas ke atas tanah.
Manusia berkerudung itu segera berpekik sedih:
"Kau... mengapa kau tidak mempergunakan jurus Thian cin cuan im.."
926 Secepat kilat tubuhnya menerjang ke muka, lalu tangannya yang
lembut digunakan untuk memayang bangun tubuh Ku See hong
yang terkulai lemas... Ternyata, sewaktu manusia berkerudung itu mengangkat telapak
tangannya ke depan dada itu, segulung tenaga pukulan yang maha sakti segera
menyebar keluar tanpa menimbulkan sedikit suara pun.
Dia cukup tahu kalau ke tiga gerakan serangan dari jurus Ho han seng huan dari
Ku See hang tersebut amat jahat dan dahsyat, dan bermaksud untuk mematah kan,
gerak serangan tersebut dengan
pukulan hawa murni. siapa tahu Ku See hong tidak jadi
mempergunakan Thian ciu cuan im tersebut untuk melancarkan
serangan, padahal hawa murninya yang dipancarkan keluar sudah
terlanjur meluncur ke depan...
Maka dia lantas berteriak agar Ku See hong cepat menyingkir,
sementara dia sendiri melepaskan kembali beberapa buah pukulan hawa murni untuk
memunahkan kedahsyatan dari serangan
tersebut. Tapi kenyataannya, Ku See hong sama sekali tidak menghindar,
tubuhnya segera terkena sisa hawa pukulannya yang memancar ke
mana-mana itu... Untung saja Ku See hong memiliki hawa khikang Kan kun mi siu
kang khi untuk melindungi badan, kendatipun begitu, toh ia tak tahan juga
menghadapi gempuran tenaga yang amat dahsyat
tersebut. Hawa darah didalam rongga dadanya segera bergolak keras, isi
perutnya pun terasa sakit sekali.
Dengan sorot yang sayu Ku See hong mengawasi tatapan mata
lawan yang berkaca-kaca itu, kulit wajahnya segera mengejang
karena menahan penderitaan, lalu ujarnya sedih:
"Kau...benarkahr kau adalah adik Sin" Katakan terus terang..."
Manusia berkerudung itu tidak menjawab pertanyaannya, tapi
berseru pula dengan cemas:
927 "Parahkah lukamu"'
"Bila kau adalah adik Sin, luka seringan ini sudah pasti masih dapat
kupertahankan!' Tampaknya manusia berkerudung itu di buat terharu sekali oleh
luapan rasa cinta Ku See hong yang begitu dalam dan sangat
terhadap Keng Cin sin, dia berpekik sedih, mendadak dipeluknya Ku See hong,
kencang-kencang. Dari balik kelopak matanya yang jeli nampak titik air mata jatuh bercucuran
dengan derasnya. "Aku ...aku bukan...Keng Cin sin" sahutnya kemudian dengan suara yang memilukan
hati. Ditinjau dari tubuhnya yang gemetar keras, terasa nada suaranya yang sedih dan
gemeter, bisa diduga betapa penderitanya dia
sewaktu mengutarakan ucapan tersebut.
Ku See hong menghela napas sedih:
"Adik Sin, mengapa aku harus membohongi dirimu" Bolehkah
kulepaskan kain kerudungmu itu?"
Sementara berbicara, sepasang kakinya gemetar keras, manusia
berkerudung yang sedang memeluk tubuhnya pun ikut jatuh ke
tanah dan berada dalam pelukan anak muda tersebut.
Apabila seorang gadis bukan sedang berhadapan dengan kekasih
hatinya, tidak mungkin dia akan berbuat seperti ini.
Manusia berkerudung itu menghela napas sedih, katanya
kemudian dengan suara lembut:
"Benarkah kau hendak memeriksa raut wajahku?"
Paras muka Ku See hong pucat pias seperti mayat, bahkan ada
kalanya mengejang keras penuh penderitaan, sehingga membuat
siapa pun akan beriba hati bila menyaksikan keadaan itu.
Dengan sorot mata yang sayu, dia menatap perempuan itu lekat-
lekat, kemudian me-ngangguk.
928 "Benar! Aku harus melihat jelas paras muka aslimu!."
Manusia berkerudung itu nampak lebih sedih lagi, katanya
kembali dengan suara lirih:
"Seandainya aku bukan orang yang kau bayangkan, apa pula
yang hendak kau lakukan?"
Sekulum senyuman segera menghiasi wajah Ku See hong yang
pucat pias itu. "Kau sudah pasti adalah adik Sin, aku yakin seratus persen pasti benar...!"
Manusia berkerudung itu segera menghela napas sedih.
"Aaaaai...kalau begitu, lepaslah!"
Pelan-pelan Ku See hong mengangkat tangan kanannya yang
nampak gemetar sangat keras, dia seperti merasa ketakutan" Atau mungkin
disebabkan oleh luka dalamnya yang parah"
Padahal perasaan Ku See hong waktu itu pun berat sekali,
napasnya seolah-olah terhenti, untuk sesaat, sementara sepasang matanya
mengawasi ke depan tanpa berkedip.
"Sreeeet...!" Akhirnya kain kerudung tengkorak putih dengan dua belas
kuntum bunga bwee itu berhasil disingkap juga...
'Haaaahh..?" suatu jeritan kaget
bergema memecahkan keheningan. "Kau.. benar kau benar bukan...bukan Keng Cin sin?" seru Ku See hong kemudian
dengan perasaan pedih. Ternyata paras mukanya amat memucat, tiada hawa darah,
dingin, kaku dan mengerikan. inilah sebuah wajah yang jelek dan menyeramkan
siapa pun yang melihatnya.
Tentu saja berbeda sekali dengan wajah cantik dan lembut dari
Keng Cin sin yang berada di istana Huan mo kiong di Lam hay.
929 Beberapa tetes air mata segera jatuh berlinang membasahi
wajah perempuan itu, kemudian sesudah menghela napas sedih,
bisiknya dengan lembut: "Tentunya wajahku amat jelek dan mengerikan hati bukan"'
Dalam hati kecil Ku See hong masih tetap terkandung setitik
harapan, dia segera bertanya lagi:
"Apakah kau adalah adik Sin" Bila kau benar benar adik Sin, sekalipun wajahmu
telah berubah menjadi begini rupa, aku tetap masih akan mencintaimu, katakanlah
kepadaku secara berterus terang, apakah kau adalah Keng Cin sin"
Ada kalanya, paras muka seseorang dapat berubah menjadi jelek
dan susah dipandang lantaran menelan obat beracun, sebab ditinjau dari sudut
mana pun dia sama sekali mirip total dengan Keng Cing sin dari istana Huan mo
kiong di Lam hay, itulah sebabnya Ku See hong lantas menganggap dia sebagai Keng
Cin sin. Sekarang, walaupun Ku See hong sudah melihat jelas paras
mukanya dan terbukti kalau dia bukanlah Keng Cin sin yang dulu, namun tatkala
dia terbayang kembali dengan tulisan yang
tercantum dalam kertas surat tersebut, kemudian menghubungkan
dengan kepedihan hati yang dimaksudkan, siapa tahu kalau gadis itu takut bertemu
dengan nya lantaran paras mukanya telah
berubah menjadi jelek" '
Sebaliknya manusia berkerudung itu merasa makin sedih lagi
sesudah mendengar perkataan Ku See hong yang penuh dengan
pancaran rasa cinta yang tak terhingga itu, titik-titik air mata segera jatuh
bercucuran membasahi wajahnya terkena air mata tersebut, secara lamat-lamat
segera tampak ada selapis kulit tipis yang
terkelupas. Mungkin kulit yang terkelupas itu amat kecil, atau mungkin
pikiran dan perasaan Ku See hong waktu itu kelewat kalut, ternyata dia tidak
menemukan pertanda yang mencurigakan itu.
930 Sementata itu, perempuan tersebut telah mengenakan kembali
kain kerudungnya untuk menutupi kembali paras makanya yang
menyeramkan itu, kemudian katanya pelan.
"Ku See hong, paras muka asliku telah berhasil kau saksikan dengan amat jelas,
apakah kau masih belum dapat menentukan aku adalah Keng C in itu atau bukan"
Aaaai .. Setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Bila aku teringat kembali dengan kekasih hatiku di masa lalu, dia pun begitu
cinta kepadaku seperti apa yang kau lakukan sekarang, tapi meski cintanya
sedalam lautan, namun setiap perubahan yang terjadi di dunia ini sungguh membuat
orang sukar untuk mengingatnya... "Dahulu, setelah aku berpisah dengannya, tak lama kemudian aku telah dinodai
oleh manusia-manusia laknat, peristiwa itu
membuat aku menjadi ternoda, bila aku benar-benar bersua kembali dengan
kekasihku. aku benar-benar tak punya muka lagi untuk
berjumpa dengannya. "Ku See hong, kau harus percaya dengan perkataanku, aku
bukan Keng Cin sin yang sedang kau cari, tapi oleh karena wajah maupun gerak
gerikmu amat mirip dengan nya, maka diantara kita berdua baru terjadi kesalahan
paham seperti ini, sekarang adalah saat bagi kita untuk menyelesaikan kesa-lahan
paham tersebut" Ku See hong mendongakkan kepalanya memandang awan yang
sedang bergerak di angkasa, kemudian menghela napas sedih.
Di dengar dari helaan napas tersebut, jelas terdengar betapa
kecewa dan sedih hatinya.
Kemudian terdengar dia bergumam seorang diri seperti orang
yang sedang mengigau saja:
"Lagi-lagi suatu impian kosong belaka... Ooh, adik Sin! Benarkah kau sudah tiada
di dunia ini lagi" 931 "Oooh, adik Sin! Tahukah kau betapa tidak percayaku kalau Thian bisa merenggut
nyawamu dengan begitu saja..."
Sepasang mata si manusia berkerudung itu telah basah oleh air
mata, dia pun seperti bergumam:
"Yang hidup apa faedahnya" Yang mati apa menderitanya" Bila seorang mempunyai
tubuh tanpa roh, apa bedanya pula dengan
suatu kematian... -oo0dw0oo- BAB 43 UNTUK beberapa saat lamanya, susana menjadi sepi, hening dan
tak kedengaran sedikit suara pun, ke dua belah pihak sama-sama membungkam diri
dalam seribu bahasa. Mendadak manusia berkerudung itu ber bisik lirih:
'Ku See hong, kalau toh ia sudah tiada di dunia ini lagi, mengapa kau tidak
melupakan saja kehadirannya dalam hatimu?"
"Tidak! Tidak! Sampai matipun aku tak akan melupakan dia, seperti pula sikapmu
terhadap kekasih hatimu, meskipun kau tak ingin bertemu dengannya, tapi bukankah
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
siang dan malam selalu mencari dirinya" "Dia dapat menempati seluruh hatimu, karena cintanya
kepadamu tidak bisa di-tawar-tawar lagi, begitu pula keadaan Keng Cin sin
bagiku, bayangan tubuhnya sudah melekat dalam-dalam
dihatiku!" Manusia berkerudung itu menghela napas panjang, kembali dia
berkata: 'Manusia yang sudah mati tak bisa hidup kembali, tapi kesedihan yang melampaui
batas justru akan merugikan kesehatan badanmu
sendiri...' 932 Dengan cepat Ku See hong menukas kata-kata selanjutnya yang
belum selesai di utarakan itu, teriaknya keras:
"Dia belum mati! Dia belum mati! Aku tidak percaya kalau dia sudah mati ......
"Sudah begini lama kau mencarinya, namun tak pernah
menemukan kabar beritanya, apalagi bukankah kan pernah berkata: Dengan mata
kepala sendiri kau saksikan tewas ditangan kawanan manusia laknat sewaktu berada
di istana Huan mo kiong" Apakau
kau menganggap dia belum mati?"
Sesudah mendengar perkataan tersebut, tiba-tiba saja Ku See
hong seperti mendengar suara teriakan yang memilukan hati itu, hatinya terasa
perih sekali, sakit dan seakan-akan mengucurkan darah.
Seperminum teh kemudian, Ku See hong baru berkata kembali:
"Seandainya dia benar-benar mati, maka selesai kubalas dendam kesumat tersebut,
aku pun tak akan hidup lebih lama lagi di dunia ini"
Mendadak manusia berkerudung itu menegur dengan suara yang
dingin bagaikan es: "Sebagai seorang lelaki sejati, tidak seharusnya kau
sembarangan mengorbankan diri hanya disebabkan masalah
perempuan, paling tidak, kau harus melakukan suatu pekerjaan
yang menggemparkan dalam dunia persilatan, dengan demikian
baru bisa terpancar jiwa dan semangatmu sebagai seorang lelaki yang jantan!"
Ku See hong tertawa sedih.
"Aaaah terus terang saja aku sudah sama sekali tidak berteriak lagi oleh
masalah-masalah kemanusiaan seperti itu lagi.
"Sebenarnya aku menganggap cinta muda-mudi hanya suatu
cinta yang palsu belaka, cinta yang lain dimulut lain dalam hati, tapi sejak aku
berjumpa dengannya, dia telah memberikan cinta yang
suci dan murni ke padaku, dan telah mengorbankan diri untuk
diriku, untuk menyelamatkan selembar jiwaku.
933 "Tatkala aku mendengar jeritan ngerinya menjelang saat
kematian itu tiba, sebenarnya aku sudah tak punya keinginan lagi untuk hidup
lebih jauh, waktu itu, seandainya tiada api dendam kesumat yang menunjang
diriku, mungkin aku sudah tidak berada di dunia ini lagi.
'Sejak saat itu juga, dalam hatiku aku telah mengambil
keputusan, bila dendam kesumat ku sudah berhasil dibalas, dan
terbukti kalau ia mati karena aku, maka aku pun akan
mengorbankan pula selembar jiwaku sebagai pernyataan rasa
cintaku kepadanya" Tatkala manusia berkerudung itu mendengar ucapan tersebut,
dia segera memperdengarkan suara helaan napasnya yang sedih
dan sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Mendadak ia bertanya: "Ku See hong! Bila kau mengorbankan nyawamu demi kekasihmu
yang telah mati itu, lantas bagaimana dengan seorang gadis lemah lainnya"
Bagaimana cara mereka untuk melanjutkan kembali
hidupnya" 'Bila kau berbuat demikian, apakah kau tidak merasa terlampau
mementingkan diri sendiri" Kau harus tahu. sekarang kau sudah tak bisa berbuat
sekehendak hati sendiri seperti dulu, mau berbuat apa lantas berbuat apa.
"Sebab saat ini kau telah mempunyai dua orang perempuan lagia Him Ji im
....antara kau dengannya telah mengadakan hubungan
suami istri, dengan In Yan cu... betapa dalamnya dia mencintaimu.
"Apakah kau akan meninggalkan mereka semua dengan begitu
saja, meninggalkan mereka secara keji sehingga menbiarkan
mereka menderita sepanjang masa?"
Bagaikan baru sadar dari impianrya, Ku See hong segera berseru bagaikan orang
kalap: "Ku See hong, wahai Ku See hong.... mengapa nasibmu begitu tragis..." Mengapa
nasibmu begitu tidak menguntungkan!"
934 "Benarkah kau akan nekad" Tidak! Kau tidak boleh benar-benar berbuat demikian!
"Boleh!... dengan Him Ji im dan Im Yan cu aku telah mempunyai
hubungan suami istri sekarang aku sudah mempunyai tanggung
jawab. . Tiba-tiba manusia berkerudung itu menjerit kaget:
"Apa" Im Yan cu... kau telah merenggut pula kehormatan dari Im Yan Cu..
Merah padam selembar wajah Ku See hong karena jengah,
sesudah menghela napas sahutnya:
"Dia... dia sudah hampir mati...'
"Ku See hong!" Manusia berkerudung itu segera berseru dengan perasaan cemas
"kemarin malam bukankah kau datang mencariku untuk memohonkan pengobatan
baginya" Yaa, mengapa aku begitu
pikun hanya bersantai-santai denganmu saja sehingga melalaikan persoalan yang
maha penting tersebut"
Dalam pada itu, kesadaran Ku See hong pun sudah menjadi
terang kembali, ketika menyaksikan kepanikan dan kecemasan dari perempuan
berkerudung itu, selintas rasa heran dan tidak habis mengerti kembali meliputi
wajahnya, dia tak habis mengerti apa sebabnya orang itu demikian memper-hatikan
dirinya, Him Ji im serta Im Yan cu" Seandainya diantara mereka semua tidak saling mengenal
sebelumnya, mengapa pula dia bersedia memperlihatkan
semuanya itu" Ku See hong menghela napas pelan, lalu ujarnya.
"Sekarang Im Yan cu telab dibawa pergi oleh gurunya, untuk sementara waktu sukar
buat kita untuk menemukannya, Sekarang,
aku orang she Ku ingin bertanya kepadamu, apakah engkau dapat
mengobati luka akibat racun tersebut?"
"Cepat katakanlah, racun apakabh yang telah menyerang
tubuhnyaa"` 935 Ku See honbg agak ragu sejenak, tapi akhirnya menjawab juga:
"Dia telan dipaksa oleh seorang manusia laknat untuk menelan pil beracun Im hwee
si hun wan... "Apa" Pil beracun Im hwee si hun wan" manusia berkerudung itu menjerit kaget.
Dilihat dari jeritan kagetnya, Ku See hong sudah tahu kalau
perempuan berkerudung inipun tidak mampu untuk menyembuhkan
luka beracun mana, suatu firasat tak enak segera melintas di dalam benaknya.
Sesudah bergumam sejenak, akhirnya dia ber kata:
"Benar, pil Im hwee si hun wan! Disaat yang paling kritis itulah kebetulan aku
datang, akibatnya... akibatnya aku pun mengadakan hubungan dengannya... sebab
bila aku tidak berbuat demikian.
maka dia. . dia akan mati karena nadinya pecah"
Sesudah mendengar perkataan tersebut, manusia berkerudung
itu berdiri termangu-mangu, tampaknya dia sedang berusaha
memutar otak untuk menemukan cara rahasia untuk mengobati luka keracunan
tersebut. Selama beberapa saat kemudian, dia baru tertawa lagi dengan
perasaan sedih... ' Apakah gurunya dapat menyembuhkan luka beracun dari pil
jahat tersebut"'"
Ku See hong menjadi gelisah, bukan menjawab, dia malah balik
bertanya: "Jadi kaupun tidak sanggup untuk menyembuhkan racun cabul ini?"
"Barusan aku telah memikirkan isi kitab pusaka yang pernah kupelajari, dalam
halaman buku yang mencantumkan masalah Im
hwee si hun wan tersebut, buku itu berkata demikian:
936 "Racun obat ini merupakan semacam obat perangsang bersifat keras yang amat keji,
berhubung racun itu kelewat ganas dan janat maka sewaktu kitab tersebut di
tulis, cara pembuatan obat Im hwee si hun wan tersebut sudah hilang dari
peredaran dunia' "Kalau begitu, di dalam kitab tersebut tidak terdapat catatan mengenai obat
penawar nya?" tanya Ku See hong sedih.
'Padahal menurut apa yang kudengar Im hwee si hun wan
merupakan semacam obat cabul yang tidak mempunyai obat
penawar nya. 'Tapi aku percaya di dunia ini sudah pasti terdapat semacam obat yang bisa
menandingi keganasan racunr tersebut, hanya kita masih beqlum mengetahui saja
apa nama dari obat tersebut"
Tatkala mendengar perkataannya yang terakhir itu, tiba tiba saja Ku See hong
teringat kembali dengan rumput Im cu cau yang
pernah di katakan Thi bok sin kiam Cu Pok kepadanya tempo hari.
"Yaa, siapa tahu kalau rumput Im cu cau tersebut dapat
digunakan untuk menyembuh kan luka racun tersebut?" demikian dia berpikir
kemudian. Berpikir sampai disitu, Ku See hong segera berkata.
"Kalau begitu, kau benar benar tak mampu untuk menyembuhkan dirinya" Dia-apakah dia harus ...."
Kata-kata selanjutnya tak berani dia utarakan lagi, sebab
kematian Im Yan cu baginya tak kalah pentingnya dengan Keng Cin sin, hal
tersebut akan memberikan pukulan batin yang amat berat baginya.
Sebab, bagaimanapun juga dia tetap mencintai gadis tersebut,
sedangkan gadis itu pun tampak begitu suci bersih dan menaruh
cinta yang begitu mendalam terhadap dirinya.
Terdengar manusia berkerudung itu berkata lagi.
"Walaupun dalam kitab tidak dicantumkan tentang obat penawar dari racun Im hwee
si hun wan, namun aku yakin masih bisa
937 disembuhkan dengan suatu cara pengobatan yang istimewa, paling tidak dapat
memper-panjang saat kambuhnya, kemudian aku baru
akan pergi mencarikan obat yang bisa memunahkan racun itu,
"Ban sia kaucu Ceng Lan hiang memiliki sejilid kitab Ban sia cin keng, dan pil
tersebut dibuat olehnya berdasarkan catatan dalam kitab itu, aku rasa
kemungkinan besar dia pun mengerti apa obat penawar dari racun itu"
Segera muncul kembali setitik harapan dalam hati Ku See hong,
perasaannya yang tegang pun segera mengendor kembali,
sekalipun harapan tersebut masih amat kecil, namun jauh lebih baik daripada sama
sekali tiada harapan lagi.
Ku See hong segera berkata pelan:
"Nona bolehkah aku tahu, mengapa kau bersikap begitu baik terhadap kami" Aku
orang she Ku benar-benar merasa amat
menyesal, dimana kemarin malam aku telah mengganggu
ketenangan kalian." Manusia berkerudung itu menghela napas sedih.
"Sebagai sesama umat persilatan, sudah sewajarnya apabila kita saling bantu
membantu, hal ini tidak terhitung seberapa.
"Terus terang saja kukatakan! Aku memang melindungi dan
memperhatikan dirimu jauh melebihi yang lain, sebab wajahmu
mirip sekali dengan kekasihku dulu. Sekalipun dalam hidupkuini aku bakal
kehilangan cintaku terhadapnya, tapi aku bersedia untuk
membantu cinta kasih orang lain, dengan demikian paling tidak aku akan
memperoleh sedikit pembayaran cintaku yang hilang"
Ku See hong benar-benar merasakan hati nya bergolak keras
sesudah mendengar ucapan tersebut, perempuan ini benar-benar
mirip sekali dengan Keng Cin sin, terutama sekali keanggunan dan kebesaran
jiwanya. Tampaknya manusia berkerudung itu seperti lagi menunjukkan
sesuata, kembali ia berkata:
938 "Padahal cinta yang sebenarnya bukan cinta yang menguasahi, melainkan suatu
pemberian. `Seandainya aku berhasil menemukan yang dulu, dan menyasikan dia seperti juga kau sekarang, telah mempunyai dua
orang kekasih yang lain, maka aku pun akan membantunya pula
agar mereka dapat hidup berbahagia"
"Aaaai, banyak persoalan di dunia ini yang tak bisa dibayangkan dan dipikirkan
dengan begitu mudah"
Ku See hong turut menghela napas panjang . .
'Aaaai, aku orang she Ku telah berkenalan lagi dengan seorang
perempuan sejati, apabila tidak keberatan aku ingin sekali mendapat tahu siapa
nama nona." Mendengar permintaan tersebut, perem-puan berkerudung itu
merasakan hatinya bergetar keras, segera berpikir. .
'Aku tidak dapat bergaul lagi dengannya lebih jauh, manusia
adalah makhluk yang kaya akan perasaan, bila aku seringkali
bbergaul denganndya maka batasana-batasan perasaban yang
kuatur selama ini, pada akhirnya bisa berantakan tidak karuan, aku sudah tidak
memiliki tubuh yang suci dan bersih lagi untuk
menyambut datangnya cinta dari dia..."
Berpikir demikian, cepat-cepat katanya dengan suara sedingin es.
"Ku See hong! Namaku telah hilang lenyap bersama-sama
dengan jiwaku, maaf bila aku tak dapat memberitahukan soal
tersebut kepadamu" Mendengar ucapan mana, Ku See hong segera tahu kalau dia tak
ingin berkenalan dengannya, tanpa terasa ia menghela papas sedih.
"Berulang kali nona telah memberikan cinta kasih kepada aku orang she Ku, budi
kebaikan ini tak akan kulupakan untuk
selamanya. suatu ketika budi kebaikan itu pasti akan kubayar.
939 "Sekarang, apabila nona mempunyai sesuatu tugas untuk
menyuruhku. Katakan lah segera! Meskipun harus terjun ke lautan api sekalipun,
aku orang she Ku tak akan menampik"
' Aku membantumu karena aku teringat kembali dengan
kekasihku dahulu, aku sama sekali tidak mengharapkan balas
jasamu, harap kau jangan mempersoalkan hal ini di dalam hati"
Ku See hong merasa semakin sedih.
"Selama hidup aku orang she Ku tak pernah menerima budi
kebaikan orang lain, tapi Kini, tanpa sebab musabab aku telah
berulang kali menerima kebaikanmu, lama kelamaan hatiku menjadi tidak tenteram
sendiri... Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya, perempuan berkerudung itu sudah menukas:
"Ku See hong, bila kau masih memikirkan budi kebaikanku itu, baiklah! Aku pun
akan memohon beberapa persoalan kepadamu"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Harap nona sampaikan, aku orang she Ku sudan pasti akan
menerimanya tanpa membantah"
'Pertama: harap kau jangan memusuhi orang-orang dari
perguruan Hiat mo bun kami lagi.
Kedua: Harap kau segera pergi meninggal kan aku"
Ucapan mana pada hakekatnya merupakan suatu pengusiran
secara paksa, kontan saja membuat paras muka Ku See hong
berubah hebat, sebagai pemuda yang tinggi hati, ia merasa amat gusar dan
mendongkol seteblah diusir secadra demikian.
