Pencarian

Buku Catatan Josephine 3

Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie Bagian 3


"Engkau membaca terlalu banyak cerita detektif,
Josephine. Dalam kehidupan yang sesungguhnya tidaklah seperti itu. Dan kalau ada
orang yang tahu sesuatu di rumah ini, mereka tak ingin mengatakannya atau
membicarakannya dengan orang lain."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jawaban Josephine tidak terlalu jelas karena terdengar suara air mengucur.
"Kadang-kadang hal yang tidak mereka ketahuilah yang mereka tahu."
Aku mengedipkan mata, mencoba mengerti hal itu. Aku
turun ke tingkat bawah. Ketika Aku akan keluar dari pintu depan di dekat tangga, Brenda datang tergopoh-
gopoh dari ruang keluarga.
Dia mendekatiku dan memegang kedua lenganku.
"Bagaimana?" tanyanya.
Ini merupakan permintaan informasi seperti yang
ditanyakan oleh Laurence, tetapi keluar dengan cara
berbeda. Rupanya pertanyaan satu kata yang diucapkannya itu lebih efektif.
Aku menggdengkan kepala. "Tak ada apa-apa," kataku.
Dia menarik napas dalam-dalam.
"Aku takut," katanya. "Charles, aku takut sekali. ."
Ketakutannya memang tidak dibuat-buat, karena aku
bisa merasakannya. Aku ingin menenteramkan hatinya,
membantunya. Aku merasakan posisi yang dihadapinya
sebagai seorang yang terjepit dalam lingkungan yang tidak bisa menerimanya.
Mungkin dia ingin berteriak, "Siapa yang mau berpihak padaku!'
Dan apakah jawabanya" Laurence Brown" Dan siapakah
Laurence Brown" Bukan sebuah tonggak kokoh yang bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dijadikan pegangan dalam saat-saat sulit. Masih teringat olehku keduanya
berjalan pada sore yang suram kemarin.
Aku ingin menolongnya. Sangat ingin menolongnya. Tapi tak banyak yang bisa
kulakukan atau kukatakan. Dan aku merasa malu dan bersalah ketika ingat kata-
kata Sophia, "Jadi dia telah memengaruhimu."
Dan Sophia tidak melihat - tidak mau melihat apa yang dirasakan Brenda. Dia
sendirian. tersangka sebagai pelaku pembunuhan, tanpa seorang pun berada di
pihaknya. "Pemeriksaan aksn dilakukan besok. Apa - apa yang akan terjadi?" tanya Brenda.
Aku merasa bisa menenteramkan hatinya.
"Tak ada. Kau tak usah kuatir akan hal itu. Mungkin akan ditunda, agar polisi
bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Tapi mungkin akan terbuka untuk pers.
Sampai saat ini tidak ada pemberitaan di koran bahwa kasus itu bukan suatu
kematian biasa. Keluarga Leonides memang cukup berpengaruh. Tetapi dengan
pemeriksaan yang tertunda - yah, mungkin akan ramai jadinya."
Seharusnya Aku tidak perlu mengatakan ramai.
Mengapa aku memilih kata itu"
"Apa - apa akan mengerikan?"
"Aku tidak akan mau diwawancara seandainya aku jadi
kau. Seharusnya kau punya pengacara. ." Dia menimpali dengan cemas. "Tidak -
tidak - tidak untuk hal yang
kaumaksudkan. Tapi seorang yang akan melindungi - ya, yang akan memberitahukan
apa yang seharusnya dijawab dan apa yang tidak perlu dijawab."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tahu. Engkau memang sendirian menghadapi
semua ini." Kataku - tangannya bertambah kuat
mencengkeram lenganku. "Ya. Engkaulah yang mengerti perasaanku. Engkau telah membantuku, Charles,
Engkau telah membantuku."
Aku menuruni tangga dengan perasaan hangat dan
puas. . Kemudian aku melihat Sophia berdiri di depan tangga. Suaranya dingin dan
tak acuh, "Lama benar. Mereka meneleponmu dari London.
Ayahmu ingin bertemu."
"Di Scotland Yard?"
"Ya." "Ada apa, ya" Mereka tidak mengatakan apa-apa?"
Dia menggdengkan kepala. Matanya gelisah. Aku
memeluknya. "Jangan kuatir, Sayang. Aku segera kembali."
17 ADA suasana tegang dalam ruang kerja Ayah. Dia duduk di mejanya. Inspektur
Taverner bersandar di jendela, dan di kursi tamu duduk Mr. Gaitskill dengan
rambut acak-acakan. ". .kepercayaan yang luar biasa," katanya tajam.
"Tentu saja, tentu saja," kata Ayah mencoba mendinginkan. "Ah, halo, Charles! Kau datang tepat pada waktunya. Ada
perkembangan yang agak luar biasa."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak pernah terjadi sebelumnya," kata Mr. Gaitskill.
Kelihatannya ada sesuatu yang membingungkan pengacara itu. Di belakangnya, Inspektur Taverner
menyeringai menghadap aku.
"Saya ulang kembali saja." kata Ayah. "Mr. Gaitskill dihubungi seseorang pagi
tadi, yaitu Mr. Agrodopolous, pemilik Restoran Delphos. Dia sudah tua, orang
Yunani. Pada waktu muda dia pernah ditolong oleh Aristide
Leonides. Karena itu dia tetap ingat kebaikan budinya.
Kelihatannya Aristide Leonides sangat percaya padanya."
"Saya tak pernah menyangka bahwa Leonide adalah
orang yang penuh prasangka. Tentu saja kalau diingat umurnya yang begitu tua,
memang bisa dimaklumi." kata Mr. Gaitskill.
"Kalau Anda menjadi tua nanti, pasti pikiran Anda masih terkait pada masa muda
Anda dan teman-teman Anda pada waktu itu." kata Ayah dengan lembut.
"Tapi persoalan-persoalan Leonides telah saya tangani lebih dari empat puluh
tahun. Persisnya empat puluh tiga tahun enam bulan," kata Gaitskill.
Taverner menyeringai lagi.
"Apa yang terjadi?" tanyaku, Mr. Gaitskill membuka
mulutnya, tapi Ayah mendahului.
''Mr. Agrodopolous mengatakan bahwa dia mengikuti
instruksi yang diberikan oleh temannya, Aristide Leunides, yaitu untuk
menyerahkan amplop tertutup yang diberikan padanya setahun yang lalu kepada Mr.
Gaitskill, segera setelah Leonides meninggal. Seandainya Mr. Agrodopolous
meninggal terlebih dahulu, anak laki-lakinya diperintahkan untuk
menggantikannya. Mr. Agrodppolous minta maaf
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk kelambatannya karena dia baru sembuh dari sakit dan baru tahu kalau
temannya meninggal kemarin sore."
"Semua ini benar-benar tidak profesional," kata Mr.
Gaitskill. "Ketika Mr. Gaitskill membuka amplop itu dan membaca isinya, dia memutuskan
bahwa. ." "Dalam situasi seperti ini," kata Mr. Gaitskill, "Sebaiknya dia memperlihatkan
isi surat itu kepada polisi. Isinya antara lain adalah sebuah surat wasiat yang
sudah ditandatangani dan selembar surat pengantar."
"Jadi akhirnya ketemu juga surat wasiat itu?" tanyaku.
Wajah Mr. Gaitskill berubah jadi ungu.
"Bukan surat wasiat yang sama," katanya dengan nada
marah. "Bukan dokumen yang saya buat atas permioraan Mr. Leonides. Surat wasiat
ini ditulisnya sendiri dengan tulisan tangan - ini hal yang sangat berbahaya.
Rupanya Mr. Leonides ingin membuat saya kelihatan tolol."
Inspektur Taverner berusaha mendinginkan hatinya
yang panas dengan berkata,
"Dia sudah tua, Mr. Gaitskill. Biasanya orang tua
cenderung semaunya, bukan tolol. Tapi dia memang
eksentrik." Mr. Gaitskill bersin. "Mr. Gaitskill menelepon kami dan memberitahukan hal itu kepada kami. Kami minta
agar Mr. Gaitskill kemari membawa
dokumen-dokumen tersebut. Aku juga meneleponmu, Charles," kata Ayah.
Aku tidak tahu mengapa aku ditelepon. Kelihatannya
Ayah dan Taverner santai-santai saja dengan prosedur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tugas mereka. Aku nanti toh akan tahu juga tentang surat wasiat itu, dan kupikir
bukan urusanku bagaimana Leonides Tua itu mewariskan hartanya.
"Apa surat wasiat itu lain" Maksud saya, pembagiannya,"
tanyaku. "Ya, benar," kata Gaitskill.
Ayah memandangku. Inspektur Taverner berusaha
untuk tidak memandangku. Aku merasa tidak enak. .
Ada sesuatu di dalam pikiran mereka - dan aku tidak
bisa menebak atau memikirkan kemungkinan- kemungkinannya. Aku menatap Mr. Gaitskill dengan mata bertanya- tanya.
"Ini bukan urusan saya," kataku. "Tapi...."
Dia menjawab. "Surat wasiat Mr. Leonides memang bukan suatu
rahasia. Saya merasa bahwa saya harus membeberkan hal itu di depan polisi
terlebih dahulu dan minta pertimbangan mereka untuk melakukan prosedur
berikutnya. Saya dengar Anda dan Miss Sophia Leonides punya ikatan?"
"Saya berharap untuk mengawininya." kataku.
"Tapi dia tidak mau terikat dalam situasi seperti ini."
"Sangat beralasan," kata Mr. Gaitskill.
Aku tidak setuju dengan pendapatnya, tapi sekarang
bukan saatnya untuk adu argumentasi.
"Dengan surat wasiat ini," katanya, "yang ditanggali 29
November tahun lalu, setelah menyisihkan seratus ribu pound untuk istrinya, Mr.
Leonides mewariskan seluruh hartanya kepada cucunya, Sophia Leonides."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Napasku sesak. Apa pun yang pernah kubayangkan,
tidak pernah terpikir hal seperti itu.
"Dia mewariskan semuanya kepada Sophia" Luar biasa!
Ada alasan-alasannya?" tanyaku.
"Dia memberikan alasan-alasannya dengan jelas dalam
surat pengantarnya," kata Ayah. Dia mengambil sehelai surat dari meja di
depannya. "Anda tak berkeberatan kalau Charles membacanya, Mr. Gaitskill?"
"Saya serahkan semuanya kepada Anda," kata Mr.
Gaitskill dingin. "Surat itu
setidaknya merupakan penjelasan - dan barangkali (walaupun saya tidak terlalu yakin) suatu alasan
baginya atas sikapnya yang luar biasa."
Ayah memberikan surat itu kepadaku. Surat itu ditulis dengan tulisan yang kecil
dengan tinta yang sangat hitam.
Tulisan tangannya menunjukkan pribadinya yang sangat khas. Surat itu tidak
kelihatan seperti surat biasa, tapi lebih kelihatan seperti surat kuno pada
zaman ketika tulisan sangat dihargai orang.
Mr. Gaitskill, Anda akan heran menerima surat ini, bahkan mungkin merasa terhina. Tapi saya
punya alasan-alasan untuk melakukan hal ini, yang bagi Anda mungkin sikap
sembunyi-sembunyi yang s ebenarnya tidak perlu. Saya orang yang percaya pada
individu. Dalam suatu keluarga, (saya telah memerhatikan hal ini ketika saya
masih kecil dan tidak mungkin melupakannya) biasanya ada seorang yang punya
kepribadian kuat, dan biasanya pada dialah diletakkan tanggung jawab atas semua
keluarga. Dalam keluarga saya, sayalah yang mendapat tugas itu. Saya datang ke
London, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berusaha di sini, membantu Ibu dan Nenek serta kakek yang sudah tua di Smyrna,
membebaskan seorang saudara dari cengkeraman hukum, membantu membebaskan adik
perempuan saya dari pernikahan yang tidak bahagia, dan sebagainya. Tuhan telah
bermurah hati memberi saya umur panjang, dan saya telah mem elihara dan melihat
anak-anak saya dan anak-anak mereka tumbuh. Banyak yang
dipisahkan dari saya karena kematian, sedangkan yang masih ada, tinggal seatap
dengan saya. Kalau saya meninggal, beban yang saya pikul itu harus berpindah
pada orang lain. Saya telah berpikir lama, apakah sebaiknya saya membagi-bagi
kekayaan saya pada anak-cucu saya dengan adil. Tetapi dengan cara begini
akhirnya tidak adil juga.
Orang memang tidak sama - untuk mengimbangi
ketidaksamaan yang bersifat alamiah ini, kita harus mengganti imbangannya.
Dengan kata lain, harus ada seseorang yang menggantikan tanggung jawab saya
terhadap seluruh keluarga. Setelah mempelajari dan menimbang, saya berpendapat
bahwa tidak seorang pun dari kedua anak laki-laki saya bisa menerima tanggung
jawab ini. Roger yang sangat saya sayangi tidak memiliki kemampuan bisnis, dan
walaupun dia sangat baik,
pertimbangan-pertimbangannya terlalu impulsif. Philip selalu merasa kurang yakin
untuk melakukan sesuatu dan dia menarik diri dari kehidupan. Eustace, cucu saya
masih sangat muda dan saya rasa dia tidak memiliki
pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan. Dia lamban dan mudah terpengaruh oleh
pikiran orang lain. Hanya cucuku - Sophia yang kelihatannya punya kualitas
positif yang diperlukan. Dia cerdas, pandangannya luas, berani, tak mudah
terpengaruh, dan saya rasa, murah hati.
Kepadanyalah saya serahkan kesejahteraan
seluruh keluarga - dan kes ejahteraan ipar saya yang sangat baik -
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Edith de Haviland - yang telah mengabdi seumur hidup untuk keluarga.
Ini semua menerangkan dokumen terlampir. Yang lebih sulit untuk dijelaskan -
atau dijelaskan pada Anda - adalah penipuan yang telah saya lakukan. Saya
berpendapat tidak baik untuk menimbulkan spekulasi mengenai warisan, dan saya
memang tidak bermaksud memberitahu keluarga saya bahwa Sophia adalah ahli waris
saya. Karena kedua anak saya sudah menerima uang cukup besar, saya rasa warisan
itu tidak akan mengecewakan mereka.
Untuk menahan rasa ingin tahu mereka, saya telah meminta Anda agar membuatkan
sebuah surat wasiat. Saya telah membacakan surat wasiat itu di depan keluarga
saya. Saya meletakkan surat wasiat itu di atas meja, menutupinya dengan selembar
kertas dan menyuruh dua orang pelayan untuk masuk. Ketika mereka datang, saya
geserkan kertas penutup ke atas sedikit. Sehingga yang kelihatan hanya ujung
dokumen itu. Saya menandatangani dokumen itu dan menyuruh kedua pelayan


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menandatangani di situ juga.
Barangkali tidak perlu saya katakan bahwa yang saya dan mereka tandatangani
adalah dokumen yang saya lampirkan di sini dan bukan yang saya bicarakan.
Saya memang tidak terlalu berharap bahwa Anda akan segera mengerti apa yang
menyebabkan saya melakukan tipuan ini. Saya hanya ingin minta maaf karena saya
tidak memberitahukan rahasia ini. Laki-laki tua memang suka menyimpan rahasia-
rahasia kecil. Terima kasih, Kawan, atas perhatian Anda terhadap bisnis saya.
Sampaikan rasa sayang saya pada Sophia. Beritahu agar dia melindungi seluruh
keluarga. Dengan hormat, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aristide Leonides Aku membaca dokumen itu dengan penuh perhatian.
