Brisingr 4
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini Bagian 4
ramping bekerja begitu cepat, Memuntir, menjalin, menyulam, sehingga hampir tidak
kasat mata. Ia mengambil dua bilah rumput lagi. "Bagaimanapun, Galbatorix sangat
sadar ia memiliki nama sejati, seperti semua makhluk dan benda, dan itu bisa jadi
kelemahannya. Pada satu saat sebelum ia melancarkan serangan terhadap klan
Penunggang, ia merapalkan mantra yang akan membunuh siapa saja yang
menggunakan nama sejatinya. Dan karena kami tidak tahu secara pasti bagaimana cara
mantra ini membunuh, kami tidak bisa melindungi diri darinya. Maka, kau tahu, kami
menghindari penyelidikan ke arah itu. Oromis adalah satu di antara sedikit yang cukup
berani untuk teruss mencari nama Galbatorix, meski harus memakai cara
berputar-putar." Dengan ekspresi puas, Arya mengulurkan tangan, telapaknya
menghadap ke atas. di sana terdapat sebuah kapal laut yang terbuat dari rumput hijau
dan putih. Panjangnya tidak lebih dari empat inci, tapi begitu detail sehingga Eragon
bisa melihat bangku-bangku yang digunakan para pengayuh, pagar mungil di sekeliling
tepi dek, dan jendelajendela bundar seukuran biji raspberry. Haluannya berbentuk
seperti kepala dan leher naga yang menengadah. Ada sebatang tiang layar. "Cantik
sekali," kata Eragon. Arya membungkuk dan bergumam, "Flauga." Dengan lembut ia
meniup dan kapal itu terbang dari tangannya, berlayar menuju api unggun dan
kemudian, menambah kecepatan, menukik ke atas lalu melayang menuju kedalaman
langit yang berkelap-kelip. "Seberapa jauh ia bisa terbang?" "Selamanya," jawab Arya.
"Ia mengambil energi untuk tetap terbang dari tumbuh-tumbuhan di bawahnya. Di mana
saja terdapat tanaman, ia bisa terbang." Itu membuat Eragon tertegun, tapi ia juga agak
sedih memikirkan kapal rumput yang cantik itu berlayar di antara awan selama-lamanya,
tanpa ada teman selain burung-burung. "Bayangkan kisah-kisah yang akan diceritakan
orang bertahun-tahun ke depan." Arya mengaitkan jemarinya, seakan ingin mencegah
dirinya membuat sesuatu lagi. "Keanehan seperti itu banyak terjadi di dunia. Semakin
lama kau hidup dan semakin jauh kau berkelana, semakin banyak yang akan kaulihat."
Eragon menatap api yang berpendar selama beberapa saat, kemudian berkata, "Jika
sangat penting untuk melindungi nama sejati, apakah sebaiknya aku membuat mantra
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
agar Galbatorix tidak bisa menggunakan nama sejatiku untuk melawanku?" "Bisa saja
jika kauingin," kata Arya, "tapi rasanya tidak perlu. Menemukan nama sejati tidak
semudah perkiraanmu. Galbatorix tidak mengenalmu cukup baik untuk bisa menebak
namamu, dan jika ia berada di dalam benakmu dan bisa memeriksa setiap pikiran dan
memorimu, kau sudah bakal berada dalam genggamannya, dengan nama sejati
ataupun tidak. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Untuk membuatmu merasa lebih baik, kurasa bahkan diriku pun tidak bisa menebak
nama sejatimu." "Kau tidak bisa?" Eragon bertanya. Ia senang sekaligus tidak senang
karena ada bagian dari dirinya yang dianggap Arya sebagai misteri. Elf itu melirik ke
arahnya, kemudian merunduk. "Tidak, kurasa tidak bisa. Bisakah kau menebak nama
sejatiku?" "Tidak." Keheningan mengurung perkemahan mereka. Di atas, bintangbintang
berpendar dingin dan putih. Angin bertiup dari arah timur dan berembus kencang
melintasi padang rumput, menghantam rerumputan dan melolong dengan suara panjang
dan lirih, seolah-olah sedang meratapi kepergian orang yang dicintai. Saat angin
mengencang, arang pada api unggun kembali menyalanyala, dan lidah-lidah api yang
menggeliat-geliat menjilat ke arah barat. Eragon membungkukkan bahu dan merapatkan
kerah tuniknya ke leher. Ada sesuatu yang tidak bersahabat pada angin ini; terpaannya
menusuk-nusuk Eragon dengan keganasan luar biasa, dan tampaknya angin ini
mengisolasi dirinya dan Arya dari dunia. Mereka duduk tidak bergerak, terkurung dalam
pulau kecil mereka yang terdiri atas cahaya dan panas api, sementara aliran udara yang
deras menyerbu melintas, melolong dalam kepedihan ke daratan kosong yang luas.
Ketika angin menjadi semakin kencang dan mulai membuat percikan api beterbangan
jauh dari petak yang dibuat Eragon untuk menyalakan api unggun, Arya menaburkan
tanah ke atas kayu yang terbakar. Bergerak maju dengan lututnya, Eragon bergabung
dengan Arya, meraup tanah dengan kedua tangannya agar lebih cepat. Dengan
padamnya api, Eragon sulit melihat; daratan telah menjadi hantunya sendiri, penuh
bayangan bergeliat-geliut, sosok-sosok Samar, dan dedaunan perak. Arya hendak
berdiri, kemudian berhenti dalam posisi setengah berjongkok, kedua lengan terentang
untuk menyeimbangkan tubuh, ekspresinya waspada. Eragon juga merasakannya:
udara terasa menusuk-nusuk dan berdengung, seakan petir akan segera menyambar.
Bulu-bulu halus di punggung tangan Eragon berdiri dan bergoyang-goyang ditiup angin.
"Ada apa?" ia bertanya. "Kita sedang diawasi. Apa pun yang terjadi, jangan gunakan
sihir atau kita berdua bisa terbunuh." "Siapa-" If sst. Melihat ke sekeliling, Eragon
menemukan sebutir batu sebesar kepalan tangan, mencongkelnya dari tanah, dan
memegangnya, menimbang-nimbang beratnya. Di kejauhan, muncul sekumpulan
cahaya multiwarna yang berpendar. Cahaya-cahaya tersebut melesat ke arah
perkemahan, terbang rendah di atas rumput. Ketika mereka semakin dekat, Eragon
melihat ukuran cahaya-cahaya itu teruss berubah-mulai dari bentuk bundar tidak lebih
besar daripada sebutir mutiara, sampai yang berdiameter beberapa kaki-dan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mereka juga beraneka warna, mencakup, semua warna dalam pelangi. Awan petir
mengelilingi setiap bola cahaya, lingkaran terang yang terdiri atas sulur-sulur cair yang
melecut dan menampar, seolah-olah ingin menjerat sesuatu. Cahaya-cahaya itu
bergerak sangat cepat, mata Eragon tidak bisa menangkap berapa jumlah mereka, tapi
ia menebak ada sekitar dua lusin. Cahaya-cahaya itu melesat memasuki perkemahan
dan membentuk dinding berdesing di sekeliling Eragon dan Arya. Kecepatan mereka
berputar, ditambah serangan pendaran warna yang bertubi-tubi, membuat Eragon
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
pusing. Ia bertumpu pada sebelah tangan di tanah untuk menyeimbangkan tubuh.
Sekarang suara dengungan begitu keras sehingga gigi-geligi Eragon berbenturan.
Lidahnya merasakan besi, dan rambutnya berdiri semua. Rambut Arya juga berdiri,
meski lebih panjang daripada rambut Eragon, dan ketika Eragon melirik ke arahnya, ia
menganggap Arya tampak sangat menggelikan, ia harus menahan diri agar tidak
tertawa. "Mereka mau apa?" Eragon berteriak, tapi Arya tidak menjawab. Sebuah bola
cahaya melepaskan diri dari dinding dan melayang-layang di depan Arya sejajar dengan
matanya. Bola cahaya itu mengecil dan membengkak seperti jantung yang berdenyut,
berubah-ubah warna dari biru terang sampai hijau zamrud, sekali-sekali diselingi
pancaran merah. Salah satu sulurnya menyentuh sehelai rambut Arya. Terdengar suara
plop keras, dan selama sedetik, sehelai rambut itu menyala terang seperti percikan
matahari, kemudian lenyap. Bau rambut terbakar mengalir ke hidung Eragon. Arya tidak
mengernyit atau menunjukkan keterkejutan. Dengan wajah tetap tenang, ia mengangkat
sebelah tangan dan, sebelum Eragon bisa melompat ke depan untuk mencegahnya,
meletakkan tangan di bola cahaya berpendar itu. Bola cahaya itu berubah menjadi emas
dan putih, dan membengkak hingga berdiameter tiga kaki. Arya memejamkan mata dan
menelengkan kepala ke belakang, wajahnya penuh cahaya kebahagiaan. Bibirnya
bergerak, tapi apa pun yang diucapkannya, Eragon tidak bisa mendengarnya. Ketika
Arya selesai, bola cahaya itu berpendar merah darah dan kemudian dengan rangkaian
cepat berubah-ubah dari merah ke hijau lalu ungu lalu jingga kemerahan lalu biru yang
sangat terang, sehingga Eragon harus memalingkan wajah, kemudian ke hitam pekat
dengan tepian korona berupa sulur-sulur putih yang menggeliat, seperti matahari dalam
keadaan gerhana. Saat ini warnanya berhenti berubah, seakanakan hanya
ketidakadaan warna yang bisa menyampaikan suasana hatinya yang sebenarnya.
Melayang menjauhi Arya, bola cahaya itu menghampiri Eragon, sebuah lubang pada
permukaan dunia, dikelilingi lingkaran api. Bola cahaya itu melayang-layang di
depannya, berdengung keras sampai membuat mata Eragon berair. Lidah Eragon
terasa dilapisi tembaga, kulitnya mengerut, dan pijaran-pijaran pendek listrik menari-nari
di ujung jemarinya. Agak ketakutan, ia bertanya-tanya apakah seharusnya menyentuh
bola cahaya itu seperti yang tadi dilakukan Arya. Ia menatap Elf itu untuk bertanya. Arya
mengangguk dan memberi tanda baginya untuk melanjutkan.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon merentangkan tangan kanannya menuju kegelapan yang membentuk bola
tersebut. Dengan terkejut ia merasakan penolakan. Bola itu tidak memiliki wujud
padat, tapi bisa mendorong tangannya seperti yang dilakukan aliran air deras. Semakin
Eragon mendekat, semakin keras bola itu mendorong. Dengan mengerahkan tenaga,
Eragon meraih beberapa inci terakhir dan menyentuh bagian tengah makhluk tersebut.
