Pencarian

Rahasia Kastil Bulan 2

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle Bagian 2


Brimming. Perempuan itu kelihatan agak takut. Ini dia,
" kata Jack lega. " Katanya dia " tidak mendengar bunyi bel dan dia yakin tak ada orang yang membukakan pintu."Omong kosong!
" komentar Dimmy. " Nona Lots, sudah siapkah segala sesuatunya" Kuharap
" Anda sudah menerima surat Nyonya Arnold serta surat dari agen penyewaan yang
mengatakan mengenai perubahan rencana kami.
" Oh, ya - sudah kami terima,
" sahut Nona Edie. Napasnya agak tersengal.
" Katanya, cuma " anak-anak yang akan tinggal di sini, bersama Nona Dimity. Ya. Semua sudah siap.
Kalian bisa memilih sendiri kamarnya. Pesanan makanan sudah datang semua. Banyak
sekali. Semua ada di dapur. Ya."Terima kasih,
" sahut Dimmy. " Kalau begitu, kita bisa langsung masuk sekarang,
" " tambahnya kepada anak-anak. Setelah itu aku akan memeriksa barang-barang yang
ada di " dapur. Nah, kita naik, yuk - coba tunjukkan kamar-kamarnya. Bukan main indahnya
kastil ini! " Sambil tak henti-hentinya berceloteh, anak-anak naik ke loteng. Betapa gembira
hati mereka! 9. TINGGAL DI KASTIL RANNI mengikuti mereka dengan membawa kopor-kopor. Dimmy merasa ia harus dengan
cepat mengikuti anak-anak, sebelum mereka memilih kamar yang kurang cocok!
Sambil mendaki tangga lebar yang menuju loteng, tak henti-hentinya Ia mengagumi
keindahan kastil itu! Astaga! Indahnya karpet ini! Dan - oh, bukan main! Bagus benar tirai itu!
Lukisan- " lukisannya juga - wah, bukan main! pikirnya sambil bersandar pada pegangan
tangga dan " memperhatikan ruangan di bawahnya. Pintu depan masih terbuka. Cahaya matahari
masuk ke dalam - membuat baju-baju baja yang banyak terdapat di sana jadi
berkllau-kilauan. Tak ada debu sedikit pun!
" pikir Dimmy terkagum-kagum.
" Meskipun nampaknya aneh, " rupanya Nyonya Brimming dan adik-adiknya sangat hebat dalam hal merawat
perabotan! Ranni meletakkan kopor-kopor yang dibawanya di ujung tangga. Ia turun lagi -
melewati Dimmy - hendak mengambil sisa kopor yang belum terangkat di bawah.
Aku ingin diberi kamar kecil yang letaknya dekat dengan kamar Paul,
" ujarnya kepada " Dimmy dengan sangat sopan. Kalau bisa, yang punya pintu penghubung dengan
kamarnya. " " Baiklah, Ranni. Akan kuusahakan,
" sahut Dimmy. Ia heran dan sekaligus kagum melihat
" betapa setianya Ranni kepada Paul. Pelayan - teman - pengawal! Ya, Ranni
merupakan semuanya itu buat Paul!
Dimmy bergegas naik, mengikuti celoteh anak-anak. Di mana mereka"
Mereka berada di sebuah kamar tidur berukuran besar dengan jendela menghadap ke
pemandangan alam yang bukan main indahnya. Nora berpaling kepada Dimmy. Matanya
bercahaya. Dimmy! Bolehkah aku dan Peggy tinggal di kamar ini"
" tanyanya. " Lihatlah, betapa " bagusnya pemandangan di luar sana.
" Kurasa tidak, " sahut Dimmy, kaget melihat betapa luasnya kamar itu.
" Ini pasti kamar " yang paling besar. Karena itu, kamar ini harus kita sediakan untuk ibu Paul."
Oh, ini bukan yang paling besar, Dimmy! Banyak yang lebih besar lagi!
" Nora memprotes. " Lihat saja! " " Dengan takjub, Dimmy mengikuti Nora - masuk dari satu kamar ke kamar lainnya.
Semua berperabot lengkap - indah - dan sangat terawat. Begitu pula pemandangan
dan jendela-jendelanya! Luar biasa indahnya.
Akhirnya mereka sampai ke kelompok kamar-kamar yang ukurannya agak kecil
dibanding dengan yang lain. Kamar-kamar itu berhubungan satu sama lain, tetapi
masing-masing mempunyai pintu keluar tersendiri. Ada tiga kamar, dua di
antaranya mempunyai dua tempat tidur. Yang satu lagi hanya mempunyai sebuah
tempat tidur. Nah, ini cocok sekali buat kalian berlima,
" ucap Dimmy segera. " Hus! Jangan " berkomentar dulu, Nora! Kamar yang kauinginkan tadi terlalu besar. Ingat -
kalian mungkin harus memelihara sendiri kamar itu, menjaga supaya tidak kotor
barang sedikit pun! Itu, kalau ternyata Nyonya Brimming dan adik-adiknya menolak
bekerja untuk kita. Lebih baik kalian memilih kamar-kamar yang agak kecil ini. Lebih mudah
dibersihkan! " Yah, " Nora mengeluh kecewa. Tapi, mungkin kau benar juga, Dimmy. Di samping itu, "enak
" kalau kamarnya berdekatan begini.
" Nora lari ke pintu, lalu berteriak, Peggy! Mike! Kemarilah - ada kamar buat kita
semua " di sini! " Yang lain datang berlari-lari. Jack langsung setuju.
Betul! Aku dan Mike di kamar yang ini - yang ditengah. Nora dan Peggy di kamar
yang " sebelah kiri - dan Paul yang di sebelah kanan - sendirian. Wah, bagus!
" Ia menghampiri jendela, melihat ke luar.
Mm, belum pernah aku melihat pemandangan seindah ini,
" katanya. " He! Yang di sana itu " - kalau tak salah, itu desa runtuh yang kita lihat di jalan tadi!
" Semua bergerombol di dekat jendela.
Benar! " ucap Mike. Memang betul! Lihat - itu jalannya kelihatan juga dari sini. Tepat?"
di persimpangan. kita harus ke sana kapan-kapan!
" Sementara itu Dimmy ngeluyur sendirian, mencari-cari kamar yang cocok untuk
dirinya sendiri, dan juga untuk Ranni. Untuk Ranni ia menemukan sebuah kamar
mungil. Letaknya hampir di ujung gang. Sayangnya jendela kamar itu menghadap ke
belakang. Pemandangan yang terlihat dari situ adalah bukit yang terdapat di
belakang kastil - menjulang tinggi hingga membuat kamar itu terasa gelap.
Maklum, jarak jendela ke bukitnya sendiri sangat dekat.
Satu-satunya bagian kastil yang menjulang tinggi melebihi puncak bukit adalah
menaranya. Dimmy berpikir, alangkah indahnya pemandangan dari puncak menara! Ia
meneruskan kegiatannya mencari kamar dan berharap mendapatkan kamar yang
mempunyai pemandangan ke luar yang bagus.
Di ujung gang ada sebuah kamar mungil. Tak ada tempat tidur di situ. Kamar itu
lebih menyerupai ruang duduk-duduk. Dimmy berniat memindahkan sebuah tempat
tidur dari salah satu kamar yang tidak terpakai ke kamar itu. Ruangan ini benar-
benar cocok untuk dijadikan kamarnya. Ia lebih menyukai kamar mungil dengan
jendela menghadap pemandangan indah itu daripada kamar besar yang tak mempunyai
pemandangan bagus. Dimmy kembali mendapatkan anak-anak. Mereka telah memangil Ranni, dan Ranni
nampak sedang mengangkuti barang-barang mereka. Dimmy tersenyum kepada lelaki
bertubuh tinggi besar dan berjenggot merah itu. Aku sudah menemukan kamar
buatmu, Ranni, " ujarnya. " Tak jauh dari sini. Tapi, pemandangan dari jendelanya hampir tak ada.
" " Ranni lahir dan dibesarkan di daerah pegunungan. Karenanya Ia tak terlalu ingin
melihat pemandangan pegunungan. Di Baronia ia sudah kenyang melihat alam
pegunungan! Ranni nampak puas melihat kamarnya yang mungil, sebab kamar itu
dekat dengan kamar Paul. Wah, tak ada keran untuk cuci tangan,
" komentar Nora sambil memperhatikan baskom besar
" di atas tempat berkaki tinggi. Apa kita harus pakai guci-guci raksasa itu kalau
hendak " mencuci tangan" Mana kuat kita menuang air dari dalamnya!
" Ah, cuci tangan di kamar mandi saja,
" usul Mike. " kuhitung-hitung, sudah ada tujuh
" kamar mandi di lantai ini! Di seberang kamar kita ada satu. Lengkap dengan
pancuran air segala. " Asyik ya, Dimmy! " ucap Nora. " Kau sudah dapat kamar" Baguskah kamarmu" Wah, pasti
" asyik sekali tinggal di kastil ini ya, Dimmy. Aku tak tahu berapa lama aku mesti
mempelajari tata letak ruangan-ruangannya hingga hafal.
" Mula-mula Dimmy pun mempunyai perasaan begitu. Tetapi, ternyata cukup cepat juga
mereka mengenal letak kamar-kamar di Kastil Bulan dan jalan yang paling cepat
kalau hendak menuju ke masing-masing tempat yang ada di sana! Ada dua buah
tangga yang tinggi dan kira-kira dua atau tiga buah yang kecil.
Asyik kalau main kejar-kejaran atau petak umpet di sini,
" kata Mike. " Banyak tangga " untuk sembunyi! Untung saja ibumu menyuruh kita kemari duluan, Paul. Kalau
langsung masuk bersama-sama, kurang asyik jadinya. Semua kamar sudah terisi dan
lagi mereka takkan senang kalau kita berkejar-kejaran di dalam rumah.
" Kau benar, " sahut Paul. Ia berpikir bahwa ia takkan bersikap sebebas sekarang
" seandainya orang tuanya ada di situ bersama mereka. Kita puas-puaskan saja
bermain " dalam minggu ini. " Dimmy ke belakang, menemui Nyonya Brimming dan adik-adiknya. Dari sebuah ruangan
yang menyerupai ruang kerja, ia membunyikan bel, tetapi tak ada yang datang.
Karenanya, Dimmy langsung menuju ke dapur.
Di dapur yang paling besar terdapat dua buah perapian. Sebuah dinyalakan, yang
lain sedang tidak dipakai. Di sepanjang dinding terlihat kompor besar berjajar-
jajar. Kira-kira enam sampai tujuh buah bak pencuci piring nampak di sana-sini.
Dimmy berhenti di pintu. Astaga - luasnya!
Di muka jendela yang sedang terbuka, duduk Nyonya Brimming dan kedua adiknya.
Jendela itu terletak di ujung sebelah sana dapur. Salah seorang di antara
mereka, Edie Lots, sudah dikenal Dimmy. Ia lalu menghampiri mereka.
Ketika Dimmy sampai ke dekat mereka, ketiganya langsung berdiri. Wajah mereka
ketakutan. Duduk saja, "