"Luar biasa." "Sangat luar biasa," kata Mr. Gaitskill dengan suara meninggi. "Saya mengira
kawan saya Leonides itu memercayai saya." "Mr. Gaitskill, dia memang begitu," kata Ayah. "Dia
senang melakukan sesuatu dengan cara berbelit-belit."
"Benar, Tuan," kata Taverner. "Dia memang berbelit-
belit." Nada suaranya penuh perasaan.
Gaitskill berjalan ke luar dengan wajah masam. Kami tak berhasil
melunakkan harinya. Rasa profesionalnya tersinggung. "Dia benar-benar marah," kata Taverner. "Kantor
Pengacara yang terpandang, Gaitskill. Callum & Gaitskill.
Tak pernah ada yang main-main dengan mereka. Kalau
Leonides memerlukan bantuan yang meragukan, dia tak
pernah memakai Gaitskill. Callum & Gaitskill. Ada setengah lusin kantor
pengacara lain yang biasa dipakainya. Ah, dia memang suka berbelit-belit!"
"Bahkan untuk sebuah surat wasiat pun dia berbelit-
belit," kata Ayah. "Kita memang tolol," kata Taverner. "Kalau kita pikir benar-benar, orang yang
bisa bermain-main dengan hal seperti itu adalah dia sendiri. Tak pernah terpikir
oleh kita bahwa dia menghendaki hal itu!"
Aku teringat senyum kemenangan Josephine ketika dia
berkata, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah polisi-polisi itu tolol?"
Tapi Josephine tidak hadir ketika itu. Dan walaupun dia mencuri dengar di pintu,
dia tidak akan tahu apa yang dilakukan kakeknya. Tapi mengapa dia bersikap
seolah-olah lebih tahu" Apa sebenarnya yang membuat dia berkata bahwa polisi-
polisi itu tolol" Apakah dia hanya bersikap angkuh saja" Hanya pamer"
Aku mendongak terkejut karena ruangan itu sangat
sunyi - Ayah dan Taverner memandangiku. Aku tidak
mengerti apa yang telah terjadi. Tapi, tiba-tiba saja Aku berkata dengan marah,
"Sophia tak tahu apa-apa tentang hal ini! Sama sekali tak tahu."
"Tidak tahu?" kata Ayah.
Aku tak bisa membedakan apakah itu pertanyaan atau
bukan. "Dia pasti akan terkejut!"
"Ya?" "Terkejut!" Ruangan itu sunyi. Tiba-tiba terdengar dering telepon di meja Ayah.
"Ya?" Dia mengangkat telepon - mendengarkan dan
kemudian berkata, "Sambungkan."
Ayah memandangku. "Dari pacarmu. Dia ingin bicara dengan kita. Katanya mendesak."
Aku mengambil telepon dari tangan Ayah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sophia?" "Charles - engkaukah itu" Josephine. ." Suaranya
tersendat. "Kenapa Josephine?"
"Kepalanya kena pukul. Gegar otak. Dia - dia gawat.
Mereka bilang - dia mungkin tak bisa disembuhkan."
Aku memandang Ayah dan Taverner.
"Josephine kena pukul." kataku.
Ayah mengambil gagang telepon dari tanganku sambil
berkata, "Aku sudah bilang supaya kau menjaga anak itu..."
18 TAVIORNER dan aku tidak membuang waktu. Kami
memacu mobil ke Swimy Dean.
Terbayang olehku ketika Josephine keluar dari tempat tangki air dengan komentar,
"Sudah saatnya terjadi
pembunuhan kedua." Dan anak itu tidak menyadari bahwa dirinya sendiri yang
merupakan korban "pembunuhan
kedua" itu. Aku menerima kesalahan yang ditimpakan Ayah padaku.
Memang aku seharusnya menjaga Josephine. Walaupun
Taverner maupun aku tidak punya petunjuk tepat tentang pembunuh Leonides Tua,
ada kemungkinan besar bahwa
Josephine tahu akan hal itu. Mungkin hal yang kuanggap sebagai keinginan pamer
dan imajinasi kanak-kanak
Merupakan sesuatu yang benar. Dengan kegemarannya
mengetahui urusan orang lain, barangkali Josephine sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menemukan suatu kenyataan, yang informasinya perlu
diketahui lebih lanjut dan belum berhasil didapatkannya.
Aku teringat suara dahan terinjak di kebun. Saat itu aku punya firasat bahwa ada
bahaya sedang mengancam. Waktu itu aku sudah menaruh curiga, tetapi kemudian aku merasa
bahwa sikapku agak melodramatis dan kecurigaanku tak beralasan. Sebaliknya, seharusnya aku sadar bahwa yang kuhadapi
adalah kasus pembunuhan, sehingga siapa pun pembunuhnya, dia telah bersusah
payah melakukannya dan tak akan ragu-ragu lagi untuk melakukan hal yang sama
bila keselamatannya terancam.
Barangkali insting keibuan Magda-lah yang mendorongnya untuk cepat-cepat mencari sekolah untuk anaknya di Swis.
Sophia keluar ketika kami datang. Dia memberitahukan bahwa Josephine telah
dibawa ke Rumah Sakit Marker
Basing dengan ambulans. Dokter Gray akan memberitahukan hasil rontgen selekas mungkin.
"Bagaimana hal itu terjadi?" tanya Taverner. Sophia
membawa kami ke belakang dan memasuki sebuah pintu
menuju ke halaman yang lama tak digunakan. Di salah satu pojok, ada sebuah pintu
terbuka lebar. "Ini semacam rumah cuci," kata Sophia menjelaskan.
"Ada sebuah lubang di bawah pintu itu. Josephine sering berdiri di arasnya dan
berayun-ayun." Aku teringat kegemaranku bergantung dan berayun di
pintu ketika masih kecil.
Rumah cuci itu kecil dan agak gelap. Di situ ada kotak-kotak kayu, pipa-pipa
tua, beberapa peralatan kebun dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perabotan yang sudah rusak. Di balik pintu ada sebuah alat pengganjal pintu yang
terbuat dari marmer. "Ini pengganjal pintu depan." kata Sophia. "Pasti
dipasang di atas pintu untuk menjebak."
Taverner meraba bagian atas pintu. Pintu itu rendah.
TIngginya hanya satu kaki di atas kepala.
"Perangkap," katanya.
Dia bereksperimen dengan mendorong pintu itu sampai
terayun-ayun. Kemudian dia membungkuk memerhatikan
baru marmer di bawah tanpa menyentuhnya.
"Ada yang telah memegang ini?"
"Tidak," kata Sophia. "Saya melarang mereka."
"Bagus. Siapa yang menemukan Josephine?"
"Saya. Dia tidak ada ketika makan siang. Nannie
berteriak-teriak supaya dia makan. Josephine melewati dapur dan kemari lima
belas menit sebelumnya. Nannie mengatakan bahwa dia pasti bermain bola atau
berayun-ayun di pintu itu. Lalu saya kemari menjemputnya."
Sophia berhenti. "Tadi Anda katakan bahwa dia senang bermain-main di
sini. Siapa saja yang tahu?"
Sophia mengangkat bahunya.
"Saya rasa semua tahu hal itu," katanya.
"Siapa lagi yang memakai rumah cuci itu" Tukang
kebun?" Sophia menggelengkan kepala.
"Hampir tak ada."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan tempat ini tidak tersisih dari rumah. Jadi siapa pun bisa menyelinap dengan
mudah." kata Taverner membuat kesimpulan.
Dia berhenti. Memerhatikan pintu itu sekali lagi dan menggoyang-goyangkannya.
"Tak ada yang pasti. Suatu kebetulan saja. Tapi Josephine memang sedang sial."
Sophia gemetar. Taverner memerhatikan lantai. Ada beberapa bekas
tekanan di situ. "Kelihatannya ada yang telah membuat eksperimen
terlebih dahulu. . untuk melihat efeknya. . Suaranya tak akan kedengaran sampai
ke rumah." "Tidak, kami tidak mendengar apa-apa. Kami tidak tahu ada yang tidak beres
sampai saya keluar dan melihat dia tengkurap di sini. ." Sophia bicara dengan
suara tertahan. "Ada darah di rambutnya."
"Itu syal dia?" tanya Taverner sambil menunjuk sebuah syal wol kotak-kotak yang
tergeletak di lantai. "Ya." Dengan syal itu dia mengangkat baru marmer dengan
hati-hati. "Barangkali ada sidik jarinya," katanya tanpa berharap terlalu banyak. "Pasti
orang itu sangat hati-hati, siapa pun dia." Taverner bertanya kepadaku, "Apa
yang Anda lihat?" Aku sedang memerhatikan sebuah kursi dapur dari kayu yang telah patah
punggungnya. Di tempat duduknya ada bekas-bekas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mencurigakan," kata Taverner. "Ada yang berdiri di
kursi ini dengan kaki kotor. Mengapa?"
Dia menggelengkan kepalanya.
"Jam berapa Anda menemukan dia, Miss Leonides?"
"Kira-kira jam satu lebih lima menit."
"Dan Nannie melihatnya dua puluh menit sebelum itu"
Ada yang tahu siapa yang masuk ke rumah cuci itu
sebelumnya?" "Saya tak tahu. Barangkali juga hanya Josephine sendiri.
Saya tahu dia berayun-ayun disitu setelah sarapan tadi pagi."
Taverner mengangguk. "Jadi antara jam itu sampai jam satu kurang lima belas menit ada orang yang
memasang perangkap. Tadi Anda katakan bahwa batu marmer itu dulu dipakai untuk
mengganjal pintu depan" Barangkali Anda masih ingat
kapan kira-kira batu itu tidak ada lagi di depan?"
Sophia menggelengkan kepala.
"Pintu itu belum dibuka sejak tadi. Udara terlalu dingin."
"Anda ingat ada di mana saja orang-orang seisi rumah tadi pagi?"
"Saya berjalan-jalan. Eustace dan Josephine belajar
sampai jam 12.30 dengan istirahat pada jam 10.30. Saya rasa Ayah ada di
perpustakaan sejak pagi."
"Ibu Anda?" "Dia baru saja keluar dari kamarnya ketika saya pulang berjalan-jalan. Itu kira-
kira 12.15. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia memang biasa bangun siang."
Kami masuk ke dalam rumah. Aku mengikuti Sophia ke
ruang perpustakaan. Dengan wajah kusut Philip duduk di kursinya. Magda
membungkuk di lutut suaminya,
menangis. Sophia bertanya.
"Sudah ada telepon dari rumah sakit?"
Philip menggelengkan kepalanya.
Magda terisak. "Kenapa aku tak boleh menemaninya. Anakku - anakku
yang berwajah buruk tapi lucu - yang sering kugoda dan kukatakan bayi tertukar,
dan dia jadi marah. Aku begitu jahat - jahat sekali. Sekarang dia akan
meninggal. Dia akan meninggalkan kita."
"Sudahlah. Sudahlah." kata Philip.
Aku merasa bahwa aku tak punya tempat dalam suasana
ini. Diam-diam aku keluar mencari Nannie. Dia sedang menangis sendirian.
"Ini hukuman untuk saya, Tuan, terhadap apa yang telah saya pikirkan."
Aku tidak berusaha memahami apa yang dikatakannya.
"Ada kekejaman di rumah ini. Dan saya tak mau
memercayainya. Tapi melihat berarti percaya. Ada orang yang telah membunuh Tuan
Besar. Dan orang itu juga
berusaha membunuh Josephine."
"Mengapa mereka mencoba membunuh Josephine?"
Nannie mengusap air matanya dengan saputangan, lalu
memandangku. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anda tentu tahu dia dengan baik, Mr. Charles. Dia
senang tahu banyak hal. Sejak kecil dia suka berbuat begitu.
Dulu dia suka sembunyi di bawah meja dapur dan
mendengarkan percakapan para pembantu. Lalu dia
menggunakannya sebagai senjata untuk menguasai mereka. Dia ingin menonjolkan diri. Sebenarnya dia kurang diperhatikan oleh
Nyonya. Wajahnya kurang menarik -
tidak seperti kedua kakaknya. Dan Nyonya sering
mengolok-olok dia sebagai bayi yang tertukar. Saya tidak senang mendengarnya
karena anak itu akan sakit hari. Tapi dengan caranya yang lucu dia menonjolkan
diri dengan mengetahui rahasia orang lain dan menunjukkan pada
mereka bahwa dia tahu. Tapi tidak baik bersikap begitu pada waktu ada pembunuhan
di sekitar sini."

Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Benar, memang tidak baik. Tidak aman. Aku jadi teringat akan sesuatu. "Tahukah
kau di mana tempat dia menyimpan buku hitamnya" Buku hitam kecil yang biasa dibawanya ke mana-mana?"
"Saya mengerti apa yang Anda tanyakan, Dia memang
nakal. Saya pernah lihat dia menggigit-gigit pensilnya. Lalu menulis di dalam
buku itu. Lalu menggigit-gigit pensilnya lagi. Dan saya mengatakan, jangan
menggigit-gigit pensil itu. Bisa keracunan nanti. Dan dengan santai dia
menjawab. 'Tidak mungkin. Isi pensil ini dari karbon.' Anak itu betul-betul bandel. Maunya
benar sendiri." "Ya. Tapi dia memang benar." (Josephine selalu benar.)
"Bagaimana dengan buku catatan itu" Apa kau tahu?"
"Saya tidak tahu, Tuan."
"Apa tidak dipegangnya ketika dia ditemukan?"
"Oh, tidak, Tuan. Tidak ada."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apa ada orang yang telah mengambil buku catatan itu"
Apa dia simpan di kamarnya" Tiba-tiba saja timbul
keinginanku untuk mencari buku itu. Aku tidak tahu persis yang mana kamar
Josephine. Tetapi ketika aku sedang
berdiri ragu-ragu di lorong, Taverner memanggilku.
"Masuklah kemari," katanya. "Saya di kamar anak itu.
Luar biasa." Aku melangkah masuk dan berhenti karena terkejut.
Kamar kecil itu seperti kapal pecah. Laci-laci tertarik ke luar dan isinya
tercecer di atas lantai. Kasur dan seprai teracak-acak. Karpet-karpet
dionggokkan begitu saja. Kursi-kursi terbalik tidak keruan, gambar- dilepas dan dinding, dan foto-foto
keluar dari bingkainya."
"Ya Tuhan," kataku. "Apa maksudnya?"
"Apa pendapat Anda?"
"Ada orang yang mencari sesuatu."
"Tepat." Aku melihat berkeliling dan bersiul.
"Tapi siapa - tak ada orang yang masuk kemari tanpa
terlihat dan terdengar oleh orang lain."
"Kenapa tidak" Mrs. Magda mengunci diri di akmarnya, membersihkan kuku dan
menelepon kawan-kawannya seharian dan mencobai gaun-gaunnya. Philip duduk di
perpustakaannya ditemani buku-buku. Nannie ada di dapur mengupas kentang dan
membersihkan buncis. Dalam
sebuah keluarga yang tahu benar akan kebiasaan masing-masing, tidak terlalu
susah. Dan siapa pun di rumah ini bisa melakukannya - membuat perangkap untuk
anak itu lalu mengobarak-abrik kamarnya. Yang jelas orang ini pasti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak punya waktu cukup banyak untuk mencari sesuatu dengan tenang."
"Kau bilang orang dari rumah ini?"