Coba kalau bukan Ku See hong sudah terlanjur dibikin kagum
atas perempuan tersebut dalam pembicaraan tadi, mungkin suatu
pertarungan sudah pasti tak bisa dicegah lagi.
Dengan sedih dia menghela napas panjang, katanya kemudian:
940 ' Entah kejelekan apakah yang dipunyai itu orang she Ku,
sehingga kau bersikap begitu tak berperasaan kepadaku" Harap
nona suka memberi petunjuk yang jelas'`
Manusia berkerudung itu menghembuskan napas panjang.
"Ku Se-hong, aku harap kau jangan mendekati aku, apakah
hanya soal ini saja tak dapat kau kabulkan" Aaaai... ' Terus terang saja
kuberitahukan kepadamu, berhu-bung kau kelewat mirip
dengan kekasihku, maka setiap kali bertemu dengan kau, aku lantas teringat akan
dirinya, terutama cinta kasihnya dahulu, kau harus tahu, penderitaan semacam itu
paling sukar ditahan, maka itulah aku terpaksa harus bersikap kurang sopan dan
tak berperasaan kepadamu, tentang soal ini, aku harap kau sudi memaafkan"
Apabila nona memang bersikeras untuk berbuat demikian, tentu
saja aku orang she Ku tidak akan menyusahkan orang, namun
selama hidup aku pun tak ingin menerima budi kebaikan orang
dengan begitu saja, sekarang aku telah bertekad untuk melaku kan suatu
pekerjaanuntuk nona. "Aku akan mencarikan kekasihmu yang dahulu itu sampai
ketemu, harap kau bersedia memberitahukan kepadaku nama dari
kekasih hatimu itu..."
Mendengar ucapan tersebut, manusia berkerudung itu tak dapat
mengendalikan rasa pedihnya lagi, pancaran sinar kepedihan segera mencorong
keluar dari balik matanya itu.
Dia benar-benar tak dapat mengendalikan perasaannya lagi, tapi teringat betapa
kotor nya tubuh sendiri yang telah dinodai orang, dengan cepat ia mengendalikan
kembali perasaannya yang sedang
bergolak tersebut... Begitu dalam cintanya kepada pemuda ini, tapi dia merasa
rendah diri, serendah-rendahnya sampai tak berani menunjukkan
wajah aslinya, dia rela menerima siksaan tersebut daripada
mengungkap hal yang sesungguhnya.
Setelah menghela napas sedih, katanya kemudian:
941 `Ku See hong! Maksud baikmu biar ku terima di dalam hati saja.
"Kau harus tahu, betapa sedihnya dan hancurnya hatiku bila dapat berdua kembali
dengan kekasihku itu, rasa sedih tersebut sudah pasti tak akan terlukiskan
dengan kata-kata, Kau.... kau tak usah bersusah payah untukku lagi.
"Padahal, sekalipun kau hendak mencari kekasihku itu sampai ke ujung langit pun,
jangan harap bisa kau temukan jejaknya...
'Apakah dia sudah mati.."'` tanya Ku See hong dengan perasaan
tidak hampir mengerti. ' Tidak. dia belum mati! Kuharap kau jangan bertanya lagi,
bersedia bukan" Kau ... kau harus selekasnya meninggalkan tempat ini!"
Dari balik matanya yang jeli sudah mengembang air mata yang
setiap saat berpisah kembali untuk selamanya. Tapi.. tapi kenapa"
Karena mahkota kehormatannya sebagai seorang gadis telah
dinodai oleh sekawanan manusia laknat.
Keadaan waktu itu benar-benar membuat nya menjadi amat
mengenaskan, bukan dinodai oleh seorang saja waktu itu,
melainkan oleh berpuluh-puluh orang secara bergilir, tak ubahnya seperti seorang
pelacur yang sedang melayani langganannya saja, selesai satu datang yang lain,
demikian seterusnya tiap hari...
Maka dia tak ingin lagi mempersembahkan tubuh dan jiwanya
yang telah ternoda itu untuk kekasih hatinya.
Dia tahu bakal kehilangannya selama hidup, dia membenci!
Membenci ketidak adilan Thian, membenci kawanan manusia laknat yang telah
menghancurkan kesucian tubuhnya, ia menggigit bibir menahan diri, dan harus
membunuh kawanan manusia laknat
tersebut. Tiada berperasaan! Kejam, penuh dengan genangan darah
kental... 942 Telah menjadi prinsip hidupnya semenjak peristiwa itu, dan
bersumpah hendak membasmi kawanan manusia laknat tersebut
dengan darah mereka sendiri, menggunakan darah dan mayat untuk mencuci bersih
tubuh dan jiwanya yang ternoda tersebut.
Tapi kesemuanya itu hanya untuk kesejahteraan hidup umat
manusia, sedang dia sendiri akan selamanya terjerumus dalam
jurang penderitaan dan siksaan. . sukmanya yang bernoda tak
pernah akan menjadi bersih kembali. kendatipun dicuci dengan
segenap air yang mengalir di sungai Tiangkang sekali pun.
Padahal jiwanya tak pernah ikut ternoda, dia masih tetap anggun dan suci bersih.
Ia tidak berbeda jauh dengan keadaan dahulu, tetap dikagumi
dan dihormati setiap orang.
Memandang kepedihan hati yang mence-kam perasaan si nona.
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras. tanpa terasa,
pikirnya lagi: "Biji matanya begitu mirip dengan adik Sin, aaaai ....benarkah manusia ciptaan
Thian bisa dibentuk dengan kesamaan yang persis sama antara yang satu dengan
lainnya" Kalau perasaan mungkin
saja bisa sama, tapi panca indera, tubuh, suara dan gerak geriknya tak mungkin
bisa sama antara yang satu dengan lainnya, dia
benarkah Keng C in sin..."
Berpikir sampai disitu, Ku See hong meng-hela napas sedih,
pelan-pelan dia berkata: 'Nona! Aku orang she Ku akan melaksana kan seperti apa yang
kau inginkan, tapi sebelum pergi, harap kau perlihatkan wajah
aslimu sekali lagi, agar terbentik sedikit kenangan dalam hatiku dimasa
mendatang" Setelah mendengar ucapan mana, dari balik mata manusia
berkerudnng itu mencorong kembali setitik cahaya tajam, secara beruntun ia
mundur sejauh tiga langkah ke belakang, kemudian
katanya dengan suara dingin lagi ketus:
943 'Tidak usah! "paling baik kalau kau bisa segera melupakan aku"
'Kau...kau adalah Keng Cin sin..."
Tiba-tiba manusia berkerudung itu mengangkat kepalanya lalu
memperdengar kan suaranya tertawanya yang keras, tajam dan
menusuk pendengaran.. Kemudian selang berapa saat kemudian, dia baru menghentikan
suara tertawanya dan berkata dengan suara yang dingin hinggba
merasuk ke tudlang: "Kau benar-benar tak bibsa dinasehati, sudah dibilang aku bukan Keng Cin sin,
kau masih saja nekad menuduhku dengan yang
bukan-bukan. Hmmm! Jika kau masih saja bersikeras mengatakan
yang bukan . bukan, jangan salahkan kalau aku tak akan bersikap sungkan-sungkan
lagi terhadap dirimu. Ketika mendengar perkataan yang dingin tak berperasaan itu,
sekali lagi Ku See hong berpikir:
"Tidak! Tidak! Sikap semacam ini jelas tak akan pernah dilakukan oleh adik Keng
Cin sin, dia bukan adik Sin! Dia bukan adik Sin..."
Perasaan hatinya saat ini sungguh amat gundah, perasaan
bertentangan serasa berkecamuk di dalam benaknya. adakalanya
dia merasa gadis itu sebagai Keng Cin sin, ada-kalanya ia justru menyangkal
perasaan nya tersebut. Akhirnya sekilas rasa sedih dan senyuman getir menghiasi raut
wajah Ku See hong, katanya kemudian:
"Nona! Kalau begitu, aku harus merepot kan dirimu sekali lagi untuk menyembuhkan
penyakit yang diderita Im Yan cu. Semua
budi kebaikanmu kepadaku selama ini, asal aku orang she Ku masih dapat bernapas
selamanya tidak akan pernah kulupakan'
`Tentang soal Im Yan cu aku pasti akan berusaha dengan
sepenuh tenaga untuk membantunya..
harap kau jangan merisaukan, tukas manusia berkerudung itu cepat, "cuma
dimanakah ia berada saat ini?"
944 Ku See hong menjadi terperanjat sesudah mendengar pertanyaan itu, segera pikirnya: "Sekarang ia telah dibawa pergi oleh gurunya.
--Seng sim cian li Yap Soat kun, ke manakah aku
harus pergi mencarinya" Aaaai.-.! Mungkin gurunya mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan luka tersebut.'
Berpikir demikian, diapun, lantas berkata:
"Im Yan cu telah dibawa pergi oleh gurunya, ia tidak mengatakan hendak ke mana.
tapi dia pernah bilang, Jika ia gagal
menyembuhkan penyakit itu, maka dia ia akan segera datang
mencariku, mungkin mereka masih berada didalam kota"
Mendengar jawaban mana.. manusia berkerudung itu menghela
napas panjang. `Benar-benar pikun! Langit dan jagad begini lebar, kau hendak
ke mana untuk mencarinya'
' Sekalipun gurunya merupakan seorang tokoh persilatan yang
berilmu tinggi, namun setelah menghadapi racun cabul Im hwee si hun wan, sudah
pasti racun tersebut tak akan mampu di sembuhkan olehnya, cuma aku pikir dia
pasti berkemampuan untuk mencegah
menjalarnya racun itu serta menunda saat kambuhnya selama
beberapa hari. "Begini saja" Bila ia datang mencarimu atau kau berhasil
menemukan mereka, suruhlah mereka menungguku di rumah
penginapan Yang tang"
"Nona, apakah kau hendak mengunjungi markas besar Ban sia kau seorang diri".`
"Cepat atau lambat kami, orang-orang Hiat mo bun sudah pasti akan melangsungkan
suatu pertarungan antara mati dan hidup
dengan pihak Ban sia kau, sekarang mumpung ada kasus tentang
Im Yan cu ini, maka aku harus mengunjungi markas besar Ban sia kau, kalau bisa
akan kucuri kitab pusaka Ban sia cinkeng milik Ceng Lan hiang tersebut"
945 "Nona! persoalan ini toh merupakan masalahku, soal mencuri kitab ban sia cinkeng
lebih baik serahkan kepadaku untuk
mengerjakannya!" "Kau tidak boleh ke situ?" jawab manusia berkerudung itu dingin,
"andaikata racun cabul yang berada ditubuh nona Im kambun kembali, apa yang
harus kau lakukan" Sekarang, paling baik kalau kau pergi mencarinya lebih
dahulu, kemudian setiap saat setiap detik mendampinginya"
"Nona, dapatkah kau menunggu satu hari lagi sebelum
berkunjung ke markas besar Ban sia kau?"
'Tentu boleh saja, sampai waktunya mungkin aku bisa menduga
disaat nona Im kau kambuh untuk kedua kalinya itu apakah dia
sudah menerima pengobatan dari gurunya atau belum, kemudian
baru pergi mencari kitab Ban sia cinkeng. .
"'Biasanya, apabila racun cabul itu sudah kambun untuk ke dua kalinya, maka
racun mana akan lebih sukar untuk disembuhkan,
sekalipun bisa dipunahkan pengaruh racun cabul itu, namun dia
sendiri menderita akan kerugian yang amat besar, keselamatan
jiwanya pun akan terancam bahaya besar.
Mendengar ucapan mana, Ku See hong menjadi semakin pedih
hatinya, dia segera berpikir:
"Kalau begitu aku harus segera berangkat ke bukit Im cu san untuk mencari rumput
Im cu cau, siapa tahu kalau rumput tersebut dapat menyembuhkan racun cabul itu?"
Setelah mengambil keputusan, dia pun berkata dengan sedih:
"Kini, waktunya sudah amat mendesak, terpaksa aku orang she Ku harus mohon diri
lebih dahulu, besok pagi aku akan menunggu mu dl rumah penginapan Yang tang saat
Im Yan cu dan gurunya tolong kau sudi mencarikan..."
"Harap kau jangan kuatir, keselamatan Im Yan cu.."
946 Sebenarnya dia hendak berkata bahwa keselamatan lm Yan cu
mempunyai arti yang sangat penting baginya.
Tapi karena kuatir Ku See hong akan menaruh curiga kepadanya,
terpaksa ia membungkam dalam seribu bahasa.
"Nona!" kata Ku See hong lagi. . "kita berjumpa lagi lain waktu, sekarang aku
hendak mohon diri lebih dahul?
Ku See hong, sekarang kau hendak ke mana?" tiba-tiba manusia berkerudung itu
bertanya. "Aku hendak mencari semacam obat, paling lambat besok pagi pasti sudah kembali
ke rumah penginapan Yang tang'
Selesai berkata, dengan suatu gerakan yang amat cepat Ku See
hong meluncur ke depan sejauh dua puluhan kaki lebih.
"Hei, apa nama rumput itu?" teriak manusia berkerudung itu dengan keras-keras.
"Rumput Im Cu cau!?"
Jawaban itu melayang tiba secara lamat-lamat, sementara
tubuhnya dengan cepat sudah meluncur naik keatas sebuah puncak bukit dan sekejap
kemudian telah lenyap dibalik lapisan bukit
tersebut. Memandang bayangan punggung sang pemuda yang menjauh,
perempuan itu segera bergumam:
"Rumput Im cu cau! Rumput Im cu cau.. Yaa. di dalam kitab pusakaku memang pernah
disebut tentang rumput aneh itu, tapi
rumput tersebut sangat sulit ditemukan, hendak ke manakah dia
mencari rumput Im cu cau tersebut" Mungkinkah rumput terse-but bisa menawarkan
racun cabul tersebut" Aaaai..."
Dia manghela napas panjang.
Sorot matanya yang jeli pelan-pelan di alihkan ke tengah udara, memandang mega
yang melayang terhembus angin, dibawan sorot
947 cahaya matahari, tampak beberapa tetes air mata sempat
membasahi matanya. Dengan perasaan yang pedih, kembali dia bergumam:
"Engkoh Hong, maafkanlah daku! Aku tahu kau sangat
mencintaiku, tapi... aku ...aku sudah tak dapat menerima cinta kasihmu lagi."
"Dia! Seperti yang kau duga, telah mati, selama hidup kau tak akan pernah bisa
berjumpa lagi dengannya. 'Oooh Thian! Mengapa begitu jeleknya nasibku ini..."
Bergumam sampai disitu, tak tahan lagi dia menangis tersedu-
sedu, menangis dengan sangat sedihnya.
Yaa, sesungguhnya nasib gadis ini memang tragis dan
mengibakan hati... Sebenarnya ia sudah tak ingin hidup terus di dunia ini semenjak terjadinya
peristiwa yang mengenaskan itu.
Tapi, kobaran api dendam dan bencinya yang menyala-nyala
membuat gadis itu berusaha keras untuk mengendalikan diri,
terutama sekali betapa besarnya keinginan gadis itu untuk dapat berjumpa muka
sekali lagi dengannya, maka sambil menahan malu
dia melanjutkan hidupnya sampai kini...
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sungguh tidak disangka, justru karena tekadnya itu, tanpa
disengaja ia telah menemukan sesuatu keajaiban, dia menemu bkan kitab pusakda
yang berisikaan ilmu silat ambat lihay yang mana membuatnya berubah menjadi
seorang perempuan berilmu tinggi.
Ternyata Buncu dari perguruan Hiat mo bun ini atau yang lebih
dikenal sebagai manusia berkerudung warna warni ini, bukan lain adalah Keng C in
sin dari Istana Huan mo kiong di lautan Lain hay, Keng Cin sin, saat ini ia
sedang menangis tersedu sedu,
menangis dengan amat pedih nya..
948 Suara isak tangis yang memilukan itu mengalun dan menyebar
ditengah bukit yang hening itu.
Suasana begitu sedih, begitu mengenas kan, membuat hati siapa
pun terasa pilu. Dia telah melampiaskan seluruh rasa sedih dan pilunya dalam
isak tangis yang memedihkan hati tersebut.
Suaranya seperti suara teriakan monyet dari selat wu shia, begitu memilukan,
begitu mengibakan hati, membuat siapa saja merasa
turut beriba hati. Peristiwa mengerikan yang pernah di alaminya dimasa lalu, kini terlintas kembali
dalam benaknya... (Berikut ini akan dikisahkan musibah yang telah menimpa Keng
Cin sin serta penemuan yang dialaminya)
Peristiwa itu terjadi pada setahun berselang di istana Huan mo kiong laut lam
hay, diawali pada senja yang kelabu tersebut.
Waktu itu, Keng Cin sin seorang diri harus menghadang melawan
Kim kiam (si pedang emas) Cia Tiong giok sekalian belasan orang jago-jago lihay.
Demi kekasihnya Ku See hong agar bisa lolos dari tempat
tersebut dengan memperta-ruhkan jiwa raganya dia melakukan
perlawanan dengan sepenuh tenaga.
Apabila seseorang sudah berada diujung tanduk, dimana
keselamatan jiwanya dijadikan taruhan, kekuatan yang terpancar keluar dari
tubuhnya memang selalu diluar dugaan siapa saja.
Keadaan Keng Cin sin ketika itu ibaratnya seekor harimau betina yang sedang
kalap, dia menerjang ke sana melompat kesini, dengan sekuat tenaga mencegat
terjangan orang-orang itu.
Dengan kegarangannya, dalam waktu singkat dia telah berhasil
merobohkan bebe-rapa orang, akan tetapi pakaian yang dikenbakan juga telahd
hancur dan robaek-robek, darahb segar bercucuran
949 dimana-mana, namun dia masih mencoba mengerahkan sisa
kekuatan yang dimilikinya untuk melancarkan serangan.
Suatu ketika dia berhasil melukai si pedang emas Cia Tiong giok dan merebut
pedang emasnya. Mendadak, pada saat itulah...
Tubuhnya pun secara beruntun terkena beberapa buah pukulan
dahsyat yang membuat nya memuntahkan darah segar.
Berada dalam keadaan begini sadarlah gadis lersebut bahwat dia tak akan mampu
untuk bertahan lebih jauh, sudah pasti dia akan ditawan mereka dan mengalami
siksaan yang paling keji..
Maka sambil memperdengarkan jeritan ngeri yang memilukan
hati, dia segera mengayunkan pedangnya untuk bunuh diri.
Siapa tahu saat yang tepat inilah Cia Tiong giok telah
menyambitkan senjata rahasia untuk merontokkan pedang emas
ditangan gadis itu, kemudian dengan suatu gerakan cepat menotok beberapa buah
jalan darahnya. Begitulah, diapun mengalami nasib yang paling tragis di dalam
kehidupannya. Dia pun harus mengalami kejadian memalukan yang membuatnya amat sakit hati.
Ternyata si Pedang emas Cia Tiong giok sangat mencintai Keng
Cin sin, secara diam-diam dia telah menganggap gadis itu sebagai istrinya
sendiri, sungguh tak pernah di sangka olehnya kalau gadis itu akan menghianati
dirinya. Pada dasarnya si Pedang emas Cia Tiong giok memang seorang
manusia yang kejam, buas dan sama sekali tak berperasaan.
Pada saat itu dia sudah amat membenci terhadap Keng Cin sin,
dia hendak mengguna kan semacam siksaan yang paling keji dan
paling buas untuk menyiksa gadis tersebut.
950 Maka dengan menggunakan semacam obat beracun yang dapat
membuat ke empat anggota badan orang menjadi lemas, dia cekoki obat tersebut ke
mulut Keng Cin Sin agar supaya gadis itu tak
mampu melakukan usaha bunuh diri.
Setelah itu dia perkosa Keng Cin sin sampai puluhan kali
banyaknya, ketika ia sudah mulai bosan, maka ia serahkan Keng Cin sin kepada
anak buahnya agar diperkosa secara beramai-ramai.
Begitulah, sekuntum bunga yang sangat indah, akhirnya dirusak
dan dilalap oleh kawanan manusia laknat itu sehingga tak karuan lagi bentuknya.
Berada dalam keadaan seperti ini, Keng Cin sin sama sekali tak berkemampuan lagi
untuk melakukan perlawanan, dia harus
menghadapi siksaan dan penderitaan tersebut dengan tabah,
terpaksa dia pun harus menerima perkosaan tersebut sekali demi sekali secara
bergilir .... Alat rahasia dibawah tubuhnya boleh di bilang sudah digagahi
mereka hingga robek, terluka dan mengucurkan darah, setiap kali dia tentu jatuh
tak sadarkan diri karena sakitnya.
Namun semua penderitaan tersebut hanya penderitaan lahiriah,
sementara siksaan dan penderitaan hatinya entah berapa puluh ribu kali jauh
lebih berat. Dia ingin hidup sayang tak bertenaga, ingin mati sayang tak
berkemampuan. oooOdwOooo BAB 44 BEGITULAH seterusnya, selama satu bulan penuh, hampir setiap
hari setiap waktu harus menerima siksaan yang tak berperi kemanusiaan itu,
hampir setiap waktu dia digagahi oleh kawanan
manusia laknat tersebut secara bergilir.
951 Akhirnya karena sering dan terlalu banyak nya orang yang
menggagahi dia, gadis itu kejangkitan penyakit kotor, penyakit kelamin yang
entah ditularkan oleh siapa.
Tubuhnya yang berkulit putih dan bersih itu mulai tumbuh luka-
luka bernanah yang mengeluarkan bau busuk. seluruh tubuhnya
menjadi busuk baunya dan rasa sakitnya tak terlukiskan lagi dengan kata-kata.
Namun, tak seorang manusia pun yang menaruh simpatik
kepadanya, tiada orang yang berbelas kasihan kepadanya.
Si pedang emas Cia Tiong giok sesungguh nya berbuat demikian
diluar pengetahuan ayahnya Han thian it kiam Cia Cu kim, oleh
sebab itu Cia Cu kim sama sekali tak tahu kalau Keng Cin sin telah mengalami
siksaan dan penderitaan sehebat itu.
Ahirnya, setelah seluruh tubuh Keng Cin sin kejangkitan penyakit kotor dan
baunya busuk sekali, orang mulai mencampakkan dia,
orang tak sudi menjamah tubuhnya lagi, ia pun dinaikkan ke atas sebuah sampan
kecil kemudian di lepaskan ditengah samudra yang luas seorang diri...
Waktu itu, racun dari penyakit kelamin yang dideritanya sudah
menjalar hampir menyeliputi seluruh bagian tubuhnya.
Kesadarannya sudah menjadi kabur.. keadaan gadis itu boleh
dibilang berada dalam keadaan sadar tak sadar, dia sendiri sama sekali tak tahu
kalau tubunya telah diletakkan diatas sebuah sampan dan dilepaskan di tengah
samudra. Dengan penyakit kotor yang begitu parah menyerang tubuh Keng
Cin sin, tubuhnya dilepaskan pula ditengah samudra luas dan
dibiarkan terapung entah ke mana.. pada hakekatnya tiada harapan sama sekali
baginya untuk hidup lebih jauh.
Tapi mati hidup manusia didunia ini semuanya telah diatur oleh suatu kekuatan
yang maha besar yang jauh diatas langit sana.
Setelah terombang ambing selama sehari semalam, lambat laut
Keng Cin sin menjadi sadar kembali.
952 Sekujur tubuhnya terasa amat sakit, ia membenci langit karena
memberikan siksaan dan penderitaan yang begitu keji kepadanya.
Ditengah samudra yang begitu luas tak bertepian, berteriak
kelangit tiada yang menyahut, menjerit ke bumi tiada yang
menggubris, beberapa kali dia hendak terjun ke laut untuk bunuh diri, namun
setiap kali teringat kembali dengan dendam kesumat yang membara di dalam
dadanya, keinginan nya untuk hidup segera tumbuh kembali.
Selain itu, dia ingin bertemu sekali lagi dengan kekasih hatinya, agar dia tahu
betapa keji dan mengenaskannya musibah yang telah menimpa dirinya.
Namun kesemuanya itu hanya berupa suatu lamunan belaka,
sebab dia tahu, keselamatan jiwanya hanya bisa bertahan selama sepuluh hari
saja. Saat itu, tengah malam sedang menjelang tiba, cahaya rembulan
dan bintang yang redup menyoroti diatas sampan yang terombang
ambing ditengah lautan. Pakaian yang dikenakan Keng Cin sin sudah hancur dan compang
camping tak karuan bentuknya. kulit badannya merah membengkak, pada hakekatnya
ia sudah tersiksa hingga tak berwujud manusia
lagi, wajah nya pucat bias seperti mayat, rambutnya awut-awutan tak karuan, bau
busuk amat menusuk hidung.
Cahaya rembulan memancarkan sinarnya di atas permukaan laut
dan memantulkan raut wajahnya yang mengerikan seperti
kuntilanak, dia mencoba untuk meronta bangun, namun seluruh
tubuhnya terasa sakit dan mengejang keras.
Sepasang matanya yang merah membeng-kak mengucurkan
titik-titik darah kental... Ia tahu tiada harapan lagi baginya untuk melanjutkan
hidup, soal membalas dendam, meski dia tahu bahwa
kekasihnya akan mewakilinya untuk menuntut balas, namun dia
tetap tak ingin mati dengan begitu saja, oleh karena itu dengan menghimpun sisa
kekuatan yang dimilikinya, dia harus bertarung melawan maut.