Pancaran cahaya kebiruan menyembur dari antara telapak tangan Eragon dan
permukaan bola, sebuah penampakan terang seperti kipas yang memudarkan cahaya
dari bola-bola yang lain dan menjadikan segalanya biru pucat keputihan. Eragon
berteriak kesakitan ketika pancaran cahaya itu menusuk matanya, kemudian ia
menundukkan kepala sambil menyipitkan mata. Lalu sesuatu bergerak didalam bola,
seperti naga tidur yang mengendurkan gulungan tubuhnya, dan sebuah kehadiran
memasuki benaknya, menggeleser pada pertahanan benaknya bagaikan dawn kering di
badai musim gugur. Eragon tersentak. Kebahagiaan meluap-luap memenuhinya; apa
pun bola cahaya ini, rasanya seperti terbuat dari kebahagiaan yang disuling. Bola itu
menikmati hidup, dan segala di sekelilingnya membuatnya merasa senang dalam
tingkatan berbeda-beda. Eragon bisa saja menangis karena merasa sangat lega, tapi ia
tidak lagi bisa mengendalikan tubuhnya. Makhluk itu menahannya, pancaran cahaya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang berkilauan masih menyorot dari bawah telapak tangannya sementara mengalir
cepat ke seluruh tulang-tulang dan otot-ototnya, berhenti sejenak di tempat-tempat
tubuhnya terluka, kemudian mengalir kembali ke benaknya. Meski Eragon merasa
bahagia luar biasa, kehadiran makhluk itu terasa tidak normal dan ganjil, ia ingin lari
darinya, tapi di dalam kesadarannya, tidak ada tempat di mana ia bisa bersembunyi. Ia
harus tetap berada dalam sentuhan langsung jiwa menyala makhluk tersebut sementara
kenangannya dijelajahi, berpindah-pindah dari satu memori ke memori lain dengan
kecepatan bagai anak panah kaum Elf. Eragon heran bagaimana makhluk itu bisa
memahami sekian banyak informasi secepat itu. Sementara makhluk itu mencaricari,
Eragon berusaha menyentuh benak bola cahaya itu, untuk mempelajari sebisanya
tentang sifat dan asalnya, tapi makhluk itu menghalanginya untuk memahami. Beberapa
impresi yang didapatkannya begitu berbeda dari yang pernah dilihatnya dalam benak
makhluk-makhluk lain, semuanya tidak bisa dipahami. Setelah aliran terakhir yang
hampir sekejap ke seluruh tubuhnya, makhluk itu menjauh. Kontak di antara mereka
terputus seperti kabel yang ditarik terlalu keras. Lapisan cahaya yang melingkari tangan
Eragon meredup lalu lenyap, meninggalkan percikan-percikan merah jambu
menyilaukan di Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
matanya. Sekali lagi berubah warna, bola cahaya di depan Eragon mengecil menjadi
seukuran apel dan bergabung kembali dengan teman-temannya dalam pusaran cahaya
yang mengelilinginya dan Arya. Dengungan meningkat menjadi lengkingan
memekakkan, kemudian pusaran cahaya itu meledak ke arah luar saat bola-bola
menyala itu bertebaran ke segala arah. Mereka bergerombol kembali sekitar seratus
kaki dari perkemahan yang gelap, saling tumpang tindih seperti anak-anak kucing
sedang bergumul, kemudian melesat ke arah selatan dan lenyap, seolah-olah mereka
tidak pernah muncul. Angin mereda menjadi sepoi-sepoi lembut. Eragon jatuh berlutut,
kedua lengan terentang ke arah bola-bola cahaya itu pergi, merasa kosong tanpa rasa
bahagia yang mereka berikan kepadanya. "Apa," ia bertanya, kemudian terbatuk dan
harus memulai lagi. Kerongkongannya terasa sangat kering. "Apa itu tadi?" "Spirit,"
jawab Arya. Mereka duduk. "Mereka tidak tampak seperti yang muncul dari tubuh Durza
ketika aku membunuhnya." "Spirit bisa berbentuk apa saja, tergantung keinginan
mereka." Eragon mengerjap beberapa kali dan mengusap mata dengan punggung jari.
"Bagaimana mungkin orang bisa memperbudak mereka dengan sihir" Itu mengerikan.
Aku akan malu menyebut diriku sendiri penyihir. Gah! Dan Trianna selalu
membualkannya. Aku harus menghentikannya menggunakan spirit atau aku akan
mengeluarkannya dari Du Vrangr Gata dan meminta Nasuada untuk mengusirnya dari
Varden." "Aku tidak akan segegabah itu jika jadi dirimu." "Tentunya kau tidak
menganggap benar tindakan para penyihir yang memaksa spirit untuk mematuhi
keinginan mereka... Mereka begitu indah sehingga-" Ia berhenti mendadak dan
menggelengkan kepala, terlalu terbawa emosi. "Orang yang menyakiti mereka
seharusnya dicambuk habis-habisan." Dengan senyum tipis, Arya berkata, "Aku
menduga Oromis belum membicarakan masalah ini saat kau dan Saphira meninggalkan
Ellesmera." "Jika maksudmu tentang spirit, ia membicarakannya beberapa kali." "Tapi
kuduga tidak dengan sangat detail." "Mungkin tidak." Dalam kegelapan, siluet tubuh
Arya bergerak saat ia mencondongkan tubuh ke satu sisi. "Spirit selalu menimbulkan
rasa senang jika mereka memilih untuk berkomunikasi dengan kita, makhluk berwujud.
Tapi jangan biarkan mereka mengecohmu. Mereka tidak semurah hati, jinak, atau ceria
seperti yang mereka ingin kaupercayai. Membuat lawan berinteraksi mereka senang
adalah cara mereka mempertahankan diri. Mereka benci terikat di satu tempat saja, dan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sudah sejak lama mereka menyadari bahwa jika orang yang mereka ajak berinteraksi
merasa bahagia, maka kemungkinannya kecil untuk orang itu mengurung para spirit dan
menjadikan mereka budak." "Aku tidak tahu," kata Eragon. "Mereka membuatmu
merasa sangat gembira, aku bisa mengerti jika ada orang yang ingin memiliki mereka,
alihalih membebaskan mereka." Bahu Arya dinaikkan dan diturunkan lagi. "Spirit juga
memiliki Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kesulitan yang sama seperti kita jika menebak perilaku. Mereka hampir tidak punya
kemiripan dengan makhluk lain di seluruh Alagaesia, berinteraksi dengan mereka
bahkan dengan cara yang paling sederhana pun adalah hal yang berisiko, karena tidak
ada yang tahu bagaimana mereka akan bereaksi." "Satu lagi alasan mengapa aku
sebaiknya melarang Trianna melakukan sihir menggunakan mereka." "Apakah kau
pernah melihatnya memanggil spirit untuk melakukan keinginannya?" "Belum." "Sudah
kuduga. Trianna telah bergabung dengan Varden selama hampir enam tahun, dan
sepanjang masa itu hanya satu kali ia mendemonstrasikan kemampuannya menyihir,
dan itu pun terjadi setelah Ajihad terus-menerus membujuknya dan Trianna melakukan
banyak kehebohan dan persiapan. Trianna memiliki keahlian yang diperlukan-ia bukan
sekadar tukang obat- tapi memanggil spirit adalah pekerjaan yang luar biasa berbahaya,
dan orang tidak melakukannya dengan sembarangan." Eragon menggosok telapak
tangannya yang bersinar dengan ibu jari kirinya. Rona cahaya berubah warna saat
darah melintas ke permukaan kulitnya, tapi usahanya gagal untuk mengurangi kadar
cahaya yang berpendar dari telapak tangannya. Ia menggaruk gedwey ignasia dengan
kukunya. Sebaiknya cahaya ini hanya bertahan beberapa jam saja. Aku tidak bisa
berkeliaran bercahaya seperti lentera begini. Aku bisa terbunuh. Dan ini juga konyol.
Siapa yang pernah dengar seorang Penunggang Naga dengan anggota tubuh
bercahaya" Eragon memikirkan apa yang pernah diucapkan Brom kepadanya. "Mereka
bukan spirit manusia, kan" Bukan Elf, kurcaci, atau makhluk-makhluk seperti itu.
Maksudku, mereka bukan hantu. Kita tidak menjadi mereka jika kita mati." "Tidak. Dan
tolong jangan tanya aku, seperti yang aku yakin akan kaulakukan, apakah mereka itu.
Itu pertanyaan yang harus dijawab Oromis, bukan aku. Pelajaran sihir, jika dilakukan
dengan benar, butuh waktu lama dan sulit serta harus ditangani dengan hati-hati
sekali. Aku tidak ingin mengucapkan sesuatu yang mungkin akan mengacaukan
pelajaran yang telah disiapkan Oromis untukmu, dan pastinya aku tidak ingin kau
mencelakai diri sendiri karena berusaha melakukan sesuatu yang kusebutkan
sementara kau masih kurang memahami instruksinya." "Dan kapan seharusnya aku
kembali ke Ellesmera?" Eragon bertanya. "Aku tidak bisa meninggalkan Varden lagi,
tidak seperti ini, sementara Thorn dan Murtagh masih hidup. Sampai kita mengalahkan
Kekaisaran, atau Kekaisaran mengalahkan kita, Saphira dan aku harus mendukung
Nasuada. jika Oromis dan Glaedr sungguh-sungguh ingin kami menyelesaikan
pelajaran, mereka seharusnya bergabung dengan kita, dan Galbatorix akan kewalahan!"
"Astaga, Eragon," kata Arya. "Perang ini tidak akan berakhir secepat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
perkiraanmu. Kekaisaran sangat luas, dan kita baru menghantam kulitnya saja.
Sepanjang Galbatorix tidak tahu-menahu tentang Oromis dan Glaedr, kita punya
keuntungan." "Apakah sebuah keuntungan jika mereka tidak pernah mengerahkan
kemampuan mereka secara penuh?" Eragon menggerutu. Arya tidak menjawab, dan
setelah beberapa saat, Eragon merasa kekanak-kanakan karena telah mengeluh.