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ujar Dimmy. Dalam hati ia berkata,
" Ganjil amat mereka bertiga.
" " Kepada Nyonya Brimming dan adik-adiknya Ia berkata, Aku akan ikut duduk-duduk
dengan " kalian, merundingkan apa yang sebaiknya kita lakukan sementara menunggu
kedatangan permaisuri Baronia yang baru akan datang minggu depan.
" Semuanya lalu duduk. Tak sepatah kata pun diucapkan Nyonya Brimming maupun adik-
adiknya. Dimmy tak peduli. Ia mengobrol dengan ramah. Akhirnya berhasil juga ia
membuat Nyonya Brimming mau bicara.
Dimmy meminta Nyonya Brimming dan adik-adiknya memasak untuk anak-anak, Ranni,
dan dia sendiri. Di samping itu, mereka diminta tetap merawat dan membersihkan
kastil sebagaimana biasanya sampai pelayan-pelayan dari Baronia datang.
Kalau mereka datang dan menggantikan kami, pasti segala sesuatu jadi berantakan
dan " rusak! kata Nyonya Brimming tiba-tiba.
" Anakku " bilang begitu. Pelayan-pelayan asing
itu tak bisa dipercaya."Jangan berkata begitu,
" tutur Dimmy. "Lihat saja oleh kalian sendiri nanti. Pelayan-
" pelayan Baronia akan merawat kastil ini sebagus kalian. Lagi pula, itu
sebetulnya bukan urusan kalian. Percayalah, Permaisuri takkan membiarkan mereka
sembrono. Nah, sekarang tak usah bermuram begitu. Harusnya kalian ikut senang,
Lord Moon mendapat uang setelah begitu lama tak ada orang yang menyewa kastilnya
ini. " (Moon: Bulan, jadi kastilnya disebut Moon Castle atau Kastil Bulan) Kata anakku,
kalau beliau tahu yang menyewa orang asing, beliau takkan mengizinkan
" tempat ini disewakan, komentar Nyonya Brimming.
" Katanya, " cuma gara-gara agen penyewaan
kalian bisa menyewa tempat ini. Harusnya, agen itu minta izin dulu pada Lord
Moon. Anakku mengatakan -! "
Seperti Nyonya Arnold, Dimmy pun segera merasa jengkel pada anak lelaki Nyonya
Brimming yang sok tahu dan terlalu banyak ikut campur.
Wah, kurasa ini semua tak ada sangkut pautnya dengan anak Anda, Nyonya Brimming,
" " katanya. Dimmy lalu teringat bahwa Nyonya Arnold mensyaratkan anak Nyonya
Brimming harus meninggalkan kastil selama mereka menyewa kastil itu.
Anak Anda tak ada di sini lagi, bukan"
" tanyanya. " Tentu saja tidak," ucap Nona Edie Lots. Suaranya keras. Matanya memandang Dimmy
" setengah mendelik Nampaknya perempuan itu mengucapkan lagi sesuatu. Tetapi
Nyonya Brimming dengan cepat menyentuh lengan adiknya hingga ia tak jadi bicara.
Tak lama kemudian Dimmy meninggalkan mereka.
Pasti ketiganya sangat mengagumi si Guy,
" pikirnya sementara Ia berjalan ke kamar
" anak-anak hendak membantu mereka membongkar kopor. Syukurlah dia sudah pergi
dari " sini. Yang pasti, si Guy tak ada di d pur. He - mana jalan ke kamar anak-anak,
ya" " Astaga, jauh benar! " Anak-anak mulai membongkar kopor. Mereka menolak ketika Dimmy hendak membantu.
Sudahlah, Dimmy - kau sendiri harus membongkar kopormu,
" ucap Nora. " Kami sudah biasa " membongkar kopor di asrama! Percayalah, kami bisa membereskan isinya sampai
rapi. " Jam berapa kita minum teh - di mana"
" tanya Mike. " Aku sudah lapar rasanya. " " Sudah kuatur. Jam setengah lima hidangan akan siap,
" sahut Dimmy. " Kita akan " menggunakan ruangan paling kecil di sebelah kanan aula - ruangan yang dindingnya
banyak digantungi berbagai alat musik.
" Oh, aku tahu tempatnya, " ucap Peggy. " Bentuk ruangannya agak aneh - seperti huruf L.
" " Persis, " komentar Jack Bagian bawah huruf L-nya berjendela menghadap pemandangan di?"
lembah. Pasti di situ mejanya dlletakkan - hingga kita bisa melihat pemandangan
di luarnya. Wah - asyik! Kita bisa menyaksikan pemandangan indah sejauh mata
memandang! " Semua kopor mereka bongkar. Isinya mereka pindahkan ke laci-laci yang terdapat
di lemari dalam kamar mereka. Lebih dari separuhnya masih kosong. Pakaian mereka
hanya menempati sebagian kecil saja dari tempat yang tersedia.
Lacinya besar-besar sekali. Aku bisa masuk ke dalamnya!
" cetus Paul ketika masuk ke
" kamar anak-anak perempuan. Kamar Nora dan Peggy terletak di tengah-tengah di
antara kamar Paul dan kamar anak-anak lelaki. Sudah selesai" Pakaianku lebih
banyak, tapi aku " selesai duluan! " Kami juga bisa selesai lebih dulu kalau cuma melempar-lemparkan semua isi kopor
ke " dalam laci seperti kau, Paul, kata Peggy.
" Minggir " - jangan kau injak mantelku. Tuh,
di sana ada karpet kalau tak kepingin berdiri di lantai!
" Galak amat sih! " komentar Paul. " Jam berapa minum teh" Aku sudah lapar nih!
" " Seperti yang lain, Paul pun harus menunggu sampai pukul setengah lima.
Setelahnya, main apa enaknya" Mike langsung dapat gagasan.
Kita ke menara! Mungkin sekarang sudah tidak dikunci lagi. Mestinya sih sudah!
" " 10. PERISTIWA ANEH NYONYA Brimming menyiapkan meja. Hidangan minum teh sore itu luar biasa
lezatnya. Anak-anak senang sekali. Mereka memuji hidangan yang disajikan Nyonya
Brimming dengan suara keras sampai-sampai Nyonya Brimming tersenyum dibuatnya!
Terima kasih, Brimmy, " ujar Nora tanpa diduga-duga. Dimmy mendelik. Sementara itu yang
" lain memandang Nyonya Brimming. Mereka yakin perempuan itu marah dipanggil
begitu. Rupanya Nyonya Brimming sama sekali tak berkeberatan dipanggil 'Brimmy'. Ia
bahkan tersenyum sekali lagi.
Lucu, kau bisa memanggilku begitu! Sudah lama sekali tak ada orang yang
memanggilku " 'Brimmy'! Yang terakhir kali aku dipanggil begitu ketika aku masib mengasuh anak
bungsu Lord Moon - wah, sudah bertahun-tahun yang lalu! Pada zaman itu orang
memanggilku 'Brimmy'! " Mendadak ia menyelinap ke luar. Rupanya ia sendiri kaget bisa bicara panjang
begitu. Anak-anak pun keheranan. Dasar bandel kau, " komentar Mike pada Nora. " Masa panggil 'Brimmy' begitu cepat, kan
" kau baru ketemu dia dua kali! Tapi kita jadi tahu titik lemahnya. Ya kan, Dimmy"
" Wah, sekarang ada Brimmy dan Dimmy,
" Nora berkata sambil tertawa cekikikan.
" Kayak " puisi saja. " Hus, jangan begitu, " Dimmy mengingatkan. " Aku sih sudah terbiasa akan sikap kalian
" yang seenaknya. Tapi, Nyonya Brimming tak tahu kebiasaan kalian yang aneh-aneh.
Jangan sekali-kali kalian berpantun mengenai dia, ya!
" Ya deh, " sahut Nora. Wow, lezat sekali kue coklatnya. Enak rasanya, dan bukan main?"
besarnya. Kita bisa makan dua iris seorang dong!
" Jangan habiskan semuanya hari ini,
" kata Dimmy. " Siapa tahu Nyonya Brimming sengaja
" membuat yang besar supaya tahan untuk seminggu.
" Pokoknya, dalam waktu kurang dari seminggu Brimmy pasti tahu bagaimana kita,
" ucap " Mike. Dari mana biskuit ini" Kelihatannya bukan buatan sendiri.
" " Dari tumpukan kaleng makanan yang sudah datang,
" kata Dimmy. " Nyonya Brimming sudah " kuberi izin untuk membuka kaleng mana saja yang kira-kira cocok buat kita. Tapi,
hari ini dia sudah terlanjur membuat kue coklat istimewa ini.
" Kurasa Nyonya Brimming tak sejelek yang kita kira sebelumnya,
" Jack berkata. " Bagaimana pendapatmu, Paul"
" " Siapa saja yang bisa membuat kue coklat seenak kue coklat yang sedang ia
nikmati, menurut Paul orangnya baik. Dimmy jadi tertawa. Sambil mendengarkan
celoteh kelima anak asuhannya, Dimmy menuangkan teh lagi ke cangkir mereka
masing-masing. Sesudah itu dipotongnya lagi kue spons yang masih tersisa.
Apa yang akan kalian lakukan setelah ini.
" tanyanya. " Kami ingin melihat-lihat menara,
" sahut Mike dengan cepat " Mestinya kuncinya sudah " dibuka sekarang. Kau mau ikut, Dimmy"
" Kali ini tidak dulu,

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" sahut Dimmy. " Aku ingin memeriksa apakah tempat tidur kita sudah
" diberi seprai. Kurasa Nyonya Brimming belum tahu kamar mana saja yang hendak
kita pakai. Pergilah kalian melihat-lihat. Aku akan menyelesaikan tugasku dulu.
" Ya sudah - kalau begitu, kita tinggalkan saja Dimmy dan Brimmy. Biar mereka bisa
" mengobrol sampai puas sambil menyarungi bantal dan guling, kata Mike. Anak itu
bangkit " dan kursinya. Semua sudah selesai, kan" Oh, maafkan aku, Dimmy! Minummu belum
habis. " " Mike duduk lagi. Tak perlu menunggu sampai aku selesai,
" kata Dimmy. " Aku senang menikmati sisa tehku
" sendirian. Pergilah! " Dimmy senang kita pergi. Dia jadi bisa makan kue dengan tenang,
" ujar Nora sambil " mencoel belakang leher Dimmy ketika lewat di belakang kursinya. Kalau ada kita,
dia " terpaksa sibuk meladeni kita. Kalau perlu dibantu membereskan tempat tidur,
panggil saja kami, Dimmy.
" Berbondong-bondong anak-anak meninggalkan ruangan. Dimmy duduk tenang, lalu
menuang teh lagi ke dalam cangkirnya. Hidangan minum teh sore itu disajikan di
ruangan aneh berbentuk huruf L sebagaimana direncanakan semula. Meja diletakkan
di bagian bawab huruf L, menghadap ke jendela. Dimmy memandang ke luar jendela,
menikmati pemandangan. Hening suasana di ruangan itu. Suara anak-anak pun tak kedengaran oleh Dimmy.
Yang terdengar olehnya hanyalah bunyi sendok beradu dengan cangkir. Ia sedang
mengaduk gula dengan perlahan-lahan.
TANG! Dimmy terlonjak. Suara itu datang secara tiba-tiba sekali dan tanpa diduga-duga.
Beberapa saat lamanya Dimmy tak tahu bunyi apa yang didengarnya barusan!
TANG! Bunyi yang sama terdengar lagi. Bunyi apa" Dimmy lalu teringat akan berbagai
alat musik yang tergantung di dinding pada sisi lain ruangan itu - pada sisi
yang panjang dan huruf L. Ia tersenyum.
Dasar anak-anak bandel! " pikirnya. " Pasti salah seorang sengaja kembali mengendap-
" endap hendak membikinku kaget. Kurasa si Mike yang konyol kali ini! Dia sengaja
menjentik senar alat musik. Dasar anak konyol!
" Dimmy kembali mengaduk tehnya. Ia memasang telinga, mengira hendak mendengar
tawa cekikikan anak-anak.
TANG! TANG! Aku tahu itu kalian! " seru Dimmy dengan suara riang.
" Bunyikan saja semua alat musik
" yang ada di situ. Tak apa-apa!
" DUNG! He, keluarlah kalian! Main sana!
" seru Dimmy lagi. " Dasar anak konyol! " " DUNG! Dimmy jadi kepingin tahu alat musik mana yang bunyinya 'dung' tadi. Bunyinya
benar-benar ganjil. Tapi, alat musik yang terlihat olehnya tergantung di dinding
ruangan tadi bentuknya memang aneh-aneh dan sudah sangat kuno. Mungkin bunyi
'dung' tadi adalah bunyi alat yang berbentuk seperti tong tapi bersenar.
Walaupun begitu Dimmy merasa enggan bangkit melihat ke sana.
DUNG! Cukup, " seru Dimmy. Banyolan kalian sudah tak lucu lagi.?"
" Dimmy memasang telinga. Tetapi tak terdengar suara anak-anak tertawa mengikik
seperti biasanya. Ia juga tidak mendengar bunyi langkah mereka pergi
meninggalkan ruangan itu.
Dimmy Lalu meneguk tehnya. Bunyi 'tang' dan 'dung' tak kedengaran lagi olehnya.
Ia merasa yakin bahwa siapa pun di antara anak-anak yang berbuat konyol tadi
telah pergi dari sana. Dimmy pergi memeriksa tempat tidur anak-anak. Tak lama kemudian ia sudah asyik
mengobrol dengan Nyonya Brimming, merundingkan seprai mana yang hendak dipakai
dan untuk kamar yang mana. Dimmy yakin anak-anak sedang asyik melihat-lihat
menara. Ternyata tidak! Mereka sedang marah-marah, karena ternyata pintu menaranya masih
terkunci! Mereka telah menyusur gang yang dinding-dindingnya dihiasi permadani dan masuk
ke ruangan berbentuk bujur sangkar tempat pintu menuju ruangan menara terdapat.
Seperti dulu, pintunya masih ditutup dengan permadani.
Mike menyibakkan permadani yang menutupi pintu itu.
Ia terkejut bukan main. Pintunya tak ada lagi di sana. Ia memandang ke belakang,
kepada yang lain. Tak ada! Pintunya sudah hilang!
" " Anak-anak segera melihat ke sekeliling ruangan itu. Tak ada sebuah pintu pun.
Dinding sekelilingnya penuh tertutup oleb laci-laci. Tetapi, kira-kira setengah
meter dari tempat permadani yang tergantung tadi, ada sebuah lemari dinding yang
sangat tinggi. Paling tinggi jika dibanding dengan yang lain.
Pasti di balik lemari itu!
" kata Jack sambil bergegas ke sana.
" Waktu masuk kemari " tadi, aku merasa permadaninya digantung di tempat yang berbeda dari dulu. Bantu
aku, Mike - kita geser lemari ini.
" Keduanya mencoba menggeser lemari tadi. Ternyata beratnya bukan main. Terpaksa
kelima anak yang ada di situ bekerja keras. Tak seorang pun mempunyai gagasan
untuk mengosongkan isi lemari itu supaya tidak berat!
Di balik lemari - persis seperti yang diduga Jack - berdiri pintu menara.
Tinggi, sempit - dan terkunci!
Pasti perbuatan si Guy keparat itu!
" umpat Jack sambil menarik pegangan pintu yang
" berbentuk bulat seperti gelang besi. Apa sih maunya" Aneh rasanya - sampai
" menyembunyikan pintu di balik lemari seberat ini dan sengaja menggantung
permadaninya di tempat lain. Gila barangkali orang itu! Apa maksudnya sih"
" Dia tak mau ada orang yang ke menara, karena ia menyembunyikan sesuatu di sana,
" ucap " Mike. Yang lain mengangguk-angguk setuju. Nora mengguncang-guncang pegangan pintunya,
lalu membungkuk, mengintip lewat lubang kunci.
Ada tangga di balik pintu ini,
" katanya. " Kurang ajar si Guy itu! Akan bilang apa
" ibumu, Paul, kalau beliau tahu perbuatan si Guy yang begini ini"
" Siapa tahu pada saatnya ibu Paul datang nanti pintunya sudah dibuka,
" Jack berkata " perlahan-lahan. Mungkin Tuan Guy belum selesai memindahkan barangnya dari
menara. Dia " kira kita bisa dikibuli dengan cara begini.
" Ya, kukira memang begitu,
" sahut Paul. " Mungkin menara itu memang tempat yang sehari-
" hari dipakai oleh si Guy sebagai rumahnya. Payahnya, dia sudah menganggap menara
ini miliknya sendiri. ltulah sebabnya ia tak suka kita datang. Mungkin
perabotannya masih ada di sana.
" Benar. Kalau tiba-tiba saja kuncinya kita temukan tergantung di lubangnya dan
waktu " kita naik menaranya sudah kosong, kita tahu bahwa dugaan kita benar. Si Guy
memang pindah ketika tengah malam.
" Sebal, " gerutu Peggy sambil mengguncang-guncang pegangan pintu. Dia kira kemarahannya "bisa membuat pintunya jadi terbuka. Peggy menempelkan bibir ke lubang kunci.
GUY! " teriaknya. Kami tahu kau ada di atas! Turunlah - bukakan pintu!
?" " Jack menarik Peggy dengan segera.
Jangan konyol kau, Peggy,
" bentaknya. " Bagaimana kalau mendadak dia turun, membuka
" pintu sambil mendelik dengan matanya yang kejam itu"
" Peggy memandang ke pintu. Wajahnya ketakutan.
Tidak! Tak terdengar langkah kakinya!
" ujarnya sambil tertawa. " Mana bisa dia " mendengar teriakanku barusan. Pintunya tebal, dan lagi dia pasti ada di atas.
" Sementara itu Mike asyik memeriksa isi lemari besar yang beberapa saat
sebelumnya berhasil mereka geser dengan susah payah. Aku jadi ingin tahu mengapa
lemari ini " beratnya setengah mati, katanya.
" Hampir " tak tergeser oleh kita berlima. Lihat -
karpet - lipatan kain - dan, apa yang di bawah itu - dibungkus dengan kain tirai
biru?"Mike berlutut meraba-raba bungkusan di bagian bawah lemari. Yang lain berkerumun
di belakangnya. Mike mencoba membuka bungkusan berat yang hampir tak bisa
digeser dari tempatnya. Semua jadi benar-benar kepingin tahu apa isinya. Jack mengeluarkan pisau lipat
dari sakunya, lalu merobek pembungkusnya. Disibakkannya bagian yang telah robek,
dan ia bersiul. Batu! Wah, besar-besar sekali! Astaga - si Guy pasti kerja keras mengangkuti
batu " sebesar ini kemari. Konyolnya, cuma untuk memberati lemari ini. Heran lemarinya
tidak rusak Kayunya kayu kuno sih - jadi kuat!
"Pantas kita hampir tak bisa menggeser tadi,
" kata Paul. " Sekarang, apa yang hendak
" kita lakukan. " Biarkan saja lemarinya di situ. Tak perlu dikembalikan ke tempatnya. Dengan
begitu si " Guy tahu kita sudah menemukan banyolannya yang tidak lucu, sahut Jack.
" Kurasa " dia tak menyangka kite berlima - hingga kuat menggeser. Pokoknya, kita harus bisa masuk
ke menara - dan itu tidak gampang!
" 11. SUARA-SUARA TERDENGAR LAGI!
LEMARI besar dibiarkan di tempatnya yang sekarang oleh anak-anak. Mereka tidak
mengembalikan lemari itu ke tempatnya di depan pintu. Dengan begitu Guy Brimming
pasti tahu bahwa mereka telah menyelidiki dan menemukan di mana letak pintu


Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menuju ke menara. Apa yang akan dia perbuat ketika mengetahui hal itu" Yah, anak-anak cuma bisa
menunggu bagaimana nanti.
Mereka setuju untuk kembali ke ruangan berbentuk huruf L tempat minum teh tadi.
Dimmy akan diberitahu mengenai penemuan itu. Tetapi, Dimmy tak ada lagi di sana.
Anak-anak bergegas naik ke kamar. Mereka tahu Dimmy berniat membereskan tempat
tidur mereka. Persis seperti yang mereka duga, Dimmy ada di sana. Ia baru saja selesai
membereskan tempat tidur Paul. Dimmy sendirian di kamar Paul.
Oh Dimmy - semuanya ini kaukerjakan seorang diri"
" ucap Nora. " Maaf, Dimmy! Mengapa " tidak kaupanggil saja Peggy atau aku. Kan tadi sudah janji begitu"
" Beres! Aku tadi dibantu Nyonya Brimming dan seorang adiknya,
" sahut Dimmy. " Aku kurang " yakin yang mana yang datang membantu tadi. Kedua adik Nyonya Brimming sangat
mirip satu sama lain. Mereka baru saja pergi dari sini.
" Yah, kami tak bisa ke menara, Dimmy,
" Peggy bercerita dengan nada jengkel.
" Pintunya masih terkunci, " sambung Mike. " Lucunya, pintu itu disembunyikan di balik sebuah lemari besar yang beratnya
bukan " main, tambah Paul. " Ada " orang yang sengaja menutupi pintu itu. Bagaimana pendapatmu, Dimmy"
" Dimmy tertawa melihat wajah anak-anak yang begitu serius.
Pendapatku" Mungkin di sana masih ada yang perlu dibersihkan. Mungkin juga ada
barang- " barang yang masih harus dipindahkan. Siapa tahu selama ini menaranya dipakai
untuk tempat menyimpan barang. Tapi kita tak perlu terlalu memikirkan hal itu.
Aku yakin pada saat keluarga Paul datang, menara itu siap dikunjungi oleh siapa
saja. " Tak mungkin, Dimmy, " sanggah Jack. " Pasti ada sesuatu yang dirahasiakan di sana. Dan
" itu ada hubungannya dengan si Guy.
" Ah, kalian berpikir yang bukan-bukan,
" kata Dimmy. " Coba nanti kutanyakan pada Nyonya
" Brimming. Paling-paling jawabannya biasa saja.
Mungkin kuncinya hilang - seperti yang dia katakan waktu itu.
" Tapi, mengapa kali ini pintunya disembunyikan"
" Jack bersikeras. " Mengapa pula lemari " yang dipakai untuk menutupi pintu itu diperberat dengan batu hingga lemarinya
hampir tak bisa digeser"
" Apa" Batu" Konyol!
" komentar Dimmy. " Kalian bercanda, ya" Seperti tadi - TANG! DUNG!
" " Dimmy menirukan bunyi yang tadi dia dengar dengan keras. Anak-anak melongo
keheranan. Dimmy tertawa. Boleh saja kalian berlagak tak tahu apa-apa,
" katanya. " Pokoknya, aku " tahu! Lucu ya - TANG! DUNG!
" Mendengar ini anak-anak kelihatan agak takut. Mereka memandang Dimmy, lalu
berpandangan satu sama lain.
Apa sih yang kaumaksud, Dimmy"
" tanya Nora akhirnya. " Kami sungguh-sungguh tak " mengerti apa yang kaubicarakan.
" Dimmy jadi jengkel. Baiklah! Seperti kalian ketahui, salah seorang - mungkin juga dua atau tiga
orang di " antara kalian - sengaja merayap kembali ke ruang tempat kita minum teh tadi,
lalu membunyikan alat musik yang tergantung di dinding, katanya.
" Jangan " menyangkal. Banyolan kalian memang lucu. Aku benar-benar kaget dibuatnya waktu pertama kali
mendengar! " He, tak seorang pun di antara kami melakukan hal itu,
" kate Jack kaget. Ia memandang
" berkeliling kepada yang lain-lainnya. Ya, kan" Kita kan tidak balik lagi tadi"
Kami " langsung pergi ke pintu menara. Kami sama sekali tak tahu akan suara-suara yang
kaudengar itu. Dimmy. " Dimmy tak percaya akan pernyataan Jack.
Kalau begitu, mungkin alat musiknya bisa berbunyi sendiri,
" katanya. " Pokoknya, aku " tetap ingin tahu siapa yang membunyikan alat musik tadi. Kalau kalian sudah
selesai dengan banyolan ini, kasih tahu ya!
" Anak-anak meninggalkan Dimmy, lalu turun ke ruang duduk tempat mereka minum teh
tadi. Semua merasa heran. Apa maksud Dimmy" " ucap Mike. " TANG! DUNG! Mendadak saja dia mengatakan begitu.
" Kupikir die ngelindur waktu pertama kali bilang begitu tadi! Kita kan sama
sekali tak tahu-menahu akan suara-suara itu."Siapa tahu alat musik kuno punya sifat seperti kursi rotan yang lama diduduki,
" " komentar Peggy. Mungkin senarnya mendadak jadi kendor dan menimbulkan bunyi.
" " Ah, baru kali ini aku mendengar orang bilang begitu,
" kata Mike. " Kita periksa yuk! " " Mereka berdiri menghadap ke dinding yang penuh digantungi berbagai jenis alat
musik yang aneh-aneh. Ada gitar raksasa, banjo, gendang, dan rebana. Segala
jenis alat musik ada di sana. Bahkan, banyak di antaranya yang belum pernah
dilihat oleh anak-anak. Jack menyentuh salah satu senarnya. Bunyi 'tang' lembut terdengar oleh mereka.
Mereka lalu sibuk menyentuh senar-senar yang lain dan mengetok gendang serta
rebana hingga suasana di ruangan itu ribut bukan main.
Beberapa saat setelah itu mereka jadi bosan.
Mungkin Dimmy tertidur dan ngelindur setelah kita tinggalkan tadi,
" kata Jack " Mana " ada alat musik berbunyi sendiri. Kita main kartu, yuk!
" Mereka lalu, mengambil kartu dari lemari tempat meletakkan segala permainan yang
mereka bawa. Ketika mereka sedang asyik dalam game pertama, Dimmy masuk Asyik!
Aku akan ambil jahitan, ah! Jangan ajak aku ikut main! Aku tak suka main kartu!
" " Dimmy pergi mengambil kaos-kaos kaki yang perlu ditisik, lalu duduk dekat anak-
anak, di sisi jendela. Mereka bermain kartu di tempat teh dihidangkan sore tadi.
Dimmy memandang ke luar jendela, kagum melihat keindahan pemandangan yang bisa
terlihat dari situ sampai bermil-mil jauhnya. Langit berwarna biru, begitu juga
pemandangan di cakrawala.
Saat itu matahari sudah hampir terbenam. Warna keemasan yang ditimbulkannya
meronai segalanya. Jack mulai menyerang lagi.
Tunggu dulu sebelum mulai permainan baru,
" ujar Dimmy. " Lihatlah ke luar - " pemandangannya indah sekali.
" Semua memandang ke luar jendela. Nora mulai mengarang kata-kata puitis di
kepalanya. Suasana sore itu sungguh-sungguh tenteram.
TANG! Semua tertonjak. Gunting di tangan Dimmy terjatuh.
Itu dia! " ucap Dimmy, berbisik Bunyi begitu yang kudengar tadi. Jadi, bukan kalian?"
yang menggangguku tadi"
" Bukan - kan dari tadi kami bilang, kami tak tahu apa-apa,
" sahut Nora, " Lagi pula, " sekarang kan kita semua ada di sini. Tak seorang pun pergi ke mana-mana ke
tempat " gitar dan alat-alat musik lainnya disimpan.
" Setelah itu tak ada lagi yang terjadi. Jack bangkit, lalu menuju ke tempat alat-
alat musik diletakkan. Di situ tak ada orang. Pintunya dalam keadaan terbuka.
Jack menutup pintu itu. Di sini tak ada orang, " katanya, lalu duduk. " Mungkin ada yang merayap masuk,
" membunyikan gitar. Siapa ya"
" Jack kembali. TANG! Semua terlonjak lagi. Kali ini bunyinya keras bukan main. Jack dan Mike buru-
buru menuju ke tempat penyimpanan alat-alat musik lagi. Pintunya masih tertutup!
Pasti ada yang masuk membunyikan gitar, lalu keluar lagi cepat-cepat,
" ujar Jack. " Lihat - anak kuncinya tergantung di pintu. Sekarang enaknya kita kunci saja!
Pasti " orangnya tak bisa masuk! " Jack mengunci pintu. Dimmy kelihatan kaget. Tadi, dikiranya anak-anak yang
melucu sehabis minum teh. Tapi, sekarang ia yakin bukan mereka yang melakukan
hal itu. Ada orang lain yang sengaja melakukannya.
DUNG! Jack membanting kartu yang sedang ia pegang. Tak mungkin!
" ucapnya.

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Pintunya sudah " kukunci! " Mike lari ke tempat alat-alat musik.
Pintunya masih terkunci! " teriaknya. " Sungguh-sungguh terkunci. Aku tak bisa
" membukanya."Ia lalu mengamat-amati alat-alat musik yang tergantung di dinding, mencari yang
mana yang baru saja berbunyi. Dicarinya senar yang masih bergerak bekas getaran.
Tetapi tak ada satu pun yang terlihat bengerak. Dengan masih keheran-heranan,
Mike kembali mendapatkan yang lain.
DUNG! Sialan! " umpat Jack. Siapa sih yang iseng begini"
?" " Kurasa tak ada siapa pun yang sedang iseng, Jack,
" kata Dimmy sambil membungkuk,
" mengambil gunting yang jatuh lagi dan tangannya. Mungkin satu atau dua alat
musik kuno " itu berbunyi sendiri akibat cuaca yang panas - siapa tahu temperatur sepanas ini
membuat bagian-bagiannya ada yang memuai.
"Tak ada alasan lain lagi memang,
" komentar Peggy, " kecuali " " " Kecuali apa" " tanya Jack ketika Peggy mendadak diam.
" Yah - kita kan pernah mendengar bahwa di sini memang sering terjadi hal-hal yang
" aneh, kata Peggy. " kau " ingat kan kata-kata pelayan restoran di hotel itu" Dia bilang di sini sering
terdengar suara-suara aneh - juga kejadian-kejadian ganjil.
" Ah! " sahut Nora. Aku sih tidak percaya. Sekarang pun aku tak mau percaya.?"
" Kau ingat juga kan - katanya buku-buku bisa melompat sendiri dari raknya"
" lanjut " Peggy. Wah, asal saja tidak mendadak barang-barang bersimpang siur sendiri
sekarang " ini. "Nah, sekarang dengar baik-baik, ya,
" ucap Dimmy tiba-tiba, dengan nada serius.
" Yang " kalian perbincangkan saat ini tak lain adalah omong kosong - khayal! Aku tak mau
mendengar pembicaraan semacam itu lagi. Masa kalian percaya sama cerita macam
begitu! Mana ada buku melompat! Konyol!
" Tapi - buktinya, kita sendiri mendengar suara-suara aneh,
" bantah Peggy. " Memang. Tapi, menurut kita kan itu disebabkan oleh suhu udara yang panas"
" sahut " Dimmy. DUNG! Nah, itu contohnya! " Dimmy berkata tegas ketika tiba-tiba terdengar lagi bunyi aneh
" dari tempat alat musik disimpan. Kita tahu di sana tak ada orang. Pintunya masih
" terkunci. Tapi alat musik di sana pada berbunyi sendiri. Itu namanya mereka
memuai akibat udara yang panas. Titik.
" TANG! Kurasa kau benar, Dimmy, " ucap Nora. " Selama cuma bunyi aku tak takut. Kita main lagi,
" yuk! " Jack memulai permainan lagi. Yang lain kembali mengumpulkan kartu mereka. Sambil
bermain, semua memasang telinga - menunggu suara-suara itu terdengar lagi.
Tetapi tak satu pun kedengaran! Mereka mulai melupakan kejadian aneh itu, dan
bermain ribut luar biasa. Dimmy memperhatikan mereka. Lega hatinya karena anak-
anak tak lagi memikirkan suara-suara aneh tadi. Ia sendiri sebenarnya masih
merasa tak enak. Benarkah suara-suara tadi bukan bunyi buatan" Tentu saja dia benar. Dimmy
melihat ke luar jendela. Matahari sudah hampir menghilang di balik cakrawala.
BUNG-BUNG! Semua terlonjak. Kartu-kartu tergelincir dari atas meja. Dimmy bangkit dengan
segera. Bunyi apa lagi kali ini"
Dari luar pintu terdengar suara orang.
Nona Dimity, kami datang membawakan hidangan makan malam. Tapi, mengapa pintunya
" dikunci" " Astaga! Rupanya Brimmy mengetuk pintu!
" ucap Jack, lega. Cepat ia berlari membukakan
" pintu. Brimmy berdiri di sana. Sebuah baki besar berisi makanan di tangannya. Di
belakangnya, kedua adiknya juga membawa baki.
Anak-anak tak menjelaskan mengapa pintunya mereka kunci. Kalau diceritakan,
rasanya konyol. Melihat makanan lezat di baki, semua jadi lupa akan suara-suara aneh tadi.
Dengan cekatan mereka membantu mengatur meja!
Wow! " seru Jack ini namanya santapan raja! Tapi cocok juga buat seorang pangeran!?"
Siap, Dimmy" Bagus! Satu, dua, tiga - mulai!
"12. PENEMUAN MENARIK
SENANG rasanya tidur di kamar yang berdekat-dekatan malam itu. Pintu penghubung
kamar-kamar sengaja mereka biarkan terbuka, hingga mereka masih bisa mengobrol
sambil berteriak. Sebenarnya tak seorang pun merasa ngantuk. Walaupun sudah mengenakan piyama,
Nora, Peggy, dan Paul masih duduk-duduk di ranjang kamar tengah mengobrol dengan
Mike dan Jack. Sebentar saja mereka sudah ribut saling melempar bantal. Pekik
mereka membuat suasana jadi bising. Belum lagi bunyi kursi didorong dan ditarik.
Kalau lama-lama begini, sebentar lagi pasti Dimmy masuk,
" ucap Mike dengan napas " terengah-engah. Oh, sialan kau, Paul - bantalku kauambil! Ayo, cepat kembalikan!
" " Gedebuk! Bum! Kikik dan pekik, serta bunyi kaki telanjang berlarian di lantai
kamar. Seorang terjebak di pojok kamar! Tiba-tiba Nora berteriak, Paul! Dasar, kau!
Lihat, bantalnya jatuh ke luar jendela!
" " Mendadak semuanya diam. Paul nampak agak bingung dan malu ketika Mike mendelik
kepadanya, Dasar tolol! Buat apa bantal itu kaulemparkan ke luar?"
" Tidak sengaja, " sahut Paul, lalu pergi ke jendela.
" Ia melongokkan kepalanya terlalu jauh. Cepat Jack menarik celana piyamanya. Ia
kuatir anak itu akan terjatuh ke luar seperti bantalnya tadi.
Itu dia bantalnya, " kata Paul. " Di rumput, di bawah sana. Biar kuambil sebentar.
" " Ia lari ke pintu kamarnya, lalu membukanya. Tepat pada saat itu Dimmy datang!
Melihat Paul, Ia pun berteriak memanggil.
Paul! Sudah waktunya tidur. Mau apa kau"
" " Cuma kepingin lihat luar,
" kata Paul. " Kau sudah mau tidur sekarang, Dimmy"
" " Ya. Tapi, sebelum tidur, aku ingin memastikan bahwa kalian semua sudah tidur
dulu, " " ujar Dimmy tegas. Jadi, kalau kau masih ingin main petak umpet malam-malam
begini, " lupakan saja! Pasti kalian baru lempar-lemparan bantal. Lihat saja rupamu -
kepanasan dan lusuh begitu.
" Kau benar, " sahut Paul sambil nyengir.
" Selamat tidur, Dimmy! " " Paul menutup pintu, lalu kembali ke tempat teman-temannya. Mereka segera naik ke
tempat tidur masing-masing begitu mendengar suara Dimmy.
Si Dimmy, " kata Paul perlahan sambil melongokkan kepala ke kamar Mike dan Jack,
" dia " sudah mau tidur - tapi sengaja lewat sini. Mau yakin, kita sudah tidur belum,
katanya. Sial! Bagaimana dong bantalnya" Aku ngeri kalau keluar mengambilnya sekarang.
Takut Dimmy lihat! " Tunggu dulu saja, " kata Mike. " Sebentar lagi, kalau dia sudah masuk ke kamarnya,
" kutemani kau ke luar. Sebentar lagi gelap. Kita bawa saja senter ke luar kalau
situasi sudah aman. Sekarang pergilah tidur. Sebentar lagi Ranni lewat.
" Dugaan Mike benar. Kira-kira seperempat jam kemudian Ranni lewat. Dengan
perlahan-lahan lelaki itu membuka pintu kamar Paul. Ia ingin tahu apakah
pangeran kesayangannya sudah tidur. Tidak terdengar suara apa-apa waktu Ranni
menyalakan senternya dan melihat tubuh terbungkus selimut di tempat tidur Paul.
Dengan hati-hati ia menutup pintu lalu keluar lagi. Paul menarik napas lega.
Ketika Dimmy akhirnya masuk, Nora, Peggy, dan juga Paul sudah tertidur pulas!
Dimmy mengobrol sebentar dengan Mike dan Jack. Ia lalu mengatakan selamat tidur,
dan keluar. Mike duduk di tempat tidurnya.
Paul! " panggilnya dengan suara pelan. Sudah siap kau?""
" Tidak terdengar jawaban! Paul sudah pergi jauh ke alam mimpi - di antara kastil-
kastil, menara, dan puing-puing peninggalan desa kuno. Mike merayap hendak
membangunkan anak itu. Tetapi Jack mencegahnya.
Biarkan saja dia tidur! Jangan-jangan berisik dia nanti, lalu Ranni terbangun.
Kita " pergi berdua saja. Sudah bawa senter?"
Tanpa mengenakan jas lagi, kedua anak itu merayap ke luar kamar. Masing-masing
membawa senter. Malam itu udara terasa panas. Walaupun cuma mengenakan piyama,
anak-anak itu merasa kepanasan! Gelap di luar! Mereka merayap menyusur gang.
Senter kadang-kadang mereka nyalakan - di tempat yang gelap di antara dua lampu.
Lebih baik keluar lewat pintu depan,
" bisik Mike.