953 Ia menangkap ikan-ikan segar yang berlompatan diatas
permukaan laut untuk mengisi perutnya yang lapar, tiada air tawar maka diapun
menggunakan isi perut ikan serta darah untuk
menghilangkan rasa dahaga tersebut...
Hidup seorang diri ditengan samudra yang begini luas, boleh
dibilang sungguh berat dan payah.
Tapi dengan tabah dia menahan penderitaan tersebut, dia harus
menahan hembusan angin laut yang kencang, ditam-bah lagi
tubuhnya yang penuh dengan luka bernanah, penderitaan dan rasa sakit yang
dialaminya jelas berapa puluh kali lipat lebih menyiksa...
Tanpa terasa dia telah sepuluh hari sepuluh malam melakukan
pergulatan seru menentang maut, hidup tersiksa ditengah samudra luas seorang
diri... Akhirnya Keng Cin sin berhasil mengung-guli, karena kesadarannya berangsur-angsur pulih kembali, namun siksaan dan penderitaan pada
tubuhnya justru hari demi hari semakin
bertambah menghebat. Hari ini adalah hari kesebelasan dia bertarung menentang maut
ditengah samudra luas, matahari senja sudah mulai tenggelam
dilangit sebelah barat. Dengan termangu-mangu ia memandang matahari merah yang
makin lama tenggelam semakin kebawah diujung langit sana, dia
tak tahu berapa hari lagi dia hidup terombang-ambing ditengah
samudra yang luas tersebut...
Rupanya sampan tersebut bukan saja tidak dilengkapi dengan
alat pendayung, layar pun tiada, maka perahu itu hanya bisa
bergerak mengikuti arus...dia tak tahu akhirnya dia akan terbawa arus sampai ke
mana..." Dalam keadaan ini, dia hanya pasrah pada nasib, yaa
sesungguhnya bagaimana mungkin dia bisa menentang nasib dan
takdir yang telah mengatur segala sesuatunya itu" .
954 Keng Cin sin, si gadis yang bernasib jelek sekali lagi harus
menghadapi perjuangannya menentang maut.
Kiranya setelah matahari senja tenggelam tak lama dibalik laut...
Mendadak seluruh angkasa diliputi oleh kabut hitam yang amat
tebal, angin puyuh bagaikan berjuta-juta prajurit berkuda, secepat kilat
menggulung tiba dengan amat dahsyatnya.
Ombak pun mulai membukit dan menghempaskan setiap benda
yang berada di sekeliling tempat itu.
Keng Cin sin amat terkejut. dia sadar habis sudah riwayatnya kali ini...
Sebuah sampan yang kecil, bagaimana mungkin bi a menentang
hembusan angin puyuh serta gulungan ombak yang membukit"
Suara deruan angin yang memekikkan telinga, membuat hati orang menjadi ngeri dan
seram, bulu kuduk pada bangun berdiri semua...
"Oooh Thian!" pekik Keng Cin sin di dalam hati. "mengapa kau bersikap begitu
keji terhadap diriku"
"Dosa besar apakah yang kuperbuat dalam penitisanku yang lalu"
Belum cukupkah siksaan dan penderitaan yang kau berikan
kepadaku selama ini"
"Mengapa kau hendak merenggut pula sisa kehidupan yang
kumiliki ini.." "Aku harus hidup! Aku hidup, hidup untuk selamanya... aku harus menuntut balas,
membalas sakit hatiku yang membara ini.
Teriakan tersebut memilukan hati siapa pun yang mendengar,
namun sayang jeritan tersebut segera tenggelam dibalik deruan
angin puyuh yang amat dahsyat itu... Keng Cin sin duduk kaku
diatas sampannya, dengan sorot mata yang merah membara dan
memancarkan sinar penuh dendam dan sakit hati, ia menatap awan hitam yang
menyeli-muti angkasa itu tanpa berkedip. .
955 Angin puyuh yang tajam menyambar pakaiannya yang compang
camping dan mengoyak pakaiannya yang sudah hancur itu, dalam
waktu singkat, ia berada dalam keadaan telanjang bulat, rambutnya yang hitam
terurai tak karuan dimainkan angin.
Sekarang, keadaannya tak berbeda dengan seorang setan
perempuan yang telenjang bulat.
Wajah ,yang menyeramkan tapi menegas kan membuat orang
merasa seram, namun juga beriba hati...simpatik...
Entah Thian terharu oleh jeritannya yang memilukan hati, entah karena apa,
akhirnya awan hitam yang menyelimuti angkasa itu
tersapu lenyap dari angkasa dan hilang lenyap tak berbekas.
Ombak putih yang menggulung-gulung di permukaan samudra
pun mulai mengocok dunia dan bergulung gulung dengan hebatnya.
Dimainkan oleh ombak yang deras, sampan yang ditumpangi
Keng Cin sin itu segera meluncur ke depan dengan cepatnya,
mengikuti arus laut meluncur ke arah depan.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Keng Cin sin sendiri karena luka dan penyakit yang dideritanya, kini berada
dalam keadaan tak sadarkan diri, tubuhnya yang
telanjang terkapar diatas sanpan tak bisa berkutik.
Menanti dia sadar kembali, dari pingsannya...
Meskipun Keng C in cin masih mendengar suara gulungan ombak
yang memecah te-pian, suara ombak samudra yang menggelegar
masih mendengung disisi telinga nya..
Namun dia merasa seakan-akan sudah tidak berada diatas
sampan lagi, melainkan berbaring diatas permukaan tanah yang
basah, bukan pasir, melainkan batu karang yang keras dan licin.
Keng Cin sln sedikit kurang percaya kalau dia masih bisa hidup di dunia yang
penuh dosa ini. . Ia mencoba untuk menggerakkan tubuh nya, sekujur badan
segera terasa sakit, terutama tulang belulangnya, rasanya linu dan sakit nya
seperti pada retak. 956 Akan tetapi, rasa sakit dalam tubuhnya terasa tersapu lenyap
oleh rasa gembira didalam hatinya, pelan-pelan dia membuka
matanya, kemudian berteriak dengan suara parau:
"Aku masih hidup! Aku masih hidup! Benar aku masih hidup?"
Ia mendongakkan kepalanya dan meman-dang ke depan sana.
Tiba-tiba muncul suatu kejadian didepan matanya.
Ia saksikan sebuah bangunan kuil muncul disana, sebuah
bangunan kuil yang kokoh dan megah...
Kuil tersebut, berdiri tegak di tengah gulungan ombak yang
menggulung-gulung. Saat itu malam sudah menjelang tiba, rembulan bersinar dengan
terangnya di angkasa. Tiada hembusan angin yang berhembus lewat, namun ombak
laut masih saling menggulung dengan kencangnya.
Suara ombak yang memecah ditepi pantai, menimbulkan suara
getaran yang memekik kan telinga.
Tapi anehnya, meskipun kuil tersebut di kelilingi oleh ombak yang menggulung-
gulung, namun sepuluh kaki disekelilingnya, air laut justru amat tenang, lembut
tanpa ombak. Peristiwa itu benar-benar jauh diluar dugaan siapa pun...
Keng Cin sin menghela napas sedih, gumamnya:
"Aku masih berada di alam semesta" Ataukah sedang berada
dalam alam impian.?"
Tidak, segala sesuatunya merupakan kenyataan, kadangkala apa
yang berada dihadapannya memang sukar dipercaya oleh siapa pun.
Nun jauh disana tampak bukit yang berlapis-lapis dengan hutan
yang lebat, siapa pun tak akan menyangka kalau dibalik bukit di tepi samudra
dengan ombak yang deras, terdapat sebuah kuil dalam
bentuk sedemikian anehnya.
957 Sekeliling kuil itu penuh dengan batu karang berwarna hitam
yang berkilauan. Dalam keadaan bugil, Kang Cin sin berbaring diatas batu karang itu...
Mendadak... Gadis itu menjerit kaget...paras dukanya yang pucat pias berubah menjadi semu
merah. Rupanya dia baru menyadari kalau ia sedang berada dalam
keadaan bugil, tanpa secuwil kainpun yang melekat ditubuhnya.
Kendatipun ia pernah bertelanjang bulat, seluruh bagian
tubuhnya pernah dilihat dan dinikmati oleh kawanan manusia
laknat, pernah di perkosa dan melewati kehidupan bagaikan seorang pelacur selama
hampir sebulan lamanya....
Namun kesemuanya itu bukan terjadi atas kehendaknya sendiri,
dia tak mampu memberikan perlawanan.
Tapi sekarang dia telah melepaskan diri dari penderitaan tersebut sudah lolos
dari garang iblis yang melakukan itu.
Sekaramg dia masih tetap merupakan seorang gadis yang suci
bersih. Karenanya setelah mengetahui kalau dirinya berada dalam
keadaan telanjang bulat, tentu saja ia merasa malu sekali.
Memandang bisul-bisul bernanah yang memenuhi seluruh
tubuhnya yang telanjang, Keng Cin sin merasa amat sedih sekali, titik air mata
tanpa terasa jatuh bercucuran membasahi pipinya.
-oo0dw0oo- Jilid 29 SAMBIL menggertak gigi, dia berseru dengan penuh perasaan
dendam: 958 "Aku harus membalas dendam, akan ku bunuh seluruh manusia laknat dari istana
Huan mo kiong di lautan Lam hay..."
Terbayang kembali musibah yang menimpa dirinya, kembali dia
menangis terisak dengan amat sedihnya.
Suara tangisan Keng Cin sin kedengaran begitu lemah dan
parau... Ini semua membuktikan kalau hawa murninya sudah banyak
yang hilang, ia tak lebih hanya seorang manusia yang sudah tak jauh dari saat
kematiannya... Isak tangis yang begitu sedih dan memedihkan hatinya membuat
kesadaran Keng Cin sin kembali terlelap dalam keadaan sadar tak sadar.
Untuk kesekian kalinya dia jatuh tidak sadarkan diri.
Menanti ia sadar kembali, tengbah hari sudah ldewat.
Cahaya maatahari meneranbgi seluruh tubuh nya yang bugil, ia
mendongakkan kepalanya, memandang bangunan kuil di atas bukit
tersebut, namun suasana masih tetap hening, seakan-akan tiada
berpenghuni. "Mungkin tiada orang yang berdiam dalam kuil itu..." guman gadis itu lirih.
"tapi seandai nya ada penghuninya. bila mereka saksikan aku muncul dengan tubuh
bugil... Ia tak berani membayangkan lebih jauh, diam-diam dia hanya
bisa berdoa didalam hati:
"Moga-moga saja tiada orang dalam kuil itu...."
Kendatipun begitu, dia tak berani mendaki keatas bukit itu,
apalagi memasuki bangunan kuil tersebut, sebab dia berada dalam keadaan
telanjang bulat, ia malu bila sampai bertemu orang lain.
Padahal kuil itu kosong tanpa penghuni, andaikata ada orang
yang berdiam disitu, maka setelah berdiam selama sehari semalam disini, tentu
saja jejak Keng Cin sin sudah diketahui oleh penghuni 959
kuil tersebut. Keng Cin sin tidak mempunyai keberanian untuk
merangkak masuk ke dalam kuil dalam keadian beginilah dia
menanti terus hingga matahari tenggelam dan senja menjelang tiba.
Dalam keadaan demikian, akhirnya gadis itu mulai berpikir:
"Kalau aku harus berada dalam keadaan begini terus, akhirnya pasti akan mati
kelaparan, daripada mati, lebih baik aku menahan rasa malu untuk melongok ke
dalam..." Berpikir demikian, ia mulai menggerakkan tubuhnya siap
bergerak ke atas bukit, tapi begitu badannya bergerak, ia segera merintih karena
kesakitan. Jelas luka yang berada didalam tubuhnya menjadi pecah dan
menimbulkan rasa sakit yang bukan kepalang hebatnya.
Keng Cin sin menggertak giginya kencang-kencang, lalu
merangkak maju beberapa langkah ke depan, sementara rintihan
kesakitan bergema tiada hentinya dari mulutnya...
Tulang belulangnya bagaikan dipatah-patahkan orang, kulit
tubuhnya terasa panas dan sakitnya bukan kepalang.
Setiap kali merangkak tiga langkah, Keng Cin sin segera berhenti beristirahat
sebentar, wajahnya yang memucat seperti setan natpak mengejang keras penuh
penderitaan. Rintihan kesakitan dan dengusan tertahan, berkumandang tiada
hentinya dari bibir si nona yang pucat itu...
Wajahnya, tubuhnya basah kuyup oleh peluh sebesar kacang
kedelai yang bercu-curan amat deras.
Untung saja permukaan tanah dari bukit itu merupakan batu
karang yang hitam dan halus, kalau tidak. sudah dapat dipastikan seluruh badan
Keng Cin sin akan terluka lecet dan berdarah.
Kurang lebih setengah jam kemudian, akhirnya Keng Cin sin
berhasil mendaki bukit yang empat kaki panjangnya itu.
960 Dengan menempelkan tubuh bagian bawah serta dadanya diatas
bermukaan tanah didepan pintu kuil, dia mendongakkan kepalanya dan menatap ke
dalam ruang kuil dengan sayu.
Terasa olehnya kuil tersebut amat sepi, hening, dan tak
kedengaran sedikit suara pun.
"Ada orangkah dalam kuil?" dengan suara yang parau Keng Cin sin berteriak.
Suaranya parau lagi lemah, namun suasana dalam ruangan kuil
itu masih tetap hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suara pun.
Setengah perminum teh sudah lewat, Keng Cin sin yang
berbaring diatas tanah pun sudah terengah-engah. namun belum
juga terdengar suara sahutan.
Maka dia berteriak lagi. "Adakah seseorang didalam ruangan?"
Suasana tetap hening, sepi dan tak kedengaran suara apapun.
"Aaah, mungkin tiada orang didalam sana..." pikir Keng Cin sin kemudian.
Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, dia merangkak
masuk ke dalam ruangan kuil itu.
Setelah melalui pintu, disana terlihal sebuah ruangan yang amat besar, dalam
ruangan tampak beberapa patung pemujaan, tapi
lantaran sudah dimakan usia, maka meskipun patung itu masih
utuh, namun warnanya sudah luntur.
Permukaan lantai berupa lapisan batu bata merah, semuanya
berada dalam keadaan bersih,
Sekeliling dinding ruangan tampak pula butiran mutiara yang
memancarkan selapis cahaya lembut.
Melihat betapa bersihnya ruangan itu, selain tanpa debu, sarang laba-laba pun
tak ada, kembali Keng Cin sin berpikir.
961 "Sudah jelas ada penghuninya disini, kalau tidak, mengapa ruangan disini tampak
begitu bersih"!' Berpikir sampai disitu, tanpa terasa, dia memandang kembali
tubuh sendiri yang berada dalam keadaan bugil, merah padam
selembar wajahnya yang memucat karena jengah.
Berapa saat kemudian ia berseru lagi dengan sedih:
"Ada orangkah disini" Adakah orang yang sedang bertapa
ditempat ini" Harap sudi ke luar sebentar dan menolong aku si
perempuan yang bernasib jelek..."
Kecuali suara sendiri yang memantul dari empat dinding, take
kedengaran sedikit suara pun bahkan dikala suaranya sirap,
sekeliling ruangan itu kembali dicekam keheningan.
Secara beruntun Keng C in sin berteriak lagi sampai beberapa kali, tapi suasana
di sekeliling tempat itu masih tetap sepi tak
kedengaran sedikit suara pun. pada hakekat nya tempat itu
merupakan sebuah kuil yang tak berhuni.
Melihat hal itu, si nona lantas berpikir:
"Aaaah, mungkin tokoh silat itu sedang pergi atau mungkin juga kuil ini memang
kosong tak berpenghuni...
Dia meronta untuk bangun dan berlutut didepan altar, kemudian
gumamnya dengan lirih: Sin ceng sekalian, maafkan aku Keng Cin sin gadis yang bernasib jelek, karena
sudah mengotori ruangan sucimu dengan tubuhku
yang telanjang..`. Kemudian dengan susah payah dia mendekati meja altar itu dan
berusaha keras untuk merangkak bangun dan berdiri.
Ketika ia berhasil berdiri tegak, dengan cepat hidungnya
mengendus bau harum semerbak yang membuat tubuh orang
menjadi segar kembali. 962 Di dalam ruangan tengah kuil terdapat
mutiara yang memancarkan sinar terang bagi pengamatan orang persilatan,
cahaya mutiara tersebut sudah cukup menerangi seluruh ruangan
tersebut bagaikan di siang hari saja, dengan cepat Keng Cin sin mengamati meja
altar tersebut... Diatas altar terdapat sebuah hiolo yang terbuat dari tembaga,
bau harum semerbak tadi muncul dari dalam hiolo tersebut.
Sebagaimana diketahui, selama beberapa hari ini Keng Cin Sin
hanya menggunakan ikan mentah untuk mengisi perutnya yang
lapar, maka dikala ia mengendus bau harum semerbak, perutnya
segera menjadi geruyukan karena lapar.
Berbicara sesungguhnya, sekarang dia merasa lapar sekali.
"Aaaah, mungkin benda yang disimpan dalam hiolo itu adalah makanan" demikian dia
berpikir, "karena bau harum semerbak itu seperti bau buah apel, seperti juga
buah li...' Makin tajam bau harum yang terendus Keng Cin sin, semakin
lapar perut si nona tersebut, sehingga tanpa disadari dia lantas membuka penutup
hiolo tersebut. Begitu penutup hiolo itu dibuka, bau harum yang semerbak
terendus makin tajam, sementara semangatnya juga tiba-tiba saja bertambah
segar... Biji matanya yang jeli dengan cepat melongok ke dalam hiolo
tersebut ternyata isi hiolo itu hanya sebutir pil berwarna hijau.
Melihat pil itu, Keng Cin sin menghela napas panjang,
gumamnya: 'Pil ini sudah pasti hasil bikinan dari pertapa yang menghuni
disini, aaaai... aku tidak pantas mengambil, benda yang bukan
menjadi milik sendiri...'
Bergumam sampai disitu, dia lantas menutup kembali hiolo
tersebut dan diletakkan kembali.ke tempatnya semula.
963 "Cri ngg.. !" berkumandang suara gemerincingan nyaring memecahkan keheningan.
Menyusul kemudian... "Bruuukkk!" dari atas penutup hiolo tersebut tiba-tiba saja terjatuh sebuah
lencana tembaga tipis yang panjangnya tiga inci.
Dengan cepat Keng Cin sin mempberhatikan lencadna tembaga
itu,a ternyata di atbas lencana itu nampak penuh dengan ukiran tulisan.
Buru-buru dia mengambil lencana tembaga itu dan membaca
tulisan yang tertera disana, terbaca olehnya tulisan tersebut ber bunyi
demikian: "Pil yang berada didalam hiolo itu merupakan sebutir pil mestika Pit ku sin wan,
bila kau telah menelannya maka dapat bertahan
selama enam bulan tanpa lapar.
Kuil ini merupakan kuil Ngo siang bio dari jaman kerajaan Go,
kau bisa sampai disini hal ini membuktikan kalau kau berjodoh, lagipula tidak
kemaruk oleh benda yang bukan menjadi miliknya. ini semua menunjukkan kalau kau
berbudi luhur. Terimalah pil Pit ku sin wan tersebut sebagai hadiah dariku! Tapi seandainya kau
mempunyai ingatan serakah dengan mengambii pil
tersebut, maka sekarang kau sudah mati cukup lama, sebab didalam hiolo tersebut
dilengkapi dengan berbagai alat rahasia, disaat kau mengambil pil tersebut maka
semua alat rahasia yang berada
didalamnya akan mulai bekerja.
"Dari dalam hiolo itu akan memancar keluar jarum-jarum
beracun, sekali pun ilmu silatnya amat lihay pun jangan harap bisa meloloskan
diri dari ancaman. "Jarum itu amat beracun dan mematikan, bila bertemu dengan darah, betul tenaga
dalam yang kau miliki amat sempurna, namun jangan harap jiwamu dapat diselamat
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kan. 964 Kini, alat cahasia yang berada dalam hiolo tersebut telah hancur dan musnah
dengan diletakkannya kembali penutup hiolo itu keatas hiolo tersebut, bila kau
mendengar suara gemerincing, berarti alat rahasia itu sudah punah, sekarang kau
boleh mengambil pil tersebut dengan berlega hati.
"Dalam kuil ini penuh dengan benda mestika, bila kau punya jodoh, semua benda
tersebut tentu akan kau temukan, baik-baiklah dipergunakan.
"Orang pertama yang memasuki kuil ini, Bun ji koansu Him Ci-seng"
Ketika selesai membaca tulisan yang tertera diatas lencana
tembaga itu, Keng Cin sin merasa terkejut bercampur gembira.
Ia terkejut karena hampir saja tewas di situ.
Ia girang karenra pil Pit ku sit wan tersebut dapat menghilangkan rasa lapar
yang sedang mencekam dirinya, bila pil tersebut sudah dimakan, berarti dia dapat
mengobati lukanya dengan tenang
ditempat tersebut... Sambil menghela napas sedih Keng C in sin bergumam:
'Bun ji koan su Him Ci seng, bukankah ia adalah guru kekasihku Ku See hong" "Dia
bilang kuil ini adalah kuil Ngo siang bio dari peninggalan kerajaan Go, itu
berarti kuil ini didirikan oleh perdana menteri kerajaan Go, Ngo Cu siu. Konon
kitab pusaka Cang ciong pit kip dibuat oleh Ngo Cu siu, jangan-jangan kitab
pusaka tersebut memang disimpan ditempat ini" "Namun..bukankah Bun ji koan su
locianpwee sudah memasuki kuil ini lebih dahulu" Bisa jadi kitab pusaka tersebut
sudah dibawa pergi olehnya ...
"Aaaai. coba kalau bukan begitu, dalam enam bulan mendatang aku bisa mempelajari
ilmu silat maha sakti ditempat ini, kemudian pergi menuntut balas atas sakit
hatiku...' Bergumam sampai disitu, dia lantas mengambil pil Pit ku sin wan tersebut dan
dimasukkan ke dalam mulutnya lalu di telan ke dalam perut.
965 Tapi begitu pil tersebut ditelan, ia segera menjerit kaget:
"Aaaah, obat beracun, obat beracun....
Ternyata begitu pil Pit ku sin wan itu ditelan ke dalam perut oleh Keng Cin sin,
dia segera merasakan perutnya teramat sakit seperti di sayat-sayat dengan pisau,
darah yang mengalir didalam tubuhnya serasa mendidih dengan hebatnya, tak
terlukiskan rasa sakit yang mencekam tubuhnya waktu itu.
Akhirnya Keng Cin sin tak sanggup menahan diri lagi, seluruh
tubuhnya menjadi panas bukan kepalang, ia tak mampu me-
ngendalikan diri lagi, tubuhnya yang telan-jang mulai bergulingguling diatas
tanah... Ia merintih kesakitan, mendengus terta-han, seluruh tubuhnya
basah kuyup oleh keringat, bau busuk yang memuakkan memancar
keluar dari sekujur badannya.
Suhu udara yang membara dalam tubuhnya kian lama kian
bertampah panas. sekarang dia tidak merintih lagi bahkan mulai menjerit-jerit
seperti babi yang akan disembelih.
Kini dia merasa benci, benci terhadap semua manusia yang ada
didunia ini, membenci akan kebusukan serta kemunafikan mereka.
Sampai-sampai manusia yang paling di hormati di duniapun ...
Bun ji koan su Him Ci seng tak lebih hanya mengenakan kedok
kebaikan, padahal sebetulnya adalah manu-sia licik yang berhati keji.
Kalau bukan manusia keji, mengapa dia menggunakan lencana
tembaga yang berisi tulisan itu untuk memancingnya agar menelan pil beracun
tersebut dan mencelakai seorang manusia yang sama
sekali tiada dendam atau sakit hati dengannya"
Sekujur tubuh Keng Cin sin sekarang sudah tersiksa sekali,
seluruh badannya se-akan-akan digigit oleh beribu ribu ekor semut beracun.
966 Selurun darah dan dagingnya seperti dl letakkan di atas
panggangan api dan digarang, dengan api yang membara.
Tulang belulangnya seperti ditekan oleh semacam kekuatan yang
amat besar sehingga hampir menjadi remuk dan hancur berantakan.
Makin lama dia semakin tak mampu untuk mengendalikan
siksaan dan penderitaan yang mencekam tubuhnya itu, hilanglah
kesadaran gadis tersebut....
Kini, tubuhnya sama sekali tak berkutik lagi.
Tapi dari rongga-rongga tubuhnya yang berpuluh-puluh ribu
banyaknya itu nampak air keringat yang berbau busuk mulai
meleleh keluar dengan amat derasnya.
Entah berapa lama, Keng C in sin mulai mengeluh kemudian
memperdengarkan suara helaan napas panjang.
Ketika dia melompat bangun dari atas tanah, ternyata seluruh
badannya tidak terasa sakit lagi, bahkan semangatnya nampak
segar dan semua rasa lemas hilang lenyap tak berbekas.
Dengan cepat dia menundukkan kepalanya dan memperhatikan
kulit tubuhnya. Semua bisul-bisul bernanah yang semua menyelimuti seluruh
tubuhnya kini sudah hilang lenyap tak berbekas sekalipun masih nampak sisa
bintik-bintik berwaarna merah.
Menyaksikan kesemuanya itu, setelah menghela napas panjang
diapun bergumam: "Aaaaai, selembar nyawaku kembali berhasil dipungut dari dalam pintu neraka. Bun
ji koan su locianpwe, maafkanlah daku tadi, aku telah salah menuduhmu..."