Oromis dan Glaedr menginginkan kehancuran Galbatorix lebih dari apa pun di dunia ini,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dan jika mereka memilih untuk menunggu kesempatan di Ellesmera, itu karena mereka
memiliki alasan yang sangat bagus. Eragon bahkan bisa menyebutkan beberapa di
antaranya jika ia mau, yang paling jelas adalah ketidakmampuan Oromis untuk
merapalkan mantra yang membutuhkan energi besar. Merasa dingin, Eragon menarik
lengan bajunya ke bawah dan melipat kedua lengannya di dada. "Apa yang kaukatakan
kepada spirit itu?" "Ia kepengin tahu kenapa kita melakukan sihir; itulah yang menarik
perhatian mereka. Aku menjelaskan, dan aku juga memberitahu mereka kaulah yang
membebaskan spirit yang terjebak di dalam tubuh Durza. Itu membuat mereka senang
sekali." Keheningan mengendap, di antara mereka, kemudian Arya beringsut
mendekati bunga bakung dan menyentuhnya lagi. "Oh!" serunya. "Mereka
sungguh-sungguh berterima kasih. Naina!" Atas perintahnya, pancaran cahaya lembut
menerangi perkemahan. Dengan cahaya itu, Eragon melihat dawn dan batang bunga
bakung itu telah berubah menjadi emas padat, kelopakkelopaknya berupa logam
berwarna putih yang tidak dikenalinya, dan jantung bunga tersebut, tampak karena Arya
menekuk kuntumnya ke etas, kelihatan diukir dari batu delima dan berlian. Terpesona,
Eragon menyapukan jari pada daunnya yang melengkung, bulu-bulu halus di sana
menggelitiknya. Membungkukkan tubuh ke depan, ia melihat tonjolan, alur, lubang, urat,
dan segala detail kecil lainnya yang telah diberikan pada versi awal bunga itu;
satu-satunya perbedaan adalah sekarang semua terbuat dari emas. "Ini tiruan yang
sempurna!" katanya. "Dan bunga ini masih hidup." "Mesa?" Berkonsentrasi, Eragon
mencari tanda-tanda samar kehangatan dan pergerakan yang mengatakan bahwa
bunga bakung itu lebih dari sekadar hiasan tak bernyawa. Ia mendapatkannya, sekuat
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
biasanya seperti yang dipancarkan tanaman di malam hari. Mengelus-elus daunnya lagi,
ia berkata, "Ini berada jauh di luar jangkauan pengetahuanku tentang sihir. Seharusnya
bunga bakung ini mati. Tapi bunga ini malah penuh kehidupan. Aku bahkan tidak bisa
membayangkan apa yang dibutuhkan untuk mengubah tanaman menjadi logam
bernyawa. Mungkin Saphira bisa melakukannya, tapi ia tidak mungkin bisa mengajarkan
mantranya kepada orang lain." "Pertanyaan yang sesungguhnya," kata Arya, "adalah
apakah bunga ini akan memproduksi serbuk sari yang subur." "Bunga ini bisa
berkembang biak?" "Aku tidak akan heran jika memang bisa. Contoh-contoh tak
terhitung tentang sihir yang berkembang sendiri banyak terjadi di seluruh Alagaesia,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
seperti kristal mengambang di pulau Eoam dan sumur mimpi di Gua Mani. Ini tidak
akan lebih mustahil daripada fenomena-fenomena itu." "Sayangnya, jika ada yang
menemukan bunga ini atau anakanak yang mungkin akan dimilikinya, mereka akan
menggali semuanya. Setiap pencari harta di seluruh negeri akan datang ke sini untuk
memetik bunga bakung emas." "Kurasa mereka tidak akan mudah dihancurkan, tapi
hanya waktu yang akan membuktikan." Dada Eragon mendadak dipenuhi tawa yang
akan meledak. Dengan kegirangan yang hampir tidak bisa ditahannya, ia berkata, "Aku
pernah dengar peribahasa itu benar-benar melakukannya! Mereka menyepuh bunga
bakung ini!" Dan ia tertawa sampai tersungkur, membiarkan suaranya membahana ke
seluruh padang kosong. Bibir Arya berkedut. "Yah, niat mereka baik. Kita tidak bisa
menyalahkan mereka karena tidak tahu peribahasa manusia." "Tidak, tapi... oh, ha, ha,
ha!" Arya menjentikkan jemarinya, dan pancaran cahaya meredup lalu lenyap. "Kita
mengobrol teruss sepanjang malam. Sudah waktunya kita beristirahat. Fajar akan tiba
dengan cepat, dan kita harus pergi segera setelah fajar menyingsing." Eragon telentang
di tanah yang bebas bebatuan, masih tergelak saat ia terlena menuju alam mimpi
terjaganya. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
DI ANTARA KERUMUNAN BERSEMANGAT Hari sudah pertengahan Siang ketika
Varden mulai tampak di kejauhan. Eragon dan Arya berhenti di puncak bukit rendah dan
mengamati bentangan luas tenda-tenda kelabu di depan mereka, sangat ramai oleh
ribuan manusia, kuda, dan asap tungku. Di bagian barat tenda-tenda tersebut, Sungai
Jiet yang dibatasi pepohonan tampak berliku-liku. Setengah mil di sebelah timur
terdapat perkemahan kedua yang lebih kecil-seperti pulau terombang-ambing dekat
dengan garis pantai daratan utama-tempat kaum Urgal pimpinan Nar Garzhvog tinggal.
Hingga beberapa mil di sekeliling batas luar perkemahan Varden terdapat berbagai
kelompok orang berkuda. Beberapa sedang berpatroli, yang lain-lain adalah pengantar
pesan yang membawa umbul-umbul, dan selebihnya adalah kelompok penunggang
yang entah baru berangkat atau baru pulang menjalankan misi. Dua kelompok patroli
melihat Eragon dan Arya lalu, setelah membunyikan terompet untuk memberi sinyal,
berderap secepat mungkin ke arah mereka. Cengiran lebar menghiasi wajah Eragon,
dan ia tertawa, lega. "Kita berhasil!" ia berseru. "Murtagh, Thorn, ratusan prajurit,
penyihir-penyihir peliharaan Galbatorix, para Rabisa menangkap kita. Ha! Lumayan
untuk membuat raja jengkel, bukan" Janggutnya akan berdiri jika ia mendengar ini."
"Maka ia akan jadi dua kali lebih berbahaya," Arya memperingatkan. "Aku tahu," kata
Eragon, cengirannya semakin lebar. "Mungkin ia akan jadi begitu marah, sehingga
lupa membayar pasukannya dan mereka akan melemparkan seragam mereka dan
bergabung dengan Varden." "Kau ceria sekali hari ini." "Dan mengapa tidak?" Eragon
bertanya. Melonjak-lonjak dengan ujung kakinya, ia membuka benaknya selebar
mungkin dan, mengumpulkan kekuatannya, ia berteriak, Saphira! mengirimkan
gelombang pikirannya melintasi padang rumput seperti tombak. Jawaban datang tak
lama kemudian: Eragon! Mereka berpelukan dalam benak, membenamkan diri
masingmasing dalam gelombang cinta, kebahagiaan, dan kekhawatiran. Mereka
bertukar memori saat saling terpisah, dan Saphira menghibur kesedihan Eragon tentang
prajurit-prajurit yang telah dibunuhnya, menarik keluar rasa sakit dan marah yang
mengumpul di dalam hati Eragon setelah kejadian itu. Eragon tersenyum. Dengan
adanya Saphira di dekatnya, segala di dunia terasa baikbaik saja. Aku kangen, kata
Eragon. Aku juga, makhluk kecil. Kemudian Saphira mengirimkan citra para prajurit
yang diperangi Eragon dan Arya lalu berkata, Selalu saja, setiap kali aku
meninggalkanmu, kau berhasil mendapatkan masalah. Setiap kali! Rasanya
membalikkan tubuh saja aku tidak berani karena takut kau akan segera terlibat
pertarungan mematikan segera setelah aku mengalihkan tatapan.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Yang adil dong: aku mendapatkan banyak masalah selagi bersamamu. Tidak hanya
terjadi saat aku sendirian. Kita berdua tampaknya seperti magnet bagi kejadian-kejadian
tidak terduga. Bukan, kau yang seperti magnet bagi kejadian-kejadian tidak terduga,
Saphira mendengus. Tidak ada hal luar biasa yang terjadi padaku jika aku sedang
sendirian. Tapi kau menarik duel, penyergapan, musuhmusuh abadi, makhluk-makhluk
aneh seperti Razac, keluarga yang telah lama hilang, dan tindakan sihir misterius
seakan-akan mereka adalah musang kelaparan dan kau kelinci yang tersesat di
sarang mereka. Bagaimana saat kau menjadi milik Galbatorix" Apakah itu kejadian
biasa" Waktu itu aku bahkan belum menetas, bantah Saphira. Itu tidak dihitung.
Perbedaan antara dirimu dan diriku adalah hal-hal terjadi padamu, sementara aku
menyebabkan sesuatu terjadi. Mungkin, tapi itu karena aku masih belajar. Beri aku
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
waktu beberapa tahun, dan aku akan jadi semahir Brom dalam menangani segala hal,
eh" Kau tidak bisa berkata aku tidak berinisiatif melakukan tindakan terhadap Sloan.
Mmh. Kita masih harus membicarakan itu. Jika kau mengejutkanku seperti itu lagi, aku
akan mengimpitmu ke tanah dan menjilatmu dari kepala sampai kaki. Eragon bergidik.
Lidah Saphira penuh duri bengkok yang bisa mencabut bulu, kulit, dan daging seekor
kijang hanya dengan sekali sapuan. Aku tahu, tapi aku sendiri tidak yakin apakah akan
membunuh Sloan atau membebaskannya sampai aku berdiri di hadapannya. Lagi pula,
jika aku memberitahumu aku minta ditinggal, kau akan berkeras menghentikanku.
Eragon merasakan geraman samar bergemuruh di dada Saphira. Naga itu berkata, Kau
seharusnya memercayaiku untuk melakukan tindakan yang benar. Jika kita tidak bisa
bicara blak-blakan, bagaimana kita bisa berfungsi sebagai naga dan Penunggang"
Apakah melakukan tindakan yang benar adalah menyeretku pergi dari Helgrind, meski
bertentangan dengan keinginanku" Mungkin tidak perlu begitu, kata Saphira dengan
nada agak membela diri. Eragon tersenyum. Tapi kau memang benar. Aku seharusnya
mendiskusikan rencanaku denganmu. Maafkan aku. Sejak saat ini, aku berjanji akan
berkonsultasi dulu denganmu sebelum aku melakukan hal yang tidak kauduga. Kau
setuju" Hanya jika melibatkan senjata, sihir, raja, atau anggota keluarga, sahut Saphira.