"Ya. Saya sudah mencek. Setiap orang selalu punya saat di mana mereka tidak bisa
menerangkannya. Philip, Magda, Nannie, dan pacar Anda. Juga yang di atas. Brenda
berada di kamarnya sendirian sejak pagi. Laurence dan Eustace
istirahat antara jam setengah sebelas sampai jam sebelas -
dan Anda pun bersama-sama mereka walaupun hanya
sebentar. Miss de Haviland ada di kebun sendirian dan Roger di kamarnya."
"Hanya Clmency yang tidak ada. Dia bekerja di London ketika itu, kan?"
"Tidak. Dia pun tak terluput dari kemungkinan. Dia tidak bekerja dan tinggal di
rumah saja hari ini karena sakit kepala. Dia tinggal sendirian di kamar karena
sakit kepalanya itu. Saya tak tahu. Salah satu dan mereka bisa melakukannya!
Persoalannya adalah yang mana. Seandainya saya tahu apa yang mereka cari di sini."
Matanya memandang sekeliling kamar yang berantakan
itu. "Dan kalau saya tahu apakah mereka telah menemukannya. ." Aku teringat sesuatu. . Taverner membantuku mengingatkan dengan bertanya,
"Apa yang dilakukan anak itu ketika Anda melihatnya
rerakhir kali?" "Tunggu," kataku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aku meloncat ke luar dan menaiki tangga. Aku melewari pintu di sebelah kiri,
lalu naik ke lantai paling atas. Aku membuka pintu yang menuju tempat tangki
air, menaiki kedua anak tangga dan menundukkan kepala karena langit-langitnya
sangat rendah. Aku melihat berkeliling.
Ketika dulu kutanya, Josephine menjawab bahwa dia
sedang "menyelidik".
Aku tidak tahu apa yang diselidikinya di antara rangki-tangki air yang penuh
sarang labah-Iabah itu. Tetapi tempat seperti itu memang bisa menjadi tempat
persembunyian yang baik. Aku membayangkan pasti ada sesuatu yang
disembunyikan Josephine di situ. Sesuatu yang tidak
seharusnya ada dalam tangannya. Dan tentunya tidak akan sulit untuk mencari
benda itu. Ternyata aku hanya
memerlukan waktu tiga menit. Aku menemukan beberapa
lembar kertas yang dimasukkan dalam sebuah amplop
cokelat yang sudah robek-robek terselip di antara tangki-rangki besar. Aku
membaca surat pertama. Oh, Laurence - kekasihku, kekasih hatiku. . Tadi malam benar-benar luar biasa
ketika kau membacakan bait-bait sajak itu. Aku tahu sajak itu kautujukan padaku
walau engkau tidak memandangku. Aristide mengatakan kau pandai membaca sajak.
Dia tidak tahu apa yang kita rasakan berdua. Kekasihku, aku yakin segalanya akan
berlalu dengan baik. Kita akan gembira karena dia tidak tahu, karena dia
meninggal dengan bahagia. Dia telah berbuat baik padaku. Aku tidak ingin dia
menderita. Tetapi aku rasa hidup lebih lama setelah berumur delapan puluh juga
kurang m enyenangkan. Aku sendiri tidak ingin! Tidak lama lagi kita akan selalu
bersama-sama. Alangkah senangnya kalau aku bisa berkata padamu, 'Suami yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tercinta.. . Kita memang saling membutuhkan. Aku sangat cinta, cinta, cinta
padamu. Cintaku abadi. Aku -
Masih ada lanturannya, tapi aku tak ingin membacanya lagi.
Dengan wajah muram kusodorkan kertas itu pada
Taverner. "Barangkali inilah yang dicari-cari oleh rekan kita itu,"
kataku. Taverner membaca beberapa baris, bersiul kecil, lalu mengembalikannya dalam
tumpukan kertas lain. Kemudian dia memandangku dengan ekspresi seekor kucing
yang puas setelah minum susu. "Hm. Jadi Mrs. Brenda Leonides dan Mr. Laurence Brown rupanya. . Mereka benar-
benar licik." 19 MENGHERANKAN sekali rasanya. Seluruh rasa simpati
dan kasihanku pada Brenda Leonides tiba-tiba hilang
begitu saja setelah aku membaca surat yang ditulisnya untuk Laurence Brown.
Apakah kesombonganku tidak bisa bertahan terhadap kenyataan bahwa dia terpesona
pada Laurence Brown dan mencintainya" Dan dengan sengaja
berbohong kepadaku" Aku tak tahu. Aku bukan seorang
psikolog. Tetapi kenyataan bahwa Josephine kecil yang terbaring
sakit akibat serangan yang tak berperikemanusiaan itu memang menghilangkan rasa
simpatiku. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Brown-lah yang memasang perangkap itu. Pasti dia,"
kata Taverner. "Dan itu merupakan jawaban atas hal yang membingungkan itu."
"Apa yang membingungkan Anda?"
"Ya hal itulah. Benar-benar tolol! Anak itu menyimpan surat-surat ini - surat-
surat brengsek! Yang harus
dilakukan adalah memperolehnya kembali. (Kalau anak itu hanya bicara tanpa ada
buktikan orang bisa mengatakan bahwa dia berkhayal saja.) Tapi dia tidak bisa
mendapatkannya karena dia tak bisa menemukannya. Lalu satu-satunya
hal yang bisa dilakukannya adalah membungkam anak itu untuk selamanya. Kalau orang
pernah melakukan pembunuhan satu kali, maka dia tak
akan segan-segan lagi untuk melakukan yang kedua kali.
Dia tahu bahwa anak itu senang berayun-ayun di pintu dekat halaman yang tak
terawat lagi. Tentunya yang paling tepat dilakukan adalah menunggu anak itu di
belakang pintu dengan sepotong pipa bekas atau alat pemukul
lainnya yang banyak ditemukan di gudang. Tetapi mengapa dia mengambil sebuah
pengganjal batu marmer yang
diletakkan di atas pintu" Bukankah seandainya batu itu jatuh, belum tentu kena
sasarannya" Yang ingin saya
tanyakan - mengapa?"
"Jadi, apa jawabannya?" tanyaku tidak menjawab.
"Satu-satunya hal yang terpikir oleh saya adalah hal itu memang sengaja
dilakukan untuk memperoleh alibi. Ada yang menghendaki bahwa pada saat Josephine
tertimpa batu itu dia bebas dari tuduhan dengan alibi yang kuat.
Tetapi kelihatannya kejadian itu tidak demikian. Karena tidak ada orang yang
mempunyai alibi kuat. Dan yang
kedua, pasti ada yang mencari anak itu pada waktu makan siang, dan orang itu
akan segera melihat jebakan serta batu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
marmer itu. Seluruh modus operandi akan terlihat dengan jelas. Seandainya
pembunuh itu menyingkirkan batu marmer sebelum ada yang menemukan Josephine,
kita semua akan bingung. Tetapi kenyataannya tidaklah
demikian. Sulit dimengerti."
Taverner merentangkan kedua tangannya.
"Jadi bagaimana keterangan Anda?"
"Ada unsur karakter di sini. Ada keistimewaan pribadi.
Laurence Brown. Dia tidak suka kekerasan. Dan tidak mau memaksakan diri untuk
melakukan kekerasan fisik. Dia tidak bisa sembunyi di balik pintu lalu memukul
anak itu. Tetapi dia bisa menyiapkan sebuah perangkap lalu pergi tanpa melihat
apa yang akan terjadi."
"Ya. Saya mengerti. Sama seperti eserine yang ada dalam botol insulin itu. kan?"
"Tepat." "Menurut Anda, apakah dia akan melakukannya tanpa
sepengetahuan Brenda?"
"Itu akan menjelaskan mengapa wanita itu tidak
membuang botol insulin. Memang, mungkin saja mereka
merencanakan hal ltu berdua. Atau Brenda melakukannya sendiri. Suatu kemarian
yang berjalan cukup lancar dan menyenangkan bagi suaminya yang telah tua dan
membosankan. Tapi Aku rasa bukan dia yang memasang
perangkap. Biasanya wanita tidak terlalu yakin bahwa hal-hal mekanis semacam itu
akan berjalan lancar. Dan mereka memang benar. Kurasa ide eserine itu dari
Brenda. Tapi yang menukar botolnya adalah pacarnya. Brenda adalah tipe wanita
yang bisa menghindari ketidakpastian."
Dia diam sejenak, lalu berkata,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan surat ini kita akan bisa menyarakan bahwa kita punya kasus. Dan
keterangan belum perlu diberikan dalam pemeriksaan. Lalu kalau anak-anak bisa
menemukan bukti-bukti lain maka semuanya akan beres." Dia melirikku
sambil berkata, "Bagaimana rasanya bertunangan dengan seorang jutawan?"
Aku tersentak. Aku tidak tahu lagi bagaimana
perkembangan surat wasiat itu, karena pikiranku tercurah pada hal yang baru
kulakukan di sini. "Sophia belum tahu hal itu. Anda ingin agar saya
memberitahu dia?" "Gaitskill akan memberitahukan berita sedih itu setelah pemeriksaan besok."
Taverner berhenti lalu memandangku.
"Saya tak bisa membayangkan bagaimana reaksi seluruh keluarga itu," katanya.
20 PEMERIKSAAN berlangsung seperti yang kubayangkan.
Pemeriksaan itu ditunda atas permintaan polisi.
Kami merasa gembira karena tadi malam ada berita dari rumah sakit, bahwa luka
yang diderita Josephine tidaklah separah yang diperkirakan dan dia diharapkan
sembuh dalam waktu yang lebih cepat. Tapi Dokter Gray
mengatakan bahwa saat ini keadaannya belum memungkinkan untuk menerima pengunjung, bahkan
ibunya sendiri pun tidak.
"Terutama Ibu," bisik Sophia. "Aku mengatakan hal itu pada Dokrer Gray. Dan dia
juga sudah tahu bagaimana Ibu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mukaku pasti menunjukkan rasa kurang senang karena
Sophia berkata dengan tajam,
"Kenapa mukamu begitu?"
"Ya - tentunya seorang Ibu kan -"
"Aku senang karena kau punya pandangan kuno seperti
itu, Charles. Tapi kau belum tahu hal-hal yang bisa
dilakukan ibuku. Dia memang begitu. Harus ada sesuatu yang dramatis. Dan
pertunjukan-pertunjukan dramatis
bukan hal yang cocok untuk orang yang baru sembuh dari gegar otak."
"Kau memang selalu tahu apa yang seharusnya
kaulakukan, Sophia."
"Ya - harus ada orang yang mau berpikir sekarang
karena Kakek sudah pergi."
Aku memandangnya diam-diam. Kulihat bahwa kecerdasan Leonides Tua tidak pergi bersamanya. Rasa tanggung jawab itu sudah
ada di bahu Sophia. Setelah pemeriksaan, Gaitskill menemani kami kembali ke rumah. Dia membasahi
kerongkongannya dan berkata,
"Ada sebuah pengumuman lagi yang merupakan
tanggung jawab saya untuk menjelaskannya pada Anda
semua." Semua anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga
Magda. Karena aku tahu apa yang akan dikatakan oleh


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gaitskill pada mereka, aku bersiap-siap memerhatikan reaksi masing-masing.
Gaitskill bicara dengan singkat. Semua perasaan
disembunyikannya dengan baik. Pertama-tama dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membaca surat Aristide Leonides. Kemudian surat
wasiatnya. Menarik sekali memerhatikan mereka semua. Seandainya saja mataku bisa melihat ke segala arah dalam waktu yang sama, pasti
akan menyenangkan. Aku tidak
memerharikan Brenda dan Laurence. Warisan yang
diterimanya sama saja jumlahnya. Aku terutama memerhatikan Roger dan Philip. Setelah itu Magda dan Clemency. Kesan Pertamaku
adalah mereka semua bersikap sangat baik. Kedua bibir Philip tertutup erat. Kepalanya mendongak, menyandar punggung kursi
yang tinggi. Dia tidak berkata apa-apa.
Sebaliknya Magda langsung menyerocos begitu Gaitskill berhenri bicara. Suaranya
yang merdu menembus suara
Gaitskill yang kering. "Sophia anakku - luar biasa - romantis sekali. Ayah benar-benar cerdik - seperti
anak nakal saja. Apa dia tidak memercayai kita" Apa dikiranya kita akan marah"
Dia tidak pernah memperlihatkan bahwa dia lebih menyayangi
Sophia daripada kita semua. Tapi ini benar-benar
dramatis." Tiba-tiba Magda meloncat berdiri dengan ringan, menari mendekati Sophia dan
membungkuk dengan luwes di
depannya. "Miss Sophia, ibumu yang tua dan miskin ini menunggu uluran tanganmu." Suaranya
terdengar sedih. "Sisihkan sekeping uang untukku, Sayang. Ibumu ingin nonton
bioskop." Tangannya tertekuk di depan Sophia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa bergerak, Philip berkata dengan bibir kaku,
"Magda, tak perlu membuat lelucon seperti itu."
"Oh, Roger," teriak Magda sambil tiba-tiba berputar
menghadap padanya. "Roger yang malang. Ayah kan akan mengulurkan bantuan
untukmu. Tapi sebelum terlaksana dia telah meninggal. Dan sekarang Roger tidak
menerima apa pun. Sophia," katanya serius, "kau harus berbuat sesuatu untuk
Roger." "Tidak," kata Clemency. Dia telah melangkah maju.
Wajahnya kelihatan marah. "Tak perlu. Tak perlu."
Roger mendekati Sophia seperti seekor beruang besar
yang jinak. Dia menyalami Sophia dengan penuh kasih sayang.
"Aku tak menginginkan satu sen pun, Sayang. Segera
setelah semuanya beres - atau reda - Clemency dan aku akan pergi untuk memulai
kehidupan yang lebih sederhana.
Kalau aku benar-benar kekurangan, aku akan minta
bantuan kepada kepala keluarga-" Dia menyeringai lebar -
"tapi sampai saat ini aku belum memerlukannya.
Sebenarnya aku adalah orang yang sederhana. Kau bisa menanyakannya pada
Clemency." Sebuah suara yang tak terduga tiba-tiba terdengar.
Suara Edith de Haviland. "Itu memang baik," katanya. "Tapi kau juga harus
memerharikan hal-hal lainnya. Kalau kau bangkrut, Roger, dan tiba-tiba kau
menghilang tanpa mau menerima
bantuan Sophia, akan terdengar suara-suara sumbang
bernada negatif untuk Sophia."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa pedulinya dengan perkataan orang lain?" tanya
Clemency marah. "Memang tak ada artinya untukmu, Clemency," kata
Edith de Haviland tajam. 'Tapi Sophia hidup di dunia ini. Dia adalah seorang
gadis yang cerdas dan berhari baik. Dan aku yakin bahwa Aristide telah melakukan
pilihan yang benar untuk melindungi kekayaan keluarganya - walaupun dia tidak
memperhitungkan kedua anak laki-lakinya. Aku rasa tidak baik kalau orang
mengatakan bahwa Sophia serakah dan membiarkan pamannya hancur."
Roger mendekati bibinya. Dia melingkarkan lengannya, merangkul Edith.
"Bibi Edith, Bibi memang baik sekali - dan keras kepala.
Tapi belum juga mau mengerti. Clemency dan aku tahu apa yang kami inginkan - dan
yang tidak kami inginkan!"
Dengan muka memerah Clemency berdiri menghadap
mereka. "Tak seorang pun dari kalian mengerti Roger. Aku rasa karena kalian memang tidak
mau mengerti dia! Ayo, Roger." Mereka meninggalkan ruangan ketika Mr. Gaitskill mulai membasahi
kerongkongannya dan mengumpulkan dokumen-dokumennya. Mukanya menunjukkan rasa tidak senang. Dia tidak suka dengan apa yang terjadi.