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Kalau lewat dapur, aku takut ketemu
" Brimmy atau adik-adiknya. Lagi pula, kita tak tahu persis di mana letak
pintunya. " Kau ingat kejadian waktu kita datang tadi" Pintu depan membuka sendiri tanpa ada
yang " membuka! bisik Jack " Baru " sekarang aku ingat lagi. " Ah, pasti salah seorang adik Nyonya Brimming yang membukakan,
" sahut Mike. " Keduanya " suka tiba-tiba menghilang. Jadi, pantas kalau yang membukakan pintu tadi salah
satu dari mereka. Nah, kita sampai. Wah, besarnya!
" Mereka membuka selotnya. Mudah-mudahan tak ada yang mendengar bunyinya. Sesudah
itu anak kuncinya diputar, dan gagang pintunya ditarik ke bawah. Pintu raksasa
itu membuka tanpa menimbulkan suara sama sekali. Mulus benar gerakan engsel-
engselnya. Jack dan Mike menuruni tangga tinggi yang terdapat di depannya.
Kita berkeliling ke kanan,
" ujar Jack setengah berbisik.
" Kita menyusur tembok saja.
" Pasti bantalnya ketemu. .
" Dinding kastil itu tidak lurus. Bentuknya aneh. Kadang-kadang menonjol dengan
bentuk persegi. Kadang-kadang membentuk bulatan. Nampaknya ahli bangunan yang
mendirikan kastil itu berniat membentuk kamar-kamarnya dengan model unik serta
punya rencana mendirikan banyak menara. Cuma saja rencana itu tidak kesampaian.
Harusnya bantal itu ada di sekitar sini,
" bisik Jack. Ia menyorotkan senter ke rumput.
" Jack menengok ke atas, mengira-ngira letak kamar mereka.
Mendadak ia meraih lengan Mike dan berbisik, Mike! Menaranya di situ! Lihat!
kelihatan " kan" " Mike memandang ke atas. Terlihat olehnya menara besar menjulang tinggi ke langit
hitam yang kini berhiaskan bintang-bintang. Mendadak Mike berseru, Jendelanya!
Lihat, ada " lampu menyala di dalam! Pasti di sana ada orang!
" Kedua anak itu memandang ke puncak menara.
Ada tiga jendela yang terang,
" bisik Jack. " Lihat! Rupanya ada orang yang sedang sibuk
" di dalamnya! " Mungkin si Guy sedang beres-beres seperti yang kita duga,
" kata Mike. " Mengeluarkan " semua barang-barangnya dari sana.
" Siapa kira-kira orangnya, ya" Benar Si Guy, atau bukan"
" kata Jack sambil memandang
" terus ke atas. Ingin rasanya Ia melihat ke dalam sana sebentar saja.
Kita diam di sini dulu, yuk! Siapa tahu orangnya melongok ke dekat jendela,
" usul " Mike. Mereka lalu duduk di rumput tebal, memperhatikan jendela yang terang di puncak
menara. Sekali terlihat oleh mereka orang lewat di jendela. Tetapi mereka tak bisa
melihat apakah orang itu Guy atau bukan.
Lama-lama mereka bosan menunggu.
Kita ambil bantal, lalu pergi,
" kata Jack sambil bangkit. Mendadak Ia punya gagasan.
" Diraihnya lengan Mike. Eh, tunggu! Bagaimana kalau kita menyelidiki ruangan
tempat " pintu yang menuju menara itu terdapat" Sebentar saja! Siapa tahu pintunya tidak
dikunci" Yang jelas, kita tahu saat ini sedang ada orang di menara.
" Bagus! Gagasanmu hebat, " sahut Mike, bersemangat. " Kalau kita beruntung, kita bahkan
" bisa mendaki tangga yang menuju ke puncaknya. Kita bisa melihat apa yang sedang
terjadi di sana. Yuk, kita pergi sekarang!
" Mereka berjalan kembali ke pintu depan. Pintu itu masih terbuka. Jack bersyukur
melihatnya. Kalau bisa membuka sendiri, tidak mustahil pintu itu juga bisa
menutup sendiri. Bagaimanapun, kali ini pintu itu wajar-wajar saja - tetap
terbuka seperti ketika mereka tinggalkan tadi.
Mereka masuk. Pintunya mereka tutup, kunci, dan selot kembali. Lewat bangsal
penyimpanan pakaian-pakaian baja, mereka menyelinap ke gang yang menuju ruang persegi kecil tempat pintu ke arah menara terdapat.
Gang yang dindingnya berhiaskan permadani itu, diterangi oleh sebuah lentera
yang digantungkan pada sebuah paku. Nyala lampunya remang-remang. Sekadar cukup
sebagai penunjuk jalan. Tetapi, Mike dan Jack membawa senter. Jadi, mereka tak takut kesasar! Senter
mereka sorotkan ke tempat pintu menara terdapat. Pintu sempit yang tinggi itu
terlihat jelas. Mike berjingkat-jingkat mendekati pintu itu, memegang tangkai pintunya. Di
putarnya perlahan-lahan. Ia lalu mengeluh.
Sia-sia! " katanya. Dikunci! Sial! Tak ada yang aneh dong jadinya pengalaman kita?"
malam ini. " Kita sendiri konyol sih - mengharapkan pintunya terbuka,
" sahut Jack. " Si Guy takkan " berani ambil risiko. Kalau dia tahu kita keluar dan melihat jendela menara
terang, wah - bisa ngamuk dia. " Kalau begitu, tak ada gunanya kita menunggu di sini,
" kata Mike. " Sial. Padahal aku " kepingin sekali melihat-lihat menara itu! Mengapa sih dia begitu misterius"
Apakah dia menyembunyikan sesuatu di atas sana yang sama sekali tak boleh
dilihat oleh orang lain"
Mengapa dia mengunci diri di atas terus-terusan"
" Mungkin karena tahu bahwa sudah saatnya dia harus meninggalkan kastil ini,
" sahut " Jack. Enaknya, kita taruh sesuatu di bagian bawah pintu itu - supaya kalau dia
membuka " pintu, benda itu terdorong olehnya.
" Buat apa" " tanya Mike. " Biar dia tahu saja bahwa kita dari sini!
" Jack nyengir. " Dengan begitu dia tahu bahwa
" kita mencurigai dia, bahwa kita tahu dia ada di menara, bahwa kita akan melihat
apakah benda yang kita letakkan di situ sudah berpindah. Kalau dia keluar, dia
bisa mengembalikan bendanya di tempatnya. Tapi, kalau dia masuk lagi, dia takkan
bisa meletakkan benda itu di tempatnya lagi. Dengan begitu kita tahu bahwa dia
sudah kembali. " Bagus. Kita keluarkan saja sebuah permadani dari lemari,
" usul Mike. " Mereka mencari, dan mendapat yang dicari. Permadaninya dilipat memanjang, lalu
ditaruh persis di bawah pintu.
Bagaimana kalau arah membukanya pintu ke dalam"
" ucap Jack. " Seandainya arah " membukanya ke dalam, gundukan permadani ini takkan ada gunanya. Paling-paling si
Guy membuka pintu dengan gampang dan biasa-biasa saja. Melihat permadani di
bawah, dia bisa dengan mudah melangkahi - tak perlu memindahkan.
" Tak mungkin. Ke sini arah membukanya,
" kata Mike. Ia menunjukkan goresan melingkar di
" lantai, bekas arah pintu dibuka. Lihat, ada bekas goresan sudut pintunya di
lantai. " " Kau benar, " sahut Jack sambil menyusupkan permadaninya lebih dalam lagi ke bawah
" pintu. Ia menguap lebar. Wah, ngantuk amat, ya! Kita tidur, yuk. Sudah kaubawa
" bantalnya" " Beres, " sahut Mike, memungut bantal dari lantai. Gara-gara bantal ini kita jadi tahu?"
bahwa menara ini sebenarnya dihuni orang!
" Mereka kembali ke kamar dengan sangat berhati-hati, takut ketahuan Ranni. Ranni
punya kebiasaan bangun berulang kali pada malam hari - memeniksa apakah Paul
baik-baik saja! Kalau sampai ketahuan Ranni, bisa celaka mereka!
Nora, Peggy, dan juga Paul masih tidur nyenyak. Mike meletakkan bantal Paul di
ujung bawah tempat tidurnya. Kemudian keduanya naik ke tempat tidun. Enak tidur
berselimut kain yang lembut.
Selamat tidur, " ucap Jack " Kita tanyakan soal menara itu pada Brimmy besok. Apa
" katanya nanti, ya" " Tidak tendengar sahutan. Mike sudah terlelap!
13. JACK MENDENGAR BANYAK
Esok harinya Jack dan Mike menceritakan tentang jendela menara yang mereka lihat
terang semalam. Mendengar Jack dan Mike meletakkan permadani di depan pintu,
Nora dan Peggy tertawa. Begitu selesai sarapan, kita langsung saja ke sana,
" mereka memutuskan. " Kita lihat " apakah permadani itu masih ditempatnya.
" Ternyata sudah hilang! Pintunya masih tertutup dan dikunci. Mike memandang ke
sekeliling ruangan. Pasti Guy sudah keluar dari menara. Melihat permadani itu, dia langsung
" menyingkirkannya ke tempat lain. Rupanya dia tak peduli kita mencurigai dia.
" Jack membukai lemari-lemari yang ada di situ, memperhatikan bagian dalamnya.
Ini dia! " serunya. Ditaruh begitu saja di sini! Masih berbentuk lipatan kita"
" semalam.