Atau bunga. Atau bunga, Saphira menyetujui. Aku tidak perlu tahu jika kau
memutuskan kepengin makan roti dan keju pada tengah malam. Kecuali jika ada
seorang pria membawa pisau sangat panjang menungguku di luar tenda. jika kau tidak
bisa mengalahkan seorang pria dengan pisau panjang, kau akan jadi Penunggang yang
payah. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Dan mati. Yah... Dilihat dari argumenmu sendiri, seharusnya kau tidak perlu khawatir
karena meski aku menarik lebih banyak masalah daripada orang lain, aku sanggup lolos
dari sekaliasi yang bakal membuat sebagian besar orang terbunuh. Bahkan pejuang
yang paling hebat pun bisa sial sekali-sekali, bantah Saphira. Ingot raja kurcaci Kaga,
yang dibunuh seorang pria berpedang-kurcaci berpedang- yang masih hijau saat sang
raja tersandung batu" Kau harus selalu waspada, karena tidak peduli seberapa besar
kemampuanmu, kau tidak bisa mengantisipasi dan mencegah semua nasib sial yang
mengarah kepadamu. Setuju. Sekarang bisakah kita tinggalkan topik berat ini" Aku
sudah capek sekali memikirkan nasib, takdir, keadilan, dan topik-topik lain yang sama
muramnya selama beberapa hari belakangan ini. Menurutku, pertanyaan filosofis juga
akan membuatmu bingung dan depresi alih-alih memperbaiki kondisimu. Memutar
kepalanya, Eragon mengamati langit yang kosong, mencari-cari kerlipan biru sisik
Saphira. Kau di mana" Aku tahu kau sudah dekat, tapi aku tidak bisa melihatmu. Persis
di atasmu! Sambil meraung gembira, Saphira melesat keluar dari perut awan beberapa
ribu kaki di atas, terbang berputar-putar menuju daratan dengan kedua sayap terlipat di
tubuhnya. Membuka rahangnya yang menakutkan, ia menyemburkan api, yang berkibar
ke belakang melalui kepala dan lehernya seperti rambut menyala-nyala. Eragon tertawa
dan membentangkan kedua lengannya ke arah naga itu. Kuda-kuda pasukan patroli
yang berderap mendekati Eragon dan Arya menyurut mundur akibat melihat dan
mendengar Saphira, lalu menyentak ke arah berlawanan ketika para penunggang
mereka berusaha menarik kekang. "Aku berharap kita bisa mendekati perkemahan
tanpa terlalu banyak menarik perhatian," kata Arya, "tapi seharusnya aku sadar kita
tidak bisa masuk diam-diam jika Saphira ada di dekat kita. Seekor naga sulit untuk
diabaikan." Aku dengar itu, kata Saphira, membentangkan kedua sayapnya dan
mendarat dengan suara berdebum keras. Paha dan bahunya yang sangat besar
bergetar saat ia menyerap kekuatan benturan. Semburan udara keras menerpa wajah
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon, dan bumi berguncang di bawah kakinya. Ia mengendurkan lutut untuk
menyeimbangkan tubuh. Melipat sayap agar rata di punggungnya, Saphira berkata, aku
bisa tidak mencolok jika mau. Kemudian ia menelengkan kepala dan mengerjap, ujung
ekornya melecut dari sisi ke sisi. Tapi aku tidak mau mengendap-endap, hari ini! Hari ini
aku adalah naga, bukan merpati ketakutan yang berusaha tidak terlihat rajawali yang
sedang berburu. Kapan kau tidak jadi naga" tanya Eragon sambil berlari menghampiri
Saphira. Seringan bulu, Eragon melompat dari kaki de-pan ke bahu naga itu dan dari
sana ke tempat duduknya yang biasa di lekukan pada dasar leher Saphira. Setelah
duduk, Eragon memeluk kedua sisi leher Saphira yang hangat, merasakan ototnya yang
bertekstur naik-turun saat naga itu bernapas. Eragon tersenyum lagi, dengan kepuasan
yang mendalam. Di sinilah seharusnya aku berada, bersamamu. Kedua kakinya
bergetar saat Saphira mendengkur senang, gemuruh di dalam dadanya mengikuti nada
aneh dan halus yang tidak dikenali Eragon. "Salam, Saphira," sapa Arya, dan melipat
sebelah tangan di dadanya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dalam gerakan Elf yang berarti memberi hormat. Membungkuk rendah dan menekuk
lehernya yang panjang, Saphira menyentuh dahi Arya dengan ujung moncongnya,
seperti yang dilakukannya saat memberkati Elva di Farthen Dur, dan berkata, Salam,
filfa-kona. Selamat datang, dan semoga angin mengembangkan sayap-sayapmu. Ia
bicara kepada Arya dengan nada sayang yang sampai saat itu hanya diberikannya
kepada Eragon, seakan-akan sekarang ia menganggap Arya adalah bagian dari
keluarga kecil mereka dan layak mendapatkan perlakuan akrab yang sama dengan
mereka. Pendekatan Saphira membuat Eragon terkejut, tapi setelah sejenak diterkam
rasa cemburu, Eragon menerimanya. Saphira teruss bicara: Aku berterima kasih kau
telah membantu Eragon kembali tanpa kekurangan suatu apa. Jika ia tertangkap, aku
tidak tahu apa yang akan harus kulakukan! "Rasa terima kasihmu sangat berarti
bagiku," kata Arya, dan ia membungkuk. "Dan tentang apa yang harus kaulakukan jika
Galbatorix menangkapnya, yah, kau akan menyelamatkannya, dan aku akan
menemanimu, bahkan jika kita harus pergi ke UruYa, rasanya aku akan
menyelamatkanmu, Eragon, kata Saphira, memutar leher untuk menatap pemuda itu,
tapi aku khawatir aku akan harus menyerahkan diri kepada Kekaisaran demi
menyelamatkanmu, tidak peduli apa akibatnya bagi Alagaesia. Kemudian ia
menggelengkan kepala dan menggaruk tanah dengan cakarnya. Ah, ini obrolan yang
tidak ada gunanya. Kau ada di sini dan aman, dan itu adalah segalanya. Menghabiskan
hari dengan memikirkan kejadian buruk yang bisa saja terjadi akan meracuni
kebahagiaan yang sudah berada di tangan kita... Tepat pada saat itu, sepasukan patroli
berderap menghampiri mereka dan, berhenti sekitar tiga puluh meter karena kuda-kuda
yang gelisah, bertanya apakah mereka sebaiknya mengawal mereka bertiga untuk
bertemu Nasuada. Salah satu pria turun dari kuda dan memberikan tunggangannya itu
kepada Arya, kemudian bersama-sama mereka menuju lautan tenda di arah barat
daya. Saphira menentukan cepatnya langkah mereka: berjalan santai yang membiarkan
dirinya serta Eragon menikmati keberadaan masing-masing sebelum memasuki
keriuhan dan kehebohan yang pasti akan menyambut mereka begitu tiba di
perkemahan. Eragon bertanya tentang Roran dan Katrina, kemudian berkata, Apakah
kau makan lebih banyak fireweed" Napasmu berbau lebih keras daripada biasanya.
Tentu saja. Kau hanya menyadarinya karena telah pergi selama berhari-hari. Bauku
memang seperti seharusnya naga berbau, dan aku akan berterima kasih jika kau tidak
mengomentarinya dengan negatif kecuali kau ingin kujatuhkan di kepalamu. Lagi pula,
kalian manusia tidak perlu menyombongkan apa-apa, kalian makhluk berkeringat,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
berminyak, dan bau. Satu-satunya makhluk yang lebih bau daripada manusia adalah
kambing jantan dan beruang yang sedang tidur musim dingin. Dibandingkan dengan
kalian, aroma naga bagaikan parfum yang sama menyegarkannya seperti sehamparan
luas bunga gunung. Tidak usah berlebihan begitu. Meski, kata Eragon, mengedutkan
hidung, Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
setelah Agaeti Blodhren, aku menyadari manusia memang agak bau. Tapi kau tidak bisa
menganggapku sama dengan manusia lain, karena aku tidak lagi seutuhnya manusia.
Mungkin tidak, tapi kau tetap perlu mandi! Saat mereka melintasi padang, semakin
banyak orang berkerumun mengelilingi Eragon dan Saphira, membentuk barisan
penjagaan yang sebetulnya sama sekali tidak dibutuhkan, tapi memang tampak
mengesankan. Setelah begitu lama berada di belantara Alagaesia, tubuh-tubuh manusia
yang saling merapat, berbagai jenis suara keras dan melengking, serangan
pikiran-pikiran dan emosi yang tidak tertahan, dan keragaman gerakan tangan melambai
serta kuda-kuda berderap membuat Eragon kewalahan. Ia menyurut mundur jauh ke
dalam benaknya, tempat suara-suara sumbang itu tidak lebih keras daripada deburan
ombak di kejauhan. Meski melalui berlapis-lapis benteng pelindung, Eragon bisa
merasakan kehadiran dua belas Elf, berlari dalam formasi dari sisi lain perkemahan,
tangkas dan lincah seperti macan gunung bermata kuning. Ingin tampak layak di depan
mereka, Eragon menyisir rambut dengan jemarinya dan menegakkan bahu, tapi ia juga
mengetatkan perlindungan di benaknya sehingga tidak ada orang selain Saphira yang
bisa mendengar pikirannya. Para Elf itu datang untuk melindunginya dan Saphira, tapi
pada akhirnya kesetiaan mereka terletak pada Ratu Islanzadi. Sementara Eragon
bersyukur atas kehadiran mereka, dan yakin sopan santun mereka yang tanpa cacat
akan tidak mengizinkan mereka mengintip benaknya, ia tidak ingin memberikan
kesempatan apa saja bagi ratu kaum Elf untuk mengetahui rahasia Varden, atau untuk
mengendalikannya. Jika sang ratu bisa memisahkan dirinya dengan Nasuada, Eragon
yakin itu akan dilakukannya. Secara keseluruhan, kaum Elf tidak memercayai manusia,
tidak setelah pengkhianatan Galbatorix, dan karena itu serta alasan lain, Eragon yakin
Islanzadi akan memilih Eragon serta Saphira berada dalam kekuasaannya secara
langsung. Dan dari penguasa-penguasa yang pernah ditemui Eragon, ia paling tidak
memercayai Islanzadi. Sang ratu terlalu bersifat penguasa dan tidak bisa ditebak. Kedua
belas Elf berhenti di hadapan Saphira. Mereka membungkuk dan melipat tangan seperti
yang telah dilakukan Arya dan, satu demi satu, memperkenalkan diri kepada Eragon
dengan kalimat salam tradisional kaum Elf, yang dijawabnya dengan kalimat yang
sesuai. Kemudian Elf yang memimpin rombongan, seorang pria jangkung dan tampan
dengan bulu-bulu mengilat berwarna biru kehitaman di sekujur tubuh, menyatakan
tujuan misi mereka kepada semua orang yang bisa mendengar dan dengan formal
bertanya kepada Eragon dan Saphira apakah kedua belas Elf itu bisa melanjutkan tugas
mereka. "Silakan," jawab Eragon. Silakan, sahut Saphira. Kemudian Eragon bertanya,
"Blodhgarm-vodhr, apakah aku pernah melihatmu di Agaeti Blodhren?" Karena ia ingat
pernah memerhatikan seorang Elf dengan bulu yang mirip sedang menari-nari di antara
pepohonan Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
saat upacara berlangsung. Blodhgarm tersenyum, menunjukkan taring hewannya.
"Kurasa kau bertemu dengan sepupuku Liotha. Kami sangat mirip, meski bulu-bulunya
cokelat dan berbintik, sementara buluku biru." "Aku hampir berani bersumpah itu kau."
"Sayangnya, aku sedang ada tugas di tempat lain pada saat itu dan tidak bisa
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menghadiri perayaan. Mungkin aku akan mendapat kesempatan untuk menghadiri
upacara berikutnya, seratus tahun dari sekarang." Setujukah kau, kata Saphira kepada
Eragon, jika kubilang aroma tubuhnya sangat enak" Eragon mengendus udara. Aku
tidak mencium apa-apa. Dan aku akan menciumnya jika ada aroma yang bisa dicium.
Aneh sekali. Maka Saphira mengirimi Eragon rangkaian aroma yang telah diendusnya,
dan Eragon segera tahu apa maksud Saphira. Aroma musk Blodhgarm mengelilinginya
seperti awan, tebal dan memabukkan, aroma hangat dan berasap yang menunjukkan
sedikit bau buah Gemara juniper yang lumat dan telah membuat coping hidung Saphira
tergelitik. Semua wanita di Varden tampaknya jatuh cinta kepadanya, kata Saphira.
Mereka mengikutinya ke mana pun ia pergi, kepengin bicara dengannya tapi terlalu
malu bahkan untuk mengeluarkan suara jika ia menatap mereka. Mungkin hanya kaum
wanita yang bisa mengendus baunya. Eragon melirik cemas ke arah Arya. Arya
tampaknya tidak terpengaruh. Ia memiliki proteksi terhadap segala pengaruh magis.