Itu jelas. Mataku akhirnya tertuju kepada Sophia. Dia berdiri tegak di dekat
perapian. Dagunya terangkat dan matanya tenang. Dia baru saja
mendapat warisan yang luar biasa. Tapi aku melihat betapa dia kesepian. Ada
suatu jarak antara dia dengan
keluarganya. Dan dia terasing dari mereka. Aku tak tahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apakah dia sudah mengetahui atau merasakan fakta ini.
Leonides Tua rdah sudah membebani dia - orang tua itu sadar akan hal itu dan
Sophia sendiri tahu. Leonides yakin bahwa bahu Sophia cukup kuat untuk memikul
beban itu, tapi pada saat ini aku benar-benar merasa kasihan
padanya. Sophia masih berdiam diri. Memang dia belum
mendapat kesempatan untuk bicara. Tapi tak lama lagi dia akan dipaksa berbicara.
Di balik kasih sayang yrang
ditunjukkan, aku melihat sikap memusuhi dari mereka.
Juga dalam sikap Magda yang kelihatan luwes sekalipun aku melihat sebersit rasa
iri hati. Dan masih ada lagi hal-hal yang belum benar-benar kelihatan.
Mr. Gaitskill berbicara dengan lancar.
"Saya ingin memberi selamat padamu, Sophia," katanya.
"Engkau wanita kaya. Jangan bertindak tergesa-gesa. Saya bisa menyediakan jumlah
berapa pun untuk pembiayaan
yang kauperlukan. Kalau engkau memerlukan bantuan,
saya ada di Lincoln's Inn."
"Roger," sela Edith de Haviland keras kepala.
Mr. Gaitskill menimpali dengan cepat,
"Roger memang harus mengambil keputusan sendiri. Dia lelaki dewasa. Lima puluh
empat tahun kalau tidak salah.
Dan Aristide Leonides memang benar. Dia bukan seorang businessman." Dia
memandang Sophia. "Kalau kau ingin membangun Associated Carering lagi, jangan
berharap Roger bisa berhasil. "
"Saya tidak bermimpi untuk mengembalikan Associated
Catering lagi," kata Sophia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah hal yang pertama kali dikatakannya. Suaranya
tegas dan resmi. "Itu berarti bodoh," tambahnya.
Gaitskill memandangnya sekilas, tersenyum, lalu dia
berpamitan dan keluar. Tak seorang pun bicara dalam ruangan itu. Kemudian
Philip berdiri dengan kaku. "Aku harus kembali ke
perpustakaan," katanya. "Aku sudah kehilangan waktu."
"Ayah. .," kata Sophia dengan suara memohon.
Aku merasa Sophia gemetar dan mundur ketika ayahnya
memandang dia dengan mata dingin penuh permusuhan.
"Maaf, aku tidak memberi selamat padamu," katanya.
"Ini memang merupakan kejutan untukku. Aku tidak
percaya bahwa Ayah akan menghina aku seperti ini - dia tidak mengacuhkan
pengabdianku sama sekali."
Untuk pertama kalinya ketegasan sikapnya runruh.
Dia menjadi manusia biasa.
"Ya Tuhan," serunya. "Bagaimana mungkin dia berbuat
begitu padaku. Dia tak pernah bersikap adil padaku - tak pernah."
"Tidak, Philip. Jangan berpikir seperti itu," seru Edith de Haviland. "Jangan
menganggap hal ini sebagai sikap tak adil. Bukan. Kalau orang menjadi tua, dia
akan melihat pada generasi yang lebih muda. Itu saja sebabnya. Percayalah.
Dan lagi, Aristide memang punya insting bisnis yang tajam.
Aku sering mendengar dia mengatakan bahwa. ."
"Dia tak pernah memerhatikan saya," kata Philip.
Suaranya rendah dan serak. "Selalu Roger - Roger. Ya, setidaknya-" Dengan wajah
puas dia melanjutkan "Ayah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akhirnya tahu juga bahwa Roger memang tolol dan tak
berhasil. Dia juga tidak percaya pada Roger."
"Dan saya?" kata Eustace.
Sebelumnya aku tidak memerhatikan Eustace. Kelihatannya dia gemetar menahan emosi. Mukanya merah dan matanya kelihatan
berair. Suaranya terdengar histeris.
"Memalukan!" kata Eustace. "Sungguh memalukan! -
Begitu kejam Kakek. Saya cucu laki-laki satu-satunya. Tapi tidak ada artinya
bagi dia. Tidak adil. Aku benci dia. Benci!
Dan aku tak akan memaafkannya seumur hidupku. Orang
tua kejam. Rasakan dia meninggal sekarang. Aku ingin keluar dari rumah ini. Aku
ingin mengatur diriku sendiri.
Tapi sekarang Sophia-lah segala-galanya. Aku dianggap tolol. Lebih baik aku mati
saja. ." Suaranya hilang dan dia keluar ruangan.
Edith de Haviland berdecak.
"Tak bisa mengendalikan diri." gumamnya.
"Aku mengerti perasaannya," teriak Magda.
"Tentu," kata Edith dengan suara pedas.
"Kasihan. Akan kuremani dia."
"Magda. ." Edith tergesa-gesa mengikutinya.
Suara mereka semakin amar. Sophia diam memandang
ayahnya. Matanya kelihatan meminta dengan sangat. Tapi dia tidak mendapat
tanggapan apa-apa. Philip hanya
memandang Sophia dengan mata dingin.
"Kau pandai memainkan kartumu, Sophia," katanya dan
keluar dari ruangan. "Perkataan yang kejam," seruku. "Sophia...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sophia menggapai ke arahku dan aku memeluknya.
"Terlalu berat untukmu, Sayang."
"Aku mengerti perasaan mereka," kata Sophia.
"Kakekmu seharusnya tidak perlu membehanimu seperti
ini." Dia menegakkan bahunya. "Dia yakin aku bisa menghadapi ini semua. Jadi aku rasa aku pun bisa. Seandainya
- seandainya Eustace tidak terlalu kecewa."
"Dia akan reda."
"Benarkah" Aku tak tahu. Dia memang suka mengeluh.
Dan aku tidak senang melihat Ayah sakit hati."
"Ibumu tak apa-apa."
"Dia agak kecewa. Akan lebih sulit baginya untuk
meminta uang pada anaknya agar dia bisa bermain. Dia akan segera mengejar aku
untuk pertunjukan Edith Thompson itu." "Apa yang akan kaulakukan" Kalau itu bisa membuat
senang hatinya. ." Sophia melepaskan diri dari pelukanku dan menegakkan kepalanya.
"Aku akan berkata tidak! Pertunjukan itu tidak bagus dan Ibu tidak bisa
memainkan perannya. Kalau aku setuju, sama saja artinya dengan membuang uang."
Aku tertawa lirih. Tak tertahan.
"Mengapa?" tanya Sophia curiga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku mulai mngerti mengapa kakekmu memercayakan
uangnya padamu. Kau memang keturunannya, Sophia."
21 AKU menyayangkan ketidakhadiran Josephine dalam
suasana ini. Dia pasti akan senang melihatnya.
Kesehatan Josephine membaik dengan cepat, dan
sekarang bisa pulang sewaktu-waktu. Bagaimanapun, dia tidak menikmati kejadian
penting yang telah berlalu.
Pagi itu aku sedang berada di kebun karang dengan
Sophia dan Brenda. Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di pintu depan. Taverner
dan Sersan Lamb keluar. Mereka naik tangga ke dalam rumah.
Brenda berdiri memandang mobil itu.
"Orang-orang itu lagi," katanya. "Mereka kemari lagi.
Saya kira sudah selesai. ."
Aku melihat dia gemetar. Dia mendatangi aku dan Sophia sepuluh menit yang lalu.
Dengan terbungkus mantel bulu dia keluar dan berkata,
"Kalau saya tidak keluar dan bergerak bisa jadi gila rasanya.
Tapi di luar selalu ada wartawan yang siap bertanya-tanya.
Seperti dalam perangkap saja rasan ya. Kapan semua ini berakhir?"
Sophia berkata bahwa wartawan itu lama-lama juga
akan bosan. "Kau bisa keluar dengan mobil." Tambahnya.
"Aku ingin menggerakkan badan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian dia berkata dengan tiba-tiba,
"Kau memberhentikan Laurence, Sophia. Mengapa?"
Sophia menjawab dengan tenang,
"Kami punya rencana untuk Eustace. Dan Josephine akan sekolah di Swiss."
"Laurence sangat bingung. Dia merasa kau tidak
memercayainya." Sophia tidak menjawab. Pada saat itulah mobil Taverner berhenti di halaman.
Sambil berdiri kedinginan Brenda bergumam, "Apa yang mereka inginkan" Mengapa
datang lagi?" Rasanya aku tahu mengapa mereka datang. Aku tidak


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengatakan apa-apa pada Sophia tentang surat-surat yang kutemukan, tapi aku tahu
bahwa surat-surat itu telah sampai ke tangan jaksa.
Taverner keluar dan rumah. Dia berjalan ke arah kami.
Brenda bertambah gemetar.
"Apa yang dia inginkan?" tanyanya gelisah "Apa yang dia inginkan?"
Akhirnya Taverner sampai ke tempat kami. Dia bicara
dengan cepat dan bersikap resmi.
"Saya membawa surat perintah untuk menahan Anda
dengan tuduhan memasukkan eserine ke dalam botol
insulin Mr. Aristide Leonides yang mengakibatkan
kematiannya tanggal 19 September yang lalu. Perlu saya beritahukan bahwa apa pun
yang Anda katakan bisa dipakai sebagai bukti dalam pemeriksaan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Brenda pun hancur berantakan. Dia menjerit. Dia
mencengkeram lenganku. Dia berteriak, "Tidak, tidak, itu tidak benar! Charles,
beritahu mereka bahwa itu tidak benar! Saya tidak melakukan hal itu. Saya tidak
tahu apa-apa. Ini semua direncanakan. Jangan biarkan mereka
membawa saya. Ini tidak benar. Ini tidak benar. . saya tidak berbuat."
Mengerikan - benar-benar mengerikan. Aku berusaha
menenangkan dia. Kulepaskan cengkeramannya dari
lenganku. Dan kukatakan bahwa aku akan mencari seorang pengacara untuknya dan
bahwa sebaiknya dia bersikap
tenang - bahwa pengacara itu akan menyelesaikan
semuanya. . Taverner membawa dia dengan lembut.
"Mari, Mrs. Leonides." katanya. "Anda tidak memerlukan topi, bukan" Tidak" Kalau
begitu kita berangkat saja."
Dia berdiri, diam. Memandang Taverner dengan mata
kucingnya. "Laurence," katanya. "Apa yang Anda lakukan terhadapnya?" "Mr. Laurence Brown juga kami tahan," kata Taverner.
Dia menyerah. Tubuhnya seolah-olah akan roboh. Air
mata membasahi wajahnya. Tanpa banyak bicara, dia pergi dengan Taverner menuju
mobil. Aku melihat Laurence
Brown dan Sersan Lamb keluar dari rumah. Mereka semua masuk ke dalam mobil. Lalu
mobil itu bergerak pergi.
Aku menarik napas menghadap Sophia. Mukanya sangat
pucat dan kelihatan tertekan.
"Mengerikan, Charles." katanya. "Sangat mengerikan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya." "Kau harus mencarikan dia seorang pengacara yang
benar-benar profesional - yang terbaik. Dia - dia harus mendapat bantuan."
"Kita tak pernah membayangkan hal-hal seperti ini. Aku belum pernah melihat
orang ditahan." "Ya. Kita memang tak pernah membayangkannya."
Kami tak banyak bicara. Aku sedang membayangkan
ketakutan, kengerian - di wajah Brenda. Rasanya pernah kulihat ketakutan seperti
im. Tiba-tiba saja aku teringat.
Memang aku pernah melihatnya. Ekspresi wajah itu persis ekspresi Magda Leonides
ketika pertama kali aku datang ke Pondok Bobrok ini. Waktu itu dia membawakan
peranan dalam drama Edith Thompson.
"Kemudian," katanya, "hanya kengerian. Begitu kan?"
Hanya kengerian - itulah yang terlihat pada wajah
Brenda. Brenda bukan seorang pemberani. Aku tidak yakin apakah dia berani
melakukan pembunuhan. Barangkali
tidak, bukan dia. Barangkali Laurence Brown-lah yang melakukannya. Karena
kepribadiannya yang guncang.
Mungkin dialah yang memindahkan isi botol yang satu ke botol lainnya. Bagi
kepentingan wanita yang dicintainya.
"Jadi telah selesai." kata Sophia.
Dia menarik napas panjang, lalu bertanya,
"Tetapi mengapa mereka baru menahan Brenda dan
Laurence sekarang" Aku rasa tak ada bukti cukup untuk itu."
"Ada bukti-bukti yang telah ditemukan. Surat."
"Maksudmu surat-surat cinta mereka?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya." "Bodoh benar menyimpan benda-benda semacam itu!"
Ya, memang. Bodoh. Kebodohan yang tak pernah
memberikan keuntungan. Terjadi di mana-mana, keinginan untuk menyimpan kata-kata
yang tertulis. "Memang jahat, Sophia," kataku. "Tak perlu dipikirkan.
Bukankah sebenarnya hal ini yang telah lama kita tunggu"
Ini yang kaukatakan pada waktu kita bertemu di Mario malam itu, kan" Kau
mengatakan tak apa-apa seandainya orang yang melakukan pembunuhan adalah orang
yang tepat Dan orang itu adalah Brenda dan Laurence, bukan?"
"Jangan membuatku sedih, Charles."
"Tapi kira harus berpikiran sehat. Kira bisa menikah sekarang, Sophia. Kau tidak
bisa menunda-nunda terlalu lama. Tak ada persoalan lagi dengan keluarga
Leonides." Dia hanya memandangiku. Saat itu baru kusadari berapa biru warna matanya.
"Ya," katanya. "Kelihatannya sudah beres. Tak ada
masalah lagi. Kita tidak terlibat lagi, ya kan" Apa kau benar-benar yakin?"
"Tentu saja, sayangku. Tak seorang pun dan keluargamu bisa dicurigai. Tak
seorang pun punya motif."
Wajahnya tiba-tiba berubah jadi pucat.
"Kecuali aku, Charles. Aku punya motif."
"Ya, tentu saja. ." Aku baru sadar dan terkejut. "Tetapi sebenarnya tidak
demikian. Kau kan sebelumnya tidak tahu tentang surat wasiat itu."
"Kau keliru. Aku sudah tahu," bisiknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa?" aku menatap matanya. Tiba-tiba aku merasa
dingin. "Aku tahu sebelumnya bahwa Kakek mewariskan
kekayaannya padaku."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Dia memberitahu aku. Kira-kira dua minggu sebelum
meninggal. Tiba-tiba saja dia berkata, "Aku mewariskan semua kekayaanku padamu,
Sophia. Kau harus menjaga
keluarga ini kalau aku tidak ada nanti."
Aku melongo. "Kau tidak pernah mengatakannya padaku."
"Memang tidak. Ketika mereka membicarakan surat
wasiat itu dan Kakek menandatangani surat wasiatnya, aku mengira dia membuat
kekeliruan - bahwa dia hanya
membayangkan mewariskan kekayaannya padaku. Atau
seandainya dia sudah membuat surat wasiat yang
menyatakan bahwa semua kekayaannya diwariskan
padaku - surat wasiat itu hilang dan tak ditemukan lagi.