Ternyata Pit Pit ku sin wan tersebut merupakan sebuah obat
mestika yang berkasiat luar biasa, bukan cuma dapat menyembuhkan berbagai keracunan, dapat pula menambah tenaga
dalam seseorang yang belajar silat. disamping dapat menghilangkan rasa lapar.
967 Sejak diperkosa secara beramai-ramai oleh kawanan manusia
laknat, seperti diketahui Keng Cin sin telah mengidap penyakit kelamin yang
kotor, namun setelah menelan pil Pit ku sin wan
tersebut, semua racun dalam tubuhnya telah tersapu hingga lenyap tak berbekas.
Sekalipun selembar jiwanya berhasil diselamatkan, namun setiap kali memandang
bintik-bintik merah bekas keracunan diatas
tubuhnya, air matanya segera jatuh bercucuran.
Seorang gadis cantik jelita, kini berubah menjadi buruk dan
penuh dengan noda, bayangkan saja, bagaimana mungkin hatinya
tidak merasa sedih... Suka akan kecantikan dan keindahan merupakan kelemahan
setiap manusia, terutama kaum wanita, disaat mereka menemukan
kalau tubuhnya berubah menjadi jelek, tak bisa dihindari lagi kalau hatinya
menjadi sedih dan pilu. Sebab apabila seseorang memiliki seraut wajah yang tak bisa
diterima oleh orang banyak, maka dia (pria) maupun dia
(perempuan) tentu akan merasakan kesepian dan penderitaan..
Entah orang itu memang berwatak lincah atau berwatak hambar,
dalam hati kecilnya, sudah pasti akan timbul perasaan rendah diri.
Sementara itu, fajar telah menyingsing kembali, sang surya
memancarkan cahaya nya kemana-mana dan membuat suasana
disekitar situ dapat terlihat jelas.
Setelah kenyang mengucurkan air mata, Keng Cin sin menghela
napas sedih, katanya: "Yaa, inilah yang dinamakan nasib, sekarang aku sudah
seharusnya merasa puas, karena harapanku untuk melanjutkan
hidup telah tercapai, aku punya harapan untuk bersua lagi dengan kekasih hatiku,
memberitahukan semua musibah yang menimpaku,
kemudian menghabisi nyawaku sendiri...
'Ilmu silat yang kumiliki amat rendah, tak mungkin aku bisa
membalas sakit hatiku ini, yang terpenting bagiku sekarang andalah 968
mendapatkan sebuah pakaian dan menutupi badanku, sekalipun
disini tak ada orang lain, namun bertelanjang bulat tetap merupakan aib bagi
kaum wanita" Maka Keng Cin sin mulai melakukan pencarian di dalam kuil Ngo
siang bio tersebut untuk mendapatkan pakaian, namun meski sudah di cari setengah
harian, ia belum berhasil juga menemukan pakaian yang dibutuhkan....
Akhirnya dia berhasil menemukan sebuah ruangan rahasia yang
lain, ketika masuk ke dalam ruangan tersebut, dengan cepat dia menarik napas
dingin... Ternyata di dalam ruangan itu hanya terdapat sebuah peti mati
saja, selain itu tidak terdapat sebuah bendapun.
Menyaksikan kesemuanya itu, Keng Cin sin menghela napas
sedih, kembali dia ber-gumam:
' Sudah kucari seluruh ruangan kuil ini hampir setiap pelosok
kuteliti, namun tak sebuah pakaianpun yang berhasil kutemu kan untuk menutupi
tubuhku, apakah aku harus bertelanyang bulat
terus menerus" Tanpa mengenakan pakaian, bagaimana mungkin aku bisa keluar
dari sini untuk bertemu dengan orang..."
Mendadak... Satu ingatan melintas didalam benaknya, ia segera bergumam
lagi seorang diri: 'Aku benar-benar seorang tolol, bukankah disitu terdapat peti
mati" Biasanya di dalam peti mati, tentu terdapat pula pakaian..
Walanpun dia tahu kalau pakaian dalam peti mati adalah pakaian milik orang yang
telah mati, namun setelah berada dalam keadaan seperti ini, sekalipun benda
milik orang matipun akan diambilnya juga untuk dipakainya menutupi tubuhnya.
Sebab bila ia tak berhasil menemukan pakaian, berarti untuk
selamanya dia tak akan keluar dari kuil .
969 'Peti mati adalah tempat untuk menyimpan jenasah, betapapun
besarnya nyali sese-orang, tak nanti mereka berani membongkar
peti mati untuk mencari pakaian.
Tapi keadaan Keng Cin sin sekarang sudah berada dalam
keadaan apa boleh buat, dia tak akan memperduli soal-soal
semacam itu lagi. Pertama-tama dia mencongkel dulu penutup peti mati itu,
kemudian mengerah kan tenaga murninya dan mengangkat secara
paksa . "Blaamm.... blaamm....!" dua kali benturan nyaring bergema memecahkan
keheningan. Ternyata penutup peti mati yang beratnya mencapai tiga empat
ratus kati itu telah berhasil disingkap.
Disaat penutup peti mati itu terbuka.. serta merta tubuhnya turut melompat
mundur ke belakang, dia kuatir mayat yang berada dalam peti mati itu berubah
menjadi setan atau iblis yang melompat keluar dari peti mati untuk mencari
mangsa. Siapa tahu suasana tetap hening sepi tanpa terdengar sedikit
suara pun meski penutup peti mati itu sudah terbuka, setelah yakin keadaan aman,
gadis itu baru berjalan mendekati peti mati itu serta melongok ke dalam,
Begitu melihat Keng Cin sin merasa semakin keheranan lagi.
Ternyata peti mati yang terbuat dari batu itu kosong melompong, bukan saja tak
tampak jenazahnya, juga tidak tampak dasar dari peti mati tersebut.
Atau dengan perkataan lain, dasar peti mati itu merupakan
sebuah mulut lorong, sedangkan peti mati yang besar itu tak lebih hanya menutupi
pintu masuk menuju ke lorong rahasia tersebut.
Terdorong oleh rasa ingin tahu dan ingin melihat apa gerangan
yang terdapat di dalam lorong rahasia tersebut, Keng Cin sin segera melompat ke
dalam peti mati tersebut.
970 "Pluuunggg ....!' Dengan aman dan selamat Keng C in sin berhasil menginjak
didasar lorong seperti apa yang diduga olehnya, tempat itu memang merupakan
sebuah lorong rahasia yang menjorok jauh ke dalam
sana. Lorong tersebut panjangnya bukan kepalang, berdiri dalam
lorong tersebut, Keng Cin sin merasakan angin berhembus amat
kencang dan amat menusuk badan.
Sekeliling dinding lorong penuh dengan butiran mutiara yang
menerangi sekeliling tempat itu, maka semua benda yang berada
empat kaki disekeliling lorong dapat terlihat amat jelas.
Pelan-pelan Keng Cin sin berjalan menelusuri lorong rahasia
tersehut, setelah berjalan kurang lebih belasan kaki lebih, mendadak dari depan
sana terlihat cahaya emas berkilauan, gadis itu jadi terperanjat dan cepat cepat
mengalihkan sorot matanya ke depan sana.
Ternyata cahaya emas itu berasal dari kopyah emas dan
seperangkat pakaian perang yang terbuat dari emas, benda-benda itu tersandar
didinding, kopiah emas menutupi tulang kepala
sesosok tengkorak sedang dibalik pakaian perang terbuat dari emas itupun
merupakan seperangkat tulang manusia lengkap.
Keng Cin sin menjadi amat kegirangan, pikirnya:
"Nah, kali ini aku mendapatkan pakaian untuk menutupi
badanku, sebentar akan ku cuci dulu pakaian perang emas itu, lakun kukenakan
dulu untuk sementara waktu..."
Berpikir demikian, Keng Cin sin lantas menghimpun tenaga
dalamnya ketangan kanan lalu disapu pelan ke arah tulang belulang di bagian dada
tengkorak tersebut. Dimana angin pukulan Itu berhembus lewat, kerangka manusia
itu segera hancur berantakan dan bertumpukan tak karuan lagi
wujudnya. 971 Dia tahu, tulang belulang itu sudah terlalu lama hingga lapuk
semua, itulab sebabnya meskipun didorong oleh sedikit kekuatanpun, tengkorak manusia itu menjadi berantakan.
Keng Cin sin mengumpulkan tulang belulang itu dan ditumpuk
menjadi satu kemudian melanjutkan perjalanannya ke depan, belum sampai sepuluh
langkah, kembali di temukan kerangka manusia
yang berkopiah dan berpakaian perang terbuat dari emas.
Seperti juga apa yang dilakukan pertama kali tadi. Keng Cin sin memporak
porandakan tengkorak manusia itu serta menyingkirkan
nya ke samping lorong. Ternyata selanjutnya dia menemukan lagi berpuluh sosok
tengkorak manusia, dimana satu persatu disingkirkan semua
olehnya ke tepi lorong rahasia.
Ujung dari lorong rahasia tersbebut merupakan dsebuah ruangan
ayang terbuat dari bata. Jejak Darah Masa Lalu 1 Pendekar Rajawali Sakti 59 Dewi Goa Ular Dendam Empu Bharada 17
yang amat lihay itu. Sebaliknya Ku See hong juga tidak ambil diam, cahaya pedang
nampak bergetar keras dan darah serta daging manusia pun
beterbangan memenuhi seluruh angkasa.
Ditengah jeritan ngeri yang memekikkan telinga, secara beruntun dia telah
membacok mati tujuh delapan orang.
Semut saja masih ingin hidup apalagi manusia.
Pembantaian secara keji dan sadis itu seketika membuat
kawanan jago persilatan lainnya sama sama mundur ke belakang
dengan wajah ngeri, seram dan takut.
Tapi apa pula yang bisa mereka lakukan" Yang dapat lakukan
hanya membenci atas ketidak kemampuan diri sehingga mereka
hanya bisa menyaksikan anggota Hiat mo bun mengundurkan diri
dari situ dengan mata melotot tanpa bisa berbuat apa-apa.
908 Mereka pun hanya bisa membelalakkan mata sambil mengawasi
pedang mestika Hu thian seng kiam di tangan Ku See hong.
Dipihak lain, Jian hun kim ciang Tu Pak kimpun sedang
melangsungkan suatu pertempuran yang amat sengit melawan
Thian kun tee ciang Khong Tang lun.
Sekalipun Thian kun tee ciang Khong Tang lun merupakan
seorang pendekar besar yang sudah termashur namanya semenjak
dua puluh tahun berselang diluar perbatasan, tapi dibawah
serangan gencar dari Jian hun kimi ciang Tu Pak kim yang keji dan ganas, dia
kena dipaksa juga sampai tubuhnya sempoyongan dan
pakaiannya robek beberapa bagian disana sini..
"Khong tayhiap, cepat mundur dari situ, biar aku yang
menghadapi dirinya!" tiba-tiba manusia berkerudung itu membentak keras.
Sementara tubuhnya berkelebat, tahu-tahu ia sudah menerjang
ke tengah-tengah tubuh kedua orang itu, jari tangan kirinya dari suatu sudut
posisi yang sengat aneh langsung menyerang ketubuh Jian hun kim Ciang Tu Pak
kim. Thian kun tee ciang Khong Tang lun segera berpekik nyaring
dengan suara yang memilukan hati, lalu secepat sambaran petir
berkelebat dari situ. Seperti diketahui, Jian hun kim ciang Tu Pak kim adalah murid
Bun ji koan su, kelihayan ilmu silatnya bisa dibayangkan, siapa sangka dalam
satu gebrakan saja dia sudah kena dipaksa mundur
oleh manusia berkerudung tersebut.
Begitu manusia berkerudung tersebut melancarkan serangan
dengan tangan kirinya, sepasang kakinya turut diayunkan pula ke depan, sementara
telapak tangannya melancarkan serangkaian
pukulan berantai. Dalam waktu singkat, sodokon jari tangan, tendangan maupun
pukulan telapak tangan sudah dilontarkan semua secara beruntun.
909 Bagaikan malaikat bertangan banyak saja, tahu-tahu dia sudah
melancarkan dua belas buah pukulan dan delapan buah tendangan
kilat. Telapak tangannya seperti gulungan samberan petir dan curahan
hujan badai nelanda ke depan dengan sangat hebatnya.
Ganasnya serangan dan kejinya ancaman ibarat bendungan yang
ambrol diterjang air bah, keadaannya benar-benar mengerikan hati.
Kendatipun ilmu silat yang dimiliki Jian hun kim ciang Tu Pak kim sangat lihay
dan luar biasa, tak urung dia didesak juga sampai gugup dan kalang kabut tak
karuan. Jurus-jurus serangan ampuh segera dilontarkan berulang kali,
dengan mengim-bangi segulung angin puyuh yang amat dahsyat
segera melakukan penghadangan demi penghadangan.
Begitulah, didalam waktu singkat ke dua orang itu sudah terlibat dalam suatu
pertarungan yang amat seru, jurus serangan yang
tangguh dan dahsyat pun dilontarkan berulang kali, meski seru dan ramai, namun
jurus-jurus ampuh yang digunakan cukup membuat
para penonton lantas memutar otak dengan keras.
Tiba-tiba Ku See hong membentak nyaring, pedang Hu thian
seng kiam yang berada ditanganya berubah menjadi serentetan
cahaya pelangi yang dengan cepat mengurung seluruh badan
manusia berkerudung itu. Melihat datangnya ancaman dari Ku See hong, manusia
berkerudung itu segera menggerakkan bahunya dan menyelinap
keluar. Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera memanfaatkan peluang
tersebut untuk mengundurkan diri.
Setelah berhasil mendesak mundur manusia berkerudung itu, Ku
See hong juga juga tidak melakukan pengejaran lebih jauh, ia
segera menghentikan gerakkannya.
910 Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera tertawa terkekeh-kekeh
dengan liciknya, lalu berseru:
' Ku sute, banyak terima kasih atas bantuan untuk membebaskan
aku dari kepungan" "Tu Pak kim!" ucap Ku See hong dengan suara dingin, "sekarang aku membantumu
untuk meloloskan diri dari bahaya karena tadi
kaupun membantu aku, sekarang hutang kita sudah impas dan kau
tetap merupakan musuh besar pembunuh guruku."
"Cuma kali ini aku bersedia melepaskan dirimu untuk sementara waktu, bila lain
waktu kita bersua lagi, saat itulah merupakan saat naas bagimu!`
Mendadak terdengar manusia berkerudung itu berteriak keras:
`Ku See hong, malam ini kau sudah banyak melukai anggota Hiat
mo bun kami, dendam sakit hati ini harus kita selesaikan pada saat ini juga..'
"Alangkah baiknya kalau kita bisa menyelesaikan pada detik ini juga disini!"
"Tempat ini kurang leluasa. lebih baik kita berpindah ke tempat yang lebih
terpencil" "Baik, terserah bamampuanmu! "'
Tiba-tiba Jian hun kim ciang Tu Pak kim tertawa licik, kemudian berseru:
"Ku sute, jangan sampai tertipu oleh akal muslihatnya'
"Bajingan goblok, kau jangan mencoba untuk mencari keuntungan di air keruh" hardik manusia berkerudung itu dengan suara dingin."
"Mana-mana... tak ada salah nya untuk dicoba," jengek Jian hun kim ciang Tu Pak
kim sambil tertawa. Mencorong sinar tajam penuh hawa napsu membunuh dari balik
mata manusia berkerudung itu, segera bentaknya keras-keras:
911 "Kau benar-benar ingin mampus?"
Ku See hong mendengus dingin, tiba-tiba selanya:
"Saudara lebih baik tak usah membuang banyak waktu lagi!"
Kemudian sambit berpaling ke arah Jian hun kim ciang Tu Pak
kim.. bentaknya pula: "Tu Pak kim, kau tak usah berpura-pura dan bermain sandiwara terus dihadapanku,
terus terang saja kuberitahukan kepadamu, aku orang she Ku sudah cukup memahami
watak busuk kalian manusia-manusia munafik yang berhianat, dendam sakit hati di
antara kita selamanya tak akan pernah berakhir, keadaan kita kita tak ubahnya
seperti api dengan air. "Hari ini, aku orang she Ku tidak melakukan pembersihan
terhadap perguruan karena aku menginginkan kau untuk hidup
beberapa saat lagi, jika kau tetap menginginkan kematian secara tragis. baik!
Tak ada salahnya bagimu untuk segera maju sekarang juga..
Terdengar manusia berkerudung itu kembali berseru dengan
suara lantang. "Ku See hong! Ayo kita segera berangkat'
Suaranya amat merdu tapi nyaring dan penuh dengan pancaran
kewibawaan yang hebat. Tubuhnya melambung dan berputar satu lingkaran ditengah
udara, gerakkannya enteng, lincah dan indah, kemudian dengan
kecepatan bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya
langsung meluncur ke sisi tebing dimana air terjun tersebut berada.
Kelihayan ilmu meringankan tubuhnya benar-benar mengagumkan setiap orang yang memandangnya.
Diam-diam Ku See hong pun mengagumi kelihayan ilmu
meringankan tubuh lawan, dia segera berpekik nyaring.
912 Tubuhnya mendadak melejit pula ditengah udara, lalu diantara
berkibarnya ujung baju seperti kilauan cahaya tajam menyusul ke arah mana
perempuan itu berlalu. Tatkala para jago persilatan lainnya yang berkumpul dalam
lembah Yu cui kok menyaksikan ke dua orang itu sudah pergi jauh, serentak mereka
pun bersama-sama menyebarkan diri.
Mendadak... pada saat itulah.
Pendeta tua berbaju Lhasa yang semula bersembunyi diatas
pohon siong dimana Ku Se hong bersembunyi tadi, dengan suatu
gerakan yang sangat enteng melayang turun keatas tanah.
Pada saat yang bersamaan pula, dari atas dahan pohon dari balik selat bukit yang
sempit berlompatan keluar tujuh delapan orang, diantara pekikan nyaring semua
orang segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuh masing-masing untuk meluncur pula ke depan.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki beberapa orang itupun
amat lihay, tak kalah dengan gerakan tubuh dari seorang ketua dari suatu
perguruan besar' Dalam waktu singkat rombongan manusia-manusia berilmu tinggi
itu telah lenyap ditengah kabut fajar..
Tiba tiba.... Dari balik selat sempit itu meluncur kembali sesosok bayangan
manusia bagaikan sukma gentayangan, orang itu tak lain adalah
Jian hun Kim ciang Tu Pak kim yang licik seperti rase itu.
Tampak dia mendongakkan kepalanya lalu tertawa terkekeh-
kekeh dengan amat seram nya.
Ketika suara tertawa aneh itu berakhir, bayangan tubuhnya juga turut lenyap di
balik lembah sempit tersebut.
Pelan-pelan matahari fajar muncul dari ufuk timur, menembusi
kabut nan tebal dan memancarkan sinrar keemas-emasannya ke
seluruh lembah Yu cui rkok.
913 Pemandangan alam yang dulunya indah menawan dan
mempersonakan hati itu, kini berubah sama sekali, berubah oleh suasana yang
menyeramkan, berubah karena mayat-mayat yang
bergelimpangan diatas tanah....
Angin menembus lewat terasa dingin di badan, noda darah yang
berceceran dimana-mana kelihatan lebin menyolok di bawah
pantulan sinar yang tajam.
Tempat itu menjadi sepi, hening, tapi bertambah mengerikan dan menyeramkan.
Sementara itu, manusia berkerudung warna warni dan Ku See
hong dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang amat
sempurna, secara beruntun telah melewati beberapa buah bukit dan jurang.
Kelihayan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki ke dua orang ini hampir boleh di
bilang sukar dibedakan mana yang lebih unggul dan mana lebih rendah.
Pemandangan alam disekelilingnya melin-tas lewat dalam sekejap mata, tubuh ke
dua orang itu meluncur lewat seolah-olah tidak
menjamah permukaan tanah.
-oo0dw0oo- BAB 44 SELAMA ini, Ku See hong tetap mempertahankan jaraknya
berada tiga kaki di belakang perempuan itu, dengan sikap maupun gerak geriknya
yang begitu santai dan lembut, jelas terlihat kalau dia belum mengerahkan
segenap tenaganya untuk berlari.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, ke dua orang itu sudah
mendaki ke atas sebuah bukit, diatas bukit tiada pepohonan yang besar, empat
penjuru sekeliling sana hanya ada aneka bunga
rerumputan yang lembut. 914 Ditengah hembusan angin pagi yang silir semilir, lamat-lamat
terendus bau harum bunga yang semerbak.
Bukit itu tingginya mencapai tiga puluh kaki, tatkala manusia
berkerudung itu mencapai dipuncak tebing tersebut, tiba-tiba saja dia
menghentikan pula gerakan tubuh nya yang cepat.
Pada jarak dua kaki dibelakang perempuan tersebut, Ku See
hong menghentikan pula gerakan tubuhnya.
Kini mereka berdua saling berhadap-hadapan dan membungkam
dalam seribu bahasa, namun ke empat mata mereka yang dingin
dan tajam justru saling bertatapan pandangan.
Dibalik biji mata Ku See hong sebenarnya terbawa hawa, napsu
membunuh yang dingin dan menyeramkan, tapi mengikuti
berlalunya sang waktu, hawa napsu itu kian lama kian bertambah pudar.
Kini hanya selapis kabut kebingungan, selapis kabut kebimbangan yang menyelimuti wajahnya, selapis kesedihan dan
kemu-rungan yang terpercik dibalik kebimbangan nya.
Setitik harapan tiba-tiba muncul dan terlihat dari balik hati
kecilnya .... Dan harapan inipun lambat laun dari yang kecil berubah semakin besar, dan
berubah semakin meyakinkan...
Tentu saja dia berharap kalau orang yang berada dihadapannya
sekarang adalah Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay.
Mendadak Ku See hong memecahkan keheningan yang
mencekam di sekeliling tempat itu, dengan suara yang bernada
agak gemetar dia bertanya:
' Ssii ...sia...siapakah kau"''
Dari balik sepasang mata manusia berkerudung yang jeli tiba-tiba mencorong ke
luar serentetan cahaya tajam yang menggidikkan
hati, sahutnya dengan suara yang dingin hingga merasuk ke tulamg sum-sum:
915 "Aku adalah Hiat mo Buncu, manusia berkerudung warna warni, ada apa kau
menanyakan persoalan ini kepadaku?"
"'Kau tak usah membohongi aku, kau adalah adik Sin..."
"Tutup mulut!" bentak manusia berkeru-dung itu, "siapakah yang menjadi adik Sin
mu?" Pikiran Ku See hong kembali menjadi kacau dan kalut.. dia
terjerumus kembali dalam lamunan ....
Selang berapa saat kemudian, mendadak dia bertanya lagi:
"Sewaktu aku orang she Ku terkena pukulan Hou kut jian hun im kang, apakah kau
yang telah menyelamatkan jiwaku?"
"Betul, ada apa?" jawab manusia berkerudung warna warni itu dengan suara dingin.
"Mengapa kau hendak menolong aku?"
Manusia berkerudung itu segera tertawa dingin.
"Heeeehhh-heeeehhh..heeeehhh...menolong
mereka yang membutuhkan bantuan merupakan cita-cita dari kami orang-orang
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perguruan Hiat mo bun"
"Tatkala aku orang she Ku dua kali mendapat sergapan senjata rahasia dari
anggota Hiat mo bun tadi, apakah kau yang
memperingatkan aku dengan ilmu menyampaikan suara sehingga
jiwaku lolos dari ancaman mara bahaya?"
Manusia berkerudung warna warni itu nampak agak tertegun,
sesudah termangu beberapa saat dia menjawab:
"Yaa betul .Memang aku!"
Bagaikan seorayg hakim yang sedang memeriksa pesakitan saja,
Ku See hong segera mendesak lebih jauh:
"Mengapa kau harus melanggar peraturan dari perguruanmu
sendiri untuk membantu aku meloloskan diri dari bahaya."
916 "Pertanyaan yang kau ajukan ini apakah tidak merasa sedikit kelewatan?"
Ku See hong menghela napas sedih.
"Aaaai... selama hidup, aku orang she Ku paling pantang
menerima bantuan orang, sungguh tidak kusangka tiap kali harus menerima bantuan
dan budi kebaitkan darimu, justru karena itulah aku ingin mencari tahu dimanakah
alasannya sehingga kau berbuat demikian, sebab sebelum teka-teki ini bisa
kupecahkan, hatiku tak pernah akan menjadi tenteram.
'Sekarang aku orang she Ku ingin bertanya lagi kepadamu,
mengapa kau membantuku berulang kali?"
"Hmmm, kau anggap karena kutolong dirimu, berarti aku sayang kepadamu"-Haha!
Benar-benar manusia tekebur yang tak tahu
malu, terus terang, ai! kuberitahukan kepadamu, aku menolongmu hanya
mengharapkan kau lebih banyak membunuh kawanan
manusia laknat dari dunia persilatan sehingga bisa turut andil dalam menegakkan
keadilan dan kebenaran didunia ini.
"Sungguh tak kusangka kalau kau adalah seorang manusia yang tak kenal budi,
bukan saja tak membalas budi kami, malahan secara beruntun telah melukai
beberapa orang jago lihay dari perguruan Hiat mo bun, nah katakan sendiri
sekarang, hukuman apa yang
pantas dijatuhkan untukmu?"
Ucapan tersebut kontan saja membuat Ku See hong membungkam dalam seribu bahasa, dia menjadi tertegun dan
berdiri termangu-mangu. Mendadak.... Satu ingatan melintas didalam benaknya, dari sakunya Ku See
hong mengeluarkan kertas surat tersebut dan membacanya
setengah bergumam: "Adik Im Yan cu, 917 Luka Hou kut jian hun im kang yang diderita olehnya akan
sembuh kembali esok pagi, dia akan menjadi seorang enghiong
yang jauh lebih tangguh dari pada sewaktu-waktu berselang.