Kuharap, begitu... Apakah menurutmu sebaiknya kita menghentikan Blodhgarm" Yang
dilakukannya ini adalah cara licik dan curang untuk mengambil hati wanita. Apakah lebih
curang daripada dirimu sendiri dengan cara berdandan mengenakan pakaian bagus
untuk mengambil hati orang yang kaucintai" Blodhgarm tidak mengambil kesempatan
dari wanita-wanita yang terpesona padanya, dan rasanya tidak mungkin ia menciptakan
aroma tubuhnya untuk menarik perhatian wanita manusia. Malahan, aku menebak ini
adalah konsekuensi yang tidak diduga saat ia menciptakannya untuk alasan yang lain
sama sekali. Kecuali jika ia mengabaikan kesopanan, kurasa sebaiknya kita tidak perlu
ikut campur. Bagaimana dengan Nasuada" Apakah ia rentan terhadap pesona Elf ini"
Nasuada bijaksana dan waspada. Ia menyuruh Trianna meletakkan pelindung di
sekelilingnya sehingga bisa mencegahnya terpengaruh Blodhgarm. Bagus. Ketika
mereka tiba di perkemahan, kerumunan semakin membengkak. Setengah Varden
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tampaknya bergerombol di sekeliling Saphira. Eragon mengangkat tangan untuk
menyambut saat orang-orang berseru, "Argetlam!" dan "Shadeslayer!" dan mendengar
yang lain-lain berkata, "Kau dari mana, Shadeslayer" Ceritakan kepada kami
petualanganmu!" Banyak orang menyebutnya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sebagai Kutukan bagi Ramengulangi julukan itu empat kali dalam hati. Orang-orang juga
meneriakkan doa mereka bagi keselamatannya, juga Saphira, dan banyak undangan
makan, dan persembahan emas serta perhiasan, dan permintaan bantuan yang
memilukan: maukah ia menggendong seorang bayi laki-laki yang lahir buta, atau
maukah ia menyembuhkan penyakit yang membuat seorang istri sekarat, atau maukah
ia menyembuhkan patah kaki serta membetulkan pedang yang bengkok, karena pria
yang meminta berteriak, "Ini dulu pedang kakekku!" Dua kali suara seorang wanita
berseru, "Shadeslayer, maukah kau menikahiku?" dan sementara Eragon mencari, ia
tidak bisa melihat dari siapa asal suara tersebut. Di sepanjang segala kehebohan, kedua
belas Elf berada dekat-dekat Eragon. Tahu bahwa mereka melihat apa yang tidak bisa
dilihatnya, serta mendengar apa yang tidak mampu didengarnya membuat Eragon
merasa aman, dan membuatnya bisa berinteraksi dengan kaum Varden secara santai
yang tidak bisa dilakukannya sebelum ini. Kemudian dari barisan melengkung
tenda-tenda wol kelabu, para mantan penduduk Carvahall mulai bermunculan. Turun
dari Saphira, Eragon melangkah di antara teman dan kenalan semasa kecilnya,
menjabat tangan, menepuk punggung, dan tertawa mendengar lelucon-lelucon yang
tidak akan dimengerti orang yang bukan berasal dari Carvahall. Horst ada di sana, dan
Eragon mencengkeram erat lengan si pandai besi yang kekar. "Selamat datang
kembali, Eragon. Selamat. Kami berutang padamu karena kau telah membalas para
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
monster yang menyebabkan kami harus meninggalkan rumah. Aku senang melihatmu
masih dalam keadaan utuh, eh?" "Para Ratubuhku!" kata Eragon. Kemudian ia menyapa
putra-putra Horst, Albriech dan Baldor; kemudian Loring si tukang sepatu dan ketiga
putranya; Tara dan Morn, pemilik kedai minum di Carvahall; Fisk; Felda; Calitha; Delwin
dan Lenna; dan Birgit yang berparas keras, yang berkata, "Terima kasih, Eragon Tanpa
Ayah. Aku berterima kasih kepadamu karena telah memastikan makhluk-makhluk yang
memakan suamiku mendapatkan balasan yang setimpal. Hatiku adalah milikmu,
sekarang dan selamanya." Sebelum. Eragon bisa merespons, kerumunan memisahkan
mereka. Tanpa Ayah" pikirnya. Ha! Aku punya ayah, dan semua orang membencinya.
Kemudian dengan girang ia melihat Roran, sedang menyikut orang-orang yang
menghalanginya, Katrina di sisinya. Eragon dan Roran berpelukan, dan Roran
menggeram, "Itu tindakan bodoh, meminta ditinggalkan di sana. Aku seharusnya
mementungmu karena kau menelantarkan kami seperti itu. Lain kali, beri kami
peringatan dulu sebelum kau berniat berkeliaran sendirian. Kau mulai menjadikannya
kebiasaan. Dan seharusnya kaulihat betapa sedih Saphira saat perjalanan terbang
kembali ke sini." Eragon meletakkan tangan di kaki depan kiri Saphira dan berkata, "Aku
minta maaf karena tidak bisa mengatakan sebelumnya kenapa aku harus
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tinggal, tapi aku sendiri tidak mengetahuinya sampai saat-saat terakhir." "Dan apa
sebenarnya yang menyebabkan kau memutuskan untuk tinggal di gua menakutkan itu?"
"Karena ada sesuatu yang harus kuselidiki." Ketika Eragon tidak menjelaskan
jawabannya, wajah Roran yang lebar menjadi gelap, dan selama sesaat Eragon takut
pemuda itu akan memaksanya memberi penjelasan yang memuaskan. Tapi kemudian
Roran berkata, "Yah, apa harapan seorang pria biasa sepertiku untuk memahami jalan
dan tindakan seorang Penunggang Naga, meski ia adalah sepupuku sendiri" Yang
terpenting adalah kau telah membebaskan Katrina dan kau ada di sini sekarang, dalam
keadaan Selamat." Ia memanjangkan leher, seakan ingin melihat apa yang ada di
punggung Saphira, kemudian ia melihat Arya, yang ada beberapa meter di belakang
mereka, dan berkata, "Kau menghilangkan tongkatku! Aku menyeberangi Alagaesia
dengan tongkat itu. Tidak bisakah kau mempertahankannya lebih dari beberapa hari
saja?" "Tongkat itu sekarang ada pada pria yang lebih membutuhkannya daripada aku,"
kata Eragon. "Oh, berhentilah mengomelinya," Katrina berkata kepada Roran, dan
setelah ragu-ragu sesaat, ia memeluk Eragon. "Ia sangat senang melihatmu lagi, kau
tahu. Ia hanya kesulitan menemukan kata-kata untuk mengungkapkannya." Sambil
nyengir malu, Roran mengangkat bahu. "Ia selalu benar jika menyangkut diriku, seperti
biasa." Keduanya saling memandang penuh cinta. Eragon memerhatikan Katrina
dengan saksama. Rambut tembaga gadis itu telah kembali mengilat seperti dulu, dan
sebagian besar bekas luka yang dideritanya sudah hampir lenyap, meski ia masih
tampak lebih kurus daripada sebelumnya. Bergerak lebih dekat kepadanya, sehingga
kaum Varden yang lain tidak bisa mendengar, Katrina berkata, "Aku tidak pernah
mengira akan begitu berutang budi padamu, Eragon. Kami berutang banyak kepadamu.
Sejak Saphira membawa kami ke sini, aku mengetahui risiko sebesar apa yang
kauambil untuk menyelamatkanku, dan aku sangat berterima kasih. Jika aku
menghabiskan satu minggu lagi di Helgrind, aku akan mati atau gila, yang bakal jadi
kematian dalam hidup. Karena menyelamatkanku dari nasib itu, dan karena telah
menyembuhkan bahu Roran, aku sangat berterima kasih, tapi lebih dari itu, aku
berterima kasih karena kau telah menyatukan kami kembali. Jika bukan karenamu, kami
takkan bisa bertemu lagi." "Kurasa Roran akan menemukan cara untuk
menyelamatkanmu dari Helgrind, bahkan tanpa bantuanku," komentar Eragon.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Lidahnya tangkas jika diperlukan. Ia akan meyakinkan perapal mantra lain untuk
membantunya-Angela si ahli tanaman obat, misalnya-dan ia tetap akan berhasil."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Angela si ahli tanaman obat?" Roran meremehkan. "Gadis konyol itu takkan bisa
melawan Ra"Kau akan terkejut. Ia lebih lihai daripada kelihatannya... atau
kedengarannya." Kemudian Eragon melakukan sesuatu yang tidak akan pernah
dicobanya saat tinggal di Lembah Palancar tapi dianggapnya pantas dilakukannya
sebagai Penunggang: ia mencium dahi Katrina, kemudian mencium dahi Roran, lalu
berkata, "Roran, kau sudah seperti saudara kandungku sendiri. Dan, Katrina, kau sudah
seperti saudari kandungku. Jika kalian mendapatkan masalah, panggil aku, dan kapan
saja kalian membutuhkan Eragon si petani atau Eragon si Penunggang, sebagai apa
pun aku akan langsung berada di samping kalian." "Aku pun begitu," kata Roran. "Jika
kau berada dalam masalah, kau hanya perlu memanggil kami, dan kami akan bergegas
membantumu." Eragon mengangguk, menerima tawarannya, dan menahan diri agar
tidak berkata bahwa masalah yang mungkin dihadapinya bukanlah jenis yang bisa
mereka bantu. Ia memegang bahu keduanya dan berkata, "Semoga kalian hidup lama,
semoga kalian tetap bersama-sama dan bahagia, dan semoga kalian memiliki banyak
anak." Senyum Katrina agak mengendur sejenak, dan Eragon bertanya-tanya ada apa.
Atas desakan Saphira, mereka kembali melangkah menuju paviliun merah Nasuada di
tengah-tengah perkemahan. Akhirnya, mereka dan iring-iringan kaum Varden yang
bersorak-sorai tiba di depan paviliun, tempat Nasuada berdiri menunggu, Raja Orrin di
sebelah kirinya dan banyak bangsawan serta orang penting lain berkumpul di belakang
dua baris pengawal di tiap sisi. Nasuada mengenakan gaun sutra hijau yang tampak
gemerlap ditimpa cahaya matahari, seperti bulu-bulu di dada burung kolibri, sangat
kontras dengan warna kulitnya yang gelap. Lengan bajunya berakhir pada tumpukan
renda di sikunya. Perban linen putih menutupi sisa lengannya sampai ke pergelangan
tangan yang ramping. Dibandingkan dengan semua pria dan wanita yang berkumpul di
hadapannya, ia tampak paling mencolok, seperti zamrud pada tumpukan dawn cokelat
musim gugur. Hanya Saphira yang bisa menyaingi kecemerlangan penampilannya.
Eragon dan Arya memberi hormat kepada Nasuada dan kemudian kepada Raja Orrin.