Aku mengharapkan surat wasiat itu hilang. Tapi ternyata surat wasiat itu muncul.
Aku takut, Charles."
"Takut" Mengapa?"
"Barangkali-karena pembunuhan ini."
Aku teringat ekspresi rasa takut pada wajah Brenda -
kepanikan yang timbul. Aku teringat kebingungan yang muncul di wajah Magda
ketika dia memainkan peran
pembunuh. Tak akan ada kebingungan pada Sophia, tapi dia seorang realis, dan dia
mengerti benar bahwa surat wasiat kakeknya bisa membuat dirinya dicurigai. Aku
menjadi lebih mengerti sekarang akan penolakannya untuk segera melangsungkan
pernikahan dan kekerasan harinya untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kebenaran itulah yang diinginkannya.
Kami berbelok menuju rumah dan aku teringat akan
sesuatu yang dikatakannya padaku.
Dia mengatakan bahwa dia mampu melakukan
pembunuhan. Dan dia menambahkan bahwa dia akan
melakukannya untuk suatu hal yang benar-benar berani.
22 DI sebuah belokan taman karang Roger dan Clemency
datang menghampiri kami. Roger kelihatan lebih sesuai dengan baju santainya
daripada baju kantornya. Dia
kelihatan gembira dan cerah. Clemency memberengut.
"Halo," sapa Roger. "Habis juga akhirnya wanita itu. Aku tak mengerti mengapa
mereka harus menunggu-nunggu
begitu lama. Akhirnya mereka menangkap dia juga. Dan pacarnya. Mudah-mudahan
saja mereka segera digantung."
Clemency tambah cemberut. Dia berkata,
"Jangan bicara seperti ltu. Seperti orang tak beradab saja."
"Beradab" Huh! Sengaja meracuni orang tua yang tak
berdaya dan begitu baik padanya. Sekarang hanya karena aku senang mereka
dirangkap dan mendapat hukuman -
kau mengatakan aku tak beradab! Mau aku rasanya
mencekik leher perempuan itu."
Dia menambahkan, "Kalian tadi bersama-sama dia, kan, waktu dia dibawa polisi" Bagaimana
reaksinya?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sangat ketakutan dan berteriak-teriak," kata Sophia dengan suara rendah.
"Biar dia rasakan."
"Jangan mendendam begitu," sela Clemency.
"Aku tahu, Sayang. Tapi kau tidak mengerti. Dia memang bukan ayahmu. Dan aku
sayang pada ayahku. Kau mengerti" Aku sayang Ayah."
"Aku seharusnya tahu sekarang," jawab Clemency.
Roger berkata lagi dengan sikap bergurau,
"Kau tidak bisa membayangkan, Clemency. Seandainya
aku yang diracun..."
Aku melihat kelopak mata Clemency terpejam dengan
cepat dan tangannya menggenggam erat. "Jangan bercanda dengan hal seperti itu."
katanya tajam. "Tak apa. Kita akan segera bebas dari semuanya ini..."
Kami berjalan masuk ke dalam rumah. Roger dan Sophia berjalan di depan, Aku
bersama-sama Clemency. Dia
berkata, "Apa kami sekarang bisa pergi?"
"Anda sudah ingin sekali pergi, kelihatannya," kataku.
"Saya sudah tak sabar lagi."
Aku memandangnya heran. Dia balas memandangku
dengan senyum sedih dan anggukan kepala.
"Kau belum mengerti, Charles, bahwa saya sudah lama
sekali menginginkannya" Menginginkan kebahagiaan saya"
Untuk Rager. Saya takut keluarganya akan meminta dia untuk tinggal di Inggris.
Saya tak ingin kami selalu terbelit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan persoalan keluarga. Saya takut Sophia akan
menawarkan sejumlah uang dan memintanya untuk tinggal di sini. Persoalannya
dengan Roger ialah dia tidak mau mendengar. Dia punya ide - tapi ide-ide itu
tidak benar. Dia tidak tahu apa-apa. Dan dia memang seorang Leonides yang
menganggap bahwa kebahagiaan seorang wanita sama
dengan uang dan kesenangan. Tetapi saya akan berusaha mendapatkan kebahagiaan
saya. Saya akan mengajaknya
pergi dan memberinya kehidupan di mana dia tidak akan lagi merasa gagal. Saya
menginginkan dia untuk diri saya sendiri - secepatnya. . "
Dia berbicara dengan suara rendah dan sendu yang
menyesakkan hatiku. Aku tidak pernah menyangka berapa menderitanya dia selama
ini. Dan aku juga tidak mengira betapa posesif dia terhadap Roger.
Aku teringat kata-kata Edith de Haviland. Dia
mengatakan "pemujaan yang berlebihan" dengan nada yang khas. Mungkin inilah yang
dimaksudnya. Roger mencintai ayahnya lebih dari siapa pun, juga lebih dari istrinya. Aku jadi
mengerti mengapa Clemency begitu ingin memiliki Roger untuk dirinya sendiri.
Cintanya pada Roger membuatnya hidup. Roger adalah anak, suami, dan kekasihnya.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan.
"Halo. Itu Josephine," kataku.
Magda dan Josephine keluar dari mobil. Kepala
Josephine diperban tapi dia kelihatan sehat.
Dia berkata, "Aku mau melihat ikan emasku." lalu berjalan ke arah kami menuju kolam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Josephine. Sebaiknya kau masuk dulu, berbaring
sebentar sambil makan sup."
"Jangan cerewet, Bu," sahut Josephine ketus. "Aku sehat dan tidak suka sup."
Magda kelihatan ragu-ragu. Aku tahu bahwa Josephine
sebenarnya sudah bisa keluar rumah sakit beberapa hari yang lalu, dan hanya
karena saran Taverner saja dia
ditahan di rumah sakit. Taverner tidak ingin mengambil risiko sebelum si
pembunuh tertangkap. Aku berkata kepada Magda,
"Saya kira udara segar akan baik baginya. Saya akan
menemani dan menjaganya."
Josephine kususul sebelum dia sampai di tepi kolam.
"Banyak hal terjadi pada waktu kau tidak ada," kataku.
Josephine diam saja. Dia mengintip ikan di dalam kolam.
"Aku tidak melihat Ferdinand," katanya.
"Yang mana si Ferdinand?"
"Yang ekornya empat."
"Jenis itu sangat lucu. Aku suka yang kuning emas itu."
"Itu sih biasa."
"Aku tidak suka pemakan lumur yang putih jelek itu."
Josephine memandangku marah.
"Itu seekor shebunkin. Harganya lebih mahal daripada ikan emas."
"Apa kau tak ingin tahu apa yang telah terjadi,
Josephine?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rasanya aku sudah tahu."
"Tahukah kau bahwa ada sebuah surat wasiat baru yang muncul, dan kakekmu
mewariskan seluruh hartanya pada Sophia?"
Josephine mengangguk dengan sikap bosan.
"Ibu memberitahu aku. Padahal aku sudah tahu."
"Maksudmu, kau mendengarnya di rumah sakit?"
"Bukan. Aku tahu Kakek mewariskan hartanya pada
Sophia. Aku mendengar dia mengarakannya pada Sophia."
"Apa kau mencuri-dengar?"
"Ya. Aku suka mendengarkan."
"Tidak bagus begitu. Dan ingat. Orang yang suka
mencuri-dengar tidak pernah mendengar hal yang baik
tentang dirinya sendiri."
Josephine menatapku dengan pandangan aneh.
"Aku mendengar apa yang dikatakan Kakek pada Sophia
tentang diriku. Memang betul!"
Dia menambahkan,

Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nannie suka marah kalau dia menangkap aku sedang
mencuri-dengar di pintu. Dia bilang anak perempuan baik-baik tidak melakukan hal
seperti itu." "Dia benar." "Huh," katanya. "Tak ada wanita terhormat sekarang ini.
Mereka bilang begitu di Brains Trust. Mereka bilang itu ketinggalan zaman."
Aku mengalihkan pembicaraan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau pulang terlambat. Tidak melihat peristiwa besar.
Inspektur Taverner menahan Brenda dan Laurence:'
Aku menyangka Josephine akan senang mendengar
berita itu. Tapi dia hanya menjawab dengan sikap
bosannya, "Ya. Aku tahu."
"Tidak mungkin. Baru saja terjadi:'
"Mobil mereka bertemu dengan-kami di jalan. Inspekrur Taverner dengan detektif
sepatu kulit itu ada di dalam dengan Brenda dan Laurence. Jadi tentu saja aku
tahu bahwa mereka ditahan. Mudah-mudahan mereka memberi
perlakuan yang sopan. Mereka wajib melakukannya."
Aku meyakinkan dia bahwa Taverner telah memperlakukan mereka dengan baik
"Aku terpaksa memberitahu dia tentang surat-surat itu,"
kataku dengan nada bersalah. "Aku menemukannya di
antara tangki-tangki air. Sebetulnya aku ingin agar kau yang memberitahu
Taverner. Tapi kau sakit."
Tangan Josephine memegang kepalanya pelan-pelan.
"Seharusnya aku sudah mati," katanya tenang. "Aku telah mengatakan padamu bahwa
sudah waktunya terjadi pembunuhan kedua. Tangki-tangki air itu bukan tempat yang baik untuk
menyembunyikan surat. Aku berpendapat begitu ketika melihat Laurence keluar dari
tempat itu. Maksudku dia bukan orang yang terampil menangani pipa air atau kabel listrik.
Jadi dia pasti menyembunyikan sesuatu di situ."
"Tapi kupikir. ." Aku berhenti ketika mendengar Edith de Haviland berseru dengan
tegas, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Josephine, Josephine. Ke sini sebentar."
Josephine menarik napas. "Cerewet," katanya. "Sebaiknya aku pergi. Aku harus
pergi karena yang memanggil Bibi Edith."
Dia berlari-lari menyeberangi halaman. Aku mengikutinya perlahan-lahan.
Setelah bicara sebentar, Josephine masuk ke dalam
rumah. Aku mendekati Edith de Haviland di teras.
Pagi ini dia kelihatan sangat tua. Aku terkejut melihat garis-garis dahi dan
wajahnya yang kelihatan lelah dan sedih. Dia kelihatan loyo. Dia tahu bahwa aku
memerhatikan wajahnya dan mencoba untuk tersenyum.
"Anak itu memang suka bertualang. Kita harus
menjaganya dengan baik. Tapi barangkali-sekarang tidak perlu?"
Dia menarik napas dan berkata,
"Aku senang semuanya telah berlalu. Keterlaluan! Kalau orang ditahan karena
tuduhan membunuh, seharusnya tuduhan itu dihadapi dengan sikap jantan. Aku benar
- benar tidak sabar dengan orang yang bersikap seperti Brenda, yang menjerit-
jerit. Tidak punya kontrol diri. Laurence Brown seperti kelinci yang terjepit saja."
Aku merasa iba. "Kasihan," kataku.
"Ya, kasihan. Mudah-mudahan dia cukup punya otak
untuk mengurus dirinya sendiri. Maksudku, mencari
pengacara yang baik, dan sebagainya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aneh sekali, pikirku, rasa benci mereka pada Brenda
tercampur dengan keinginan agar Brenda selalu mendapat pengacara yang baik.
Edith de Haviland melanjutkan.
"Berapa lama kira-kira dia ditahan" Berapa lama semua akan berakhir?"
Kukatakan bahwa tepatnya aku tidak tahu. Mereka pasti akan dibawa ke
pemeriksaan. Barangkali mereka akan
ditahan tiga atau empat bulan. Setelah itu naik banding.
"Apa mereka akan dijatuhi hukuman?" tanyanya.
"Aku tidak tahu. Karena aku tak tahu berapa banyak
bukti yang dimiliki polisi. Tapi mereka punya surat-surat."
"Surat cinta. Kalau begitu memang mereka bercintaan."
"Mereka saling mencintai.'
Wajahnya semakin muram. "Aku tidak gembira dengan hal ini. Charles. Aku tidak suka Brenda. Dulu aku
sangat benci padanya. Aku
mengatakan hal-hal yang tak baik tentang dia. Tapi
sekarang - aku sungguh-sungguh ingin agar dia punya
kesempatan - segala kemungkinan untuk membela diri.
Aristide pasti juga menginginkan hal yang sama. Aku
merasa punya tanggung jawab untuk membantu dia."
"Dan Laurence?"
"Oh, Laurence!' Dia mengangkat kedua bahunya.
"Laki-laki harus bisa mengurus dirinya sendiri. Tapi Aristide pasti tak akan
memaafkan kami kalau. ." Dia membiarkan kalimatnya berhenti di situ.
Kemudian dia berkata, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah waktunya makan siang. Mari masuk."
Aku menjawab bahwa aku akan ke London.
"Dengan mobilmu?"
"Ya." "Aku akan senang kalau bisa ikut kau. Kita kan sudah boleh pergi sekarang."
"Tentu saja boleh. Tapi kalau tak salah Magda dan Sophia juga akan pergi. Akan
lebih menyenangkan naik mobil
mereka daripada naik mobilku."
"Aku tak ingin pergi dengan mereka. Aku ikut kau saja dan tak perlu kukatakan
ini pada orang lain."
Aku heran, tapi aku tak bertanya apa-apa lagi. Tidak banyak yang kami bicarakan
dalam perjalanan. Aku hanya bertanya dia mau turun di mana.
"Harley Street."
Aku merasa ada yang tidak beres, tapi aku diam saja. Dia melanjutkan,
"Wah, terlalu pagi. Aku mau turun di Debenhams saja.
Aku bisa makan siang dulu di sana, lalu nanti baru ke Harley Street."
"Mudah-mudahan. ." ,
"Itulah sebabnya aku tak mau pergi dengan Magda. Dia senang mendramatisir
segala-galanya. Cerewet sekali."
"Ya, kasihan Anda."
"Tak perlu berkata begitu. Aku bahagia. Hidupku cukup menyenangkan. Dan sampai
sekarang belum berakhir,"
katanya sambil menyeringai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
23 SUDAH beberapa hari ini aku tidak bertemu Ayah. Dia
sibuk dengan kasus-kasus lain rupanya. Karena itu aku mencari Taverner.
Dia sedang beristirahat dan mau ikut ketika kuajak
minum di luar. Aku mengucapkan selamat karena
keberhasilannya menyelesaikan tugas yang ditanganinya.
Dia menerima ucapan selamatku, rapi sikapnya tidak
memperlihatkan kegembiraan.
"Ya, sudah berlalu," katanya, "Kami memang menghadapi suatu kasus. Itu jelas."
"Apa akan ada hukuman?"
"Sulit mengatakannya. Tergantung situasi. Selalu begitu kalau menyangkut
pembunuhan. Kesan yang ditunjukkan
pada juri sangat menentukan."
"Bagaimana dengan surat-surat itu?"
"Ya, sekilas memang menyebalkan. Ada petunjuk-
petunjuk bahwa mereka ingin hidup bersama setelah si tua itu meninggal. Kata-
kata seperti 'tak akan lama lagi'. Di pengadilan hal-hal seperti itu akan
diputar-putar. Si suami memang sudah tua dan kata-kata itu juga cocok untuk
situasi semacam itu, walau tanpa pembunuhan sekalipun.
Tidak disebut tentang peracunan itu - maksudku tidak tertulis hitam di atas
putih - tapi ada beberapa paragraf yang bisa diartikan begitu. Tergantung siapa
hakim yang menangani. Kalau Carberry yang menangani, dia akan
mengaduk sampai ke akar-akarnya. Dia tahu banyak hal tentang
hubungan gelap. Mungkin mereka akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengajukan Eagles atau Humphrey Kerr sebagai pembela.