"Dia amat berterima kasih atas budimu dan mencintaimu,
semoga kau pun mencintainya, melindunginya, agar hatinya yang
terluka dan pedih bisa memperoleh sedikit kehangatan dan hiburan.
Kumohon kepadamu untuk merahasiakan surat ini. jangan
sampai diketahui olehnya, sebab bila ia sampai tahu, sudah pasti hal mana akan
merugikan dia dan aku sendiri.
Seorang bernasib jelek dari seberang lautan sana mengucapkan
semoga kalian berbahagia.
Dalam waktu singkat Ku See hong telah membaca habis isi surat
tersebut. Disaat membaca surat tadi, dengan sepasang matanya yang jeli
secara diam-diam mengamati terus perubahan mimik wajahnya, tapi pemuda itu
segera kecewa, sebab sorot mata dibalik kelopak
matanya itu begitu dingin, kaku dan tanpa emosi.
Ku See hong menghela napas panjang, katanya kemudian:
"Isi surat ini mengungkapkan suatu perasaaa sedih dan
mendalam serta cinta kasih tak terlukiskan, setelah bukti di depan mata, apakah
kau masih berusaha untuk mengelabuhi diriku lagi"
"Adik Sin! tahukah kau betapa cintaku kepadamu" Kau..kau
akuilah, katakanlah kepadaku bahwa kau adalah adik Keng Cin sin.
"Adik Sin! Tahukah kau betapa sedih dan hancurnya hatiku
tatkala mendengar suara jeritan ngerimu sewaktu berada di pulau Huan mo to dulu,
waktu itu aku ingin sekali menyusulmu, tapi
karena dendam berdarah ku belum dibalas, maka terpaksa aku
harus melanjutkan hidup terus di dunia ini..
"Waktu itu, aku tidak percaya kalau kau bakal mati, karena kau nampak begitu
anggun dan saleh, Thian pasti akan menyayangi
918 dirimu, Thian tidak akan merenggut selembar nyawamu dengan
begitu saja... "Justru karena setiap saat setiap detik, aku tak pernah dapat melupakan dirimu,
maka sewaktu bertemu dengan adik Him J i im
dibukit Soat hong tempo hari, aku telah salah mengira dia sebagai dirimu, dan
akibatnya terjadilah peristiwa yang menyedihkan
itu...yaa..peristiwa itu terjadi karena wajah nya terlampau mirip dengan
wajahmu... "Tapi sekarang, kau yang asli telah muncul didepan mataku, tapi kau justru
menutupi raut wajah aslimu yang lembut dan anggun itu dengan selembar kain
kerudung berwarna warni...
"Adik Sin, aku tahu, kau tak ingin berjumpa denganku karena dalam hati kecilmu
tentu ada suatu peristiwa yang membuat kau
amat sedih dan pedih. "Sedang peristiwa yang membuat hatiku pedih itu semuanya
gara-garaku adik Sin, katakanlan! Katakanlah! Aku selalu menanti kan ucapanmu,
cepatlah katakan ...... Ku See hong seperti orang gila saja, berbicara dan
bergumam terus tiada hentinya.
Tapi justru dari balik ucapannya mana, dapat terungkap betapa
suci dan agungnya cinta kasih yang berakar dalam hatinya.
Bagaimanapun kerasnya hati pemuda ini, toh ia dibuai dan
dikuasahi pula oleh luapan rasa cinta.
Namun manusia berderudung warna-warni itu justru memperdengarkan suara tertawa panjangnya yang keras, tajam dan memekik kan
telinga. Dari balik gelak tertawanya itu terselip pula pelbagai ungkapan perasaan yang
tak terlukiskan dengan kata-kata.
Tapi yang pasti rasa sedih dan dukalah yang mempengaruhi
gelak tertawa mana, suatu kepedihan dan kedukaan yang amat luar biasa..
Mendadak... 919 Perempuan itu menghentikan tertawanya, ia kemudian sambil
tertawa dingin ia berkata:
"Ku See hong, tahukah kau mengapa aku menulis surat itu! terus terang saja ku
beritahukan kepadamu! "Secungguhriya persoalan ini merupakan persoalan yang selama ini merupakan
rahasia dalam hatiku, orang lain tak boleh
mengetahui akan hal ini, tapi aku merasa bosan melihat sikap dan desakanmu yang
tak ada ujung pangkalnya itu, aku hanya merasa
gemas kepada diriku sendiri, mengapa telah salah menilai dirimu"
Ketika selesai, mendengar ucapan tersebut, harapan Ku See
hong semula berkobar-kobar tiba-tiba saja menjadi dingin separuh, dengan
perasaan kaget serunya: "Masa kau benar-benar bukan Keng C in sin"..
"Bukan" jawab manusia berkerudung itu ketus.
Setelah berhenti sejenak , dia berkata lagi.
"Dimasa lalu, aku telah mengalami suatu musibah yang
mengenaskan, seorang yang ku cintai telah terbunuh oleh kawanan manusia laknat,
akibatnya kami harus berpisah, kemudian aku
memperoleh sejilid kitab pusaka dan berhasil mempelajari ilmu silat yang amat
lihay. namun sukmaku yang dulu sudah turut terkubur
bersama manusia laknat tersebut, aku tak punya muka untuk
bertemu lagi dengannya. tapi aku selalu mencarinya dimana-mana, dalam rumah
penginapan itulah aku telah salah mengira kau
sebagai bekas kekasihku dulu. itulan sebabnya aku lantas
menolongmu dan meninggalkan surat tersebut.
"Kemudian, kutemukan kalau kau bukan kekasihku itu, tapi aku amat mencintainya
meski kau bukan dia, tapi bentuk badanmu mirip sekali dengannya, maka dengan
segala usaha aku selalu membantumu, aku berbuat demikian tak lain karena ingin
mencurahkan rasa cintaku dulu terhadapnya, Nah, sekarang
persoalan yang sesungguhnya sudah kuterangkan, dendam kesumat
diantara kita pun harus segera diselesaikan ditempat ini"
920 Walaupun dia telah membeberkan duduknya persoalan secara
jelas, namun Ku See hong masih tetap menganggapnya sebagai
Keng Cin sin, sebab banyak bagian dari perempuan itu yang terlalu mirip dengan
dirinya... Nada suaranya, potongan badannya dan terutama sekali
sepasang biji matanya yang jeli itu ..
Ku See hong menghela napas sedih pintanya kemudian:
"Bersediakah kau untuk memperlihatkan raut wajah aslimu itu kepadaku..."
Manusia berkerudung itu segera mendengus dingin.
'Hmmm, bila l mu silatmu bisa mengungguli aku, setiap saat kau boleh melepaskan
kain kerudung mukaku ini!. cuma ku peringatkan kepadamu, lebih baik jangan
terlalu mengharapkan hal itu"
"Aku harus melihat dahulu raut wajah aslimu sebelum dapat memadamkan keinginanku
ini. "Berulang kali aku orang she Ku telah menerima budi
kebaikanmu, sepantasnya aku memang tak boleh melukai orang-
orang Hiat mo bun kalian, sekarang aku akan meminta maaf
kepadamu dan moga-moga kau sudi mengampuninya...
"Apalagi dalam pertemuan kali ini, aku tak boleh mengajakmu untuk bertarung
lagi, namun untuk membuktikan apakah kau adalah adik Sin ku atau bukan terpaksa
mau tak mau aku harus menyalahi dirimu kali ini.
' Dalam suatu pertarungan, menang atau kalah, terluka atau
cedera sudah merupakan suatu kejadian yang lumrah, tapi bila kau bersedia
menghilangkan pertarungan tersebut dengan memperlihatkan raut wajahmu sehingga aku orang she Ku bisa
melihat wajah asli mu, hal ini tentu saja jauh lebih baik lagi, Setelah kejadian
ini orang she Ku sudah pasti tak akan melupakan budi
kebaikanmu ini" Manusia berkerudung itu segera tertawa dingin.
921 "Heeehh ... heeeehhh... heeeehhh... tiada kejadian yang bisa tercapai dengan
begitu gampang di dunia ini, kau telah melukai orang-orang Hiat mo bun kami,
dendam kesumat ini dalamnya
melebihi lautan, kau anggap masalahnya bisa diselesaikan hanya berdasarkan dua
patah kata saja?" Sebagai seorang lelaki yang berjiwa tinggi hati, Ku See hong
segera berseru setelah mendengar ucapan mana:
"Apabila kau bersikeras hendak melangsungkan juga pertarungan ini, terpaksa aku
orang she Ku akan mempertaruhkan selembar
nyawaku untuk melayani keinginanmu itu"
"Mengapa kau tidak mencabut keluar pedang Ang soat kiam
mu?" jengek manusia berkerudung itu dingin.
Ku See hong segera tertawa.
"Pertarungan yang berlangsung toh bukan suatu pertarungan
yang mempertaruhkan jiwa raga kita, maaf kalau aku tak akan
mencabut keluar pedang tersebut'
"Sekalipun kau bertangan kosong belum tentu keinginanmu itu dapat terkabul,
bahkan bisa jadi akan kehilangan selembar
nyawamu diujung telapak tanganku'
Kembali Ku See hong tertawa getir.
"Seandainya sampai menemui ajalnya ditanganmu, sudah pasti aku orang she Ku tak
akan menggerutu" "Baik! Ini berarti kau sendiri yang mencari katian buat dirimu sendiri..."
Begitu ucapan terakhir diutarakan, tubuhnya seperti sukma
gentayangan saja segera menerjang ke depan, segulung tenaga
pukulan yang amat dahsyat dengan membawa hawa yang dingin
merasuk tulang kontan saja menggulung ke dopan.
Ku See hong segera menggeserkan kakinya ke samping
menghindarkan diri dari sergapan pukulannya itu, kemudian tangan kirinya secepat
kilat menyambar kain kerudung diwajahnya,
922 sementara tangan kanannya dengan jari tangan yang kaku seperrti tombak langsung
menyodok jalan darah Ki hay hiat dilambung
perempuan itu. Jurus serangan tersebut selain ampuh juga sama sekali diluar
dugaan orang. Manusia berkerudung itu membentak nyaring, cepat kepalanya
dimiringkan ke samping menghindari ancaman lawan, kemudian
telapak tangan kirinya yang tajam seperti pisau membacok
pergelangan tangan kanan Ku See hong, sedangkan telapak tangan kanannya secara
beruntun melepas kan tiga buah serangan
berantai. Setiap serangannya hampir semuanya tertuju ke bagian yang
berbahaya di tubuh lawan, angin pukulan yang berputar bagai kan roda secepat
kilat menyambar kian kemari..
Karena dipaksa sehingga apa boleh buat, terpaksa Ku See hong
membuyarkan ancamannya sambil melompat mundur ke belakang.
Perempuan berkerudung itu membentak nyaring, tubuhnya
mendesak lebih ke depan, sepasang tangannya seperti kupu-kupu
yang menari di tengah aneka bunga, berputar dan menyambar kian kemari.
Serangan yang dilancarkan perempuan ini seakan-akan sama
sekali tidak beraturan dan menyerang secara mengawur, namun
kein-dahan dan kehebatan jurus serangannya, ditambah pula
dengan kesempurnaan tenaga pukulannya cukup membuat orang
merasa bergetar hatinya. Mendadak Ku See hong menggeserkan kaki kanannya ke
samping, kemudian seluruh tubuhnya bergerak miring ke samping, tapi pada saat
itulah kaki kirinya diayunkan ke depan menjejak tubuh lawan yang sedang
menerjang datang. Jejakan ini sama sekali diluar dugaan dan kecepatannya luar
biasa, arah yang di jejakpun merupakan satu-satunya tempat
923 terbuka dari seluruh tubuhnya. bila tidak di atasi dengan segera, niscaya
jejakan tersebut akan bersarang secara telak.
Namun ilmu silat yang dimiliki manusia berkerudung benar-benar telah mencapai
puncak kesempurnaan, baru saja kaki kiri Ku See hong melepaskan jejakan,
badannya yang ramping tahu-tahu sudah mengikuti sisi kakinya seperti seokor ular
lincah, kemudian kaki kirinya balas menggaet tekukan lutut pada kaki sebelah
kiri Ku See hong yang sedang di julurkan ke depan itu.
Begitu gagal dengan jejaknya, Ku See hong tahu bakal celaka,
dengan cepat dia menarik kembali kaki kirinya. yang melancarkan jejakan
tersebut. Tapi gaetan yang dilancarkan perempnan itu ternyata dilakukan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan kecepatan yang berlipat kali lebih cepat.
Ku See hong segera merasakan datangnya segulung tenaga
dahsyat yang membuat seluruh tubuhnya terlempar sejauh berapa
kaki dari semula. Untung saja ditengah jalan dia sudah berhasil mengerahkan
tenaganya untuk menguasahi keseimbangan badannya, kalau tidak, bisa jadi dia
akan jatuh terlentang dengan empat kaki menghadap ke atas.
Sekali lagi manusia berkerudung itu menerjang tiba bagaikan
bayangan setan, lengan kirinya diputar sambil diayunkan hingga menciptakan
serentetan cahaya bintang yang berkilauan, bagaikan serenteng mercon saja.
segera meledak-ledak ditengah adara.
Mencorong sinar tajam diri balik mata Ku See hong, dia
mendengus, lalu dengan suatu gerakan cepat lengan kanannya
diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan yang sangat
dahsyat, dia berniat untuk menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras
lawan keras. Manusia berkerudung itu tertawa dingin, mendadak tangan
kirinya dibetot ke belakang.
924 Ku See hong segera merasakan tenaga pukulan yang dilancarkan
olehnya tadi kena dipancing sampai tergusur ke samping, rasa
kagetnya benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata.
Sementara itu manusia berkerudung yang berhasil membawa
serangannya itu segeta melepaskan sebuah pukulan lagi, dengan
telapak tangan kanannya menghajar tubuh Ku See hong.
-ooo0dw0ooo- Jilid 28 SERANGAN yang dilepaskan olehnya ini aneh sekali, dimana
serangannya dilepaskan segera terasa deruan angin pukulan yang kedahsyatannya
bagaikan amukan gelom-bang samudra, langsung
menggulung ke arah depan...
Ku See hong berkerut kening, dengan cepat lengan kirinya
membuat satu lingkaran busur dan secepat sambaran kialt didorong ke depan
menyongsong datangnya ancaman tersebut, segulung
hawa murni yang lembut tanpa menimbulkan sedikit suara pun
langsung menyongsong datangnya ancaman lawan.
' Blaaammm...!' suatu benturan nyaring segera bergema
memecahkan keheningan. Hawa murni yang menggulung segera menyebar ke empat
penjuru dengan membawa suara yang menderu-deru.
Ku See hong menjerit tertahan, kemudian dengan tubuh
sempoyongan mundur se jauh tiga empet langkah.
Setelah dua tiga kali mengalami pukulan yang dahsyat, akhirnya membara juga hawa
amarahnya, dengan suara menggeledek dia
segera membentak nyaring:
"Sekarang, sambutlah sebuah gerak serangan Ho han seng
huanku yang bernama Thian ciu cuan im ini!"
925 Ditengah seruan tersebut, sepasang lengan Ku See hong
berputar secara aneh, diantara berputarnya sepasang lengan
tersebut, terlihatlah pancaran hawa murni yang memancarkan
keluar dari seluruh tubuhnya.
Tatkala manusia berkerudung itu menyaksikan Ku see hong
hendak mengeluarkan gerak serangan Thian ciu cuan im dari jurus Hoa han seng
huan, mendadak dari balik matanya memancar keluar sinar, murung yang diliputi
kesedihan, sepasang telapak tangannya yang putih muluspun mendadak diangkat, dan
disilangkan di depan dada, namun sama sekali tidak melakukan gerak serangan
apapun. Menyaksikan sorot matanya yang murung dari sedih itu, Ku See
hong merasakan hatinya bergetar keras, sepasang lengannya yang sedang berputar
aneh pun tiba-tiba berhenti bergerak dan ia tidak jadi mengeluarkan ilmu Ho han
seng huan yang terdiri dari tiga jurus serangan maha dahsyat itu.
Mendadak manusia berkerudung itu membentak keras:
`'Ku See hong, cepat menyingkir.."
Ditengah bentakan tersebut, sepasang lengannya yang semula
berhenti di depan dada itu melancarkan sebuah cengkeraman yang aneh sekali...'
"Blaaam! Blaaamm! Blaaammm....!`
Seretatetan suara benturan yang amat nyaring dan memekikkan
telinga segera bergema memecahkan keheningan.
Ku See hong muntahkan darah segar secara tiba-tiba, paras
mukanya pucat pias seperti mayat, selangkah demi selangkah dia mundur kebelakang
Sehingga akhirnya tubuh itu terkulai lemas ke atas tanah.
Manusia berkerudung itu segera berpekik sedih:
"Kau... mengapa kau tidak mempergunakan jurus Thian cin cuan im.."
926 Secepat kilat tubuhnya menerjang ke muka, lalu tangannya yang
lembut digunakan untuk memayang bangun tubuh Ku See hong
yang terkulai lemas... Ternyata, sewaktu manusia berkerudung itu mengangkat telapak
tangannya ke depan dada itu, segulung tenaga pukulan yang maha sakti segera
menyebar keluar tanpa menimbulkan sedikit suara pun.
Dia cukup tahu kalau ke tiga gerakan serangan dari jurus Ho han seng huan dari
Ku See hang tersebut amat jahat dan dahsyat, dan bermaksud untuk mematah kan,
gerak serangan tersebut dengan
pukulan hawa murni. siapa tahu Ku See hong tidak jadi
mempergunakan Thian ciu cuan im tersebut untuk melancarkan
serangan, padahal hawa murninya yang dipancarkan keluar sudah
terlanjur meluncur ke depan...
Maka dia lantas berteriak agar Ku See hong cepat menyingkir,
sementara dia sendiri melepaskan kembali beberapa buah pukulan hawa murni untuk
memunahkan kedahsyatan dari serangan
tersebut. Tapi kenyataannya, Ku See hong sama sekali tidak menghindar,
tubuhnya segera terkena sisa hawa pukulannya yang memancar ke
mana-mana itu... Untung saja Ku See hong memiliki hawa khikang Kan kun mi siu
kang khi untuk melindungi badan, kendatipun begitu, toh ia tak tahan juga
menghadapi gempuran tenaga yang amat dahsyat
tersebut. Hawa darah didalam rongga dadanya segera bergolak keras, isi
perutnya pun terasa sakit sekali.
Dengan sorot yang sayu Ku See hong mengawasi tatapan mata
lawan yang berkaca-kaca itu, kulit wajahnya segera mengejang
karena menahan penderitaan, lalu ujarnya sedih:
"Kau...benarkahr kau adalah adik Sin" Katakan terus terang..."
Manusia berkerudung itu tidak menjawab pertanyaannya, tapi
berseru pula dengan cemas:
927 "Parahkah lukamu"'
"Bila kau adalah adik Sin, luka seringan ini sudah pasti masih dapat
kupertahankan!' Tampaknya manusia berkerudung itu di buat terharu sekali oleh
luapan rasa cinta Ku See hong yang begitu dalam dan sangat
terhadap Keng Cin sin, dia berpekik sedih, mendadak dipeluknya Ku See hong,
kencang-kencang. Dari balik kelopak matanya yang jeli nampak titik air mata jatuh bercucuran
dengan derasnya. "Aku ...aku bukan...Keng Cin sin" sahutnya kemudian dengan suara yang memilukan
hati. Ditinjau dari tubuhnya yang gemetar keras, terasa nada suaranya yang sedih dan
gemeter, bisa diduga betapa penderitanya dia
sewaktu mengutarakan ucapan tersebut.
Ku See hong menghela napas sedih:
"Adik Sin, mengapa aku harus membohongi dirimu" Bolehkah
kulepaskan kain kerudungmu itu?"
Sementara berbicara, sepasang kakinya gemetar keras, manusia
berkerudung yang sedang memeluk tubuhnya pun ikut jatuh ke
tanah dan berada dalam pelukan anak muda tersebut.
Apabila seorang gadis bukan sedang berhadapan dengan kekasih
hatinya, tidak mungkin dia akan berbuat seperti ini.
Manusia berkerudung itu menghela napas sedih, katanya
kemudian dengan suara lembut:
"Benarkah kau hendak memeriksa raut wajahku?"
Paras muka Ku See hong pucat pias seperti mayat, bahkan ada
kalanya mengejang keras penuh penderitaan, sehingga membuat
siapa pun akan beriba hati bila menyaksikan keadaan itu.
Dengan sorot mata yang sayu, dia menatap perempuan itu lekat-
lekat, kemudian me-ngangguk.
928 "Benar! Aku harus melihat jelas paras muka aslimu!."
Manusia berkerudung itu nampak lebih sedih lagi, katanya
kembali dengan suara lirih:
"Seandainya aku bukan orang yang kau bayangkan, apa pula
yang hendak kau lakukan?"
Sekulum senyuman segera menghiasi wajah Ku See hong yang
pucat pias itu. "Kau sudah pasti adalah adik Sin, aku yakin seratus persen pasti benar...!"
Manusia berkerudung itu segera menghela napas sedih.
"Aaaaai...kalau begitu, lepaslah!"
Pelan-pelan Ku See hong mengangkat tangan kanannya yang
nampak gemetar sangat keras, dia seperti merasa ketakutan" Atau mungkin
disebabkan oleh luka dalamnya yang parah"
Padahal perasaan Ku See hong waktu itu pun berat sekali,
napasnya seolah-olah terhenti, untuk sesaat, sementara sepasang matanya
mengawasi ke depan tanpa berkedip.
"Sreeeet...!" Akhirnya kain kerudung tengkorak putih dengan dua belas
kuntum bunga bwee itu berhasil disingkap juga...
'Haaaahh..?" suatu jeritan kaget
bergema memecahkan keheningan. "Kau.. benar kau benar bukan...bukan Keng Cin sin?" seru Ku See hong kemudian
dengan perasaan pedih. Ternyata paras mukanya amat memucat, tiada hawa darah,
dingin, kaku dan mengerikan. inilah sebuah wajah yang jelek dan menyeramkan
siapa pun yang melihatnya.
Tentu saja berbeda sekali dengan wajah cantik dan lembut dari
Keng Cin sin yang berada di istana Huan mo kiong di Lam hay.
929 Beberapa tetes air mata segera jatuh berlinang membasahi
wajah perempuan itu, kemudian sesudah menghela napas sedih,
bisiknya dengan lembut: "Tentunya wajahku amat jelek dan mengerikan hati bukan"'
Dalam hati kecil Ku See hong masih tetap terkandung setitik
harapan, dia segera bertanya lagi:
"Apakah kau adalah adik Sin" Bila kau benar benar adik Sin, sekalipun wajahmu
telah berubah menjadi begini rupa, aku tetap masih akan mencintaimu, katakanlah
kepadaku secara berterus terang, apakah kau adalah Keng Cin sin"
Ada kalanya, paras muka seseorang dapat berubah menjadi jelek
dan susah dipandang lantaran menelan obat beracun, sebab ditinjau dari sudut
mana pun dia sama sekali mirip total dengan Keng Cing sin dari istana Huan mo
kiong di Lam hay, itulah sebabnya Ku See hong lantas menganggap dia sebagai Keng
Cin sin. Sekarang, walaupun Ku See hong sudah melihat jelas paras
mukanya dan terbukti kalau dia bukanlah Keng Cin sin yang dulu, namun tatkala
dia terbayang kembali dengan tulisan yang
tercantum dalam kertas surat tersebut, kemudian menghubungkan
dengan kepedihan hati yang dimaksudkan, siapa tahu kalau gadis itu takut bertemu
dengan nya lantaran paras mukanya telah
berubah menjadi jelek" '
Sebaliknya manusia berkerudung itu merasa makin sedih lagi
sesudah mendengar perkataan Ku See hong yang penuh dengan
pancaran rasa cinta yang tak terhingga itu, titik-titik air mata segera jatuh
bercucuran membasahi wajahnya terkena air mata tersebut, secara lamat-lamat
segera tampak ada selapis kulit tipis yang
terkelupas. Mungkin kulit yang terkelupas itu amat kecil, atau mungkin
pikiran dan perasaan Ku See hong waktu itu kelewat kalut, ternyata dia tidak
menemukan pertanda yang mencurigakan itu.
930 Sementata itu, perempuan tersebut telah mengenakan kembali
kain kerudungnya untuk menutupi kembali paras makanya yang
menyeramkan itu, kemudian katanya pelan.
"Ku See hong, paras muka asliku telah berhasil kau saksikan dengan amat jelas,
apakah kau masih belum dapat menentukan aku adalah Keng C in itu atau bukan"
Aaaai .. Setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Bila aku teringat kembali dengan kekasih hatiku di masa lalu, dia pun begitu
cinta kepadaku seperti apa yang kau lakukan sekarang, tapi meski cintanya
sedalam lautan, namun setiap perubahan yang terjadi di dunia ini sungguh membuat
orang sukar untuk mengingatnya... "Dahulu, setelah aku berpisah dengannya, tak lama kemudian aku telah dinodai
oleh manusia-manusia laknat, peristiwa itu
membuat aku menjadi ternoda, bila aku benar-benar bersua kembali dengan
kekasihku. aku benar-benar tak punya muka lagi untuk
berjumpa dengannya. "Ku See hong, kau harus percaya dengan perkataanku, aku
bukan Keng Cin sin yang sedang kau cari, tapi oleh karena wajah maupun gerak
gerikmu amat mirip dengan nya, maka diantara kita berdua baru terjadi kesalahan
paham seperti ini, sekarang adalah saat bagi kita untuk menyelesaikan kesa-lahan
paham tersebut" Ku See hong mendongakkan kepalanya memandang awan yang
sedang bergerak di angkasa, kemudian menghela napas sedih.