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Pokoknya, sekarang dia tahu kita mencurigainya,
" Nora berkata senang. " Ya, " sahut Jack. Tapi, apa gunanya" Dia akan terus saja keluar-masuk menara?"
seenaknya. Mestinya ada yang menantang orang itu.
" Kita tanya Brimmy, " usul Mona. " Sebentar lagi dia pasti membersihkan kamar-kamar di
" bawah. Tadi kulihat dia berjalan ke sana. Kita cari dia, yuk
" Anak-anak pergi mencari Brimmy. Perempuan itu sedang berlutut, membersihkan debu
dengan memusatkan segenap perhatiannya. Wajahnya merah.
Hai, Brimmy, " sapa Mike, " kok pintu menaranya masih dikunci sih" Mana kuncinya"
" " Brimmy mengangkat kepala. Ia nampak bingung dan sibuk menyibakkan rambut yang
terjurai ke dahinya. Kuncinya" " dia berkata. " Ah, belum ketemu, mungkin.
" " Tak mungkin, " sahut Jack. " Kami tahu ada orang yang keluar-masuk menara itu. Jadi,
" pasti kuncinya ada."Oh, kalau begitu mungkin saja sudah ketemu,
" ucap Bnimmy sambil menyibukkan diri
" dengan sapunya. Banyak barang-barang di sana yang harus dikeluarkan sebelum
Permaisuri " datang. " Barang apa" " tanya Jack. Ia bertekad ingin tahu lebih banyak.
" Barang-barang milik " Lord Moon kah" Barang-barang berharga" Jadi, itu sebabnya menara selalu dikunci"
" Mungkin, " sahut Bnimmy. Suaranya terdengar jengkel dan agak ketakutan. Ada beberapa?"
hal yang tak ingin kuperbincangkan. Jadi, kalian jangan tanya-tanya lagi. Kalian
toh cuma menyewa kastil ini - bukan membeli! Pokoknya, segala sesuatu akan
terbuka dan bersih menjelang kedatangan Permaisuri minggu depan. Kalian tak
memerlukan menara. Lagi pula, berbahaya kalau anak-anak bermain di menara.
" Mengapa" " tanya Nora. "Tanya lagi, tanya lagi!
" ujar Brimmy sambil sibuk menyibakkan rambut dari dahinya. Ia
" nampaknya sangat terganggu. Jangan ganggu! Aku sedang kerja. Kalau kalian tak
pergi " dari sini, aku akan bilang pada Nona Dimity. Menurutku, Nona Dimity takkan
mengizinkan kalian bermain di menara. Berbahaya. Bisa-bisa kalian terjatuh dari
jendelanya yang tinggi. " Pada saat itu Ranni muncul di pintu.
Nona Dimity hendak ke Bolingblow naik mobil. Ada sesuatu yang katanya perlu
dibeli, " " kata Ranni. Kalian mau ikut"
" " Ikut!" seru anak-anak sambil berlari menghambur ke luar. Bukan main lega Nyonya
" Brimming ketika itu. He - aku tak jadi ikut, " kata Jack begitu mereka berada di tempat yang cukup jauh dari
" tempat Nyonya Brimming bekerja tadi. Kalian ikut saja - semua. Aku akan
bersembunyi di " suatu tempat. Kurasa, Brimmy pasti akan mengingatkan Guy begitu dia pikir kita
semua sudah pergi. Siapa tahu aku bisa menemukan sesuatu!"Betul, Jack,
" sahut Mike. " Kami akan membayangkan apa saja yang kaulakukan di sini
" sementara kami duduk-duduk menikmati es krim di kota!
" Ketika yang lain berangkat, Jack bersembunyi di kamarnya. Setelah beberapa saat
mobil menderu pergi, perlahan-lahan ia menyusur gang di luar kamarnya. Tak ada
seorang pun di sekitar situ. Ia memutuskan hendak turun lewat tangga belakang.
Siapa tahu Nyonya Brimming sedang mengatakan sesuatu kepada kedua adiknya. Dari
tangga belakang dia bisa mendengar.
Tangga yang dilalui Jack ternyata menuju ke deretan kamar tidur yang nampaknya
khusus untuk pembantu. Letak kamar-kamar itu di lantai dasar. Sunyi. Sama sekali
tak kedengaran suara apa-apa. Jack lewat di depan kamar-kamar tadi, melalui gang
sempit yang tidak berkarpet. Pintu-pintunya terbuka. Untung saja ia mengenakan
sepatu karet. Jadi, langkah kakinya tak menimbulkan suara ribut di lantai yang telanjang.
Menikung di suatu sudut, Jack sampai pada sebuah pintu. Pintu itu menuju ke
dapur. Di situ ia mendengar suara orang bercakap-cakap! Ia lalu berdiri diam di
belakang pintu yang setengah terbuka, berusaha mendengarkan apa yang sedang
diperbincangkan oleh perempuan-perempuan di dapur sana.
Ya - pasti suara perempuan yang didengarnya. Kedengarannya suara mereka gelisah
dan takut. Mendadak terdengar suara lelaki. Suaranya melengking tinggi - marah.
Tak mungkin! Itu takkan bisa selesai dalam tempo cuma beberapa hari. Kalian
harus " pandai-pandai saja bikin alasan. Salah kalian sendiri - tak menuruti kata-
kataku, memberi izin orang masuk melihat-lihat tempat ini. Pokoknya, menara itu
akan tetap kukunci. Aku tak mau tahu. Kalian cari saja alasannya. Ini semua
akibat kelalaian kalian sendiri!
" Jack lalu mendengar kaki dihentak-hentakkan di lantai dapur. Rupanya orang itu
benar-benar marah, seperti suaranya tadi! Jack menyusup ke balik lemari.
Seorang lelaki lewat, naik tangga yang baru saja dituruni Jack. Jack berusaha
mengintip siapa orangnya. Guy-kah" Benar. Tak salah lagi. Memang si Guy yang
lewat. Jack berpikir - haruskah dia mengikuti Guy dan melihat apakah orang itu kembali ke menara"
Siapa tahu dia bisa melihat di mana kuncinya disembunyikan. Ah, tak mungkin.
Pasti kuncinya selalu disimpan di sakunya. Tak ada gunanya.
Akhirnya Jack memutuskan membiarkan Guy pergi dari situ. Tak enak membuntuti
orang yang sedang marah. Jack diam di tempatnya bersembunyi beberapa menit
lamanya, lalu keluar. Diam-diam ia masuk ke dapur yang luas itu. Brimmy terlihat di ujung sebelah
sana. Ia sedang menangis. Adik-adiknya berdiri di dekatnya. Wajah mereka suram.
Brimmy menjerit ketika tiba-tiba melihat Jack.
Kupikir kau ikut pergi! Masa sudah kembali secepat ini"
" " Aku tidak ikut, " sahut Jack " Ada apa, Nyonya Brimming" Mengapa Anda menangis"
" " Oh - kepalaku pusing, " Brimmy menjawab sambil mengusap air mata.
" Kau kehabisan " mainan" Mengapa tak mendengarkan kotak musik yang bisa memainkan lebih dari
seratus lagu" Kalau tidak, pergi saja ke perpustakaan - melihat-lihat
" Jack tahu Brimmy ingin agar dia cepat-cepat pergi dari sana. Mungkin karena
takut ditanyai sesuatu yang sukar dijawab. Cepat Jack mengalihkan pembicaraan.
Anda pemah mendengar sesuatu mengenai perkampungan tua yang sudah tinggal puing-
" puingnya itu, Nyonya Brimming" tanyanya.
" Kami " ingin melihat-lihat ke sana suatu hari
nanti. Mengapa desa itu ditinggalkan orang"
" Sunyi! Jack kaget melihat ketiga orang perempuan di depannya! Nampaknya mereka
benar-benar kehabisan kata-kata!
Ada apa" " tanya Jack Apakah ada sesuatu yang misterius mengenai perkampungan tua itu?""
" Tidak, " Nona Edie Lots mendadak menjawab dengan suara keras. Dulu di situ ada tambang
?" - tambang timah. Pada suatu ketika, terjadi sesuatu. Tambang itu lalu
ditinggalkan, dan orang-orangnya mengungsi ke Bolingblow. Itu sebabnya yang ada
sekarang tinggal puing-puing saja. Tempat itu sepi, menyeramkan - orang waras
takkan kepingin dekat-dekat tempat itu. Lebih-lebih pada malam hari!
" Wah, " ucap Jack Menarik sekali kedengarannya! Kalau begitu, kami mesti ke sana suatu
?" hari nanti. " Hus! Bekas tambang tua itu sangat berbahaya,
" Brimmy menimpali. Suaranya gemetar.
" Kalau kalian sampai terperosok ke dalam salah satu lubang galian di situ,
tamatlah " riwayat kalian. " Ah, kami takkan sesembrono itu,
" sahut Jack. Ia heran mengapa ketiga perempuan itu
" kelihatan begitu kuatir. Ada apa sebenarnya di tempat ini"
Apa yang dikerjakan oleh lelaki bernama Guy itu"
Ah, seandainya ia bisa naik ke menara...
Aku mau mendengarkan musik, ah,
" kata Jack akhirnya. Paling tidak, kalau yang lain
" datang nanti kotak musik ajaib itu sudah siap. Mereka bisa mendengarkan bersama-
sama. Di mana kotak musik itu, Nyonya Brimming"
" " Mari, kutunjukkan tempatnya,
" kata Nona Edie Lots dengan suara keras dan kasar. Ia
" menunjukkan jalan. Tak lama kemudian Jack mendapatkan dirinya berada di bangsal,
ia lalu menyusur suatu lorong menuju ke sebuah ruangan yang Ietaknya tak jauh
dan ruang duduk mereka. Wah, " katanya sambil mengikuti Nona Edie Lots. Kemarin ada kejadian aneh. Kau tahu"
" alat-alat musik yang digantung di dekat kamar duduk kami kemarin itu, kan" Nah,
mendadak kami mendengar bunyi TANG! lalu DUNG! - Begitu! Aneh, bukan" Kau pernah
mendengar bunyi begitu"
" Nona Edie Lots langsung mencengkeram lengan Jack. Jack kaget bukan main melihat
perempuan itu begitu ketakutan.
Kau mendengar bunyi itu"
" tanyanya berbisik. " Oh, tidak! Tidak! Oh, itu pertanda akan
" ada kejadian buruk, kalau begitu!
" Wah, aku tak tahu apa-apa sama sekali.
"

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ujar Jack sopan. " Ada apa" Mengapa mesti
" terjadi suatu kejadian buruk kalau cuma gara-gara ada bunyi begitu"
" Begitulah legendanya. " Nona Edie Lots menoleh ke belakang, seolah berharap mendengar
" bunyi itu. Kalau alat musik itu berbunyi, itu tandanya akan terjadi kejadian
yang " mengerikan! " Maksudnya apa" " tanya Jack, merasa tertarik.
" Kastilnya akan roboh atau meledak"
" " Ada legenda yang tertulis di salah satu buku tua di perpustakaan - legenda itu
" menyebutkan bahwa selain keluarga Lord Moon tak seorang pun dapat tinggal di
kastil ini dengan damai, ujar Nona Edie Lots.
" Katanya, " roh penjaga kastil ini marah kalau ada
orang lain datang, dan ada-ada saja kejadian yang tidak diharapkan.
" Ah, aku tak percaya, " kata Jack. " kepercayaan macam begitu kuno! Aku tak bisa ditakut-
" takuti dengan dalih semacam itu, Nona Lots!
" Aku bukan mau menakut-nakutimu,
" ujar Nona Edie Lots. Ia lupa berbicara dengan suara
" berbisik karena merasa jengkel pada anak lelaki yang tak mau percaya itu. Sejak
lahir " aku tinggal di sini. Aku tahu benar bahwa yang kukatakan ini bukan cuma
khayalan. Sudah beberapa kali aku menyaksikan malapetaka menimpa orang-orang
yang datang kemari dan bersikap tak menghiraukan legenda tua itu. Kalau kau tak
percaya, akan kuceritakan semua pengalaman itu-"Nanti saja, kalau yang lain ada di sini,
" kata Jack. " Kami semua gemar mendengar
" dongeng kuno yang aneh-aneh. Kami senang tertawa.
" Nona Edie Lots mendelik kepada Jack. Dia benar-benar tak mengerti jalan pikiran
anak lelaki yang selalu tersenyum dan tidak mempercayai kata-katanya. Biasanya
orang pada takut. Nona Edie Lots lalu berkata pelan.
Kelihatannya roh penjaga kastil ini merasa tak tenteram lagi,
" Ia berkata dengan nada " misterius. Aku bisa merasakan hal itu! Pantas terdengar suara-suara aneh. Pasti
" kejadian lain yang aneh-aneh segera menyusul. Biasanya begitu.
" Wah, asyik dong! " ucap Jack, senang. " Contohnya apa" Wow, pasti yang lain senang kalau
" mendengar hal ini! " Nona Edie Lots kehabisan kesabaran.
Aku tak mau bercerita kalau cuma akan kalian tertawakan,
" katanya, merasa tersinggung.
" Kau lihat saja sendiri apa yang bakal terjadi - yang pasti, aku tidak bohong!
Bunyi- " bunyi aneh seperti yang kalian dengar kemarin selalu menandakan datangnya
malapetaka. " Wah," Jack berkata dengan suara riang.
" Rohnya " baik, ya - kasih tahu dulu kalau mau
marah. Ngomong-ngomong, mana kotak musiknya" Aku kepingin mendengarkan, kalau
roh penjaga kastilnya tidak keberatan!
" 14. SEMUA ANEH NONA Edie Lots membawa Jack masuk ke sebuah ruangan yang gelap, karena
jendelanya menghadap ke bukit di belakang kastil, dan bukan ke lembah di
depannya. Perlu lampu" " tanya Nona Edie Lots dengan nada marah.
" Di sana lampunya. Tuh! Korek
" ada di sampingnya. " Tak usah, terima kasih, " sahut Jack " Oh, itukah kotak musiknya" Astaga - besar sekali,
" dan wow, bagusnya!"Jack mendekati kotak kayu berbentuk persegi panjang. Panjangnya kira-kira satu
setengah meter dan lebarnya setengah meter. Kotak itu diletakkan di atas semacam
penyangga yang terbuat dari kayu berukir. Patung-patung mungil seperti tengah
berdansa di sekeliling kotak dari alas tempatnya berdiri. Semuanya merupakan
hasil pahatan yang halus dan indah tiada tara.
Bagaimana cara membunyikannya"
" tanya Jack membuka tutupnya sambil melihat roda-roda
" bergigi yang terbuat dari logam berkilauan di dalamnya.
Tidak ada jawaban. Jack melihat sekeliling ruangan. Mona Edie telah keluar tanpa
mengatakan apa pun! Jack nyengir. Benarkah Nona Edie Lots percaya bahwa Ia bisa
ditakut-takuti dengan cerita konyol macam begitu" Wah, sayang yang lain tidak
ikut mendengar yag dikatakan perempuan itu tadi.
Bagaimana cara membunyikan kotak musik ini"
" pikir Jack, membungkuk memeriksa kotak
" musik itu dengan lebih teliti. Oh, ini dia ada petunjuknya di balik tutupnya.
Harus " diputar, katanya. Siapa yang bikin, ya" Pasti umurnya sudah tua sekali!
" Dengan hati-hati, Jack memutar kumparan yang ada di situ, lalu mengembalikan
alat pemutarnya di tempatnya. Roda-roda bergigi yang ada di dalamnya mulai
berputar perlahan-lahan, dan terdengarlah musik kuno bernada gembira.
Musiknya bernada manis memikat. Jack mendengarkan dengan kagum. Ada sesuatu yang
luar biasa pada denting nada yang benganti-ganti itu. Ada beberapa lagu yang
pernah didengar Jack sebelumnya. Tetapi, banyak yang belum pernah dia dengar.
Ada bunyi yang mendadak mengusik ketenangan Jack. Ia segera mengedarkan
pandangan ke sekeliling ruangan yang tak pernah kena cahaya matahari itu. Jack
segera mengenali ruangan tempatnya mendengarkan musik. Ia pernah melihat-lihat
kemari sebelumnya. Ya, ruangan itu adalah ruangan di mana tergantung lukis n
nenek moyang Lord Moon. Lukisan
" itu tergantung di atas perapian. Wajah dalam lukisan itu memandang kepadanya.
Pandangannya tajam dan menakutkan. Rambutnya yang hitam seolah turun ke dahi.
Matanya tajam memandang Jack lekat-lekat dengan marah.
Maafkan aku kalau aku membuatmu merasa terganggu, Lord Moon,
" ucap Jack sopan kepada " lukisan itu. Sementara itu lagu yang dikumandangkan oleh kotak musik berganti.
Jangan " memandangku dengan pandangan marah begitu!
" Di antara denting yang diperdengarkan alat musik, Jack mendengar bunyi aneh yang
terdengar olehnya tadi. Kedengarannya bunyi itu berasal dari sekitar perapian.
Bunyi desisankah" Jack berjalan mendekati tempat perapian yang berukuran raksasa
itu. Ia lalu memasang telinga. ketika Jack memandang ke lukisan besar di
atasnya, ia melihat Lord Moon memandangnya seolah hendak mengucapkan seribu kata
marah kepada anak lelaki kecil yang mengganggu ketenangannya.
Kemudian terjadilah sesuatu yang aneh. Mata Lord Moon kelihatan hidup! Mata itu
menyorot tajam dan sangat marah. Lalu tendengar bunyi mendesis lagi!
Jack melangkah mundur. Dia bukan anak penakut. Pengalamannya sudah banyak dan
selama ini ia selalu menghadapi segala sesuatu dengan berani. Tapi, kejadian ini
sungguh-sungguh tidak diduga-duga dan terasa aneh. Lebih-lebih di ruangan yang
gelap dan diiringi nada lagu yang tiada habis-habisnya dan kotak musik.
Kakinya terantuk kursi kecil, dan Ia jatuh terjerembab. Ketika bangkit, Jack
melihat mata lukisan itu tak lagi menyorot marah walaupun nampaknya ia masih
jengkel. Jack melongo. Jantungnya berdebar-debar. Apakah sorot mata tadi itu cuma
khayalannya saja" Ataukah gara-gara pantulan sinar" Bunyi mendesis yang beberapa
kali didengarnya tadi kini tak terdengar lagi. Dahi Jack berkerut. Anak itu
kembali ke dekat kotak musik. Dengan tiba-tiba sekali Ia menoleh kembali ke arah
potret. Apakah saat ini mata itu memandangnya dengan sorot hidup penuh amarah
lagi" Masih melihat kepadanya! Tetapi kali ini tak ada cahaya dalam sorot mata itu.
Khayalanku! " kata Jack kepada dirinya sendiri.
" Kalau kastil ini membuatku punya
" khayalan macam begitu, wah, aku mesti hati-hati! Aku yakin benar mata itu hidup
beberapa saat yang lalu! " Bunyi kotak musik terdengar makin pelan. Jack memutar lagi kumparannya. Kemudian
Ia mendengar orang memanggilnya dengan suara keras.
Jack! Jack! Di mana kau?"
" Ia terlonjak kaget - tapi mendadak tertawa, menertawakan dirinya sendiri. Itu
tadi suara Mike - rupanya mereka sudah pulang dan Boling- blow!
Jack lari ke luar, menemui yang lain.
Itu dia! " seru Nora sambil berlari mendapatkan Jack. Yah, Jack - sayang kau tak ikut!?"
Kami tadi makan es dengan kue gula. Ini, kami bawakan kue gulanya buatmu.
" Nora memberikan oleh-olehnya kepada Jack. Jack kemudian menuju ruang duduk
berbentuk huruf L tempat yang lain berkumpul. Dimmy juga ada di sana. Anak-anak
membantunya membuka bungkusan belanjaan yang baru saja mereka bawa dari
Bolingblow. Apa saja yang kaulakukan dari tadi, Jack"
" tanya Dimmy. " Mestinya kau ikut kami tadi!
" " Mendengarkan kotak musik yang bisa menyanyikan seratus lagu,
" sahut Jack, " di ruangan " yang digantungi lukisan nenek moyang Lord Moon yang bermata menakutkan itu!
" Suara Jack terdengar aneh waktu mengatakan itu. Keanehan yang terdengar dalam
suaranya itu membuat Mike merasa tertarik. Ada yang aneh, ya"
" tanyanya. " Jack memberi isyarat kepada Mike - agar mereka menunggu dulu sampai Dimmy pergi.
Untunglah tak lama kemudian Dimmy beranjak pergi, membawa barang-barang yang
baru dibeli. Dengan demikian, anak-anak pun sendirian di ruangan itu.
Jack! Kau pasti punya cerita menarik!
" ujar Mike. " Apa ceritanya" Kau mendengar
" sesuatu" Atau, ada kejadian aneh apa"
" Banyak! Dan, kau betul - aku mengalami peristiwa aneh,
" kata Jack. " Dengar, ya " ceritanya! " Jack menceritakan kata-kata Guy kepada ibu dan kedua bibinya di dapur tadi. Ia
menceritakan pula semua yang dikatakan Nona Edie Lots mengenai roh-roh penjaga
kastil.