Humphrey memang hebat dalam kasus-kasus seperti ini.
Tapi dia hanya bisa melakukannya bila yang dibelanya adalah seorang yang sangat
hati-hati. Kalau tidak, bisa menyulitkan - bahkan gagal. Pertanyaannya lalu.
'Apakah juri suka"' Ini sulit, dijawab, karena kedua orang itu tidak mempunyai
karakter yang simpatik. Yang satu adalah
wanita muda cantik yang menikah dengan seorang laki-Iaki tua karena uangnya. Dan
Brown adalah seorang yang
mudah gugup. Jenis kriminalitas yang mereka lakukan bisa dikatakan sangat umum -
jadi menurut pola yang biasanya dipercaya mereka tidak melakukannya. Tentu saja
mereka bisa memutuskan bahwa Laurence yang melakukannya
sedangkan Brenda tak tahu apa-apa - atau sebaliknya - atau kedua-duanya yang
melakukan." "Dan bagaimana menurut Anda endiri?" tanyaku.
Dia memandangku dengan wajah kaku tanpa ekspresi.
"Saya tak punya pendapat. Saya hanya menyerahkan
fakta-fakta itu ke Kejaksaan dan mereka memutuskan
bahwa itu merupakan kasus. Itu saja. Saya telah melakukan tugas Saya dan telah
selesai. Begitulah, Charles."
Tapi aku tidak mengerti. Aku tahu bahwa Taverner tidak gembira.
Tiga hari kemudian barulah aku mengeluarkan isi hatiku pada Ayah. Dia sendiri
tidak pernah menyebut-nyebut
kasus itu. Kelihatannya ada sesuatu yang mengganjal di antara kami - dan rasanya
aku tahu apa yang menyebabkannya. Tapi aku harus memecahkan pengganjal itu.
"Aku merasa tidak enak," kataku pada Ayah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Taverner tidak senang dengan penyelesaian soal ini.
Dan Ayah sendiri tidak terlalu puas."
Ayah hanya menggelengkan kepala. Dia mengulangi apa
yang dikatakan oleh Taverner sebelumnya,
"Kami sudah tidak campur tangan lagi dengan soal itu.
Memang merupakan kasus. Itu sudah jelas."
"Tapi Ayah - juga Taverner - tidak berpendapat bahwa mereka bersalah, kan?"
"Itu urusan juri. Mereka yang memutuskan."
"Sudahlah. Aku tak ingin bicara tentang mereka. Aku
ingin tahu pendapat Ayah pribadi."
"Pendapatku pribadi tidak lebih baik dari pendapatmu Charles."
"Tentu saja lain. Ayah punya banyak pengalaman."
"Kalau begitu, terus terang saja - aku tak tahu!"
"Mungkinkah mereka bersalah?"
"Oh, ya." "Tapi Ayah tidak yakin!"
Ayah mengangkat bahunya. "Bagaimana aku bisa yakin?"
"Jangan main sembunyi-sembunyi, Yah. Ayah biasanya
selalu yakin. Apa sekarang Ayah yakin?"
"Kadang-kadang. Tidak selalu."
"Seandainya saja saat ini Ayah yakin."
"Akupun ingin merasa begitu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kami diam. Aku membayangkan dua sosok yang samar-
samar kulihat di kebun pada suatu sore. Sendiri. ketakutan, dan selalu diburu.
Dari awal mereka telah ketakutan.
Bukankah itu menunjukkan sikap bersalah" Tetapi aku
menjawab, "tidak selalu". Baik Brenda maupun Laurence takut pada kehidupan.
Mereka tidak yakin pada diri mereka sendiri, pada kemampuan mereka untuk
mengelak dari bahaya dan kekalahan dan pola cinta sembunyi-sembunyi mereka
akhirnya membawa mereka pada suatu pembunuhan yang melibatkan diri mereka setiap saat.
Ayah berkata dengan suara lembut tapi sedih,
"Sudahlah, Charles, kita hadapi saja. Hatimu mengatakan bahwa salah seorang
anggota keluarga adalah pelaku
sebenarnya, bukan?" "Tidak juga. Aku bingung. ."
"Aku tahu kau berpikir begitu. Kau mungkin keliru, tapi aku tahu kau berpendapat
begitu." "Ya," kataku akhirnya.
"Mengapa?" "Karena. ." Aku berhenti berpikir, memberanikan diri,
"karena-" (ya memang itulah yang sebenarnya), "mereka sendiri berpendapat
begitu." "Mereka sendiri berpendapat begitu" Menarik sekali.
Maksudmu apa mereka saling mencurigai atau mereka tahu siapa yang melakukannya?"
"Aku tidak tahu," kataku. "Semua membingungkan dan
samar-samar. Barangkali mereka ingin menyembunyikan
hal itu dari diri mereka sendiri."
Ayah mengangguk. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan Roger," kataku. "Dia menginginkan Brenda
digantung. Aku menyukai Roger, karena dia sederhana, berpikiran positif, dan
tidak punya apa-apa untuk
disembunyikan di balik kepalanya.
"Tapi yang lain selalu mencari-cari. Mereka gelisah
sendiri. Mereka mendesakku agar Brenda mendapat pem
bela yang sangat meyakinkan dan agar dia bisa
memperoleh kesempatan untuk dinyarakan tidak bersalah.
Mengapa?" Ayah menjawab, "Karena dalam hati kecil mereka,
mereka tidak yakin bahwa dia bersalah. . Ya, masuk akal."
Kemudian dia bertanya perlahan.
"Siapa kira-kira pelakunya" Kau telah bicara dengan
mereka semua" Siapa yang paling berat?"
"Aku tidak tahu," kataku. "Membingungkan, tak seorang pun dari mereka sesuai


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan sketsa seorang pembunuh, Ayah. Namun demikian aku merasa - merasa sekali
- bahwa salah seorang dari mereka adalah pembunuh yang
sebenarnya." "Sophia?" "Tidak. Ya Tuhan, bukan dia!"
"Kemungkinan itu ada dalam benakmu. Charles - ya, ada di situ. Jangan kau
menyangkalnya. Hanya saja kau tidak mau mengakuinya. Bagaimana dengan yang lain"
Philip?" "Hanya bila dia punya motif yang fantastis."
"Motif bisa saja fantastis - atau bisa juga tak masuk akal.
Apa motifnya?" "Dia benar-benar iri terhadap Roger - selalu demikian seumur hidupnya. Cinta
kasih ayahnya pada Roger Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuat Philip menarik diri. Roger hampir bangkrut. Lalu ayahnya tahu. Dia
berjanji membantu Roger kembali
berdiri di atas kedua kakinya. Mungkin Philip tahu akan hal itu. Kalau ayahnya
meninggal malam itu, dia tidak akan bisa membantu Roger. Roger pasti berantakan.
Ah, tapi ini kedengarannya terlalu dicari-cari..."
"Ah, tidak. Memang aneh, tapi bisa saja terjadi. Wajar.
Bagaimana dengan Magda?"
"Dia agak kekanak-kanakan. Jalan pikirannya tidak
proporsional. Tapi bisa saja diterima bila dia melakukannya hanya karena ingin
membawa Josephine ke Swiss. Aku
merasa dia takut Josephine mengetahui sesuatu atau
mengatakan sesuatu. ."
"Dan kemudian kepala Josephine dihantam batu?"
"Itu jelas bukan ibunya."
"Mengapa tidak?"
''Ya. Seorang ibu kan. . "Charles, Charles. Apa kau tak pernah membaca berita polisi" Berkali-kali
terjadi seorang ibu membenci salah seorang anaknya. Dia mungkin sangat
menyayangi yang lainnya. Memang selalu ada hubungannya, ada sebab-
sebabnya. Tetapi kadang-kadang sulit dimengerti. Tapi kalau hal itu terjadi
memang tidak bisa diterima akal."
"Dia memang menjuluki Josephine 'anak tertukar',"
kataku segan. "Apakah anak itu bisa menerima?"
"Aku rasa tidak."
"Siapa lagi yang masuk hitungan" Roger'"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Roger tidak membunuh ayahnya. Aku yakin sekali."
"Baiklah kalau begitu. Coret dia. Istrinya - siapa
namanya" Clemency?"
"Ya. Kalau dia yang membunuh Aristide, motifnya tentu sangat aneh."
Kuceritakan percakapanku dengan Clemency. Kupikir
memang masuk akal apabila dia terpaksa membunuh lelaki tua itu dalam usahanya
membawa Roger ke luar Inggris.
"Dia membujuk Roger agar meninggalkan Inggris tanpa
memberitahu ayahnya. Kemudian orang tua itu tahu. Dia bersedia membantu
mengembalikan Associated Catering.
Semua cita-cita dan harapan Clemency berantakan - semua yang sangat
diinginkannya untuk Roger - karena pemujaan yang berlebihan."
"Kau mengulangi kata-kata Edith de Haviland!"
"Ya. Dan dia adalah seorang lain yang kupikirkan - yang mungkin menjadi
pelakunya. Tetapi aku tak tahu. Aku
hanya tahu bahwa apabila dia punya alasan yang cukup kuat, dia akan bertindak
sendiri. Begitulah tipe Edith."
"Dan dia juga ingin agar Brenda mendapat pembela yang baik?"
"Ya. Aku rasa itu adalah kata hati. Kukira kalau dialah pelakunya, dia tidak
akan menginginkan Brenda dan
Laurence yang dijebloskan dalam penjara."
"Barangkali tidak. Tapi apakah dia akan memukul kepala anak itu?"
"Tidak. Aku yakin tidak.. Aku teringat akan sesuatu yang dikatakan Josephine,
tapi aku lupa apa persisnya yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikatakan. Aku tidak ingat lagi, tapi hal itu tidak sesuatu dengan hal yang
seharusnya. Ah - seandainya aku ingat. ."
"Tak apa. Nanti juga akan kauingat. Ada lagi yang kau pikirkan?"
"Ya. Ada. Apa Ayah tahu banyak tentang infantile paralysis" Apa pengaruhnya
terhadap karakter seseorang?"
"Eustace?" "Ya. Semakin lama aku berpikir, semakin kelihatan
kecocokannya. Kebenciannya terhadap kakeknya. Sikapnya yang aneh dan murung. Dia
tidak normal." "Dialah satu-satunya orang yang punya kemungkinan
besar sebagai pelaku pemukulan terhadap Josephine
seandainya Josephine mengetahui sesuatu. Dan Josephine tahu banyak hal. Dia
menulis semuanya di buku kecil. ."
Aku terhenti. . "Ya Tuhan," seruku. "Alangkah tololnya Aku."
"Ada apa?" "Aku tahu sekarang apa yang ingin kukatakan. Taverner dan Aku mengira bahwa
kamar Josephine diobrak-abrik
karena orang itu ingin mencari surat-surat itu. Aku mengira Josephine-lah yang
menyembunyikan surat-surat itu di antara tangki-tangki air itu. Tapi ketika aku
bicara dengan Josephine. dia mengatakan Laurence-lah yang menyembunyikan surat-surat itu di sana. Josephine melihat Laurence keluar dari
tempat itu, lalu diam-diam dia pergi ke tangki-tangki air dan menemukannya.
Pasti dia membaca isinya. Tapi dia tidak mengambil surat-surat itu."
"Jadi?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi orang yang mengobrak-abrik kamar Josephine itu pasti tidak mencari surat-
surat itu. Pasti ada benda lain yang dicarinya."
"Dan benda itu. "
"Adalah buku kecil berwarna hitam - buku catatan
Josephine! Itulah yang dicarinya! Dan aku yakin orang itu belum menemukannya,
Pasti masih disimpan Josephine.
Tapi kalau begitu. ."
Aku berdiri. "Kalau begitu, anak itu masih dalam bahaya. Itukah yang ingin kaukatakan?"
"Ya. Dia akan tetap dalam bahaya sampai dia tiba di
Swiss. Mereka akan mengirim dia ke sana."
"Apa dia ingin ke sana?"
Aku berpikir. "Aku rasa tidak."
"Kalau begitu dia belum pergi. Kau sebaiknya kembali ke sana. Jaga dia."
"Eustace?" seruku. "Clemency?"
Ayah berkata dengan lembut,
"Semua menunjuk pada satu arah. . Aku heran mengapa
kau belum melihatnya. Aku. ."
Glover membuka pintu. "Maaf, Mr. Charles, ada telepon. Miss Leonides dari
Swimy Dean. Sangat penting."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua seperti ulangan kejadian yang mengerikan.
Apakah Josephine lagi" Dan pembunuh itu mungkin
berhasil. . Aku mengambil telepon dengan cepat.
"Sophia" Charles di sini."
Suara Sophia terdengar amat lemah. "Charles, keadaan di smi belum beres.
Pembunuh itu masih berkeliaran."
"Ada apa, Sophia" Apa yang tidak beres" Josephine lagi?"
"Bukan. Bukan Josephine. Nannie."
"Nannie?" "Ya. Ada segelas cokelat untuk Josephine. Dia tidak
meminumnya. Dia hanya meletakkannya di atas meja.
Nannie minum cokelat itu karena sayang kalau dibuang."
"Kasihan Nannie. Bagaimana keadaannya" Parah?"
Sophia menangis. "Oh, Charles. Dia meninggal."
24 KAMI menghadapi mimpi buruk lagi.
Itulah yang kupikirkan ketika Taverner dan aku ke luar kota menuju Swimy Dean.
Semua seperti terulang kembali.
Ketika kami berhenti, Taverner menyumpah.
Dan aku mengulang-ulang seperti orang bodoh, "Jadi
bukan Brenda dan Laurence. Bukan Brenda dan Laurence."
Apakah sebelumnya aku mengira Brenda dan Laurence
pelaku-pelakunya" Aku hanya senang memikirkan bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semuanya telah lewat. Tidak mau menghadapi kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih mengerikan.
Mereka memang saling jatuh cinta. Mereka saling
menulis surat cinta yang romantis dan tolol. Mereka
berangan-angan bahwa suami Brenda yang tua itu akan
segera meninggal dengan tenang. Tapi Aku tidak yakin apakah mereka benar-benar
ingin agar Leonides Tua itu segera
meninggal. Akumerasa kisah cinta yang menyedihkan memang lebih cocok untuk mereka daripada kehidupan berumah tangga
yang biasa. Kurasa Brenda
tidak terlalu gila. Sikapnya terlalu rapuh, apatis. Dia hanya menginginkan
petualangan cinta. Dan Laurence pun
kelihatannya lebih menyukai mimpi yang remang-remang dan rasa getir daripada
menikmati kehidupan yang sebenarnya, Mereka jatuh dalam perangkap dan ketakutan. Mereka
tidak punya kemampuan untuk keluar dari kesulitan itu.
Karena kebodohannya, Laurence tidak membakar surat-
surat Brenda. Kelihatannya Brenda telah memusnahkan
surat-surat Laurence, karena tidak ditemukan.
Dan bukan Laurence yang menggantungkan batu
marmer di pintu ruang cuci itu. Pelakunya adalah orang lain yang wajahnya masih
tertutup topeng. Kami masuk dan berhenti di depan pintu. Taverner
keluar dan aku mengikuti dia. Ada seorang laki-laki
sederhana di ruang masuk, yang tidak kukenal. Dia
memberi hormat pada Taverner dan Taverner membawanya ke ruang lain untuk bicara.