Nasuada menyambut mereka dengan formal atas nama kaum Varden dan memuji
keberanian mereka. Ia mengakhirinya dengan perkataan, "Aye, Galbatorix mungkin
memiliki seorang Penunggang dan naga yang bertarung di pihaknya sama seperti kita
memiliki Eragon dan Saphira. Ia mungkin saja memiliki pasukan begitu besar sehingga
membuat negeri menjadi gelap. Dan ia mungkin mahir menggunakan sihir aneh dan
mengerikan, yang merusak diri seorang perapal mantra. Tapi dari sekian banyak
kekuatan jahatnya, ia tidak bisa menghentikan Eragon dan Saphira menyusup ke dalam
daerah kekuasaannya dan membunuh pelayan-pelayan yang paling disukainya, juga
tidak mampu menahan Eragon melintasi Kekaisaran tanpa terdeteksi. Lengan sang
pengkhianat sudah lemah ketika ia tidak lagi bisa mempertahankan perbatasannya, juga
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tidak bisa melindungi agen-agennya yang kejam di dalam benteng tersembunyi
mereka." Di antara sorak-sorai kaum Varden yang antusias, Eragon tersenyum
sembunyi-sembunyi mendengar betapa mahirnya Nasuada memainkan emosi mereka,
menginspirasi rasa percaya diri, kesetiaan, dan semangat menggebu-gebu meski
kenyataannya jauh lebih pesimis daripada yang digambarkan. Nasuada tidak berbohong
kepada mereka-setahu Eragon, wanita itu tidak pernah berbohong, bahkan saat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menangani Dewan Tetua dan lawan-lawan politiknya. Yang dilakukannya adalah
melaporkan kebenaran yang paling menguntungkan posisi dan argumennya. Dalam hal
ini, Eragon pikir, ia mirip kaum Elf. Ketika sorakan kaum varden telah mereda, Raja
Orrin menyambut Eragon dan Arya seperti Nasuada. Pidatonya kedengaran lebih
tenang daripada pidato Nasuada, dan sementara kerumunan orang mendengarkan
dengan sopan dan bertepuk tangan sesudahnya, jelas sekali kesan yang ditangkap
Eragon bahwa betapa pun orang menghormati Orrin, mereka tidak mencintainya seperti
mereka mencintai Nasuada, ia juga tidak bisa membakar semangat orang seperti
Nasuada. Raja berwajah halus itu diberi anugerah intelektual tinggi. Tapi sifatnya sendiri
begitu tertutup, terlalu eksentrik, dan terlalu tenang untuk menjadi tempat bergantung
bagi orang-orang yang putus asa memerangi Galbatorix. Jika kita menggulingkan
Galbatorix, Eragon berkata kepada Saphira, Orrin sebaiknya tidak menggantikannya di
Uru menyatukan negeri seperti Nasuada menyatukan kaum Varden. Setuju. Akhirnya,
Raja Orrin selesai berpidato. Nasuada berbisik kepada Eragon, "Sekarang giliranmu
untuk bicara kepada mereka yang telah berkumpul untuk menyaksikan sang
Penunggang Naga yang terkenal." Matanya berkilat penuh keceriaan. "Aku!" "Mereka
mengharapkanmu untuk melakukannya." Kemudian Eragon membalikkan tubuh
menghadap kerumunan, lidahnya terasa kering seperti pasir. Pikirannya kosong, dan
selama beberapa detik kepanikan, ia mengira takkan bisa mengucapkan apa-apa dan ia
akan mempermalukan diri di hadapan seluruh Varden. Entah di mana seekor kuda
meringkik, tapi se-lain itu perkemahan terasa hening menakutkan. Saphira-lah yang
menyadarkannya dari kelumpuhan dengan menyenggol siku Eragon dengan
moncongnya sambil berkata, Katakan kepada mereka betapa kau merasa terhormat
mendapatkan dukungan mereka dan betapa gembira hatimu bisa berada di
tengah-tengah mereka lagi. Dengan dukungan Saphira, Eragon berhasil menemukan
beberapa kata yang diucapkannya dengan terbata-bata, kemudian, segera setelah bisa
melakukannya, ia membungkuk dan mundur selangkah.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Memaksakan senyum di saat kaum Varden bertepuk tangan, bersorak, dan
memukulkan pedang pada perisai mereka, ia berseru, Itu menakutkan sekali! Lebih baik
aku bertarung dengan Shade daripada melakukan itu lagi. Sungguh! Tidak sesulit itu,
Eragon. Menurutku sulit! Segumpal asap melayang naik dari lubang hidung Saphira
ketika ia mendengus geli. Penunggang Naga macam apa kau ini, takut bicara di depan
khalayak ramai! Kalau saja Galbatorix tahu, ia bisa membuatmu bertekuk lutut hanya
dengan menyuruhmu berpidato di depan pasukannya. Ha! Tidak lucu, gerutu Eragon,
tapi Saphira teruss saja tergelak. MENGABDI PADA SEORANG RAJA Saat Eragon
bicara kepada Varden, Nasuada memberi tanda dan Jormundur melompat ke
sampingnya. "Suruh semua orang di sini kembali ke pos-pos mereka. Jika kita diserang
sekarang, kita akan kewalahan." "Baik, my Lady." Memanggil Eragon dan Arya,
Nasuada melingkarkan tangan kirinya ke lengan Raja Orrin dan, bersamanya, masuk
ke paviliun. Bagaimana denganmu" Eragon bertanya kepada Saphira saat naga itu
mengikuti. Kemudian ia melangkah masuk paviliun dan melihat panel di bagian
belakang sudah digulung dan diikat ke balok penyangga di atasnya sehingga Saphira
bisa memasukkan kepalanya dan ikut serta dalam percakapan. Eragon hanya butuh
menunggu sebentar sebelum kepala dan leher Saphira yang berkilauan tampak berayun
di tepi bukaan panel, membuat bagian dalam tenda gelap ketika ia memasukkan kepala.
Titik-titik cahaya berwarna ungu menghiasi dinding-dinding tenda, dipantulkan sisik biru
Saphira pada kain yang merah. Eragon mengamati bagian dalam tenda. Tampak lebih
kosong daripada kunjungan terakhirnya ke sini, hasil dari kerusakan yang ditimbulkan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Saphira ketika merayap masuk paviliun untuk melihat Eragon di cermin Nasuada. Hanya
berisi empat perabot, tenda itu tampak sederhana sekali bahkan dalam standar militer.
Ada kursi bersandaran tinggi yang dipoles mengilap, tempat Nasuada duduk, Raja Orrin
berdiri di sebelahnya; cermin yang disebutkan tadi, yang digantung setinggi mata pada
tiang kuningan berukir; sebuah kursi lipat; dan meja rendah yang permukaannya penuh
peta dan dokumen-dokumen penting lainnya. Permadani berpola remit buatan kaum
kurcaci terhampar di lantai. Selain Arya dan Eragon, banyak orang lain sudah berkumpul
di hadapan Nasuada. Mereka semua menatap Eragon. Di antara mereka ia mengenali
Narheim, komandan pasukan kurcaci yang sekarang memimpin; Trianna dan para
perapal mantra lain dalam Du Vrangr Gata; Sabrae, Umerth, dan anggota Dewan Tetua
yang lain, kecuali Jormundur; dan berbagai jenis bangsawan serta pejabat dalam
pemerintahan Raja Orrin. Orang-orang yang tidak dikenali, Eragon duga adalah juga
pejabat penting di salah satu dari sekian banyak fraksi yang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
membentuk pasukan Varden. Enam pengawal Nasuada juga berada di sana-dua
diposisikan di pintu masuk dan empat di belakang Nasuada-dan Eragon juga
menangkap pola kusut benak Elva yang gelap dan ganjil dari tempat penyihir cilik itu
tersembunyi di ujung terjauh paviliun. "Eragon," kata Nasuada, "kau belum pernah
berjumpa dengannya, tapi mari kuperkenalkan kau kepada Sagabato-no Inapashunna
Fadawar, kepala suku Inapashunna. Ia adalah pria pemberani." Sepanjang satu jam
berikutnya, Eragon bertahan menghadapi prosesi yang seakan tanpa henti berupa
perkenalan, pemberian selamat, dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya
dengan blak-blakan tanpa mengungkapkan rahasia yang sebaiknya tidak diucapkan.
Ketika semua tamu telah bicara dengan, Nasuada meminta mereka pergi. Saat mereka
berbaris keluar paviliun, Nasuada menepukkan tangan dan para pengawal di luar
mempersilakan masuk kelompok kedua dan kemudian, ketika kelompok kedua telah
selesai menikmati buah keingintahuan mereka dengan berkomunikasi dengan Eragon,
datang kelompok ketiga. Sepanjang waktu Eragon tersenyum. Ia menjabat tangan demi
tangan. Ia bertukar sapaan sopan tanpa makna dan berjuang untuk mengingat beragam
jenis nama dan pangkat yang menyerangnya dan bersikap tanpa cela dalam peran yang
diharapkan orang untuk diembannya. Ia tahu mereka menghormatinya bukan hanya
karena ia teman mereka, tapi juga karena ia adalah jaminan kemenangan bagi seluruh
ras merdeka di Alagaesia, karena kekuatannya, dan karena keuntungan yang mereka
harapkan bisa didapatkan darinya. Dalam hati, ia melolong frustrasi dan berharap bisa
melepaskan diri dari tekanan sikap santun dan percakapan sopan, lalu menunggangi
Saphira dan terbang jauh ke tempat damai. Satu hal yang dinikmati Eragon dalam
proses ini adalah menyaksikan bagaimana reaksi para tamu terhadap dua Urgal yang
menjulang di belakang kursi Nasuada. Beberapa pura-pura mengabaikan kedua
pejuang bertanduk tersebut-meski dari gerakan mereka yang cepat dan suara mereka
yang agak melengking, Eragon bisa melihat kedua makhluk itu membuat mereka
gelisah-sementara yang lain memelototi kedua Urgal dan tetap meletakkan tangan pada
gagang pedang atau belati mereka, tapi ada juga yang purapura berani dan
meremehkan kekuatan kaum Urgal yang terkenal sambil menyombongkan kekuatan
mereka sendiri. Hanya sedikit sekali orang yang tampak tidak terpengaruh atas
kehadiran kedua Urgal. Terutama Nasuada, tapi sedikit orang itu juga termasuk Raja
Orrin, Trianna, dan seorang earl yang berkata ia pernah melihat Morzan dan naganya
menghancurkan seluruh kota saat sang earl masih bocah. Ketika Eragon sudah tidak
tahan lagi, Saphira menggembungkan dadanya dan mengeluarkan geraman panjang
bergemuruh, suaranya begitu
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dalam sehingga menggetarkan cermin pada bingkainya. Pavilion jadi sehening kuburan.
Geramannya tidak terlalu mengancam, tapi merebut perhatian semua orang dan
menyatakan ketidaksabarannya pada prosesi ini. Tidak ada tamu yang cukup bodoh
untuk menguji kesabarannya. Sambil menggumamkan kalimat pamit yang terburu-buru,
mereka mengambil barang-barang mereka dan meninggalkan pavilion, mempercepat
langkah ketika Saphira mengetukkan ujung cakarnya ke tanah. Nasuada mendesah
ketika kain penutup tenda menutup di belakang tamu terakhir. "Terima kasih, Saphira.