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semuanya jadi tertawa. Lucu. Dia berusaha meyakinkan kita bahwa bunyi TANG dan DUNG yang kita dengar
itu " disebabkan oleh kemarahan kastil karena kita berada di sini! ucap Mike.
" Konyol " amat!"TANG! Mendadak anak-anak diam, kaget. Bunyi itu terdengar merambat di udara, lalu
menghilang. Hm! Waktunya pas banget! " kata Jack ketika dilihatnya Nora dan Paul ketakutan.
" Nah, " roh penjaga kastil - bagaimana kalau sekarang kaubunyikan 'DUNG'!
" Hus! Jangan begitu, Jack!
" Nora berkata, kuatir. Tidak terdengar bunyi 'DUNG'.
" Agak tuli juga rupanya rohnya,
" kata Jack. Nada suaranya riang.
" Buktinya, dia tak " mendengar permintaanku. " TANG! Semua terlonjak lagi. Jack lari ke tempat alat musik, lalu memeriksa
setiap alat musik di situ. Tak satu pun menunjukkan senar yang bergetar bekas
digerakkan. Jack berlari kembali. Mendadak ia ingat mata potret yang menyala-nyala.
Diliriknya Nora dan Paul. Keduanya kelihatan agak ketakutan. Jack memutuskan tak
akan menceritakan apa-apa mengenai potret itu di depan keduanya. Mike, pasti
akan dia beri tahu. Juga Peggy, barangkali.
Di mana kotak musiknya"
" tanya Nora. " Kita mendengarkan musik, yuk!
" " Tetapi terlambat. Saat itu Nona Edie Lots dan saudaranya muncul membawa nampan
berisi makan siang. Dimmy muncul juga di belakang mereka.
Wah, terima kasih, " ucapnya. " Letakkan saja nampan-nampan itu di meja. Nanti kami atur
" sendiri mejanya. Hmmm, lezat benar kelihatannya hidangan siang ini!
" Kue gula dan es tadi ternyata tidak mengenyangkan perut anak-anak. Melihat
santapan siang yang begitu menarik, anak-anak menjadi tak sabar.
Wah! Asyik - banyak, lagi!
" " Hus! Sudah, jangan dibuka-buka tutupnya! Nora, Peggy, ayo, atur meja! Mike,
Paul, " angkati piring-piring makanan itu dengan hati-hati ke meja makan. Jangan sampai
terlepas tutupnya! " Tak lama kemudian semuanya sudah asyik mengelilingi meja makan. Tak habis-
habisnya rasa heran Dimmy melihat kerakusan kelima anak itu makan. Melihat cara
mereka makan, Dimmy merasa pasti takkan ada secuil pun yang tertinggal di piring
nanti. Kalau ingin biskuit atau buah-buahan, ambil sendiri di lemari sana,
" kata Dimmy " setelah selesai makan siang.
Hanya Mike yang masih punya tempat lebih di perutnya untuk menampung makanan
tambahan. Ia beranjak ke lemari mengambil buah prem. Tepat pada saat ia meraih buah itu
dari tempatnya, dari belakangnya terdengar bunyi yang sudah beberapa kali mereka
dengar. DUNG! Nah, itu dia bunyi 'DUNG' yang kauminta tadi,
" seru Mike kepada Jack. Ia menoleh ke
" tempat alat musik lalu cepat-cepat membawa buah premnya ke dekat yang lain. Tak
seorang pun berkomentar mengenai bunyi aneh itu. Dimmy juga tidak Mereka ribut
mengobrol seperti biasanya.
PRANG! Kali ini mereka benar-benar kaget.
Bunyi apa itu" " tanya Dimmy. " Kedengarannya dari tempat alat musik lagi.
" " Mereka semua bergegas ke sana. Sebuah stoples biru besar nampak remuk di lantai.
Oh, lihat! " ujar Dimmy termangu. " Jatuh dari rak itu rupanya. Tapi, mengapa tiba-tiba
" jatuh" Wah sayangnya!
" Untung saja kau ada di sini, Dimmy,
" kata Mike. " Kalau tidak, pasti kau mengira kami
" yang memecahkan! Sekarang, kita harus memberitahukan hal ini kepada Nyonya
Brimming. Mungkin ia meletakkannya terlalu ke pinggir.
" Jack teringat akan kata-kata Nona Edie Lots. Diam-diam hatinya merasa tak enak.
Mereka kembali ke dekat jendela, tempat mereka makan tadi. Nora dan Peggy mulai
membersihkan meja dan menumpuk piring-piring kotor supaya tinggal dibawa oleh
Nyonya Brimming atau adik-adiknya kalau mereka datang nanti.
Tak lama kemudian, muncul Nona Edie Lots. Di belakangnya terlihat Nyonya
Brimming. Keduanya memandang sedih pada stoples yang sudah menjadi kepingan di Iantai.
Beberapa pecahannya masih terserak di karpet, karena tak ada sikat yang bisa
dipakai untuk menyingkirkan dari sana.
Aku tak tahu bagaimana asal mula kejadiannya,
" kata Dimmy. " Tiba-tiba saja kami " mendengar bunyi barang pecah. Ketika kami menengok kemari, stoples itu sudah
pecah di lantai. Mungkin meletakkannya terlalu ke tepi, hingga terjatuh.
" Tak mungkin! Stoples itu selalu kutaruh jauh ke tengah,
" kata Nona Edie Lots. " Ruangan " ini - aku yang membersihkan setiap pagi.
" Aku juga merasa sayang stoples itu pecah,
" lanjut Dimmy. " Tapi, sungguh - ini bukan
" akibat perbuatan kami. " Nah, mulailah sudah! " ujar Nona Edie Lots. Suaranya membuat semua orang memandang
" heran kepadanya. Apa yang mulai" " tanya Dimmy. " Banyak, " sahutnya. Sebaiknya kalian pergi sebelum malapetaka yang lebih dahsyat?"
terjadi. Legenda itu terbukti benar sekali lagi. Tanyakan saja kepadanya! tunjuk
Nona " Edie Lots kepada Jack. Aku sudah menceritakan semuanya kepada anak itu.
Percayalah! " Malapetaka akan datang. Harusnya kalian tidak kemari!
" Jangan bicara yang konyol-konyol,
" Dimmy berkata dingin. " Aku tak mengerti apa " maksudmu. Cepat ambil nampan berisi piring kotor itu, lalu pergi dari sini!
" 15. PUING-PUING DESA KUNO
NYONYA Brimming menunjukkan perasaan tak enak. Nona Edie Lots mengatupkan bibir
rapat-rapat. Wajahnya marah dan tak enak dilihat. Dimmy berpaling kepada anak-
anak Aku hendak beristirahat di kamar. Siang ini bukan main panasnya. Kalian mau
apa" Pergi " berjalan-jalan" " Mungkin kami hendak berjalan-jalan melihat desa kuno yang tinggal puing-puingnya
itu, " " ujar Mike. Tadi kita kan lewat di persimpangan yang menuju ke situ lagi. Aku
jadi " benar-benar kepingin melihat-lihat tempat itu.
" Nona Edie Lots langsung melotot. Mulutnya terbuka, seperti hendak mengatakan
sesuatu. Dimmy melihat gelagatnya. Ia tak mau perempuan itu bicara lagi mengenai hal-hal
yang konyol! Sebelum sempat Nona Edie Lots mengatakan sesuatu, Dimmy sudah
bicara lebih dulu. Dimmy tak berhenti bicara sampai Nona Edie Lots pergi membawa
piring-piring kotor. Nona Edie Lots sama sekali tak punya kesempatan untuk mengatakan apa yang hendak
dia katakan. Jack tahu apa yang hendak dikatakan perempuan itu! Ia akan mencegah
mereka pergi ke bekas tambang timah!
Aku naik sekarang, " kata Dimmy. " Jangan terburu-buru berangkat. Perut kalian masih
" terlalu penuh. Duduk-duduk dulu saja - membaca-baca!
" Kita dengarkan kotak musik yuk, Jack!
" ajak Nora. " Aku senang mendengar denting kotak
" musik. Sungguhkah kotak musik itu bisa memainkan seratus lagu"
" Yah, aku sudah menghitung sampai tiga puluh tiga lagu, ketika kalian
memanggilku, " " kata Jack. Sebaiknya - kita ke sana sekarang. kita hitung lagi. Lagu-lagunya
bagus " sekali. " Mereka pergi ke ruang gelap yang ada lukisan nenek moyang Lord Moon. Jack
melirik lukisan itu, takut matanya bersinar lagi. Tetapi kali ini mata itu
biasa-biasa saja - memandang ke bawah dengan pandangan kejam menakutkan. Anak-anak langsung
mendekati kotak musik. Jack memutarnya. Musik lembut ringan segera mengalun. Anak-anak asyik
mendengarkan. Tepat ketika Lagunya berakhir, Dimmy masuk dengan tergopoh-gopoh.
Ada yang masuk ke kamarku tadi" Masa kalian bertingkah sekonyol itu kepadaku"
" " Anak-anak memandang Dimmy dengan terheran-heran.
Berbuat apa" " tanya Jack, akhirnya. " Kau tahu sendiri bahwa kami belum naik sejak
" makan siang tadi, Dimmy."
Kalau begitu - aneh sekali,
"