Di dengar dari helaan napas tersebut, jelas terdengar betapa
kecewa dan sedih hatinya.
Kemudian terdengar dia bergumam seorang diri seperti orang
yang sedang mengigau saja:
"Lagi-lagi suatu impian kosong belaka... Ooh, adik Sin! Benarkah kau sudah tiada
di dunia ini lagi" 931 "Oooh, adik Sin! Tahukah kau betapa tidak percayaku kalau Thian bisa merenggut
nyawamu dengan begitu saja..."
Sepasang mata si manusia berkerudung itu telah basah oleh air
mata, dia pun seperti bergumam:
"Yang hidup apa faedahnya" Yang mati apa menderitanya" Bila seorang mempunyai
tubuh tanpa roh, apa bedanya pula dengan
suatu kematian... -oo0dw0oo- BAB 43 UNTUK beberapa saat lamanya, susana menjadi sepi, hening dan
tak kedengaran sedikit suara pun, ke dua belah pihak sama-sama membungkam diri
dalam seribu bahasa. Mendadak manusia berkerudung itu ber bisik lirih:
'Ku See hong, kalau toh ia sudah tiada di dunia ini lagi, mengapa kau tidak
melupakan saja kehadirannya dalam hatimu?"
"Tidak! Tidak! Sampai matipun aku tak akan melupakan dia, seperti pula sikapmu
terhadap kekasih hatimu, meskipun kau tak ingin bertemu dengannya, tapi bukankah
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
siang dan malam selalu mencari dirinya" "Dia dapat menempati seluruh hatimu, karena cintanya
kepadamu tidak bisa di-tawar-tawar lagi, begitu pula keadaan Keng Cin sin
bagiku, bayangan tubuhnya sudah melekat dalam-dalam
dihatiku!" Manusia berkerudung itu menghela napas panjang, kembali dia
berkata: 'Manusia yang sudah mati tak bisa hidup kembali, tapi kesedihan yang melampaui
batas justru akan merugikan kesehatan badanmu
sendiri...' 932 Dengan cepat Ku See hong menukas kata-kata selanjutnya yang
belum selesai di utarakan itu, teriaknya keras:
"Dia belum mati! Dia belum mati! Aku tidak percaya kalau dia sudah mati ......
"Sudah begini lama kau mencarinya, namun tak pernah
menemukan kabar beritanya, apalagi bukankah kan pernah berkata: Dengan mata
kepala sendiri kau saksikan tewas ditangan kawanan manusia laknat sewaktu berada
di istana Huan mo kiong" Apakau
kau menganggap dia belum mati?"
Sesudah mendengar perkataan tersebut, tiba-tiba saja Ku See
hong seperti mendengar suara teriakan yang memilukan hati itu, hatinya terasa
perih sekali, sakit dan seakan-akan mengucurkan darah.
Seperminum teh kemudian, Ku See hong baru berkata kembali:
"Seandainya dia benar-benar mati, maka selesai kubalas dendam kesumat tersebut,
aku pun tak akan hidup lebih lama lagi di dunia ini"
Mendadak manusia berkerudung itu menegur dengan suara yang
dingin bagaikan es: "Sebagai seorang lelaki sejati, tidak seharusnya kau
sembarangan mengorbankan diri hanya disebabkan masalah
perempuan, paling tidak, kau harus melakukan suatu pekerjaan
yang menggemparkan dalam dunia persilatan, dengan demikian
baru bisa terpancar jiwa dan semangatmu sebagai seorang lelaki yang jantan!"
Ku See hong tertawa sedih.
"Aaaah terus terang saja aku sudah sama sekali tidak berteriak lagi oleh
masalah-masalah kemanusiaan seperti itu lagi.
"Sebenarnya aku menganggap cinta muda-mudi hanya suatu
cinta yang palsu belaka, cinta yang lain dimulut lain dalam hati, tapi sejak aku
berjumpa dengannya, dia telah memberikan cinta yang
suci dan murni ke padaku, dan telah mengorbankan diri untuk
diriku, untuk menyelamatkan selembar jiwaku.
933 "Tatkala aku mendengar jeritan ngerinya menjelang saat
kematian itu tiba, sebenarnya aku sudah tak punya keinginan lagi untuk hidup
lebih jauh, waktu itu, seandainya tiada api dendam kesumat yang menunjang
diriku, mungkin aku sudah tidak berada di dunia ini lagi.
'Sejak saat itu juga, dalam hatiku aku telah mengambil
keputusan, bila dendam kesumat ku sudah berhasil dibalas, dan
terbukti kalau ia mati karena aku, maka aku pun akan
mengorbankan pula selembar jiwaku sebagai pernyataan rasa
cintaku kepadanya" Tatkala manusia berkerudung itu mendengar ucapan tersebut,
dia segera memperdengarkan suara helaan napasnya yang sedih
dan sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Mendadak ia bertanya: "Ku See hong! Bila kau mengorbankan nyawamu demi kekasihmu
yang telah mati itu, lantas bagaimana dengan seorang gadis lemah lainnya"
Bagaimana cara mereka untuk melanjutkan kembali
hidupnya" 'Bila kau berbuat demikian, apakah kau tidak merasa terlampau
mementingkan diri sendiri" Kau harus tahu. sekarang kau sudah tak bisa berbuat
sekehendak hati sendiri seperti dulu, mau berbuat apa lantas berbuat apa.
"Sebab saat ini kau telah mempunyai dua orang perempuan lagia Him Ji im
....antara kau dengannya telah mengadakan hubungan
suami istri, dengan In Yan cu... betapa dalamnya dia mencintaimu.
"Apakah kau akan meninggalkan mereka semua dengan begitu
saja, meninggalkan mereka secara keji sehingga menbiarkan
mereka menderita sepanjang masa?"
Bagaikan baru sadar dari impianrya, Ku See hong segera berseru bagaikan orang
kalap: "Ku See hong, wahai Ku See hong.... mengapa nasibmu begitu tragis..." Mengapa
nasibmu begitu tidak menguntungkan!"
934 "Benarkah kau akan nekad" Tidak! Kau tidak boleh benar-benar berbuat demikian!
"Boleh!... dengan Him Ji im dan Im Yan cu aku telah mempunyai
hubungan suami istri sekarang aku sudah mempunyai tanggung
jawab. . Tiba-tiba manusia berkerudung itu menjerit kaget:
"Apa" Im Yan cu... kau telah merenggut pula kehormatan dari Im Yan Cu..
Merah padam selembar wajah Ku See hong karena jengah,
sesudah menghela napas sahutnya:
"Dia... dia sudah hampir mati...'
"Ku See hong!" Manusia berkerudung itu segera berseru dengan perasaan cemas
"kemarin malam bukankah kau datang mencariku untuk memohonkan pengobatan
baginya" Yaa, mengapa aku begitu
pikun hanya bersantai-santai denganmu saja sehingga melalaikan persoalan yang
maha penting tersebut"
Dalam pada itu, kesadaran Ku See hong pun sudah menjadi
terang kembali, ketika menyaksikan kepanikan dan kecemasan dari perempuan
berkerudung itu, selintas rasa heran dan tidak habis mengerti kembali meliputi
wajahnya, dia tak habis mengerti apa sebabnya orang itu demikian memper-hatikan
dirinya, Him Ji im serta Im Yan cu" Seandainya diantara mereka semua tidak saling mengenal
sebelumnya, mengapa pula dia bersedia memperlihatkan
semuanya itu" Ku See hong menghela napas pelan, lalu ujarnya.
"Sekarang Im Yan cu telab dibawa pergi oleh gurunya, untuk sementara waktu sukar
buat kita untuk menemukannya, Sekarang,
aku orang she Ku ingin bertanya kepadamu, apakah engkau dapat
mengobati luka akibat racun tersebut?"
"Cepat katakanlah, racun apakabh yang telah menyerang
tubuhnyaa"` 935 Ku See honbg agak ragu sejenak, tapi akhirnya menjawab juga:
"Dia telan dipaksa oleh seorang manusia laknat untuk menelan pil beracun Im hwee
si hun wan... "Apa" Pil beracun Im hwee si hun wan" manusia berkerudung itu menjerit kaget.
Dilihat dari jeritan kagetnya, Ku See hong sudah tahu kalau
perempuan berkerudung inipun tidak mampu untuk menyembuhkan
luka beracun mana, suatu firasat tak enak segera melintas di dalam benaknya.
Sesudah bergumam sejenak, akhirnya dia ber kata:
"Benar, pil Im hwee si hun wan! Disaat yang paling kritis itulah kebetulan aku
datang, akibatnya... akibatnya aku pun mengadakan hubungan dengannya... sebab
bila aku tidak berbuat demikian.
maka dia. . dia akan mati karena nadinya pecah"
Sesudah mendengar perkataan tersebut, manusia berkerudung
itu berdiri termangu-mangu, tampaknya dia sedang berusaha
memutar otak untuk menemukan cara rahasia untuk mengobati luka keracunan
tersebut. Selama beberapa saat kemudian, dia baru tertawa lagi dengan
perasaan sedih... ' Apakah gurunya dapat menyembuhkan luka beracun dari pil
jahat tersebut"'"
Ku See hong menjadi gelisah, bukan menjawab, dia malah balik
bertanya: "Jadi kaupun tidak sanggup untuk menyembuhkan racun cabul ini?"
"Barusan aku telah memikirkan isi kitab pusaka yang pernah kupelajari, dalam
halaman buku yang mencantumkan masalah Im
hwee si hun wan tersebut, buku itu berkata demikian:
936 "Racun obat ini merupakan semacam obat perangsang bersifat keras yang amat keji,
berhubung racun itu kelewat ganas dan janat maka sewaktu kitab tersebut di
tulis, cara pembuatan obat Im hwee si hun wan tersebut sudah hilang dari
peredaran dunia' "Kalau begitu, di dalam kitab tersebut tidak terdapat catatan mengenai obat
penawar nya?" tanya Ku See hong sedih.
'Padahal menurut apa yang kudengar Im hwee si hun wan
merupakan semacam obat cabul yang tidak mempunyai obat
penawar nya. 'Tapi aku percaya di dunia ini sudah pasti terdapat semacam obat yang bisa
menandingi keganasan racunr tersebut, hanya kita masih beqlum mengetahui saja
apa nama dari obat tersebut"
Tatkala mendengar perkataannya yang terakhir itu, tiba tiba saja Ku See hong
teringat kembali dengan rumput Im cu cau yang
pernah di katakan Thi bok sin kiam Cu Pok kepadanya tempo hari.
"Yaa, siapa tahu kalau rumput Im cu cau tersebut dapat
digunakan untuk menyembuh kan luka racun tersebut?" demikian dia berpikir
kemudian. Berpikir sampai disitu, Ku See hong segera berkata.
"Kalau begitu, kau benar benar tak mampu untuk menyembuhkan dirinya" Dia-apakah dia harus ...."
Kata-kata selanjutnya tak berani dia utarakan lagi, sebab
kematian Im Yan cu baginya tak kalah pentingnya dengan Keng Cin sin, hal
tersebut akan memberikan pukulan batin yang amat berat baginya.
Sebab, bagaimanapun juga dia tetap mencintai gadis tersebut,
sedangkan gadis itu pun tampak begitu suci bersih dan menaruh
cinta yang begitu mendalam terhadap dirinya.
Terdengar manusia berkerudung itu berkata lagi.
"Walaupun dalam kitab tidak dicantumkan tentang obat penawar dari racun Im hwee
si hun wan, namun aku yakin masih bisa
937 disembuhkan dengan suatu cara pengobatan yang istimewa, paling tidak dapat
memper-panjang saat kambuhnya, kemudian aku baru
akan pergi mencarikan obat yang bisa memunahkan racun itu,
"Ban sia kaucu Ceng Lan hiang memiliki sejilid kitab Ban sia cin keng, dan pil
tersebut dibuat olehnya berdasarkan catatan dalam kitab itu, aku rasa
kemungkinan besar dia pun mengerti apa obat penawar dari racun itu"
Segera muncul kembali setitik harapan dalam hati Ku See hong,
perasaannya yang tegang pun segera mengendor kembali,
sekalipun harapan tersebut masih amat kecil, namun jauh lebih baik daripada sama
sekali tiada harapan lagi.
Ku See hong segera berkata pelan:
"Nona bolehkah aku tahu, mengapa kau bersikap begitu baik terhadap kami" Aku
orang she Ku benar-benar merasa amat
menyesal, dimana kemarin malam aku telah mengganggu
ketenangan kalian." Manusia berkerudung itu menghela napas sedih.
"Sebagai sesama umat persilatan, sudah sewajarnya apabila kita saling bantu
membantu, hal ini tidak terhitung seberapa.
"Terus terang saja kukatakan! Aku memang melindungi dan
memperhatikan dirimu jauh melebihi yang lain, sebab wajahmu
mirip sekali dengan kekasihku dulu. Sekalipun dalam hidupkuini aku bakal
kehilangan cintaku terhadapnya, tapi aku bersedia untuk
membantu cinta kasih orang lain, dengan demikian paling tidak aku akan
memperoleh sedikit pembayaran cintaku yang hilang"
Ku See hong benar-benar merasakan hati nya bergolak keras
sesudah mendengar ucapan tersebut, perempuan ini benar-benar
mirip sekali dengan Keng Cin sin, terutama sekali keanggunan dan kebesaran
jiwanya. Tampaknya manusia berkerudung itu seperti lagi menunjukkan
sesuata, kembali ia berkata:
938 "Padahal cinta yang sebenarnya bukan cinta yang menguasahi, melainkan suatu
pemberian. `Seandainya aku berhasil menemukan yang dulu, dan menyasikan dia seperti juga kau sekarang, telah mempunyai dua
orang kekasih yang lain, maka aku pun akan membantunya pula
agar mereka dapat hidup berbahagia"
"Aaaai, banyak persoalan di dunia ini yang tak bisa dibayangkan dan dipikirkan
dengan begitu mudah"
Ku See hong turut menghela napas panjang . .
'Aaaai, aku orang she Ku telah berkenalan lagi dengan seorang
perempuan sejati, apabila tidak keberatan aku ingin sekali mendapat tahu siapa
nama nona." Mendengar permintaan tersebut, perem-puan berkerudung itu
merasakan hatinya bergetar keras, segera berpikir. .
'Aku tidak dapat bergaul lagi dengannya lebih jauh, manusia
adalah makhluk yang kaya akan perasaan, bila aku seringkali
bbergaul denganndya maka batasana-batasan perasaban yang
kuatur selama ini, pada akhirnya bisa berantakan tidak karuan, aku sudah tidak
memiliki tubuh yang suci dan bersih lagi untuk
menyambut datangnya cinta dari dia..."
Berpikir demikian, cepat-cepat katanya dengan suara sedingin es.
"Ku See hong! Namaku telah hilang lenyap bersama-sama
dengan jiwaku, maaf bila aku tak dapat memberitahukan soal
tersebut kepadamu" Mendengar ucapan mana, Ku See hong segera tahu kalau dia tak
ingin berkenalan dengannya, tanpa terasa ia menghela papas sedih.
"Berulang kali nona telah memberikan cinta kasih kepada aku orang she Ku, budi
kebaikan ini tak akan kulupakan untuk
selamanya. suatu ketika budi kebaikan itu pasti akan kubayar.
939 "Sekarang, apabila nona mempunyai sesuatu tugas untuk
menyuruhku. Katakan lah segera! Meskipun harus terjun ke lautan api sekalipun,
aku orang she Ku tak akan menampik"
' Aku membantumu karena aku teringat kembali dengan
kekasihku dahulu, aku sama sekali tidak mengharapkan balas
jasamu, harap kau jangan mempersoalkan hal ini di dalam hati"
Ku See hong merasa semakin sedih.
"Selama hidup aku orang she Ku tak pernah menerima budi
kebaikan orang lain, tapi Kini, tanpa sebab musabab aku telah
berulang kali menerima kebaikanmu, lama kelamaan hatiku menjadi tidak tenteram
sendiri... Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya, perempuan berkerudung itu sudah menukas:
"Ku See hong, bila kau masih memikirkan budi kebaikanku itu, baiklah! Aku pun
akan memohon beberapa persoalan kepadamu"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Harap nona sampaikan, aku orang she Ku sudan pasti akan
menerimanya tanpa membantah"
'Pertama: harap kau jangan memusuhi orang-orang dari
perguruan Hiat mo bun kami lagi.
Kedua: Harap kau segera pergi meninggal kan aku"
Ucapan mana pada hakekatnya merupakan suatu pengusiran
secara paksa, kontan saja membuat paras muka Ku See hong
berubah hebat, sebagai pemuda yang tinggi hati, ia merasa amat gusar dan
mendongkol seteblah diusir secadra demikian.
Coba kalau bukan Ku See hong sudah terlanjur dibikin kagum
atas perempuan tersebut dalam pembicaraan tadi, mungkin suatu
pertarungan sudah pasti tak bisa dicegah lagi.
Dengan sedih dia menghela napas panjang, katanya kemudian:
940 ' Entah kejelekan apakah yang dipunyai itu orang she Ku,
sehingga kau bersikap begitu tak berperasaan kepadaku" Harap
nona suka memberi petunjuk yang jelas'`
Manusia berkerudung itu menghembuskan napas panjang.
"Ku Se-hong, aku harap kau jangan mendekati aku, apakah
hanya soal ini saja tak dapat kau kabulkan" Aaaai... ' Terus terang saja
kuberitahukan kepadamu, berhu-bung kau kelewat mirip
dengan kekasihku, maka setiap kali bertemu dengan kau, aku lantas teringat akan
dirinya, terutama cinta kasihnya dahulu, kau harus tahu, penderitaan semacam itu
paling sukar ditahan, maka itulah aku terpaksa harus bersikap kurang sopan dan
tak berperasaan kepadamu, tentang soal ini, aku harap kau sudi memaafkan"
Apabila nona memang bersikeras untuk berbuat demikian, tentu
saja aku orang she Ku tidak akan menyusahkan orang, namun
selama hidup aku pun tak ingin menerima budi kebaikan orang
dengan begitu saja, sekarang aku telah bertekad untuk melaku kan suatu
pekerjaanuntuk nona. "Aku akan mencarikan kekasihmu yang dahulu itu sampai
ketemu, harap kau bersedia memberitahukan kepadaku nama dari
kekasih hatimu itu..."
Mendengar ucapan tersebut, manusia berkerudung itu tak dapat
mengendalikan rasa pedihnya lagi, pancaran sinar kepedihan segera mencorong
keluar dari balik matanya itu.
Dia benar-benar tak dapat mengendalikan perasaannya lagi, tapi teringat betapa
kotor nya tubuh sendiri yang telah dinodai orang, dengan cepat ia mengendalikan
kembali perasaannya yang sedang
bergolak tersebut... Begitu dalam cintanya kepada pemuda ini, tapi dia merasa
rendah diri, serendah-rendahnya sampai tak berani menunjukkan
wajah aslinya, dia rela menerima siksaan tersebut daripada
mengungkap hal yang sesungguhnya.
Setelah menghela napas sedih, katanya kemudian:
941 `Ku See hong! Maksud baikmu biar ku terima di dalam hati saja.
"Kau harus tahu, betapa sedihnya dan hancurnya hatiku bila dapat berdua kembali
dengan kekasihku itu, rasa sedih tersebut sudah pasti tak akan terlukiskan
dengan kata-kata, Kau.... kau tak usah bersusah payah untukku lagi.
"Padahal, sekalipun kau hendak mencari kekasihku itu sampai ke ujung langit pun,
jangan harap bisa kau temukan jejaknya...
'Apakah dia sudah mati.."'` tanya Ku See hong dengan perasaan
tidak hampir mengerti. ' Tidak. dia belum mati! Kuharap kau jangan bertanya lagi,
bersedia bukan" Kau ... kau harus selekasnya meninggalkan tempat ini!"
Dari balik matanya yang jeli sudah mengembang air mata yang
setiap saat berpisah kembali untuk selamanya. Tapi.. tapi kenapa"
Karena mahkota kehormatannya sebagai seorang gadis telah
dinodai oleh sekawanan manusia laknat.
Keadaan waktu itu benar-benar membuat nya menjadi amat
mengenaskan, bukan dinodai oleh seorang saja waktu itu,
melainkan oleh berpuluh-puluh orang secara bergilir, tak ubahnya seperti seorang
pelacur yang sedang melayani langganannya saja, selesai satu datang yang lain,
demikian seterusnya tiap hari...
Maka dia tak ingin lagi mempersembahkan tubuh dan jiwanya
yang telah ternoda itu untuk kekasih hatinya.
Dia tahu bakal kehilangannya selama hidup, dia membenci!
Membenci ketidak adilan Thian, membenci kawanan manusia laknat yang telah
menghancurkan kesucian tubuhnya, ia menggigit bibir menahan diri, dan harus
membunuh kawanan manusia laknat
tersebut. Tiada berperasaan! Kejam, penuh dengan genangan darah
kental... 942 Telah menjadi prinsip hidupnya semenjak peristiwa itu, dan
bersumpah hendak membasmi kawanan manusia laknat tersebut
dengan darah mereka sendiri, menggunakan darah dan mayat untuk mencuci bersih
tubuh dan jiwanya yang ternoda tersebut.
Tapi kesemuanya itu hanya untuk kesejahteraan hidup umat
manusia, sedang dia sendiri akan selamanya terjerumus dalam
jurang penderitaan dan siksaan. . sukmanya yang bernoda tak
pernah akan menjadi bersih kembali. kendatipun dicuci dengan
segenap air yang mengalir di sungai Tiangkang sekali pun.
Padahal jiwanya tak pernah ikut ternoda, dia masih tetap anggun dan suci bersih.
Ia tidak berbeda jauh dengan keadaan dahulu, tetap dikagumi
dan dihormati setiap orang.
Memandang kepedihan hati yang mence-kam perasaan si nona.
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras. tanpa terasa,
pikirnya lagi: "Biji matanya begitu mirip dengan adik Sin, aaaai ....benarkah manusia ciptaan
Thian bisa dibentuk dengan kesamaan yang persis sama antara yang satu dengan
lainnya" Kalau perasaan mungkin
saja bisa sama, tapi panca indera, tubuh, suara dan gerak geriknya tak mungkin
bisa sama antara yang satu dengan lainnya, dia
benarkah Keng C in sin..."
Berpikir sampai disitu, Ku See hong meng-hela napas sedih,
pelan-pelan dia berkata: 'Nona! Aku orang she Ku akan melaksana kan seperti apa yang
kau inginkan, tapi sebelum pergi, harap kau perlihatkan wajah
aslimu sekali lagi, agar terbentik sedikit kenangan dalam hatiku dimasa
mendatang" Setelah mendengar ucapan mana, dari balik mata manusia
berkerudnng itu mencorong kembali setitik cahaya tajam, secara beruntun ia
mundur sejauh tiga langkah ke belakang, kemudian
katanya dengan suara dingin lagi ketus:
943 'Tidak usah! "paling baik kalau kau bisa segera melupakan aku"
'Kau...kau adalah Keng Cin sin..."
Tiba-tiba manusia berkerudung itu mengangkat kepalanya lalu
memperdengar kan suaranya tertawanya yang keras, tajam dan
menusuk pendengaran.. Kemudian selang berapa saat kemudian, dia baru menghentikan
suara tertawanya dan berkata dengan suara yang dingin hinggba
merasuk ke tudlang: "Kau benar-benar tak bibsa dinasehati, sudah dibilang aku bukan Keng Cin sin,
kau masih saja nekad menuduhku dengan yang
bukan-bukan. Hmmm! Jika kau masih saja bersikeras mengatakan
yang bukan . bukan, jangan salahkan kalau aku tak akan bersikap sungkan-sungkan
lagi terhadap dirimu. Ketika mendengar perkataan yang dingin tak berperasaan itu,
sekali lagi Ku See hong berpikir:
"Tidak! Tidak! Sikap semacam ini jelas tak akan pernah dilakukan oleh adik Keng
Cin sin, dia bukan adik Sin! Dia bukan adik Sin..."
Perasaan hatinya saat ini sungguh amat gundah, perasaan
bertentangan serasa berkecamuk di dalam benaknya. adakalanya
dia merasa gadis itu sebagai Keng Cin sin, ada-kalanya ia justru menyangkal
perasaan nya tersebut. Akhirnya sekilas rasa sedih dan senyuman getir menghiasi raut
wajah Ku See hong, katanya kemudian:
"Nona! Kalau begitu, aku harus merepot kan dirimu sekali lagi untuk menyembuhkan
penyakit yang diderita Im Yan cu. Semua
budi kebaikanmu kepadaku selama ini, asal aku orang she Ku masih dapat bernapas
selamanya tidak akan pernah kulupakan'
`Tentang soal Im Yan cu aku pasti akan berusaha dengan
sepenuh tenaga untuk membantunya..
harap kau jangan merisaukan, tukas manusia berkerudung itu cepat, "cuma
dimanakah ia berada saat ini?"
944 Ku See hong menjadi terperanjat sesudah mendengar pertanyaan itu, segera pikirnya: "Sekarang ia telah dibawa pergi oleh gurunya.
--Seng sim cian li Yap Soat kun, ke manakah aku
harus pergi mencarinya" Aaaai.-.! Mungkin gurunya mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan luka tersebut.'