Perhatianku tertarik pada seonggok koper yang siap
diangkat. Ketika aku melihat koper itu, Clemency turun dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangga. Dia masih mengenakan rok berwarna merah
dilengkapi topi merah. "Tepat sekali kedatanganmu, Charles. Kami akan
berangkat," katanya.
"Berangkat?" "Kami akan ke London malain ini. Pesawat kami
berangkat besok, pagi-pagi."
Dia kelihatan tenang dan tersenyum, tapi matanya
sangat awas. "Tapi tentunya Anda tidak bisa berangkat sekarang.
"Kenapa tidak?" Suaranya mengeras.
"Dengan kematian ini. ."
"Kematiannya tidak ada hubungannya Dengan kami."
"Barangkall tidak. Tapi sama saja. ."
"Mengapa kaukatakan 'barangkali tidak'" Tidak ada urusannya dencan kami. Roger
dan aku selama ini ada di atas memberesi barang-barang kami. Kami sama sekali
tidak turun ketika gelas cokelat itu diletalkan di meja."
"Anda bisa membuktikannya?"
"Aku bisa menjawab untuk Roger dan Roger bisa
menjawab untukku." "Tak lebih dari itu. . Anda berdua adalah suami istri.
Ingat." Dia menjadi marah. "Kau keterlaluan, Charles. Roger dan aku akan pergi.
Kami akan hidup sendiri. Apa gunanya kami meracuni
wanita tua yang baik yang tak pernah menyakiti kami?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin bukan dia yang Anda maksud."
"Masih tidak masuk akal. Kami tak akan meracuni seorang anak."
"Tergantung pada anak itu sendiri, kan?"
"Apa maksudmu?"
"Josephine bukan anak biasa. Dia tahu banyak hal akan orang lain. Dia. ."
Aku terdiam. Josephine muncul dari pintu yang
menghubungkan ruang keluarga. Dia sedang makan sebuah apel dengan lahap. Matanya
bersinar-sinar. "Nannie diracun orang," katanya. "Seperti Kakek saja.
Sangat mendebarkan, bukan?"
"Apa kau tidak sedih sama sekali?" tanyaku gemas. "Kau sayang padanya, bukan?"
"Tidak terlalu. Dia selalu memarahi aku karena ini dan itu. Cerewet."
"Apa tidak ada orang yang kausayangi, Josephine?" tanya Clemency.
Josephine mengalihkan matanya yang tajam pada
Clemency. "Aku sayang Bibi Edith," katanya. "Aku sangat sayang pada Bibi Edith. Dan aku
bisa juga sayang pada Eustace.
Tapi dia nakal. Tidak tertarik menemukan siapa pelaku kejahatan di sini."
"Sebaiknya kau berhenti melakukan penyelidikan,
Josephine. Berbahaya," kataku.
"Aku memang tak perlu menyelidik lagi. Aku sudah
tahu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kami semua diam. Tanpa berkedip mata Josephine
tertancap kuat pada Clemency. Tiba-tiba aku mendengat suara tarikan napas. Aku
berputar dengan cepat. Edith de Haviland berdiri di atas tangga. Tapi kurasa
bukan dialah yang menarik napas. Suara itu datang dari arah pintu, di belakang
Josephine. Aku mendekari pintu itu dan membukanya lebar-lebar.
Tak ada siapa-siapa. Tapi pikiranku tetap terganggu. Ada seseorang yang


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baru saja berdiri di belakang pintu itu, dan mendengar kata-kata Josephine. Aku
kembali dan memegang lengan Josephine. Anak itu masih makan apel. Matanya tetap
memandang Clemency. Di balik sikapnya yang diam,
kelihatan rasa puas yang licik
"Ayo, Josephine. Aku ingin bicara sebentar," kataku.
Tanpa banyak bicara aku menggiring Josephine ke luar.
Kami masuk ke dalam sebuah ruangan di mana kami tak
akan terganggu orang lain. Aku menutup pinru dan
menyuruhnya duduk di kursi. Aku mengambil sebuah kursi lain dan meletakkannya
berhadapan dengan kursi Josephine. "Nah, Josephine, aku ingin bertanya kepadamu.
Apa sebenarnya yang kauketahui?"
"Banyak sekali."
"Aku percaya pada perkataanmu. Tapi pengetahuanmu
itu barangkali campur-aduk dengan yang ada hubungannya maupun yang tidak. Tapi
kau tahu dengan tepat bukan, apa yang kumaksudkan?"
"Tentu. Aku tidak tolol."
Aku tidak tahu apakah sindiran itu ditujukan padaku
atau pada polisi, tapi aku tidak peduli. Aku melanjutkan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tahu siapa yang memberi racun pada gelas cokelat itu?"
Josephine mengangg,uk. "Kau tahu siapa yang meracuni kakekmu?"
Josephine mengangguk lagi.
"Dan yang memukul kepalamu?"
Sekali lagi dia mengangguk.
"Kalau begitu kau akan memberitahu aku semuanya
tentang hal itu - sekarang."
"Tak bisa." "Harus. Setiap keterangan yang kausebutkan harus
diberikan pada polisi."
"Aku tak akan mengatakan apa-apa pada polisi. Mereka tolol. Mereka menyangka
Brenda-lah yang melakukannya -
atau Laurence. Aku tidak setolol itu. Aku tahu dan percaya, bahwa bukan mereka
yang berbuat. Aku sudah tahu siapa yang melakukannya. Lalu aku mencek Sekarang
aku tahu." Dia berkata dengan nada penuh kemenangan.
Aku berdoa supaya diberi kesabaran.
"Dengar, Josephine. Kuakui bahwa kau pandai, luar
biasa. ." Josephine kelihatan senang. "Tapi tak ada gunanya bagimu memiliki
kepandaian itu kalau kau tidak hidup dan menikmatinya. Apa kau tidak mengerti,
anak tolol, bahwa selama kau menyimpan rahasiamu kau akan tetap dalam
bahaya?" Josephine mengangguk setuju. "Tentu saja aku tahu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau hampir saja kena dua bencana. Satu usaha hampir saja menewaskanmu. Yang
satu lagi menyebabkan kematian orang lain. Bukankah kalau kau berteriak-teriak mengatakan bahwa kau
tahu pembunuh itu - akan lebih
buruk lagi akibatnya" Kau tahu orang lain yang akan
menjadi korban." "Dalam sebuah buku ada cerita di mana orang-orang
dibunuh satu per satu.'" Suara Josephine mencanangkan kehebatan pengetahuannya.
"Dan cerita itu selesai karena si pembunuh adalah saru-satunya orang yang masih
hidup." "Ini bukan cerita detektif. Ini Three Gables, Swimy Dean, dan kau adalah gadis
cilik tolol yang terlalu banyak membaca buku detektif. Aku akan membuatmu
bercerita tentang apa yang kauketahui, walaupun aku harus
mengguncangmu sampai semua gigimu rontok."
"Aku bisa saja mengatakan hal yang tidak benar."
"Kau bisa. Tapi kau tak akan melakukannya. Apa sih
sebenarnya yang kautunggu?"
"Kau tidak mengerti," kata Josephine. "Barangkali juga aku tak perlu
mengatakannya. Karena aku mungkin sayang pada orang itu."
Dia berhenti, seolah-olah membiarkan agar kata-katanya masuk ke dalam hatiku.
"Dan kalaupun aku harus mengatakannya, akan
kulalmkan dengan sebaik-baiknya. Aku mau semua orang duduk mendengarkan. Dan aku
akan mulai bercerita dari awal. Dengan petunjuk-petunjuk. Lalu aku akan berkata
dengan tiba-tiba: 'Dan dia adalah kau. .'''
Dia mengacungkan jari telunjuknya dengan dramatis
ketika Edith de Haviland masuk,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Buanglah biji apel itu di keranjang sampah, Josephine,"
katanya. "Apa kau punya sapu tangan" Jari-jarimu lengket.
Aku akan mengajakmu keluar dengan mobil." katanya
memandangku dengan tajam.
Dia berkata, "Dia akan lebih aman di luar untuk berapa jam."
Ketika Josephine merengut sahja, Edth menambahkan, "Kita ke Longbridge dan beli es krim soda."
Mata Josephine berbinar dan dia berkata, "Dua."
"Barangkali," kata Edith. "Sekarang ambil topi dan
mantelmu dan selendang biru tua. Dingin sekali di luar.
Charles, kau sebaiknya antar dia mengambil barang-barang itu. Jangan biarkan dia
sendiri. Aku perlu menulis
sebentar." Dia duduk di meja, dan aku mengantar Josephine keluar.
Walaupun tidak diminta, aku akan menempel pada
Josephine seperti lintah. Aku yakin, bahaya akan selalu mengancam anak ini.
Setelah selesai mengantar Josephine, Sophia masuk ke dalam kamar. Dia kelihatan
heran melihatku. "Hei. Charles, apa kau sekarang jadi pengasuh anak-
anak" Aku tidak mengira kau akan ada di sini."
"Aku akan pergi ke Longbridge dengan Bibi Edith," kata Josephine. "Kami akan
beli es krim." "Brr. Dingin-dingin seperti ini?"
"Es krim soda selalu enak," kata Josephine. "Kalau kita kedinginan di luar, dia
akan terasa hangat di dalam."
Sophia mengernyitkan dahi. Dia kelihatan cemas, dan
aku terkejut melihat garis-garis hitam di bawah matanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kami kembali ke ruangan tadi. Edith baru saja menutup dua buah amplop. Dia
berdiri dengan cepat. "Kita berangkat sekarang. Aku butuh Evans membawa
Ford." Dia keluar dengan cepat. Kami mengikutinya. Mataku
terpaut lagi pada koper-koper dengan label biru. Aku tak tahu sebabnya, tapi
benda itu membuatku merasa tidak enak.
"Cuaca bagus sekali," kata Edith sambil mengenakan
sarung tangannya dan memandang ke langit. Mobil itu
menunggu di luar. "Dingin tapi segar. Benar-benar udara musim gugur yang
menyenangkan. Pohon-pohon gundul itu kelihatan indah sekali. Menyentuh langit
dengan satu-dua helai daun berwarna emas. . ."
Dia diam. Lalu berputar mencium Sophia.
"Aku pergi, Sayang. Jangan terlalu cemas. Ada hal-hal yang harus kita hadapi
dengan tabah." Lalu dia berkata, "Ayo, Josephine," dan masuk ke dalam mobil. Josephine masuk
dan duduk di dekatnya. Keduanya melambaikan tangan ketika mobil itu berjalan.
"Aku rasa memang baik untuk Josephine keluar sebentar dari rumah. Tapi kita
harus mencoba membuatnya bercerita tentang apa yang diketahuinya, Sophia."
"Barangkali juga dia tidak tahu apa-apa. Dia hanya ingin dianggap pintar saja.
Josephine senang dianggap sebagai orang penting."
"Lebih dari itu. Apa mereka tahu racun apa yang ada
dalam gelas cokelat itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kemungkinan digitalin. Bibi Edith memang makan
digitalin untuk jantungnya. Dia punya sebotol penuh tablet kecil-kecil di
kamarnya. Sekarang botol itu kosong."
"Seharusnya dia mengunci benda-benda itu di suatu
tempat." "Sudah. Rupanya tidak terlalu sulit untuk menemukan
kunci itu." "Siapa?" Aku menarat koper-koper itu lagi. Tiba-tiba saja aku berkata dengan
keras, "Mereka tak bisa pergi. Tak mungkin."
Sophia kelihatan heran. "Roger dan Clemency" Charles, kau kan tidak. ."
"Sekarang apa pendapat mu?"
Sophia hanya merentangkan tangan tak berdaya.
"Aku tak tahu Charles. .," katanya. "Aku hanya tahu bahwa aku kembali - kembali
dalam mimpi buruk. ."
"Ya, aku mengerti. Aku juga memakai kata-kata yang
sama ketika menuju kemari bersama Taverner tadi."
"Karena begini inilah mimpi buruk. Berjalan di antara orang-orang yang kita
kenal, memandangi wajah mereka, dan tiba-tiba saja wajah itu berubah - bukan
orang yang kita kenal lagi - wajah seorang asing yang kejam. ., Dia berseru,
"Ayo keluar, Charles - kita keluar. Lebih aman di luar.
Aku takut tinggal di dalam rumah. ."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
25 KAMI tinggal di luar lama sekali. Dan kami menghindari pembicaraan yang
menakutkan dan memberatkan hati.
Sophia bercerita tentang Nannie dengan penuh sayang -
tentang pengalaman-pengalaman masa kecilnya bersama
Nannie - cerita-cerita Nannie tentang Roger dan ayahnya dan saudara-saudaranya
yang lain. "Kita semua seperti anaknya sendiri saja. Dia kembali lagi kemari pada waktu
perang, ketika Josephine masih bayi. Eustace waktu itu lucu dan menyenangkan."
Sophia kelihatan gembira menceritakan hal-hal itu, dan aku memberinya kesempatan
untuk terus bicara. Aku tak tahu apa yang dilakukan Taverner. Barangkali dia menanyai orang-orang
lain di dalam rumah. Sebuah mobil polisi datang dengan seorang juru potret dan
dua orang polisi. Kemudian sebuah ambulans menyusul.
Sophia gemetar. Ambulans itu mengangkat jenazah
Nannie untuk diautopsi. Kami masih berjalan-jalan dan bercakap-cakap di taman.
Dan kata-kata kami semakin kacau karena yang kami
lakukan sebenarnya hanyalah menutupi perasaan kami.
Akhirnya Sophia berkata, suaranya tergetar,
"Sudah malam - hampir gelap. Kita harus masuk. Bibi
Edith dan Josephine belum kembali, seharusnya mereka sudah kembali."
Aku merasa tidak enak. Ada apa" Apakah Edith sengaja menjauhkan Josephine dari
rumah" Kami masuk. Sophia
menutup semua gorden. Perapian dinyalakan dan ruang
keluarga itu kelihatan mewah dan menyenangkan. Sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jambangan penuh bunga krisan menghiasi meja. Sophia
membunyikan bel dan seorang pelayan yang pernah kulihat di atas datang membawa
teh. Matanya kelihatan merah dan dia bersin terus-menerus. Dia juga kelihatan
ketakutan, berkali-kali menoleh ke belakang dengan cepat. Magda duduk bersama
kami, tapi cangkir teh Philip dibawa masuk ke ruang perpustakaan. Kali ini Magda
merankan orang yang sangat sedih. Dia hanya bicara sedikit saja,
"Mana Edith dan Josepbine" Sudah malam begini."
Tapi dia mengatakannya dengan cara acuh tak acuh.
Perasaanku makin tidak enak. Aku bertanya apakah
Taverner masih ada di rumah dan Magda mengatakan
kelihatannya demikian. Aku keluar mencari dia. Kukatakan padanya bahwa aku
mengkuatirkan Miss de Haviland dan Josephine.
Dia segera mendekati pesawat telepon dan memberikan
instruksi lewat telepon. "Akan kuberitahu kalau ada berita," katanya. Aku
mengucapkan terima kasih dan kembali ke ruang keluarga.
Sophia duduk bersama Eustace. Magda tidak ada.
"Dia akan memberitahukan kalau ada berita," kataku
pada Sophia. Dia berkata dengan suara rendah,
"Ada yang tidak beres, Charles. Pasti ada yang tidak beres."
"Tenanglah, Sayang. Ini belum terlalu malam."
"Kenapa kalian cemas" Paling-paling mereka nonton
film," kata Eustace.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia berjalan ke luar ruangan. Aku berkata pada Sophia,
"Mungkin dia membawa Josephine ke hotel. Atau ke
London. Aku merasa dia tahu benar bahwa anak itu dalam bahaya. Mungkin dia lebih
tahu mana yang baik daripada kita."