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ujar Dimmy. Dahinya berkerut.
" Ada apa sih, Dimmy" " tanya Jack. " Tata ruangnya diputar-balik,
" kata Dimmy. " Tempat tidurnya dipindahkan. Pakaianku
" pindah ke laci lain. Potret-potret yang kubawa, posisi dibalik semua - dan
sebuah jambangan pecah di lantai.
" Oh, seperti stoples tadi"
" seru Mike. " Tapi, Dimmy - siapa yang iseng bikin kamarmu
" jadi begitu" Kamarmu, lagi! Mana kami berani masuk tanpa seizinmu.
" Ya, aku sudah mengira ini bukan perbuatan kalian,
" kata Dimmy. " Mungkin ada yang " sengaja melakukan hal ini karena perasaan tak senang. Aku tak mengerti! Tadinya,
aku sama sekali tak mengira bahwa Nyonya Brimming dan adik-adiknya bisa berbuat
seperti itu. Mereka toh sudah tua. Masa gara-gara kita datang dan pekerjaan
mereka jadi bertambah - mereka jadi berbuat yang aneh-aneh begitu"
" Dimmy keluar. Anak-anak berpandang-pandangan.
Kasihan Dimmy, " kata Peggy. " Heran ada orang yang tak suka kepadanya. Dia kan orangnya
" baik."Pasti si Guy, " kata Paul. " Atau roh penjaga kastil! Yang jelas, orangnya jahat kalau
" tega memecahkan jambangan indah milik Lord Moon."
Kotak musik masih terus mengumandangkan musik lembut.
Sudah ada yang menghitung berapa lagu yang dimainkan kotak ini tadi"
" tanya Jack. " Aku " lupa. " Aku menghitung! " seru Peggy. " Sudah empat puluh satu lagu! He, dengar - kita diajari
" lagu ini semester yang lalu! Wah, ternyata lagu kuno, ya!
" Mereka lalu asyik mendengarkan lagu itu, ketika mendadak Jack mendengar bunyi
aneh dari arah perapian. Bunyi sesuatu mendesis dan kejauhan - persis yang tadi
dia dengar. Dengan perasaan tak enak dia memandang ke sana.
Mike mendengar juga. Begitu pula Paul. Nora dan Peggy terlalu asyik mendengarkan
lagu. Tiba-tiba saja Paul berteriak keras hingga mereka terlonjak kaget.
Sialan kau, Paul, " bentak Nora marah. " Bikin orang kaget saja! " " Paul sedang memandang potret. Mike dan Jack juga.
Matanya! " Paul berkata dengan terkesiap. Matanya berubah jadi hidup! Memandangku!?"
" Nora dan Peggy melihat ke potret yang sama. Konyol, kau! Jangan membayangkan
yang " bukan-bukan dong! Matanya memang menakutkan - tapi, tetap saja itu hanya lukisan
yang memandangmu, Paul! " PRANG! Sebuah lukisan mendadak jatuh dari dinding di belakang mereka. Ini membuat merek
kaget sekali lagi. Jack memandang bengong. Ia lalu menghampiri pigura itu dan
memeriksa tali penggantungnya. Langsung terlihat olehnya bahwa tali penggantung
pigura itu putus. Tidak apa-apa! " ujarnya dengan suara riang.
" Cuma talinya. Saja yang putus. Tak ada
" sangkut pautnya dengan amarah Lord Moon!
" Pokoknya aku merasa tak enak,
" ucap Paul. Wajahnya pucat.
" Aku benar-benar melihat " mata di lukisan itu jadi hidup dan menyala-nyala. Kau juga melihat kan, Mike"
Kau juga" " Jack cepat-cepat memberi isyarat kepada Mike. Ia tak mau membuat Nora dan Peggy
lebih ketakutan lagi. Toh keduanya tak melihat apa-apa.
Karena itu Mike tidak memberi komentar pada pertanyaan Paul. Ia segera
mengalihkan pembicaraan, dan mengajak mereka semua berangkat berjalan-jalan.
Kalau kelamaan di sini bisa tegang,
" katanya. " Aku tak tahan dipandang begitu terus-
" terusan oleh Lord Moon. Lebih baik hentikan saja kotak musik itu, dan kita
keluar. " Sudah empat puluh tiga lagu,
" ucap Peggy. " He, dengar - bunyi apa yang mendesis itu"
" " Kali ini semua mendengar bunyinya, karena kotak musiknya sudah berhenti
mengalunkan lagu. Jack tidak memberi kesempatan kepada Nora dan Peggy untuk
menyaksikan kejadian yang biasanya menyusul bunyi mendesis itu. Ia cepat-cepat
mengajak mereka keluar. Bukan apa-apa. Kita berangkat sekarang, yuk - kalau tidak, waktu kita takkan
cukup " untuk menelusuri semua bagian desa kuno yang sudah ambruk itu.
" Dengan patuh Nora dan Peggy keluar. Jack sempat menoleh ke lukisan itu sekali
lagi. Benar. Matanya hidup lagi dan menyala-nyala. Apa sebabnya begitu" Aneh!
Mereka menuju pintu depan, lalu ke luar. Sinar matahari terasa sangat
menyilaukan sehabis berada di ruangan gelap tempat mereka mendengarkan kotak
musik tadi. Ranni ada di sana, sedang mengutak-utik mobil.
"Oh, Ranni! Untung benar kau ada di sini sekalian dengan mobilnya! ujar Paul. Ia
lalu " menoleh kepada Jack dengan bersemangat. Ranni bisa mengantarkan kita sampai ke
" persimpangan jalan itu, Jack. Jadi, kita bisa menghemat waktu. Dari situ kita
tak perlu berjalan terlalu jauh untuk sampai ke desa kuno itu. Lagi pula, udara
siang ini panasnya bukan main.
" Bagus! " Jack setuju. Ia langsung masuk ke mobil. Ranni senang dimintai bantuan "mengantar mereka. Lelaki itu bosan diam-diam saja tidak mengerjakan sesuatu.
Mobil meluncur di jalan pekarangan, lalu melesat ke luar pintu gerbang. Tak lama
kemudian sampailah mereka di kaki bukit, pada persimpangan jalan yang mereka
tuju. Kutunggu di sini, " kata Ranni. " Sambil menunggu aku akan bikin mobil ini mengkilap.
" " Anak-anak berjalan menyusur jalan jelek berbatu-batu. Dan dulu jalan itu tak
lebih dari jalan setapak yang menuju ke desa pertambangan. Kini jalan sempit itu
masih ditumbuhi oleh semak-semak dan banyak batu berserakan di sana-sini. Yang
menjadi patokan bahwa mereka masih berada di jalan hanyalah pagar tanaman yang
terlihat di kanan-kirinya.
Perjalanan sampai ke desanya sendiri memakan waktu kurang lebih lima belas
menit. Pemandangan di situ muram, menyedihkan.
Rumah-rumahnya kosong, jendelanya patah, atapnya belah. Ada beberapa rumah yang
dan dulunya beratap jerami. Kini terlihat lubang-lubang pada susunan jeraminya.
Ini pasti jalan utamanya,
" kata Jack berhenti. " Mungkin itu gerejanya" Ah, sayang
" sekali dibiarkan rusak begini."Bukan main sunyi dan sepinya suasana di sini!
" ujar Nora. " Malang benar nasib desa " ini. Tak ada orang lalu-lalang di jalannya, tak ada bunyi pintu digedor, tak ada
anak-anak berteriak gembira.
" Yang di sana itu apa"
" tanya Mike sambil menunjuk.
" Kelihatannya bekas gubuk dan
" lumbung. Sudah rusak - dan, wah, itu seperti bekas mesin tua.
" Pasti bekas-bekas tambang,
" ucap Jack. " Kita dengar sendiri, dulu orang menambang
" timah di sini. Setelah itu orang meninggalkan desa ini. Mungkin yang ditambang
sudah habis. " Tak seorang pun di antara anak-anak tahu banyak tentang tambang timah. Mereka
berjalan ke tempat yang nampaknya seperti bekas lumbung, melihat mesin tua
berkarat yang ada di sana. Jack menemukan sebuah lubang yang dalam sekali.
Ditengoknya bagian dalamnya.
Lihat - ini tempat buruh tambang turun,
" katanya. " Dan di situ ada tempat masuk lain -
" lebih besar dibandingkan yang ini.
" Kita turun yuk, " ajak Mike. " Tentu saja Jack pun kepingin turun!
Sebaiknya anak-anak perempuan tidak ikut turun,
" katanya. " Kau mau ikut, Paul" Atau
" mau di luar saja menjaga Nora dan Peggy"
" Ah, mereka tak perlu dijaga, kan,
" kata Paul. " Paling tidak, mereka bisa kembali
" sendiri ke tempat Ranni. Memang kalian tak kepingin ikut turun"
" Tidak ah, " sahut Nora. " Gelap dan menakutkan di dalam. Lagi pula, bagaimana turunnya"
"

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Ada tangga dari besi di situ,
" sahut Mike sambil mengintip ke dalam.
" Wah, tapi sudah " karatan sekali. Kuat tidak ya, tangganya"
" Yang ini agak bagusan, " seru Jack Jack sedang memeriksa lubang yang lebih besar tak
" jauh dan situ. Mungkin umurnya lebih muda. Kita coba turun lewat sini saja. Aku
" duluan, ya?" Dengan hati-hati Jack menuruni tangga besi yang menempel di dinding lubang. Yang
lain memperhatikan gerakannya. Tambang timah! Apa yang bisa mereka temukan dalam
tambang timah" Nora membayangkan tumpukan timah lembaran terdapat di mana-mana
di bawah sana. Tentu saja bayangan itu konyol. Lain lagi dengan Mike. Mike berpikir di dalamnya
banyak batu yang mengandung timah!
Jack berseru ketika sampai di tengah-tengah.
Tangganya cukup bagus. Turunlah kau, Mike, Paul!
" " Mike dan Paul lalu turun mengikuti Jack. Tangganya nampak kuat dan terpelihara.
Heran. Padahal sudah begitu lama terbengkalai ditinggalkan orang. Jack sudah sampai ke
dasar lubang. Ia menunggu Mike dan Paul.
Satu per satu mereka melompat turun di dekat Jack. Terdengar bunyi suara aneh
dari dasar lubang. Kalian baik-baik saja, kan"
" " Suara Peggy, " ucap Jack. " Suaranya jadi aneh setelah dipantulkan dalam lubang ini!
" " Dengan keras ia berteriak ke atas.
Kami sudah sampai di dasar. Banyak terowongan di sini. kami akan melihat-lihat
" sebentar, lalu naik lagi!
" Jangan sampai tersesat! " terdengar " suara Peggy sekali lagi. Anak-anak lelaki membawa senter. Jack menyalakan senternya begitu sampai di
bawah. Disorotnya sekelilingnya.
"Terowongan mana yang hendak kita lihat?" tanyanya. "Wah kelihatannya kita akan
bertualang nih!" 16. DI DALAM TAMBANG KETIGANYA memutuskan untuk melihat-lihat bagian dalam terowongan yang agak
lebar. Mereka masuk ke situ. Terowongan itu atapnya agak rendah. Jack yang tubuhnya
paling tinggi di antara ketiga anak itu terpaksa berjalan dengan kepala
menunduk. Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di sebuah ruangan yang
menyerupai gua. Dan ruangan itu ada dua terowongan ke luar.
Lihat, " ucap Jack, memungut sebuah pisau bengkok Pasti ini milik pekerja tambang.?"
Juga cangkir yang pecah itu.
" Mereka menyorotkan senter berkeliling. Langit-langitterowongan itu disangga oleh
batangan kayu yang besar-besar. Tetapi, di beberapa tempat kayunya sudah patah
hingga bagian atap yang seharusnya disangga jadi ambruk
Mudah-mudahan tak ada kayu penyangga yang tiba-tiba patah sementara kita masih
ada di " dalam sini, ujar Mike sambil menyorotkan senter pada kayu-kayu penyangga
" memeriksa. " Pasti umurnya sudah tua sekali. Lihat - ada mesin tua yang lucu bentuknya! Wah,
sudah " karatan dan mulai hancur!
" Mereka masuk ke terowongan yang sebelah kanan.
"Kalau hendak menjelajah tambang tua ini, kita perlu banyak waktu, kata Jack.
" Lihat " saja - banyak benar terowongannya. He, apa ini"
" Mereka menjumpai semacam dinding kasar yang menghalangi terowongan. Senter
mereka sorotkan ke sana. Bukan dinding! " ujar Mike. " Runtuhan dari atas. Sialan! Kita jadi tak bisa terus.
" " Jack menendang runtuhan tadi. Runtuhan itu hancur. Disusul oleh gundukan
reruntuhan lain dan atas. Batu dan kerikil berjatuhan, menggelinding dekat kaki
anak-anak. Ada lubang di tengah-tengah gundukan ini,
" Jack berkata. " Coba kulihat dengan senter.
" Siapa tahu ada yang penting dilihat.
" Hampir saja Jack melaksanakan niatnya ketika mendadak Mike berteriak.
Jack! Jangan kausorotkan sentermu ke situ. Ada cahaya dari balik gundukan itu!
Lihat - " cahayanya kelihatan dari lubang itu. Apa yang bercahaya itu ya"
" Jack ternganga. Benar dari lubang yang terlihat di bekas reruntuhan tadi, ada
cahaya. Jack mengintip ke dalam lubang itu dengan hati berdebar-debar.
Terlihat olehnya sebuah pemandangan ganjil. Di balik sana tampak sebuah gua
luas. Dan situ ada terowongan ke luar. Terlihat oleh Jack nganga pintunya -
gelap, berbayang-bayang. Di lantai gua ada api. Nyalanya terang, gerakan apinya tenang. Pusat nyalanya
berwarna merah. Api yang dipancarkan bercahaya kehijau-hijauan. Tak terlihat oleh Jack apa yang
sedang dibakar di situ. Ya, tak terlihat apa-apa sama sekali!
Api itu menimbulkan suara bising. Kedengarannya seperti ada kembang api yang
dinyalakan terus. Setiap letupan kecil disusul oleh sentuhan cahaya berwarna
keunguan pada lidah-lidah api yang kehijauan. Akhirnya lingkaran-lingkaran asap
ungu kehijau-hijauan nampak meninggalkan api itu.
Jack terheran-heran menyaksikan pemandangan di situ. Apa itu" Apa yang
menyebabkan ada api di situ" Mengapa api aneh itu menyala di dalam bekas galian
tambang kuno" Adakah orang lain yang tahu mengenai hal ini"
Sekarang giliranku melihat,
" ujar Mike, tak sabar. Jack didorongnya ke samping. Ia
" lalu menempelkan matanya pada lubang. Tak lama kemudian terdengar ia berteriak
kagum. Astaga! Apa itu" Api - api hijau - menyala sendiri"
" " Paul jadi tak sabar. Disikutnya Mike ke samping.
Sekarang giliranku! " Ia diam terpaku melihat pemandangan itu sambil mendengarkan irama
" percikan bunga api yang dihasilkan api itu.
Tak lama kemudian Jack menariknya.
Aku lagi, " katanya. Ia lalu memandang penuh perhatian ke dalam lubang itu. Mike dan
" Paul yang bersandar di sisinya mendadak merasakan bahwa Jack menjadi tegang.
Terdengar oleh mereka Jack menahan napas.
Ada apa" Ada apa"
" bisik Mike dan Paul sambil berusaha menyingkirkan Jack dari situ
" hingga mereka bisa melihat. Tetapi Jack tak mau minggir.
Mendadak Jack lari. Pada saat yang bersamaan yang lain mendengar bunyi
menggelegar dari balik gundukan. Percikan aneh mengenai tangan dan kaki mereka.
Sebentar saja mereka sibuk mengusap-usap kaki dan tangan.
Apa yang kaulihat" Ceritakan, dong!
" ujar Mike sambil menggosok-gosok kakinya yang
" terasa seperti ditusuki jarum.
Kulihat sesosok tubuh, " kata Jack, sambil menggosok-gosok kakinya juga.
" Buset! " Mengapa kita tiba-tiba dihujani jarum begini" Kulihat sesosok tubuh berpakaian
aneh, mengenakan topi yang dipasang hampir menutupi seluruh wajahnya. Aku tak
bisa melihat lebih dari itu. Pakaiannya longgar - seperti penyelam! Orang itu
menuangkan sesuatu ke api tadi. Itu yang menyebabkan suara menggelegar tadi.
Bersamaan dengan itu nyala apinya berubah menjadi ungu terang. Silaunya bukan
main. Aku tak bisa melihat.
" Mike mengintip lagi. Tetapi betapa kecewanya anak itu! Apinya sudah padam!
Walaupun bunyi bergemuruh masih terdengar, tak terlihat nyala api sama sekali.
Lalu, di terowongan sebelah sana, diterangi oleh cahaya aneh, terlihat dua orang
berjalan. Ya, dua! Bukan satu seperti yang dilihat Jack tadi.
Mereka berjalan perlahan-lahan, membawa benda yang bentuknya seperti sapu kecil.
Seorang di antara mereka lalu perlahan-lahan menyapu tempat api menyala tadi.
Mendadak terlihat tumpukan benda yang berkilau-kilauan. Warna apa itu"
Mike tak tahu! Rasanya dia belum pernah melihat warna seperti itu. Hijaukah -
ungu, atau biru" Tak ada yang benar.
Kedua orang itu menyapu tumpukan tadi dan menyekopnya. Sekopnya terbuat dari
logam berkilauan. Begitu tersentuh oleh sekop, kilau benda yang bertumpuk tadi
pudar. Isi sekop mereka tumpahkan ke dalam kantung berbentuk karung. Lalu
keduanya menghilang ke dalam terowongan.
Mike menceritakan semua yang dilihatnya tadi. Ketiga anak laki-laki itu duduk -
heran dan agak takut. Apa sebenarnya yang barusan mereka saksikan itu" Apa yang
sedang terjadi di bekas tambang yang sudah terbengkalai ini"
Bagaimana caranya menghilangkan tusukan jarum di kaki dan tanganku ini"
" kata Jack " sambil menggosok tangan dan kakinya keras-keras. Begitu tidak digosok, rasanya
nyeri " sekali! " Aku juga begitu, " sahut Mike. " Apa yang bisa kausimpulkan dari semuanya ini"
" " Tak ada, " jawab Jack. Jalan pikiranku jadi buntu sama sekali. Ini cuma tambang timah?"
yang sudah kuno - timah ingat! Barang biasa! Tapi, yang kita saksikan tadi bukan
sesuatu yang biasa. Luar biasa. Nyala api hijau yang aneh, suara bergemuruh, dan
asap mengepul berbentuk lingkaran berwarna aneh. Lalu, tanpa alasan yang jelas -
nyalanya mendadak padam. Hasil yang ditinggalkan lalu dikumpulkan oleh dua
lelaki berpakaian janggal!
" Apakah menurutmu Guy ada sangkut pautnya dengan semuanya ini"
" tanya Paul setelah diam " sejenak. Mungkin saja, " sahut Jack " Tapi, bagaimana kedua orang itu bisa masuk ke dalam gua
" tadi" Pasti tidak lewat jalan yang kita lalui. kalau lewat sini, gundukannya
harus disingkirkan dulu. Sayang kita tak lewat jalan mereka. Kalau kita tahu
jalan masuk mereka, kita bisa sembunyi sambil memperhatikan apa saja yang mereka
lakukan. Ya, kita bisa melihat pula siapa kedua lelaki itu dan ke mana benda
aneh tadi mereka bawa. " Aku sih ogah keluyuran di terowongan-terowongan mi. Bagaimana kalau sampai
tersesat " selamanya" kata Mike.
" Bagaimana " kalau kita cari peta bekas tambang ini" Kalau ada petanya, mungkin kita bisa
menelusuri jalan mana yang harus kita ambil supaya sampai ke gua yang tadi itu.
"