Berpikir demikian, diapun, lantas berkata:
"Im Yan cu telah dibawa pergi oleh gurunya, ia tidak mengatakan hendak ke mana.
tapi dia pernah bilang, Jika ia gagal
menyembuhkan penyakit itu, maka dia ia akan segera datang
mencariku, mungkin mereka masih berada didalam kota"
Mendengar jawaban mana.. manusia berkerudung itu menghela
napas panjang. `Benar-benar pikun! Langit dan jagad begini lebar, kau hendak
ke mana untuk mencarinya'
' Sekalipun gurunya merupakan seorang tokoh persilatan yang
berilmu tinggi, namun setelah menghadapi racun cabul Im hwee si hun wan, sudah
pasti racun tersebut tak akan mampu di sembuhkan olehnya, cuma aku pikir dia
pasti berkemampuan untuk mencegah
menjalarnya racun itu serta menunda saat kambuhnya selama
beberapa hari. "Begini saja" Bila ia datang mencarimu atau kau berhasil
menemukan mereka, suruhlah mereka menungguku di rumah
penginapan Yang tang"
"Nona, apakah kau hendak mengunjungi markas besar Ban sia kau seorang diri".`
"Cepat atau lambat kami, orang-orang Hiat mo bun sudah pasti akan melangsungkan
suatu pertarungan antara mati dan hidup
dengan pihak Ban sia kau, sekarang mumpung ada kasus tentang
Im Yan cu ini, maka aku harus mengunjungi markas besar Ban sia kau, kalau bisa
akan kucuri kitab pusaka Ban sia cinkeng milik Ceng Lan hiang tersebut"
945 "Nona! persoalan ini toh merupakan masalahku, soal mencuri kitab ban sia cinkeng
lebih baik serahkan kepadaku untuk
mengerjakannya!" "Kau tidak boleh ke situ?" jawab manusia berkerudung itu dingin,
"andaikata racun cabul yang berada ditubuh nona Im kambun kembali, apa yang
harus kau lakukan" Sekarang, paling baik kalau kau pergi mencarinya lebih
dahulu, kemudian setiap saat setiap detik mendampinginya"
"Nona, dapatkah kau menunggu satu hari lagi sebelum
berkunjung ke markas besar Ban sia kau?"
'Tentu boleh saja, sampai waktunya mungkin aku bisa menduga
disaat nona Im kau kambuh untuk kedua kalinya itu apakah dia
sudah menerima pengobatan dari gurunya atau belum, kemudian
baru pergi mencari kitab Ban sia cinkeng. .
"'Biasanya, apabila racun cabul itu sudah kambun untuk ke dua kalinya, maka
racun mana akan lebih sukar untuk disembuhkan,
sekalipun bisa dipunahkan pengaruh racun cabul itu, namun dia
sendiri menderita akan kerugian yang amat besar, keselamatan
jiwanya pun akan terancam bahaya besar.
Mendengar ucapan mana, Ku See hong menjadi semakin pedih
hatinya, dia segera berpikir:
"Kalau begitu aku harus segera berangkat ke bukit Im cu san untuk mencari rumput
Im cu cau, siapa tahu kalau rumput tersebut dapat menyembuhkan racun cabul itu?"
Setelah mengambil keputusan, dia pun berkata dengan sedih:
"Kini, waktunya sudah amat mendesak, terpaksa aku orang she Ku harus mohon diri
lebih dahulu, besok pagi aku akan menunggu mu dl rumah penginapan Yang tang saat
Im Yan cu dan gurunya tolong kau sudi mencarikan..."
"Harap kau jangan kuatir, keselamatan Im Yan cu.."
946 Sebenarnya dia hendak berkata bahwa keselamatan lm Yan cu
mempunyai arti yang sangat penting baginya.
Tapi karena kuatir Ku See hong akan menaruh curiga kepadanya,
terpaksa ia membungkam dalam seribu bahasa.
"Nona!" kata Ku See hong lagi. . "kita berjumpa lagi lain waktu, sekarang aku
hendak mohon diri lebih dahul?
Ku See hong, sekarang kau hendak ke mana?" tiba-tiba manusia berkerudung itu
bertanya. "Aku hendak mencari semacam obat, paling lambat besok pagi pasti sudah kembali
ke rumah penginapan Yang tang'
Selesai berkata, dengan suatu gerakan yang amat cepat Ku See
hong meluncur ke depan sejauh dua puluhan kaki lebih.
"Hei, apa nama rumput itu?" teriak manusia berkerudung itu dengan keras-keras.
"Rumput Im Cu cau!?"
Jawaban itu melayang tiba secara lamat-lamat, sementara
tubuhnya dengan cepat sudah meluncur naik keatas sebuah puncak bukit dan sekejap
kemudian telah lenyap dibalik lapisan bukit
tersebut. Memandang bayangan punggung sang pemuda yang menjauh,
perempuan itu segera bergumam:
"Rumput Im cu cau! Rumput Im cu cau.. Yaa. di dalam kitab pusakaku memang pernah
disebut tentang rumput aneh itu, tapi
rumput tersebut sangat sulit ditemukan, hendak ke manakah dia
mencari rumput Im cu cau tersebut" Mungkinkah rumput terse-but bisa menawarkan
racun cabul tersebut" Aaaai..."
Dia manghela napas panjang.
Sorot matanya yang jeli pelan-pelan di alihkan ke tengah udara, memandang mega
yang melayang terhembus angin, dibawan sorot
947 cahaya matahari, tampak beberapa tetes air mata sempat
membasahi matanya. Dengan perasaan yang pedih, kembali dia bergumam:
"Engkoh Hong, maafkanlah daku! Aku tahu kau sangat
mencintaiku, tapi... aku ...aku sudah tak dapat menerima cinta kasihmu lagi."
"Dia! Seperti yang kau duga, telah mati, selama hidup kau tak akan pernah bisa
berjumpa lagi dengannya. 'Oooh Thian! Mengapa begitu jeleknya nasibku ini..."
Bergumam sampai disitu, tak tahan lagi dia menangis tersedu-
sedu, menangis dengan sangat sedihnya.
Yaa, sesungguhnya nasib gadis ini memang tragis dan
mengibakan hati... Sebenarnya ia sudah tak ingin hidup terus di dunia ini semenjak terjadinya
peristiwa yang mengenaskan itu.
Tapi, kobaran api dendam dan bencinya yang menyala-nyala
membuat gadis itu berusaha keras untuk mengendalikan diri,
terutama sekali betapa besarnya keinginan gadis itu untuk dapat berjumpa muka
sekali lagi dengannya, maka sambil menahan malu
dia melanjutkan hidupnya sampai kini...
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sungguh tidak disangka, justru karena tekadnya itu, tanpa
disengaja ia telah menemukan sesuatu keajaiban, dia menemu bkan kitab pusakda
yang berisikaan ilmu silat ambat lihay yang mana membuatnya berubah menjadi
seorang perempuan berilmu tinggi.
Ternyata Buncu dari perguruan Hiat mo bun ini atau yang lebih
dikenal sebagai manusia berkerudung warna warni ini, bukan lain adalah Keng C in
sin dari Istana Huan mo kiong di lautan Lain hay, Keng Cin sin, saat ini ia
sedang menangis tersedu sedu,
menangis dengan amat pedih nya..
948 Suara isak tangis yang memilukan itu mengalun dan menyebar
ditengah bukit yang hening itu.
Suasana begitu sedih, begitu mengenas kan, membuat hati siapa
pun terasa pilu. Dia telah melampiaskan seluruh rasa sedih dan pilunya dalam
isak tangis yang memedihkan hati tersebut.
Suaranya seperti suara teriakan monyet dari selat wu shia, begitu memilukan,
begitu mengibakan hati, membuat siapa saja merasa
turut beriba hati. Peristiwa mengerikan yang pernah di alaminya dimasa lalu, kini terlintas kembali
dalam benaknya... (Berikut ini akan dikisahkan musibah yang telah menimpa Keng
Cin sin serta penemuan yang dialaminya)
Peristiwa itu terjadi pada setahun berselang di istana Huan mo kiong laut lam
hay, diawali pada senja yang kelabu tersebut.
Waktu itu, Keng Cin sin seorang diri harus menghadang melawan
Kim kiam (si pedang emas) Cia Tiong giok sekalian belasan orang jago-jago lihay.
Demi kekasihnya Ku See hong agar bisa lolos dari tempat
tersebut dengan memperta-ruhkan jiwa raganya dia melakukan
perlawanan dengan sepenuh tenaga.
Apabila seseorang sudah berada diujung tanduk, dimana
keselamatan jiwanya dijadikan taruhan, kekuatan yang terpancar keluar dari
tubuhnya memang selalu diluar dugaan siapa saja.
Keadaan Keng Cin sin ketika itu ibaratnya seekor harimau betina yang sedang
kalap, dia menerjang ke sana melompat kesini, dengan sekuat tenaga mencegat
terjangan orang-orang itu.
Dengan kegarangannya, dalam waktu singkat dia telah berhasil
merobohkan bebe-rapa orang, akan tetapi pakaian yang dikenbakan juga telahd
hancur dan robaek-robek, darahb segar bercucuran
949 dimana-mana, namun dia masih mencoba mengerahkan sisa
kekuatan yang dimilikinya untuk melancarkan serangan.
Suatu ketika dia berhasil melukai si pedang emas Cia Tiong giok dan merebut
pedang emasnya. Mendadak, pada saat itulah...
Tubuhnya pun secara beruntun terkena beberapa buah pukulan
dahsyat yang membuat nya memuntahkan darah segar.
Berada dalam keadaan begini sadarlah gadis lersebut bahwat dia tak akan mampu
untuk bertahan lebih jauh, sudah pasti dia akan ditawan mereka dan mengalami
siksaan yang paling keji..
Maka sambil memperdengarkan jeritan ngeri yang memilukan
hati, dia segera mengayunkan pedangnya untuk bunuh diri.
Siapa tahu saat yang tepat inilah Cia Tiong giok telah
menyambitkan senjata rahasia untuk merontokkan pedang emas
ditangan gadis itu, kemudian dengan suatu gerakan cepat menotok beberapa buah
jalan darahnya. Begitulah, diapun mengalami nasib yang paling tragis di dalam
kehidupannya. Dia pun harus mengalami kejadian memalukan yang membuatnya amat sakit hati.
Ternyata si Pedang emas Cia Tiong giok sangat mencintai Keng
Cin sin, secara diam-diam dia telah menganggap gadis itu sebagai istrinya
sendiri, sungguh tak pernah di sangka olehnya kalau gadis itu akan menghianati
dirinya. Pada dasarnya si Pedang emas Cia Tiong giok memang seorang
manusia yang kejam, buas dan sama sekali tak berperasaan.
Pada saat itu dia sudah amat membenci terhadap Keng Cin sin,
dia hendak mengguna kan semacam siksaan yang paling keji dan
paling buas untuk menyiksa gadis tersebut.
950 Maka dengan menggunakan semacam obat beracun yang dapat
membuat ke empat anggota badan orang menjadi lemas, dia cekoki obat tersebut ke
mulut Keng Cin Sin agar supaya gadis itu tak
mampu melakukan usaha bunuh diri.
Setelah itu dia perkosa Keng Cin sin sampai puluhan kali
banyaknya, ketika ia sudah mulai bosan, maka ia serahkan Keng Cin sin kepada
anak buahnya agar diperkosa secara beramai-ramai.
Begitulah, sekuntum bunga yang sangat indah, akhirnya dirusak
dan dilalap oleh kawanan manusia laknat itu sehingga tak karuan lagi bentuknya.
Berada dalam keadaan seperti ini, Keng Cin sin sama sekali tak berkemampuan lagi
untuk melakukan perlawanan, dia harus
menghadapi siksaan dan penderitaan tersebut dengan tabah,
terpaksa dia pun harus menerima perkosaan tersebut sekali demi sekali secara
bergilir .... Alat rahasia dibawah tubuhnya boleh di bilang sudah digagahi
mereka hingga robek, terluka dan mengucurkan darah, setiap kali dia tentu jatuh
tak sadarkan diri karena sakitnya.
Namun semua penderitaan tersebut hanya penderitaan lahiriah,
sementara siksaan dan penderitaan hatinya entah berapa puluh ribu kali jauh
lebih berat. Dia ingin hidup sayang tak bertenaga, ingin mati sayang tak
berkemampuan. oooOdwOooo BAB 44 BEGITULAH seterusnya, selama satu bulan penuh, hampir setiap
hari setiap waktu harus menerima siksaan yang tak berperi kemanusiaan itu,
hampir setiap waktu dia digagahi oleh kawanan
manusia laknat tersebut secara bergilir.
951 Akhirnya karena sering dan terlalu banyak nya orang yang
menggagahi dia, gadis itu kejangkitan penyakit kotor, penyakit kelamin yang
entah ditularkan oleh siapa.
Tubuhnya yang berkulit putih dan bersih itu mulai tumbuh luka-
luka bernanah yang mengeluarkan bau busuk. seluruh tubuhnya
menjadi busuk baunya dan rasa sakitnya tak terlukiskan lagi dengan kata-kata.
Namun, tak seorang manusia pun yang menaruh simpatik
kepadanya, tiada orang yang berbelas kasihan kepadanya.
Si pedang emas Cia Tiong giok sesungguh nya berbuat demikian
diluar pengetahuan ayahnya Han thian it kiam Cia Cu kim, oleh
sebab itu Cia Cu kim sama sekali tak tahu kalau Keng Cin sin telah mengalami
siksaan dan penderitaan sehebat itu.
Ahirnya, setelah seluruh tubuh Keng Cin sin kejangkitan penyakit kotor dan
baunya busuk sekali, orang mulai mencampakkan dia,
orang tak sudi menjamah tubuhnya lagi, ia pun dinaikkan ke atas sebuah sampan
kecil kemudian di lepaskan ditengah samudra yang luas seorang diri...
Waktu itu, racun dari penyakit kelamin yang dideritanya sudah
menjalar hampir menyeliputi seluruh bagian tubuhnya.
Kesadarannya sudah menjadi kabur.. keadaan gadis itu boleh
dibilang berada dalam keadaan sadar tak sadar, dia sendiri sama sekali tak tahu
kalau tubunya telah diletakkan diatas sebuah sampan dan dilepaskan di tengah
samudra. Dengan penyakit kotor yang begitu parah menyerang tubuh Keng
Cin sin, tubuhnya dilepaskan pula ditengah samudra luas dan
dibiarkan terapung entah ke mana.. pada hakekatnya tiada harapan sama sekali
baginya untuk hidup lebih jauh.
Tapi mati hidup manusia didunia ini semuanya telah diatur oleh suatu kekuatan
yang maha besar yang jauh diatas langit sana.
Setelah terombang ambing selama sehari semalam, lambat laut
Keng Cin sin menjadi sadar kembali.
952 Sekujur tubuhnya terasa amat sakit, ia membenci langit karena
memberikan siksaan dan penderitaan yang begitu keji kepadanya.
Ditengah samudra yang begitu luas tak bertepian, berteriak
kelangit tiada yang menyahut, menjerit ke bumi tiada yang
menggubris, beberapa kali dia hendak terjun ke laut untuk bunuh diri, namun
setiap kali teringat kembali dengan dendam kesumat yang membara di dalam
dadanya, keinginan nya untuk hidup segera tumbuh kembali.
Selain itu, dia ingin bertemu sekali lagi dengan kekasih hatinya, agar dia tahu
betapa keji dan mengenaskannya musibah yang telah menimpa dirinya.
Namun kesemuanya itu hanya berupa suatu lamunan belaka,
sebab dia tahu, keselamatan jiwanya hanya bisa bertahan selama sepuluh hari
saja. Saat itu, tengah malam sedang menjelang tiba, cahaya rembulan
dan bintang yang redup menyoroti diatas sampan yang terombang
ambing ditengah lautan. Pakaian yang dikenakan Keng Cin sin sudah hancur dan compang
camping tak karuan bentuknya. kulit badannya merah membengkak, pada hakekatnya
ia sudah tersiksa hingga tak berwujud manusia
lagi, wajah nya pucat bias seperti mayat, rambutnya awut-awutan tak karuan, bau
busuk amat menusuk hidung.
Cahaya rembulan memancarkan sinarnya di atas permukaan laut
dan memantulkan raut wajahnya yang mengerikan seperti
kuntilanak, dia mencoba untuk meronta bangun, namun seluruh
tubuhnya terasa sakit dan mengejang keras.
Sepasang matanya yang merah membeng-kak mengucurkan
titik-titik darah kental... Ia tahu tiada harapan lagi baginya untuk melanjutkan
hidup, soal membalas dendam, meski dia tahu bahwa
kekasihnya akan mewakilinya untuk menuntut balas, namun dia
tetap tak ingin mati dengan begitu saja, oleh karena itu dengan menghimpun sisa
kekuatan yang dimilikinya, dia harus bertarung melawan maut.
953 Ia menangkap ikan-ikan segar yang berlompatan diatas
permukaan laut untuk mengisi perutnya yang lapar, tiada air tawar maka diapun
menggunakan isi perut ikan serta darah untuk
menghilangkan rasa dahaga tersebut...
Hidup seorang diri ditengan samudra yang begini luas, boleh
dibilang sungguh berat dan payah.
Tapi dengan tabah dia menahan penderitaan tersebut, dia harus
menahan hembusan angin laut yang kencang, ditam-bah lagi
tubuhnya yang penuh dengan luka bernanah, penderitaan dan rasa sakit yang
dialaminya jelas berapa puluh kali lipat lebih menyiksa...
Tanpa terasa dia telah sepuluh hari sepuluh malam melakukan
pergulatan seru menentang maut, hidup tersiksa ditengah samudra luas seorang
diri... Akhirnya Keng Cin sin berhasil mengung-guli, karena kesadarannya berangsur-angsur pulih kembali, namun siksaan dan penderitaan pada
tubuhnya justru hari demi hari semakin
bertambah menghebat. Hari ini adalah hari kesebelasan dia bertarung menentang maut
ditengah samudra luas, matahari senja sudah mulai tenggelam
dilangit sebelah barat. Dengan termangu-mangu ia memandang matahari merah yang
makin lama tenggelam semakin kebawah diujung langit sana, dia
tak tahu berapa hari lagi dia hidup terombang-ambing ditengah
samudra yang luas tersebut...
Rupanya sampan tersebut bukan saja tidak dilengkapi dengan
alat pendayung, layar pun tiada, maka perahu itu hanya bisa
bergerak mengikuti arus...dia tak tahu akhirnya dia akan terbawa arus sampai ke
mana..." Dalam keadaan ini, dia hanya pasrah pada nasib, yaa
sesungguhnya bagaimana mungkin dia bisa menentang nasib dan
takdir yang telah mengatur segala sesuatunya itu" .
954 Keng Cin sin, si gadis yang bernasib jelek sekali lagi harus
menghadapi perjuangannya menentang maut.
Kiranya setelah matahari senja tenggelam tak lama dibalik laut...
Mendadak seluruh angkasa diliputi oleh kabut hitam yang amat
tebal, angin puyuh bagaikan berjuta-juta prajurit berkuda, secepat kilat
menggulung tiba dengan amat dahsyatnya.
Ombak pun mulai membukit dan menghempaskan setiap benda
yang berada di sekeliling tempat itu.
Keng Cin sin amat terkejut. dia sadar habis sudah riwayatnya kali ini...
Sebuah sampan yang kecil, bagaimana mungkin bi a menentang
hembusan angin puyuh serta gulungan ombak yang membukit"
Suara deruan angin yang memekikkan telinga, membuat hati orang menjadi ngeri dan
seram, bulu kuduk pada bangun berdiri semua...
"Oooh Thian!" pekik Keng Cin sin di dalam hati. "mengapa kau bersikap begitu
keji terhadap diriku"
"Dosa besar apakah yang kuperbuat dalam penitisanku yang lalu"
Belum cukupkah siksaan dan penderitaan yang kau berikan
kepadaku selama ini"
"Mengapa kau hendak merenggut pula sisa kehidupan yang
kumiliki ini.." "Aku harus hidup! Aku hidup, hidup untuk selamanya... aku harus menuntut balas,
membalas sakit hatiku yang membara ini.
Teriakan tersebut memilukan hati siapa pun yang mendengar,
namun sayang jeritan tersebut segera tenggelam dibalik deruan
angin puyuh yang amat dahsyat itu... Keng Cin sin duduk kaku
diatas sampannya, dengan sorot mata yang merah membara dan
memancarkan sinar penuh dendam dan sakit hati, ia menatap awan hitam yang
menyeli-muti angkasa itu tanpa berkedip. .
955 Angin puyuh yang tajam menyambar pakaiannya yang compang
camping dan mengoyak pakaiannya yang sudah hancur itu, dalam
waktu singkat, ia berada dalam keadaan telanjang bulat, rambutnya yang hitam
terurai tak karuan dimainkan angin.
Sekarang, keadaannya tak berbeda dengan seorang setan
perempuan yang telenjang bulat.
Wajah ,yang menyeramkan tapi menegas kan membuat orang
merasa seram, namun juga beriba hati...simpatik...
Entah Thian terharu oleh jeritannya yang memilukan hati, entah karena apa,
akhirnya awan hitam yang menyelimuti angkasa itu
tersapu lenyap dari angkasa dan hilang lenyap tak berbekas.
Ombak putih yang menggulung-gulung di permukaan samudra
pun mulai mengocok dunia dan bergulung gulung dengan hebatnya.
Dimainkan oleh ombak yang deras, sampan yang ditumpangi
Keng Cin sin itu segera meluncur ke depan dengan cepatnya,
mengikuti arus laut meluncur ke arah depan.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Keng Cin sin sendiri karena luka dan penyakit yang dideritanya, kini berada
dalam keadaan tak sadarkan diri, tubuhnya yang
telanjang terkapar diatas sanpan tak bisa berkutik.
Menanti dia sadar kembali, dari pingsannya...
Meskipun Keng C in cin masih mendengar suara gulungan ombak
yang memecah te-pian, suara ombak samudra yang menggelegar
masih mendengung disisi telinga nya..
Namun dia merasa seakan-akan sudah tidak berada diatas
sampan lagi, melainkan berbaring diatas permukaan tanah yang
basah, bukan pasir, melainkan batu karang yang keras dan licin.
Keng Cin sln sedikit kurang percaya kalau dia masih bisa hidup di dunia yang
penuh dosa ini. . Ia mencoba untuk menggerakkan tubuh nya, sekujur badan
segera terasa sakit, terutama tulang belulangnya, rasanya linu dan sakit nya
seperti pada retak. 956 Akan tetapi, rasa sakit dalam tubuhnya terasa tersapu lenyap
oleh rasa gembira didalam hatinya, pelan-pelan dia membuka
matanya, kemudian berteriak dengan suara parau:
"Aku masih hidup! Aku masih hidup! Benar aku masih hidup?"
Ia mendongakkan kepalanya dan meman-dang ke depan sana.
Tiba-tiba muncul suatu kejadian didepan matanya.
Ia saksikan sebuah bangunan kuil muncul disana, sebuah
bangunan kuil yang kokoh dan megah...
Kuil tersebut, berdiri tegak di tengah gulungan ombak yang
menggulung-gulung. Saat itu malam sudah menjelang tiba, rembulan bersinar dengan
terangnya di angkasa. Tiada hembusan angin yang berhembus lewat, namun ombak
laut masih saling menggulung dengan kencangnya.
Suara ombak yang memecah ditepi pantai, menimbulkan suara
getaran yang memekik kan telinga.
Tapi anehnya, meskipun kuil tersebut di kelilingi oleh ombak yang menggulung-
gulung, namun sepuluh kaki disekelilingnya, air laut justru amat tenang, lembut
tanpa ombak. Peristiwa itu benar-benar jauh diluar dugaan siapa pun...
Keng Cin sin menghela napas sedih, gumamnya:
"Aku masih berada di alam semesta" Ataukah sedang berada
dalam alam impian.?"
Tidak, segala sesuatunya merupakan kenyataan, kadangkala apa
yang berada dihadapannya memang sukar dipercaya oleh siapa pun.
Nun jauh disana tampak bukit yang berlapis-lapis dengan hutan
yang lebat, siapa pun tak akan menyangka kalau dibalik bukit di tepi samudra
dengan ombak yang deras, terdapat sebuah kuil dalam
bentuk sedemikian anehnya.
957 Sekeliling kuil itu penuh dengan batu karang berwarna hitam
yang berkilauan. Dalam keadaan bugil, Kang Cin sin berbaring diatas batu karang itu...
Mendadak... Gadis itu menjerit kaget...paras dukanya yang pucat pias berubah menjadi semu
merah. Rupanya dia baru menyadari kalau ia sedang berada dalam
keadaan bugil, tanpa secuwil kainpun yang melekat ditubuhnya.
Kendatipun ia pernah bertelanjang bulat, seluruh bagian
tubuhnya pernah dilihat dan dinikmati oleh kawanan manusia
laknat, pernah di perkosa dan melewati kehidupan bagaikan seorang pelacur selama
hampir sebulan lamanya....
Namun kesemuanya itu bukan terjadi atas kehendaknya sendiri,
dia tak mampu memberikan perlawanan.
Tapi sekarang dia telah melepaskan diri dari penderitaan tersebut sudah lolos
dari garang iblis yang melakukan itu.
Sekaramg dia masih tetap merupakan seorang gadis yang suci
bersih. Karenanya setelah mengetahui kalau dirinya berada dalam
keadaan telanjang bulat, tentu saja ia merasa malu sekali.
Memandang bisul-bisul bernanah yang memenuhi seluruh
tubuhnya yang telanjang, Keng Cin sin merasa amat sedih sekali, titik air mata
tanpa terasa jatuh bercucuran membasahi pipinya.