Aku minta maaf karena telah menyiksamu untuk beramah-tamah kepada publik, Eragon,
tapi seperti yang kuyakin kauketahui, kau menempati posisi mengagumkan di antara
Varden, dan aku tidak bisa lagi memilikimu untuk diriku sendiri. Kau milik rakyat
sekarang. Mereka menuntut kau mengenal mereka dan memberikan apa yang mereka
pikir adalah hak mereka untuk berbagi waktu denganmu. Kau, Orrin, atau aku tidak bisa
menolak permintaan rakyat. Bahkan Galbatorix dalam kekuasaannya yang gelap di Uru
yang sikapnya tidak bisa ditebak, meski ia mungkin tidak mengakuinya kepada orang
lain, bahkan kepada dirinya sendiri." Karena para tamu sudah pergi, Raja Orrin
menyudahi tatakrama kebangsawanannya. Ekspresi kakunya merileks menjadi lebih
manusiawi dengan tampak lega, kesal, dan penasaran. Memutar-mutar bahu di bawah
jubahnya yang kaku, ia menatap Nasuada dan berkata, "Kurasa pasukan Nighthawk-mu
tidak perlu menunggui kita lagi sekarang." "Setuju." Nasuada menepukkan tangan,
menyuruh keempat pengawal meninggalkan tendanya. Menyeret kursi cadangan
mendekati Nasuada, Raja Orrin duduk membanting diri ke sana sampai terkapar di
antara kibaran jubahnya. "Nah," katanya, menatap Eragon dan Arya bolak-balik, "mari
kita bicarakan kejadian yang kaualami secara tuntas, Eragon Shadeslayer. Aku hanya
mendengar penjelasan samar tentang mengapa kau menunda kepulanganmu dari
Helgrind, dan aku sudah muak dengan jawaban yang mengelak dan menipu. Aku
bertekad untuk mengetahui kebenaran masalah ini, maka kuperingatkan kau, jangan
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
coba-coba menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi sementara kau berada di
Kekaisaran. Sampai aku puas dengan apa yang kausampaikan dengan tuntas, tidak ada
di antara kita yang boleh mengambil satu langkah pun keluar dari tenda ini." Dengan
nada dingin, Nasuada berkata, "Kau terlalu banyak berasumsi... Yang Mulia. Kau tidak
memiliki kuasa untuk menahanku; atau menahan Eragon, yang adalah kaki tanganku;
tidak juga Saphira; tidak pula Arya, yang tidak bertanggung jawab kepada penguasa
yang mana pun tapi kepada seseorang yang lebih berkuasa daripada kita berdua
dijadikan satu. Kami juga tidak punya kuasa untuk menahanmu. Kita berlima bisa
disejajarkan seperti siapa pun yang bisa kita temukan di Alagaesia. Sebaiknya kau
mengingat itu." Jawaban Raja Orrin sama kerasnya. "Apakah aku melampaui batas
kekuasaanku" Yah, mungkin. Kau benar: aku tidak berhak menahan kalian.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Meski demikian, jika kita sederajat, aku harus melihat buktinya dalam sikapmu
kepadaku. Eragon mengabdi kepadamu dan hanya kepadamu. Melalui Pengadilan
Pedang Panjang, kau telah mendapatkan kekuasaan di suku-suku nomaden, yang
banyak di antaranya telah dianggap sebagai rakyatku. Dan kau bisa bebas memerintah
baik kaum Varden maupun pasukan Surda, yang telah lama membaktikan diri kepada
keluargaku dengan keberanian dan kebulatan tekad yang jauh melampaui orang biasa."
"Kau sendiri yang memintaku untuk memimpin kampanye perang ini," kata Nasuada.
"Aku tidak melangkahimu." "Aye, memang aku yang memintamu untuk memimpin
kekuatan kita yang berbeda. Aku tidak malu untuk mengakui bahwa kau jauh lebih
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
berpengalaman dan sukses daripadaku dalam mengatur peperangan. Tujuan kita terlalu
penting bagimu, bagiku, atau siapa saja di antara kita untuk berbangga hati tanpa guna.
Meski demikian, sejak kau dilantik, kau tampaknya lupa bahwa aku masih raja Surda,
dan kami yang berasal dari keluarga Langfeld bisa melacak silsilah kami sampai pada
Thanebrand sang Pemberi Cincin sendiri, ia yang menggantikan Palancar tua yang gila
yang adalah orang pertama dari ras kita yang duduk di singgasana yang sekarang
menjadi Uru"Menimbang silsilah kami dan bantuan dari Keluarga Langfeld yang telah
mengizinkanmu untuk berperan dalam hal ini, sungguh menghina jika kau mengabaikan
hak yang dimiliki jabatanku. Kau bersikap seakan-akan kau adalah satu-satunya yang
berkuasa saat ini dan orang lain tidak boleh mengemukakan pendapat, bahwa
diinjak-injak oleh tekadmu untuk mengejar tujuanmu-apa pun itu-adalah yang terbaik
yang bisa didapatkan ras-ras merdeka yang cukup beruntung untuk memilikimu sebagai
pemimpin. Kau menegosiasikan perjanjian dan aliansi, seperti yang kaulakukan
bersama kaum Urgal, atas inisiatifmu sendiri dan mengharapkanku, dan orang lain,
untuk mengikuti keputusanmu, seolaholah kau bicara mewakili kami semua. Kau
mengatur kunjungankunjungan kenegaraan tanpa pemberitahuan, seperti dalam kasus
Blodhgarm-vodr, dan tidak berusaha memberitahuku dulu atas kedatangannya, atau
menungguku untuk menyertaimu sehingga kita bisa menyambut duta ini bersamasama
sebagai sederajat. Dan saat aku dengan beraninya bertanya kepada Eragonpria yang
keberadaannya adalah alasan mengapa aku menjadikan negaraku taruhan dalam
peperangan ini-ketika aku dengan ceroboh bertanya mengapa orang yang sangat
penting ini telah memutuskan untuk membahayakan nyawa rakyat Surda dan semua ras
yang menentang Galbatorix dengan cara berkeliaran di tengah-tengah musuh kita,
bagaimana reaksimu" Kau memperlakukanku seakan-akan aku seorang bocah yang
terlalu cerewet dan terlalu kepengin tahu yang kepentingan kekanak-kanakkannya
membuatmu terganggu dalam menangani masalah
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang lebih penting. Bah! Aku tidak bisa menerimanya, kuberitahu saja. Jika kau tidak
bisa menghormati kedudukanku dan menerima pembagian adil tentang tanggung jawab
kita, seperti yang seharusnya terjadi pada dua sekutu, maka menurutku kau tidak pantas
memimpin koalisi seperti yang kita miliki sekarang, dan aku akan menentangmu dengan
cara apa pun." Pria yang bawel sekali, komentar Saphira. Terkejut oleh arah percakapan
sekarang, Eragon berkata, Apa yang harus kulakukan" Aku tidak berniat bercerita
kepada siapa-siapa selain Nasuada tentang Sloan. Lebih sedikit orang yang tahu Sloan
masih hidup, lebih baik. Pendar gemerlap biru mengalir dari bagian bawah kepala
Saphira menuju puncak bahunya ketika ujung-ujung tajam sisiknya yang berbentuk
seperti berlian di sisi lehernya berdiri sepersekian inci dari kulitnya. Sisi-sisi tajam sisik
yang berdiri itu membuat penampilannya seram dan kusut. Aku tidak bisa
memberitahumu apa yang terbaik, Eragon. Dalam hal ini, kau harus memutuskan
sendiri. Dengarkan dengan saksama apa kata hatimu dan mungkin akan menjadi jelas
apa jalan keluar yang bisa kaulakukan untuk masalah kecil ini. Menjawab serangan
kata-kata Raja Orrin, Nasuada menepukkan telapak tangan pada pangkuannya,
perbannya tampak putih sekali dibandingkan dengan gaun hijaunya, dan dengan suara
tenang dan mantap ia berkata, "Jika aku telah melalaikanmu, Tuanku, maka itu adalah
akibat kecerobohanku sendiri dan bukan karena keinginanku untuk meremehkanmu
atau keluargamu. Kumohon maafkanlah kesalahanku. Tidak akan terjadi lagi; aku
berjanji. Seperti yang telah kauingatkan, aku baru saja menempati posisi ini, dan aku
masih perlu belajar banyak untuk bisa memahami betul segala yang berhubungan
dengannya." Orrin menundukkan kepala dengan gerakan dingin namun gemulai untuk
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menerima ucapan maaf Nasuada. "Sedangkan dalam hal Eragon dan apa yang
dilakukannya di Kekaisaran, aku tidak bisa memberimu detail yang spesifik, karena aku
juga tidak tahu apa-apa. Seperti yang kuyakin kausetujui, aku tidak bisa mengumumkan
sekaliasi seperti ini." "Tidak, tentu saja." "Maka, menurutku rasanya jalan tercepat untuk
meredakan kericuhan di antara kita ini adalah dengan membiarkan Eragon
membeberkan alasan kepergiannya sehingga kita bisa mengetahui keseluruhan
kejadiannya dan mengambil kesimpulan darinya." "Jika hanya dalam masalah ini, bagiku
itu tidak bisa disebut meredakan," kata Raja Orrin. "Tapi ini permulaan dari niat
meredakan, dan aku akan mendengarkan dengan senang hati." "Kalau begitu kita tidak
perlu menundanya lagi," kata Nasuada. "Mari kita mulai permulaan ini dan sudahi
ketegangan. Eragon, sudah waktunya kau bercerita." Dengan Nasuada dan yang
lain-lain memandangnya dengan tatapan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
bertanya-tanya, Eragon membuat keputusan. Mengangkat dagu, ia berkata, "Apa yang
kuceritakan kepada kalian, kuceritakan dengan keyakinan. Aku tahu aku tidak bisa
mengharapkan Anda, Raja Orrin, atau dirimu, Nasuada, untuk bersumpah akan
menyimpan informasi ini dalam hati sampai kalian mati, tapi aku memohon kepada
kalian untuk bertindak seakan-akan hal ini memang harus dirahasiakan. Pengetahuan
ini akan menimbulkan banyak kesedihan jika dibisikkan ke telinga-telinga yang salah."