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Betul. Gagasan bagus itu,
" komentar Jack. " kapan-kapan kita lakukan! Aku tahu di mana
" kita mesti mencari petanya... di perpustakaan Kastil Bulan! Ada kemungkinan
daerah ini dulunya termasuk hak milik keluarga Lord Moon. Kalau benar, pasti ada
satu-dua buku yang berisi keterangan mengenai daerah ini. Aku yakin tambang ini
pernah menghasilkan banyak uang bagi mereka. Mungkin baru bangkrut beberapa
tahun sebelum diwariskan kepada Lord Moon yang ada sekarang ini.
" Mike melihat jam tangannya.
Masa baru jam setengah empat"
" tanyanya kaget. " Oh, mati rupanya! " " Ternyata jam tangan mereka mati semua.
Wah, baiknya kita cepat-cepat kembali.
" kata Jack. " Nora dan Peggy bisa ketakutan,
" Kurasa, api aneh tadi yang menyebabkan jam kita mati semua. Api itu jugalah yang
membuat kita merasa ditusuki jarum tadi!"Masing-masing mengintip lagi ke lubang tadi. Lalu, karena tak ada lagi hal
menarik yang bisa dilihat kecuali nyala redup dari lantai gua di sebelah sana,
mereka pun kembali ke luar.
Nora dan Peggy sedang bersandar di atas. keduanya merasa kuatir. Terdengar Nora
menjerit ketika melihat mereka keluar dari lubang.
Mike! Jack! " " Hai! Sebentar lagi kami sampai!
" seru ketiga anak lelaki yang masih di dalam. Kemudian
" terdengar suara Ranni yang berat.
Sudah sore! Cepat! " " Ketiga anak laki-laki itu naik. Mereka lega berada di udara terbuka lagi dan
melihat sinar matahari. Tapi, betapa pedihnya tusukan jarum di tangan dan kaki
mereka ketika kena sinar matahari! Ketiganya menggaruk-garuk dan menggosok-gosok
dengan kuat. Nora dan Peggy keheranan.
Kalian terlalu lama di dalam. Lagi pula, sumur tua seperti itu sangat berbahaya,
" " Ranni berkata dengan tegas dan keras kepada Paul. Hampir aku masuk menjemputmu,
" Pangeran! Mobil sampai kutinggalkan di persimpangan sana.
" Arloji kami mati semua, " ujar Paul. Ia berpaling kepada Nora dan Peggy.
" Coba lihat - " apakah jam kalian pun mati"
" Tidak, " sahut Nora - melirik jam tangannya, lalu jam tangan Peggy. Apa yang kalian?"
lihat di bawah sana" Ada sesuatu yang menarik"
" Wah, luar biasa, " ujar Jack " Nanti kuceritakan kalau kita sudah berada di mobil.
" " Nora dan Peggy mendengarkan dengan takjub ketika anak-anak lelaki menceritakan
pengalaman mereka. Sambil mengemudikan mobil, Ranni tak mengabaikan sepatah kata
pun yang diucapkan anak-anak lelaki. Ia jadi ketakutan.
Dihentikannya mobil mereka, lalu ia berpaling menghadap kepada anak-anak di
belakang. Kalian tak boleh datang ke sini lagi,
" ucapnya tegas. " kalau yang kalian ceritakan
" tadi benar, tempat ini sama sekali bukan tempat yang cocok buat kalian. Aku tak
ingin pangeranku terseret ke dalam bahaya semacam itu.
" "Ah masa berbahaya" bantah Jack
" Kami " sama sekali tidak berada dalam keadaan bahaya,
Ranni. Sama sekali tidak!
" Tapi Ranni berpikiran lain.
Ada sesuatu yang sedang berlangsung di sini,
" katanya. " Sesuatu yang dirahasiakan.
" Anak-anak tak sepantasnya ikut campur dengan urusan semacam itu. Jack - kau
harus berjanji takkan turun lagi ke dalam lubang itu atau mengajak Paul ke sana.
" Wah! " Jack memprotes. Aku tak mau berjanji begitu, Ranni. Kami harus membongkar?"
rahasia apa sebenarnya yang terselubung di sini ini."
Kau harus berjanji, " Ranni bersikeras. " Kalau tidak, akan kulaporkan hal ini kepada
" Nona Dimity. Nona Dimity pasti akan segera mengajak kalian semua pulang ke
London. " Jangan begitu dong, Ranni,
" Jack merajuk. Tetapi dia tahu sekali sifat Ranni. Tak bisa
" diajak kompromi. Baiklah - kami takkan turun ke dalam lubang itu lagi,
" ujar Jack sedih. " Dan kau takkan mengunjungi desa tua ini,
" tambah Ranni yang tak mau ambil risiko.
" Baiklah, " ucap Jack lagi. Biar kami seperti anak kecil berusia enam tahun yang masih
?" harus diawasi terus. Sudah, Ranni - teruskan. kita pulang.
"Ranni puas. Ia meneruskan perjalanan. Jack membuat rencana. Ia kemudian
memberitahukan rencananya kepada yang lain.
Meskipun kita sudah berjanji kepada Ranni takkan ke sana lagi, tak ada salahnya
kita " tetep mencari inforrnasi mengenai tambang tua itu dari peta-peta tua. Setelah
minum teh nanti, kita berkumpul di perpustakaan, yuk!
" Bagaimana kalau buku-buku di situ berlompatan turun menjatuhi kita"
" kata Mona " cekikikan. Seperti yang dikatakan pelayan restoran!
" " Lebih asyik lagi, " komentar Jack. " Janji - jangan ada yang menceritakan kejadian yang
" kita lihat di tambang tadi kepada Dimmy, ya! Bisa-bisa kita digiring pulang!
Dimmy orangnya keras - kalau dia tahu ada bahaya, dia bisa mengambil keputusan
begitu. " Aduh, tusukan jarum di tangan dan kakiku!
" keluh Mike. " Berapa lama baru akan hilang
" ya" Rasanya semakin sakit saja!
" Kita sampai! " Nora berkata ketika mobil meluncur masuk ke pekarangan lewat pintu
" gerbang. Kalian beruntung. Walaupun kaki dan tangan kalian seperti ditusuki
jarum, " tapi kalian sudah menyaksikan sesuatu yang menarik. Kami tak punya pengalaman
apa-apa!"17. NYERI SEPERTI DITUSUKI DAN BUKU-BUKU BERLOMPATAN
Dimmy sedang bingung memikirkan mengapa anak-anak begitu lambat pulang. Ia duduk
di ruang tempat mereka biasa minum teh sambil memandang ke luar jendela - menunggu
kedatangan anak-anak. Lega benar hatinya ketika terlihat olehnya mereka masuk ke ruangan tempatnya
menunggu. Ah, akhirnya datang juga kalian,
" ucapnya. " Bagaimana pengalaman siang tadi"
" " Asyik! Kami mengunjungi desa yang sudah runtuh itu, Dimmy,
" sahut Mike. " Ranni " mengantarkan kami naik mobil sampai ke persimpangan. Maaf, kami jadi terlambat
begini. Keasyikan melihat-lihat sih. Wah, desa itu benar-benar unik.
"Betul, " lanjut Nora. Ia dan Peggy memang benar-benar telah menjelajah dese itu."Puing-puing rumah yang berserakan sudah ditumbuhi semak-semak. Sedih deh melihat
" tempat itu. Tak ada siapa-siapa sama sekali. Cuma ada burung-burung dan kelinci
berlompatan kian kemari. " Nah, sekarang cuci tangan dulu,
" kata Dimmy. "Sesudah itu segera kembali ke sini.
" Nyonya Brimming sebentar lagi siap menghidangkan makanan lezat buat kalian!
" Tak lama kemudian semua sudah kembali ke sekeliling meja. Tangan dan kaki mereka
sudah bersih. Rambut mereka tersisir rapi. Anak-anak lelaki sudah mencuci bersih
tangan dan kaki mereka dengan air dingin. Mereka berharap rasa nyeri ditusuk-
tusuk itu akan hilang setelah tersiram air dingin. Mula-mula memang rasa
sakitnya berkurang. Tetapi, begitu sampai di meja makan rasa sakit itu datang
lagi. Bahkan, kali ini lebih hebat.
Ketiganya sampai menggelepar-gelepar kesakitan.
"Kenapa kalian" tanya Dimmy.
" Disengat " serangga" " Tidak, " sahut Mike. "Seperti ditusuki jarum,
" ujar Jack. " Mendadak kami diserang rasa sakit begini di desa
" tadi. Anehnya, tidak hilang-hilang sampai sekarang!
" Ketika Brimmy masuk membawa nampan berisi teh dan kue-kue, Dimmy menceritakan
rasa sakit yang diderita anak-anak lelaki.
Mungkinkah mereka itu disengat serangga tertentu"
" tanyanya kuatir. " Aku tak mengerti. " Lihatlah - mereka tak bisa diam sama sekali. Dan tadi kerjanya menggelepar-
gelepar saja."Pasti mereka tadi sampai ke dekat tempat menambang!
"

Empat Serangkai - Rahasia Kastil Bulan The Secret Of Moon Castle di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

katanya dengan segera. " Bahkan " masuk ke dalam, kurasa! Cuma ada satu hal yang bisa dilakukan, Nona Dimity.
Suruh mereka tidur. Akan kuambilkan obat gosok yang bisa dipakai mengompres
tangan dan kaki mereka. Tak lama lagi pasti sembuh.
" Tapi, mengapa bisa begitu"
" tanya Dimmy. " Mengapa mendekati tambang bisa menyebabkan
" mereka kesakitan seperti itu"
" Penyakit itulah yang menyebabkan orang-orang pergi meninggalkan desa itu,
" kata " Brimmy. Datangnya tiba-tiba sekali, kata mereka. Buruh tambang sedang bekerja di
" tambang sebagaimana biasa. Mendadak ada kebakaran. Setelah apinya berhasil
dipadamkan, mereka kembali bekerja lagi. Tetapi, mereka semua terserang rasa
sakit seperti ditusuki jarum.
" Astaga! " ucap Dimmy. Berbahayakah itu, Nyonya Brimming?""
" Ah, tidak! " sahut Brirnmy. " Kalau mereka berbaring tenang, membiarkan tangan dan kaki
" mereka dikompres dengan cairan ini, pasti sebentar saja sembuh. Ketika mula-mula
terjadi, penyakit itu menyerang semua orang - laki-laki, perempuan, anak-anak.
Mereka baru sembuh setelah pergi dari sana.
" Apa penyebabnya" " tanya Dimmy, merasa tertarik.
Makam Bunga Mawar 20 Dewi Ular 62 Gadis Penyelamat Bumi Pendekar Pedang Dari Bu Tong 21
^