-oo0dw0oo- Jilid 29 SAMBIL menggertak gigi, dia berseru dengan penuh perasaan
dendam: 958 "Aku harus membalas dendam, akan ku bunuh seluruh manusia laknat dari istana
Huan mo kiong di lautan Lam hay..."
Terbayang kembali musibah yang menimpa dirinya, kembali dia
menangis terisak dengan amat sedihnya.
Suara tangisan Keng Cin sin kedengaran begitu lemah dan
parau... Ini semua membuktikan kalau hawa murninya sudah banyak
yang hilang, ia tak lebih hanya seorang manusia yang sudah tak jauh dari saat
kematiannya... Isak tangis yang begitu sedih dan memedihkan hatinya membuat
kesadaran Keng Cin sin kembali terlelap dalam keadaan sadar tak sadar.
Untuk kesekian kalinya dia jatuh tidak sadarkan diri.
Menanti ia sadar kembali, tengbah hari sudah ldewat.
Cahaya maatahari meneranbgi seluruh tubuh nya yang bugil, ia
mendongakkan kepalanya, memandang bangunan kuil di atas bukit
tersebut, namun suasana masih tetap hening, seakan-akan tiada
berpenghuni. "Mungkin tiada orang yang berdiam dalam kuil itu..." guman gadis itu lirih.
"tapi seandai nya ada penghuninya. bila mereka saksikan aku muncul dengan tubuh
bugil... Ia tak berani membayangkan lebih jauh, diam-diam dia hanya
bisa berdoa didalam hati:
"Moga-moga saja tiada orang dalam kuil itu...."
Kendatipun begitu, dia tak berani mendaki keatas bukit itu,
apalagi memasuki bangunan kuil tersebut, sebab dia berada dalam keadaan
telanjang bulat, ia malu bila sampai bertemu orang lain.
Padahal kuil itu kosong tanpa penghuni, andaikata ada orang
yang berdiam disitu, maka setelah berdiam selama sehari semalam disini, tentu
saja jejak Keng Cin sin sudah diketahui oleh penghuni 959
kuil tersebut. Keng Cin sin tidak mempunyai keberanian untuk
merangkak masuk ke dalam kuil dalam keadian beginilah dia
menanti terus hingga matahari tenggelam dan senja menjelang tiba.
Dalam keadaan demikian, akhirnya gadis itu mulai berpikir:
"Kalau aku harus berada dalam keadaan begini terus, akhirnya pasti akan mati
kelaparan, daripada mati, lebih baik aku menahan rasa malu untuk melongok ke
dalam..." Berpikir demikian, ia mulai menggerakkan tubuhnya siap
bergerak ke atas bukit, tapi begitu badannya bergerak, ia segera merintih karena
kesakitan. Jelas luka yang berada didalam tubuhnya menjadi pecah dan
menimbulkan rasa sakit yang bukan kepalang hebatnya.
Keng Cin sin menggertak giginya kencang-kencang, lalu
merangkak maju beberapa langkah ke depan, sementara rintihan
kesakitan bergema tiada hentinya dari mulutnya...
Tulang belulangnya bagaikan dipatah-patahkan orang, kulit
tubuhnya terasa panas dan sakitnya bukan kepalang.
Setiap kali merangkak tiga langkah, Keng Cin sin segera berhenti beristirahat
sebentar, wajahnya yang memucat seperti setan natpak mengejang keras penuh
penderitaan. Rintihan kesakitan dan dengusan tertahan, berkumandang tiada
hentinya dari bibir si nona yang pucat itu...
Wajahnya, tubuhnya basah kuyup oleh peluh sebesar kacang
kedelai yang bercu-curan amat deras.
Untung saja permukaan tanah dari bukit itu merupakan batu
karang yang hitam dan halus, kalau tidak. sudah dapat dipastikan seluruh badan
Keng Cin sin akan terluka lecet dan berdarah.
Kurang lebih setengah jam kemudian, akhirnya Keng Cin sin
berhasil mendaki bukit yang empat kaki panjangnya itu.
960 Dengan menempelkan tubuh bagian bawah serta dadanya diatas
bermukaan tanah didepan pintu kuil, dia mendongakkan kepalanya dan menatap ke
dalam ruang kuil dengan sayu.
Terasa olehnya kuil tersebut amat sepi, hening, dan tak
kedengaran sedikit suara pun.
"Ada orangkah dalam kuil?" dengan suara yang parau Keng Cin sin berteriak.
Suaranya parau lagi lemah, namun suasana dalam ruangan kuil
itu masih tetap hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suara pun.
Setengah perminum teh sudah lewat, Keng Cin sin yang
berbaring diatas tanah pun sudah terengah-engah. namun belum
juga terdengar suara sahutan.
Maka dia berteriak lagi. "Adakah seseorang didalam ruangan?"
Suasana tetap hening, sepi dan tak kedengaran suara apapun.
"Aaah, mungkin tiada orang didalam sana..." pikir Keng Cin sin kemudian.
Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, dia merangkak
masuk ke dalam ruangan kuil itu.
Setelah melalui pintu, disana terlihal sebuah ruangan yang amat besar, dalam
ruangan tampak beberapa patung pemujaan, tapi
lantaran sudah dimakan usia, maka meskipun patung itu masih
utuh, namun warnanya sudah luntur.
Permukaan lantai berupa lapisan batu bata merah, semuanya
berada dalam keadaan bersih,
Sekeliling dinding ruangan tampak pula butiran mutiara yang
memancarkan selapis cahaya lembut.
Melihat betapa bersihnya ruangan itu, selain tanpa debu, sarang laba-laba pun
tak ada, kembali Keng Cin sin berpikir.
961 "Sudah jelas ada penghuninya disini, kalau tidak, mengapa ruangan disini tampak
begitu bersih"!' Berpikir sampai disitu, tanpa terasa, dia memandang kembali
tubuh sendiri yang berada dalam keadaan bugil, merah padam
selembar wajahnya yang memucat karena jengah.
Berapa saat kemudian ia berseru lagi dengan sedih:
"Ada orangkah disini" Adakah orang yang sedang bertapa
ditempat ini" Harap sudi ke luar sebentar dan menolong aku si
perempuan yang bernasib jelek..."
Kecuali suara sendiri yang memantul dari empat dinding, take
kedengaran sedikit suara pun bahkan dikala suaranya sirap,
sekeliling ruangan itu kembali dicekam keheningan.
Secara beruntun Keng C in sin berteriak lagi sampai beberapa kali, tapi suasana
di sekeliling tempat itu masih tetap sepi tak
kedengaran sedikit suara pun. pada hakekat nya tempat itu
merupakan sebuah kuil yang tak berhuni.
Melihat hal itu, si nona lantas berpikir:
"Aaaah, mungkin tokoh silat itu sedang pergi atau mungkin juga kuil ini memang
kosong tak berpenghuni...
Dia meronta untuk bangun dan berlutut didepan altar, kemudian
gumamnya dengan lirih: Sin ceng sekalian, maafkan aku Keng Cin sin gadis yang bernasib jelek, karena
sudah mengotori ruangan sucimu dengan tubuhku
yang telanjang..`. Kemudian dengan susah payah dia mendekati meja altar itu dan
berusaha keras untuk merangkak bangun dan berdiri.
Ketika ia berhasil berdiri tegak, dengan cepat hidungnya
mengendus bau harum semerbak yang membuat tubuh orang
menjadi segar kembali. 962 Di dalam ruangan tengah kuil terdapat
mutiara yang memancarkan sinar terang bagi pengamatan orang persilatan,
cahaya mutiara tersebut sudah cukup menerangi seluruh ruangan
tersebut bagaikan di siang hari saja, dengan cepat Keng Cin sin mengamati meja
altar tersebut... Diatas altar terdapat sebuah hiolo yang terbuat dari tembaga,
bau harum semerbak tadi muncul dari dalam hiolo tersebut.
Sebagaimana diketahui, selama beberapa hari ini Keng Cin Sin
hanya menggunakan ikan mentah untuk mengisi perutnya yang
lapar, maka dikala ia mengendus bau harum semerbak, perutnya
segera menjadi geruyukan karena lapar.
Berbicara sesungguhnya, sekarang dia merasa lapar sekali.
"Aaaah, mungkin benda yang disimpan dalam hiolo itu adalah makanan" demikian dia
berpikir, "karena bau harum semerbak itu seperti bau buah apel, seperti juga
buah li...' Makin tajam bau harum yang terendus Keng Cin sin, semakin
lapar perut si nona tersebut, sehingga tanpa disadari dia lantas membuka penutup
hiolo tersebut. Begitu penutup hiolo itu dibuka, bau harum yang semerbak
terendus makin tajam, sementara semangatnya juga tiba-tiba saja bertambah
segar... Biji matanya yang jeli dengan cepat melongok ke dalam hiolo
tersebut ternyata isi hiolo itu hanya sebutir pil berwarna hijau.
Melihat pil itu, Keng Cin sin menghela napas panjang,
gumamnya: 'Pil ini sudah pasti hasil bikinan dari pertapa yang menghuni
disini, aaaai... aku tidak pantas mengambil, benda yang bukan
menjadi milik sendiri...'
Bergumam sampai disitu, dia lantas menutup kembali hiolo
tersebut dan diletakkan kembali.ke tempatnya semula.
963 "Cri ngg.. !" berkumandang suara gemerincingan nyaring memecahkan keheningan.
Menyusul kemudian... "Bruuukkk!" dari atas penutup hiolo tersebut tiba-tiba saja terjatuh sebuah
lencana tembaga tipis yang panjangnya tiga inci.
Dengan cepat Keng Cin sin mempberhatikan lencadna tembaga
itu,a ternyata di atbas lencana itu nampak penuh dengan ukiran tulisan.
Buru-buru dia mengambil lencana tembaga itu dan membaca
tulisan yang tertera disana, terbaca olehnya tulisan tersebut ber bunyi
demikian: "Pil yang berada didalam hiolo itu merupakan sebutir pil mestika Pit ku sin wan,
bila kau telah menelannya maka dapat bertahan
selama enam bulan tanpa lapar.
Kuil ini merupakan kuil Ngo siang bio dari jaman kerajaan Go,
kau bisa sampai disini hal ini membuktikan kalau kau berjodoh, lagipula tidak
kemaruk oleh benda yang bukan menjadi miliknya. ini semua menunjukkan kalau kau
berbudi luhur. Terimalah pil Pit ku sin wan tersebut sebagai hadiah dariku! Tapi seandainya kau
mempunyai ingatan serakah dengan mengambii pil
tersebut, maka sekarang kau sudah mati cukup lama, sebab didalam hiolo tersebut
dilengkapi dengan berbagai alat rahasia, disaat kau mengambil pil tersebut maka
semua alat rahasia yang berada
didalamnya akan mulai bekerja.
"Dari dalam hiolo itu akan memancar keluar jarum-jarum
beracun, sekali pun ilmu silatnya amat lihay pun jangan harap bisa meloloskan
diri dari ancaman. "Jarum itu amat beracun dan mematikan, bila bertemu dengan darah, betul tenaga
dalam yang kau miliki amat sempurna, namun jangan harap jiwamu dapat diselamat
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kan. 964 Kini, alat cahasia yang berada dalam hiolo tersebut telah hancur dan musnah
dengan diletakkannya kembali penutup hiolo itu keatas hiolo tersebut, bila kau
mendengar suara gemerincing, berarti alat rahasia itu sudah punah, sekarang kau
boleh mengambil pil tersebut dengan berlega hati.
"Dalam kuil ini penuh dengan benda mestika, bila kau punya jodoh, semua benda
tersebut tentu akan kau temukan, baik-baiklah dipergunakan.
"Orang pertama yang memasuki kuil ini, Bun ji koansu Him Ci-seng"
Ketika selesai membaca tulisan yang tertera diatas lencana
tembaga itu, Keng Cin sin merasa terkejut bercampur gembira.
Ia terkejut karena hampir saja tewas di situ.
Ia girang karenra pil Pit ku sit wan tersebut dapat menghilangkan rasa lapar
yang sedang mencekam dirinya, bila pil tersebut sudah dimakan, berarti dia dapat
mengobati lukanya dengan tenang
ditempat tersebut... Sambil menghela napas sedih Keng C in sin bergumam:
'Bun ji koan su Him Ci seng, bukankah ia adalah guru kekasihku Ku See hong" "Dia
bilang kuil ini adalah kuil Ngo siang bio dari peninggalan kerajaan Go, itu
berarti kuil ini didirikan oleh perdana menteri kerajaan Go, Ngo Cu siu. Konon
kitab pusaka Cang ciong pit kip dibuat oleh Ngo Cu siu, jangan-jangan kitab
pusaka tersebut memang disimpan ditempat ini" "Namun..bukankah Bun ji koan su
locianpwee sudah memasuki kuil ini lebih dahulu" Bisa jadi kitab pusaka tersebut
sudah dibawa pergi olehnya ...
"Aaaai. coba kalau bukan begitu, dalam enam bulan mendatang aku bisa mempelajari
ilmu silat maha sakti ditempat ini, kemudian pergi menuntut balas atas sakit
hatiku...' Bergumam sampai disitu, dia lantas mengambil pil Pit ku sin wan tersebut dan
dimasukkan ke dalam mulutnya lalu di telan ke dalam perut.
965 Tapi begitu pil tersebut ditelan, ia segera menjerit kaget:
"Aaaah, obat beracun, obat beracun....
Ternyata begitu pil Pit ku sin wan itu ditelan ke dalam perut oleh Keng Cin sin,
dia segera merasakan perutnya teramat sakit seperti di sayat-sayat dengan pisau,
darah yang mengalir didalam tubuhnya serasa mendidih dengan hebatnya, tak
terlukiskan rasa sakit yang mencekam tubuhnya waktu itu.
Akhirnya Keng Cin sin tak sanggup menahan diri lagi, seluruh
tubuhnya menjadi panas bukan kepalang, ia tak mampu me-
ngendalikan diri lagi, tubuhnya yang telan-jang mulai bergulingguling diatas
tanah... Ia merintih kesakitan, mendengus terta-han, seluruh tubuhnya
basah kuyup oleh keringat, bau busuk yang memuakkan memancar
keluar dari sekujur badannya.
Suhu udara yang membara dalam tubuhnya kian lama kian
bertampah panas. sekarang dia tidak merintih lagi bahkan mulai menjerit-jerit
seperti babi yang akan disembelih.
Kini dia merasa benci, benci terhadap semua manusia yang ada
didunia ini, membenci akan kebusukan serta kemunafikan mereka.
Sampai-sampai manusia yang paling di hormati di duniapun ...
Bun ji koan su Him Ci seng tak lebih hanya mengenakan kedok
kebaikan, padahal sebetulnya adalah manu-sia licik yang berhati keji.
Kalau bukan manusia keji, mengapa dia menggunakan lencana
tembaga yang berisi tulisan itu untuk memancingnya agar menelan pil beracun
tersebut dan mencelakai seorang manusia yang sama
sekali tiada dendam atau sakit hati dengannya"
Sekujur tubuh Keng Cin sin sekarang sudah tersiksa sekali,
seluruh badannya se-akan-akan digigit oleh beribu ribu ekor semut beracun.
966 Selurun darah dan dagingnya seperti dl letakkan di atas
panggangan api dan digarang, dengan api yang membara.
Tulang belulangnya seperti ditekan oleh semacam kekuatan yang
amat besar sehingga hampir menjadi remuk dan hancur berantakan.
Makin lama dia semakin tak mampu untuk mengendalikan
siksaan dan penderitaan yang mencekam tubuhnya itu, hilanglah
kesadaran gadis tersebut....
Kini, tubuhnya sama sekali tak berkutik lagi.
Tapi dari rongga-rongga tubuhnya yang berpuluh-puluh ribu
banyaknya itu nampak air keringat yang berbau busuk mulai
meleleh keluar dengan amat derasnya.
Entah berapa lama, Keng C in sin mulai mengeluh kemudian
memperdengarkan suara helaan napas panjang.
Ketika dia melompat bangun dari atas tanah, ternyata seluruh
badannya tidak terasa sakit lagi, bahkan semangatnya nampak
segar dan semua rasa lemas hilang lenyap tak berbekas.
Dengan cepat dia menundukkan kepalanya dan memperhatikan
kulit tubuhnya. Semua bisul-bisul bernanah yang semua menyelimuti seluruh
tubuhnya kini sudah hilang lenyap tak berbekas sekalipun masih nampak sisa
bintik-bintik berwaarna merah.
Menyaksikan kesemuanya itu, setelah menghela napas panjang
diapun bergumam: "Aaaaai, selembar nyawaku kembali berhasil dipungut dari dalam pintu neraka. Bun
ji koan su locianpwe, maafkanlah daku tadi, aku telah salah menuduhmu..."
Ternyata Pit Pit ku sin wan tersebut merupakan sebuah obat
mestika yang berkasiat luar biasa, bukan cuma dapat menyembuhkan berbagai keracunan, dapat pula menambah tenaga
dalam seseorang yang belajar silat. disamping dapat menghilangkan rasa lapar.
967 Sejak diperkosa secara beramai-ramai oleh kawanan manusia
laknat, seperti diketahui Keng Cin sin telah mengidap penyakit kelamin yang
kotor, namun setelah menelan pil Pit ku sin wan
tersebut, semua racun dalam tubuhnya telah tersapu hingga lenyap tak berbekas.
Sekalipun selembar jiwanya berhasil diselamatkan, namun setiap kali memandang
bintik-bintik merah bekas keracunan diatas
tubuhnya, air matanya segera jatuh bercucuran.
Seorang gadis cantik jelita, kini berubah menjadi buruk dan
penuh dengan noda, bayangkan saja, bagaimana mungkin hatinya
tidak merasa sedih... Suka akan kecantikan dan keindahan merupakan kelemahan
setiap manusia, terutama kaum wanita, disaat mereka menemukan
kalau tubuhnya berubah menjadi jelek, tak bisa dihindari lagi kalau hatinya
menjadi sedih dan pilu. Sebab apabila seseorang memiliki seraut wajah yang tak bisa
diterima oleh orang banyak, maka dia (pria) maupun dia
(perempuan) tentu akan merasakan kesepian dan penderitaan..
Entah orang itu memang berwatak lincah atau berwatak hambar,
dalam hati kecilnya, sudah pasti akan timbul perasaan rendah diri.
Sementara itu, fajar telah menyingsing kembali, sang surya
memancarkan cahaya nya kemana-mana dan membuat suasana
disekitar situ dapat terlihat jelas.
Setelah kenyang mengucurkan air mata, Keng Cin sin menghela
napas sedih, katanya: "Yaa, inilah yang dinamakan nasib, sekarang aku sudah
seharusnya merasa puas, karena harapanku untuk melanjutkan
hidup telah tercapai, aku punya harapan untuk bersua lagi dengan kekasih hatiku,
memberitahukan semua musibah yang menimpaku,
kemudian menghabisi nyawaku sendiri...
'Ilmu silat yang kumiliki amat rendah, tak mungkin aku bisa
membalas sakit hatiku ini, yang terpenting bagiku sekarang andalah 968
mendapatkan sebuah pakaian dan menutupi badanku, sekalipun
disini tak ada orang lain, namun bertelanjang bulat tetap merupakan aib bagi
kaum wanita" Maka Keng Cin sin mulai melakukan pencarian di dalam kuil Ngo
siang bio tersebut untuk mendapatkan pakaian, namun meski sudah di cari setengah
harian, ia belum berhasil juga menemukan pakaian yang dibutuhkan....
Akhirnya dia berhasil menemukan sebuah ruangan rahasia yang
lain, ketika masuk ke dalam ruangan tersebut, dengan cepat dia menarik napas
dingin... Ternyata di dalam ruangan itu hanya terdapat sebuah peti mati
saja, selain itu tidak terdapat sebuah bendapun.
Menyaksikan kesemuanya itu, Keng Cin sin menghela napas
sedih, kembali dia ber-gumam:
' Sudah kucari seluruh ruangan kuil ini hampir setiap pelosok
kuteliti, namun tak sebuah pakaianpun yang berhasil kutemu kan untuk menutupi
tubuhku, apakah aku harus bertelanyang bulat
terus menerus" Tanpa mengenakan pakaian, bagaimana mungkin aku bisa keluar
dari sini untuk bertemu dengan orang..."
Mendadak... Satu ingatan melintas didalam benaknya, ia segera bergumam
lagi seorang diri: 'Aku benar-benar seorang tolol, bukankah disitu terdapat peti
mati" Biasanya di dalam peti mati, tentu terdapat pula pakaian..
Walanpun dia tahu kalau pakaian dalam peti mati adalah pakaian milik orang yang
telah mati, namun setelah berada dalam keadaan seperti ini, sekalipun benda
milik orang matipun akan diambilnya juga untuk dipakainya menutupi tubuhnya.
Sebab bila ia tak berhasil menemukan pakaian, berarti untuk
selamanya dia tak akan keluar dari kuil .
969 'Peti mati adalah tempat untuk menyimpan jenasah, betapapun
besarnya nyali sese-orang, tak nanti mereka berani membongkar
peti mati untuk mencari pakaian.
Tapi keadaan Keng Cin sin sekarang sudah berada dalam
keadaan apa boleh buat, dia tak akan memperduli soal-soal
semacam itu lagi. Pertama-tama dia mencongkel dulu penutup peti mati itu,
kemudian mengerah kan tenaga murninya dan mengangkat secara
paksa . "Blaamm.... blaamm....!" dua kali benturan nyaring bergema memecahkan
keheningan. Ternyata penutup peti mati yang beratnya mencapai tiga empat
ratus kati itu telah berhasil disingkap.
Disaat penutup peti mati itu terbuka.. serta merta tubuhnya turut melompat
mundur ke belakang, dia kuatir mayat yang berada dalam peti mati itu berubah
menjadi setan atau iblis yang melompat keluar dari peti mati untuk mencari
mangsa. Siapa tahu suasana tetap hening sepi tanpa terdengar sedikit
suara pun meski penutup peti mati itu sudah terbuka, setelah yakin keadaan aman,
gadis itu baru berjalan mendekati peti mati itu serta melongok ke dalam,
Begitu melihat Keng Cin sin merasa semakin keheranan lagi.
Ternyata peti mati yang terbuat dari batu itu kosong melompong, bukan saja tak
tampak jenazahnya, juga tidak tampak dasar dari peti mati tersebut.
Atau dengan perkataan lain, dasar peti mati itu merupakan
sebuah mulut lorong, sedangkan peti mati yang besar itu tak lebih hanya menutupi
pintu masuk menuju ke lorong rahasia tersebut.
Terdorong oleh rasa ingin tahu dan ingin melihat apa gerangan
yang terdapat di dalam lorong rahasia tersebut, Keng Cin sin segera melompat ke
dalam peti mati tersebut.
970 "Pluuunggg ....!' Dengan aman dan selamat Keng C in sin berhasil menginjak
didasar lorong seperti apa yang diduga olehnya, tempat itu memang merupakan
sebuah lorong rahasia yang menjorok jauh ke dalam
sana. Lorong tersebut panjangnya bukan kepalang, berdiri dalam
lorong tersebut, Keng Cin sin merasakan angin berhembus amat
kencang dan amat menusuk badan.
Sekeliling dinding lorong penuh dengan butiran mutiara yang
menerangi sekeliling tempat itu, maka semua benda yang berada
empat kaki disekeliling lorong dapat terlihat amat jelas.
Pelan-pelan Keng Cin sin berjalan menelusuri lorong rahasia
tersehut, setelah berjalan kurang lebih belasan kaki lebih, mendadak dari depan
sana terlihat cahaya emas berkilauan, gadis itu jadi terperanjat dan cepat cepat
mengalihkan sorot matanya ke depan sana.
Ternyata cahaya emas itu berasal dari kopyah emas dan
seperangkat pakaian perang yang terbuat dari emas, benda-benda itu tersandar
didinding, kopiah emas menutupi tulang kepala
sesosok tengkorak sedang dibalik pakaian perang terbuat dari emas itupun
merupakan seperangkat tulang manusia lengkap.
Keng Cin sin menjadi amat kegirangan, pikirnya:
"Nah, kali ini aku mendapatkan pakaian untuk menutupi
badanku, sebentar akan ku cuci dulu pakaian perang emas itu, lakun kukenakan
dulu untuk sementara waktu..."
Berpikir demikian, Keng Cin sin lantas menghimpun tenaga
dalamnya ketangan kanan lalu disapu pelan ke arah tulang belulang di bagian dada
tengkorak tersebut. Dimana angin pukulan Itu berhembus lewat, kerangka manusia
itu segera hancur berantakan dan bertumpukan tak karuan lagi
wujudnya. 971 Dia tahu, tulang belulang itu sudah terlalu lama hingga lapuk
semua, itulab sebabnya meskipun didorong oleh sedikit kekuatanpun, tengkorak manusia itu menjadi berantakan.
Keng Cin sin mengumpulkan tulang belulang itu dan ditumpuk
menjadi satu kemudian melanjutkan perjalanannya ke depan, belum sampai sepuluh
langkah, kembali di temukan kerangka manusia
yang berkopiah dan berpakaian perang terbuat dari emas.
Seperti juga apa yang dilakukan pertama kali tadi. Keng Cin sin memporak
porandakan tengkorak manusia itu serta menyingkirkan
nya ke samping lorong. Ternyata selanjutnya dia menemukan lagi berpuluh sosok
tengkorak manusia, dimana satu persatu disingkirkan semua
olehnya ke tepi lorong rahasia.
Ujung dari lorong rahasia tersbebut merupakan dsebuah ruangan
ayang terbuat dari bata. Jejak Darah Masa Lalu 1 Pendekar Rajawali Sakti 59 Dewi Goa Ular Dendam Empu Bharada 17