Sophia menjawab dengan wajah sedih yang tidak bisa
kupahami, "Dia memberi cium selamat tingal padaku...
Aku tidak mengerti apa maksudnya. Aku bertanya
apakah Magda kuatir. "Ibu" Dia tak apa-apa, Dia tidak pernah merasakan
sesuatu. Dia sedang membaca drama Vavasour Jones yang berjudul Wanita yang
Mengatur. Cerita lucu tentang sebuah pembunuhan. Tentang seorang wanita yang
sangat ingin menjadi janda."
Kami tidak bicara apa-apa lagi. Hanya duduk, pura-pura membaca.
Pada pukul enam tiga puluh Taverner membuka pintu
dan masuk. Wajahnya seolah-olah menyiapkan kami untuk mendengar berita yang akan
dikatakannya. Sophia berdiri. "Ada apa?" "Maaf. Ada berita buruk untuk Anda. Saya telah memberi instruksi untuk
memerhatikan mobil itu. Seorang
pengendara motor melaporkan melihat sebuah Ford
dengan nomor seperti itu berbelok di Flackspur Heath -
menuju hutan." "Bukan jalan ke Flackspur Quarry?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, Miss Leonides." Dia berhenti lalu melanjutkan,
"Mobil itu ditemukan di bekas tambang. Kedua penumpangnya meninggal. Meninggal seketika."
"Josephine!" Ini adalah suara Magda di tengah pintu.
Suaranya melengking tinggi. "Josephine - anakku!"
Sophia mendekat dan memeluk ibunya. Aku berkata,
"Tunggu!" Aku ingat Edith de Haviland menulis dua buah surat
yang dimasukkannya ke dalam amplop. Aku ingat bahwa
ketika dia keluar, dia tidak membawa surat itu.
Aku berlari ke luar ke lemari berlaci panjang.
Kutemukan surat-surat itu di situ.
Surat yang pertama ditujukan pada Taverner yang
ternyata mengikutiku. Kuberikan surat itu kepadanya dan dengan segera dia
merobeknya. Aku berdiri di dekatnya, ikut membaca.


Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keinginan saya adalah agar surat ini dibuka s etelah kematian saya. Saya tidak
ingin bicara secara mendetail tapi saya menerima tanggung jawab atas kematian
ipar saya, Aristide Leonides dan Janet Rowe, Nannie. Karena itu saya ingin
menyatakan agar Brenda Leonides dan Laurence Brown dibebaskan dari tuduhan itu.
Menurut pemeriksaan Dr. Michael Chavasse, Harley Street 783, hidup saya tak akan
lama, hanya tinggal beberapa bulan lagi. Saya memilih hal ini sebagai jalan
keluar untuk membebaskan dua orang yang tak bersalah itu dari tuduhan. Pikiran
saya sehat dan saya sadar akan apa yang saya tulis.
Edith Elfrida de Haviland
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika aku selesai membaca, aku baru sadar bahwa
Sophia pun ikut membaca. "Bibi Edith.. ," gumamnya.
Aku teringat kaki Edith yang dengan kejam menginjak
rumput yang melintang di jalan. Aku teringat kecurigaanku terhadapnya. Tapi
mengapa. . Sophia sudah bicara tentang apa yang ada dalam
pikiranku sebelum aku sempat mengeluarkannya.
"Tapi mengapa Josephine" Mengapa dia membawa
Josephine?" "Mengapa dia melakukan hal itu" Apa motifnya?"
gumamku pula. Walaupun aku menanyakan hal itu, sebenarnya aku
sudah mengerti. Kini aku melihat semuanya dengan jelas.
Aku sadar bahwa aku masih memegang sebuah amplop
lainnya. Kubaca namaku pada amplop itu dan merobeknya dengan cepat. Buku catatan
Josephine jatuh ke lantai dan tebruka. Aku mengambilnya dan membaca halaman
pertama. Aku mendengar suara Sophia yang jernih dan terkendali.
"Kita keliru. Bukan Bibi Edith yang melakukannya,"
katanya. "Bukan," kataku.
Sophia mendekatiku - dia berbisik,
"Josephine, bukan" Josephine."
Bersama-sama kami melihat di buku kecil hitam itu
serangkaian tulisan seorang anak,
"Hari ini aku membunuh Kakek."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
26 AKU sendiri terheran-heran setelah itu. Mengapa aku
begitu buta" Fakta yang sesungguhnya menonjol dengan jelas, dan selalu kulihat.
Josephine, dan hanya Josephine saja yang memenuhi semua kualifikasi.
Kesombongannya, egoismenya,
kesenangannya berbicara, pernyataan- pernyataan yang diulang-ulang, betapa cerdik dia dan betapa tololnya polisi.
Aku tak pernah mencurigai dia karena dia hanyalah
seorang anak. Tapi anak-anak memang bisa melakukan
pembunuhan. Dan pembunuhan kali ini masih dalam
jangkauan seorang anak. Kakeknya sendiri sudah menunjukkan suatu cara - bahkan bisa dikatakan
memberikan naskah pcmbunuhan itu padanya. Hal yang
perlu dilakukannya hanyalah tidak meninggalkan sidik jari.
Dan itu bukanlah hal yang sulit. Segala sesuatu yang lain hanyalah embel-embd
saja, yang merupakan kepingan-kepingan dari buku cerita detektif. Buku catatan -
permainan detektif - pernyataan-pernyataan bahwa dia tak akan berkata-kata
sebelum dia yakin - semuanya pura-pura...
Dan akhirnya pukulan pada dirinya sendiri. Sebuah
langkah yang luar biasa, karena ada kemungkinan dia bisa terbunuh sendiri. Tapi
dasar anak-anak. Dia tak memperhitungkan hal semacam itu. Dia adalah pahlawannya. Dan pahlawan tidak terbunuh. Sebenarnya ada petunjuk di sini.
Bekas-bekas tanah di kursi tua itu.
Josephine adalah satu-satunya orang yang harus naik kursi untuk menyeimbangkan
batu marmer di atas daun pintu
itu. Kelihatannya hal itu tidak mudah dilakukan, karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
batu itu jatuh berkali-kali (bekas-bekas di lantai). Namun dengan sabar dia naik
lagi dan meletakkannya dengan hati-hati-dengan selendangnya - untuk menghindari
- untuk menghindari sidik jarinya. Kemudian batu itu jatuh dan menimpanya -
untung dia terhindar dari maut.
Benar-benar merupakan sebuah setting yang sempurna-kesan yang ingin
ditimbulkannya! Dia dalam bahaya,
karena dia "tahu" akan suatu hal. Dia diincar!
Aku teringat bahwa dia dengan sengaja menarik
perhatianku pada tangki-tangki air itu. Dia telah berhasil memporak-porandakan
kamarnya hingga seperti kapak
pecah, sebelum pergi ke ruang cuci.
Tetapi ketika kembali dari rumah sakit, ketika dia tahu bahwa Brenda dan
Laurence ditahan, dia pasti merasa
kecewa. Kasus itu selesai - dan dia, Josephine, tidak mendapat perhatian lagi.
Jadi dia mencuri digitalin dari kamar Edith dan memasukkannya dalam gelas
coklatnya dan membiarkan gelas itu di atas meja.
Apa dia tahu bahwa Nannie akan meminumnya"
Barangkali. Dari kata-katanya pagi itu dia kelihatan tidak senang akan
kecerewetan Nannie. Mungkinkah Nanni
mencurigainya" Kurasa sejak lama Nannie sudah tahu
bahwa Josephine tidak normal. Perkembangan kecerdasannya yang terlalu cepat, tidak seimbang dengan perkembangan budi
nuraninya yang makin merosot.
Barangkali juga faktor keturunan yang bermacam-macam itu - yang disebut Sophia
sebagai "kekejaman" - bergabung menjadi satu.
Dia memang menerima warisan kekejaman dari pihak
neneknya, dan ego yang besar dari Magda membuatnya
hanya bisa melihat sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia mungkin juga menderita sensitif seperti Philip, karena wajahnya buruk - anak
yang tertukar. Dan yang tak kalah pentingnya, di dalam tubuhnyanya mengalir
darah licik si Leonides Tua. Dia cucu Leonides, mewarisi ketajaman otak dan
sikap licik - tetapi apabila cinta kasih dalam diri Leonides Tua terpancar
keluar pada keluarga dan teman-temannya, maka dalam diri Josephin, cinta itu
tercurah ke dalam, pada dirinya sendiri.
Kurasa Leonides Tua sudah bisa melihat hal yang tidak dilihat oleh anggota
keluarga yang lain, bahwa Josephine bisa menjadi sumber bahaya bagi orang lain
dan bagi dirinya sendiri. Dia sudah melarang anak itu sekolah karena kuatir akan hal-hal
yang mungkin ditimbulkannya.
Dia melindungi dan mengurung anak itu di rumah. Dan aku sekarang mengerti akan
keinginannya agar Sophia menjaga adiknya.
Keputusan Magda yang mendadak untuk mengirim
Josephine ke luar negeri - dan juga kekuatirannya -
mungkin dilandasi naluri keibuannya, kesadaran bahwa anak itu dalam bahaya.
Dan Edith de Haviland" Apakah dia telah mencurigai,
kuatir dan - akhirnya tahu" Aku membaca surat yang
kupegang. Charles, surat ini hanya untuk kau - dan Sophia, kalau kau tak keberatan.
Mengetahui sangatlah penting. Aku menemukan buku catatan terlampir di bekas
kandang anjing, di balik pintu belakang. Dia menyimpannya di situ.
Apa yang tertulis memang memperkuat kecurigaanku. Hal yang akan kulakukan
mungkin keliru atau benar - aku tak tahu. Tapi bagaimanapun, hidupku tak akan
lama, dan aku Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak ingin anak itu menderita apabila dia harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Seringkali memang terjadi bahwa dalam suatu keluarga ada seorang yang 'tidak
beres'. Mudah-mudah Tuhan mengampuni aku kalau aku
bersalah - tapi aku melakukannya karena aku mencintainya.
Semoga Tuhan memberkati kalian berdua.
Edith de Haviland Aku ragu-ragu sejenak. Tapi kemudian kuberikan surat itu pada Sophia. Kami
bersama-sama membuka membuka
buku catatan Josephine. Hari ini aku membunuh Kakek.
Kami membalik halaman-halaman yang lain. Benar-
benar luar biasa. Pasti menarik untuk seorang psikolog.
Tulisan-tulisan itu dengan gamblang menunjukkan ledakan sebuah ego yang merasa
dihalang-halangi. Motif tindakan kriminal
itu ditulis dengan kekanak-kanakan, membangkitkan rasa iba. Kakek tidak membolehkan aku belajar menari balet. Jadi aku memutuskan untuk
membunuhnya. Setelah itu kami bisa tinggal di London dan Ibu tak keberatan kalau
aku belajar menari. Aku hanya membaca beberapa kalimat yang jelas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aku tak ingin pergi ke Swiss - aku tak mau pergi. Kalau Ibu memaksa akan kubunuh
dia - tapi aku tak punya racun.
Barangkali aku bisa membuatnya dari youberry. Kata buku, tanaman itu beracun.
Eustace membuatku marah hari ini. Dia bilang Aku hanya seorang anak perempuan
dan tak ada gunanya main detektif. Dia tak akan mengatakan aku bodoh kalau tahu akulah pembunuhnya.
Aku suka Charles - tapi dia agak tolol. Aku belum memutuskan pada siapa tuduhan
itu akan kuelmparkan. Barangkali Brenda dan Laurence. Brenda jahat padaku - dia bilang aku tidak
waras. Tapi aku suka Laurence - dia bercerita tentang Chardot Konlay - dia
membunuh seseorang di kamar mandinya.
Chardot memang kurang pandai.
Kalimat yang terakhir sangat jelas.
Aku benci Nannie - aku benci dia. . aku benci dia.. . Dia bilang aku hanya anak
kecil. Dia bilang aku suka pamer. Dia menyuruh Ibu mengirimku ke luar negeri..
Aku akan membunuhnya juga - aku rasa obat Bibi Edith bisa dipakai.
Kalau ada pembunuhan lagi. polisi akan kemari dan itu sangat menyenangkan.
Nannie sudah mati. Aku senang. Aku belum tahu di mana akan kusembunyikan botol
berisi pil kecil itu. Barangkali di kamar Bibi Clemency - atau di kamar Eustace.
Kalau aku tua dan m eninggal nanti aku akan mengirim catatan ini ke Kepala
Polisi. Mereka akan melihat bahwa aku pembunuh yang hebat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aku menutup buku kecil itu. Air mata Ssophia mengalir deras.
"Oh, Charles - oh, Charles - sangat menyedihkan. Dia memang setan kecil - tapi -
tapi begitu tak berdaya."
Aku merasakan hal yang sama.
Aku suka pada Josephine. . aku masih merasakannya..
Rasa sayang tidak berkurang hanya karena seseorang
menderita TBC atau penyakit fatal lainnya. Seperti
dikatakan Sophia, Josephine memang setan kecil, tapi dia setan kecil yang tak
berdaya. Dia dilahirkan dengan
ketidaknormalan - seorang anak kecil bongkok dalam
sebuah Pondok Bobrok. Sophia bertanya, "Kalau dia - masih hidup - apa yang akan terjadi?"
"Aku rasa dia akan dimasukkan sekolah khusus. Lalu
kalau sudah selesai akan dilepaskan atau diberi sertifikat.
Aku tidak tahu." Sophia gemetar. "Yang terbaik adalah yang telah terjadi. Tapi Bibi Edith -
aku tidak senang dia mengambil alih semua tanggung
jawab itu." "Dia yang menginginkannya. Dan aku rasa hal itu tidak akan dipublikasikan. Pada
pemeriksaan Brenda dan Laurence, aku rasa tuduhan tak akan dilanjutkan."
"Dan kau, Sophia." kataku sambil menggenggam kedua
tangannya, "kau akan segera menjadi istriku. Aku baru saja mendengar berita
bahwa aku akan ditugaskan ke Persia.
Kita akan pergi bersama-sama dan kau akan melupakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pondok bobrok ini. Ibumu bisa memainkan lebih banyak peranan dan ayahmu bisa
membeli buku lebih banyak.
Eustace akan melanjutkan sekolah ke universitas. Kau tak perlu kuatir dengan
mereka. Pikirkan diriku sekarang."
Sophia menatap mataku tepat-tepat.
"Apa kau tidak takut menikah denganku. Charles?"
"Mengapa" Dalam diri Josephine bertumpuk semua
kelemahan dan kekurangan keluarga. Aku yakin di dalam dirimu mengalir semua
keberanian dan kebaikan keluarga Leonides. Kakekmu memberikut penilaian istimewa
padamu dan dia biasanya selalu benar. Tegakkan kepalamu, Sayang, masa depan
adalah milik kita." "Ya, Charles. Aku cinta padamu dan aku akan menjadi
istrimu dan membuatmu bahagia." Dia melihat buku
catatan itu lagi. "Kasihan Josephine," katanya.
"Ya. Kasihan Josephine."
"Bagaimana, Charles?" tanya Ayah.
Aku tak pernah bohong pada Ayah.
"Bukan Edith de Haviland. Yah, tapi Josephine."
Ayah mengangguk. "Ya. Aku sudah menduga-duga. Kasihan anak itu. . "
Tamat Bidadari Dari Sungai Es 14 Bayangan Berdarah Karya Wo Lung Shen Wanita Iblis 11
^