"Seorang raja tidak bisa lama bertahta menjadi raja jika ia tidak menghargai
kerahasiaan," kata Orrin. Tanpa menunda lagi, Eragon menjabarkan semua yang telah
terjadi padanya di Helgrind dan pada hari-hari berikutnya. Setelah itu, Arya
menggambarkan bagaimana ia telah berhasil menemukan Eragon kemudian ikut serta
menjelaskan bersama Eragon tentang perjalanan mereka dengan menambahkan
beberapa fakta yang diamatinya sendiri. Ketika mereka berdua telah selesai bercerita,
paviliun hening sementara Orrin dan Nasuada duduk tidak bergerak di kursi-kursi
mereka. Eragon merasa seperti anak kecil lagi, menunggu Garrow mengatakan apa
hukuman untuknya karena telah melakukan tindakan bodoh di peternakan mereka. Orrin
dan Nasuada tetap tercenung selama beberapa menit, kemudian Nasuada meratakan
bagian depan gaunnya dan berkata, "Raja Orrin mungkin memiliki pendapat berbeda,
dan jika memang begitu, aku ingin dengar alasannya, tapi bagiku, aku percaya kau telah
melakukan yang benar, Eragon." "Aku juga berpendapat begitu," kata Orrin, membuat
yang lain terkejut. "Anda setuju!" seru Eragon. Ia bimbang. "Aku tidak bermaksud
kedengaran kurang ajar, karena aku lega Anda menyetujuiku, tapi aku tidak
mengharapkan Anda untuk bersikap lunak padaku karena tidak membunuh Sloan. Jika
aku boleh bertanya, kenapa-" Raja Orrin memotongnya. "Mengapa kami setuju"
Undang-undang keadilan harus ditegakkan. Jika kau telah mengangkat dirimu sendiri
sebagai pengeksekusi Sloan, Eragon, kau akan menganggap, dirimu memiliki kuasa
yang sama seperti Nasuada dan aku. Karena mereka yang memiliki kelancangan untuk
menentukan siapa yang mati dan siapa yang hidup tidak lagi menjalankan hukum tapi
mendikte hukum. Dan tak peduli seberapa murah hatinya dirimu dalam melaksanakan
eksekusi, itu tidak bagus bagi spesies kita. Nasuada dan aku, setidaknya, hanya
mengabdi kepada satu penguasa yang bahkan semua raja pun harus berlutut di
hadapannya. Kami mengabdi kepada Angvard, dalam kerajaan senja abadinya. Kami
mengabdi kepada Pria. Kelabu di atas kuda kelabunya. Ajal. Kita bisa menjadi than
terburuk dalam sepanjang sejarah, dan pada waktunya, Angvard akan membuat kita
bertekuk lutut... Tapi tidak dirimu. Manusia adalah ras yang hidupnya singkat, dan kami
tidak seharusnya diperintah oleh salah satu makhluk Abadi. Kami tidak butuh Galbatorix
lain." Suara gelak aneh keluar dari mulut Orrin, dan mulutnya menyunggingkan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
senyum tanpa humor. "Apakah kau mengerti, Eragon" Kau begitu berbahaya, kami
dipaksa untuk mengakui bahaya itu di depanmu dan berharap, kau adalah salah satu
dari sedikit orang yang tidak tergiur kekuasaan." Raja Orrin mengaitkan jari-jarinya di
bawah dagu dan menatap lipatan jubahnya. "Aku telah berucap lebih banyak daripada
yang kuniatkan... Maka, karena alasan itu, dan alas an-alasan lain, aku sepakat dengan
Nasuada. Kau bertindak benar dengan tidak membunuh Sloan ketika menemukannya di
Helgrind. Meski kejadian ini sama sekali tidak menyenangkan, akan jauh lebih buruk,
untukmu juga, jika kau telah membunuh untuk menyenangkan hatimu sendiri dan bukan
demi mempertahankan diri atau menyelamatkan orang lain." Nasuada mengangguk.
"Kata-katamu tepat sekali." Sepanjang waktu, Arya mendengarkan dengan ekspresi
yang tidak terbaca. Apa pun pikirannya tentang masalah ini, ia tidak
mengutarakannya.Orrin dan Nasuada mendesak Eragon dengan beberapa pertanyaan
mengenai sumpah yang diletakkannya pada Sloan, juga bertanya tentang sisa
perjalanannya. Interogasi itu berlangsung sangat lama sehingga Nasuada
memerintahkan senampan sari buah apel, buahbuahan, dan daging dibawa ke paviliun,
beserta paha kerbau untuk Saphira. Nasuada dan Orrin punya banyak kesempatan
untuk makan di antara pertanyaan-pertanyaan mereka; tapi mereka membuat Eragon
begitu sibuk menjawab sehingga ia hanya bisa makan dua gigit buah dan beberapa
sesap sari apel untuk melegakan kerongkongannya. Akhirnya Raja Orrin undur diri dan
pergi untuk memeriksa keadaan kavalerinya. Arya pergi semenit kemudian, menjelaskan
bahwa ia perlu melapor kepada Ratu Islanzadi dan untuk, seperti katanya,
"Memanaskan air satu bak penuh, membasuh pasir dari tubuhku, dan kembali ke
sosokku semula. Aku tidak merasa seperti diriku sendiri, dengan ujung-ujung telinga
yang hilang, mataku sejajar, dan tulang-belulang pada wajahku berada di tempat yang
salah." Ketika sudah sendirian bersama Eragon dan Saphira, Nasuada mendesah dan
merebahkan kepala pada sandaran kursi. Eragon terperangah melihat betapa letihnya
gadis itu. Kegesitan dan ketegapannya lenyap. Api di matanya lenyap. Eragon
menyadari Nasuada telah berpurapura menjadi lebih kuat daripada sebenarnya demi
menghindari musuhmusuhnya merasa memiliki keuntungan dan mematahkan semangat
kaum Varden dengan menunjukkan kelemahannya. "Apakah kau sakit?" tanya Eragon.
Ia mengangguk ke arah lengannya. "Tidak juga. Butuh waktu lebih lama untuk sembuh
daripada yang kuantisipasi... Beberapa hari lebih buruk daripada yang lain." "Tidak.
Terima kasih, tapi jangan. Jangan membuatku, tergoda. Satu peraturan dari Pengadilan
Pisau Panjang adalah membiarkan lukamu
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sembuh sendiri, tanpa sihir. Jika tidak begitu, para kontestan tidak akan merasakan
penderitaan penuh dari lukaluka mereka." "Tapi itu biadab!" Senyum perlahan terbentuk
di bibir Nasuada. "Mungkin, tapi begitulah seharusnya, dan aku tidak akan menyerah
setelah selama ini hanya karena tidak bisa menahan sakit." "Bagaimana jika
luka-lukamu bernanah?" "Maka mereka akan bernanah, dan aku akan membayar
kesalahanku. Tapi aku ragu akan terjadi infeksi karena Angela telah menanganiku. Ia
memiliki pengetahuan luar biasa tentang tanaman obat. Aku hampir percaya ia bisa
mengatakan nama sejati setiap, jenis rumput yang ada di padang sebelah timur dari sini
hanya dengan meraba daunnya." Saphira, yang selama ini diam saja sehingga tampak
telah tertidur, sekarang menguap-hampir menyentuh lantai dan langit-langit dengan
ujung-ujung rahangnya yang terbuka-lalu, menggelengkan kepala dan lehernya,
menyebabkan percikan cahaya yang dipantulkan sisiknya berputar-putar di sekeliling
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tenda dengan kecepatan yang membuat pening. Menegakkan diri di kursinya, Nasuada
berkata, "Ah, aku minta maaf. Aku tahu hari ini melelahkan sekali. Kalian berdua sangat
sabar. Terima kasih." Eragon berlutut dan menggenggam tangan Nasuada dengan
tangan kanannya. "Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, Nasuada. Aku tahu tugasku.
Aku tidak pernah berniat untuk memimpin; itu bukan takdirku. Dan jika aku ditawari
kesempatan untuk duduk di singgasana, aku akan menolak dan memastikan posisi itu
ditempati orang yang lebih layak daripadaku untuk memimpin ras kita." "Kau orang yang
baik, Eragon," gumam Nasuada, dan menggenggam tangan Eragon. Kemudian ia
tergelak. "Dengan adanya dirimu, Roran, dan Murtagh, rasanya aku menghabiskan
sebagian besar waktuku mengkhawatirkan anggota keluargamu." Eragon meradang
mendengarnya. "Murtagh bukan anggota keluargaku." "Tentu saja. Maafkan aku. Tapi
tetap saja, kau harus mengakui betapa kalian bertiga telah menyebabkan banyak
kesulitan di Kekaisaran dan Varden." "Itu sudah bakat kami," Eragon bergurau. Sudah
ada dalam darah mereka, komentar Saphira. Ke mana pun mereka pergi, mereka selalu
terlibat hal-hal yang paling berbahaya. Ia menyenggol lengan Eragon. Terutama yang
ini. Apa lagi yang kauharapkan dari orang-orang Lembah Palancar" Semuanya
keturunan raja gila. "Tapi mereka sendiri tidak gila," kata Nasuada. "Setidaknya
begitulah menurutku. Kadang-kadang sulit diketahui." Ia tertawa. "Jika kau, Roran, dan
Murtagh dikurung di dalam sel yang sama, aku tidak tahu siapa yang akan bertahan."
Eragon juga tertawa. "Roran. Ia tidak akan membiarkan masalah kecil seperti kematian
memisahkannya dengan Katrina."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Senyum Nasuada menjadi agak dipaksakan. "Tidak, rasanya memang tidak akan."
Selama beberapa detik ia terdiam, kemudian: "Astaga, betapa egoisnya aku. Hari sudah
hampir berakhir, dan aku di sini menahanmu hanya agar aku. bisa menikmati semenit
dua menit percakapan ringan." "Aku senang melakukannya." "Ya, tapi masih banyak
tempat yang lebih baik untuk mengobrol dengan teman. Setelah apa yang kaualami,
kurasa kau ingin mandi, berganti pakaian, dan makan sampai kenyang, bukan" Kau
pasti kelaparan!" Eragon melirik apel yang masih dipegangnya dan memutuskan tidak
sopan jika ia melanjutkan makan sekarang ketika pertemuannya dengan Nasuada
sudah akan berakhir. Nasuada menangkap ekspresinya dan berkata, "Wajah mu telah
menjawab untukmu, Shadeslayer. Kau tampak seperti serigala kelaparan selama musim
dingin. Yah, aku tidak akan menyiksamu lebih lama. Pergilah mandi dan kenakan
tunikmu yang terbaik. Saat kau siap, aku akan senang sekali jika kau mau menemaniku
makan malam. Ketahuilah, kau tidak akan menjadi tamuku satu-satunya, karena urusan
Varden selalu membutuhkan perhatianku setiap waktu, tapi kau akan membuat suasana
lebih ceria bagiku jika kau datang." Eragon menahan diri agar tidak mengernyit
memikirkan harus menghabiskan waktu berjam-jam lagi saling melontarkan ucapan
sopan dari mereka yang ingin memanfaatkannya atau ingin memuaskan keingintahuan
mereka tentang Penunggang dan naga. Tapi permintaan Nasuada tidak bisa ditolak,
maka ia membungkuk dan setuju untuk menghadiri undangannya. JAMUAN BERSAMA
TEMAN Eragon dan Saphira meninggalkan paviliun merah Nasuada bersama
sekontingen Elf yang mengelilingi mereka dan melangkah ke sebuah tenda kecil yang
didirikan untuk Eragon ketika mereka bergabung dengan Varden di Dataran Membara.
di sana ia mendapati segentong air mendidih sudah menunggu, uapnya yang
melingkar-lingkar tampak putih diterpa cahaya miring matahari petang yang besar.
Mengabaikannya untuk saat ini, ia masuk ke tenda. Setelah memastikan tidak ada
barang-barangnya yang diganggu selama kepergiannya, Eragon meletakkan ransel dan
dengan hati-hati menanggalkan baju besinya, meletakkan semua di kolong tempat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tidurnya. Baju besinya butuh digosok dan diminyaki, tapi itu harus menunggu. Kemudian
ia meraih lebih dalam ke kolong tempat tidur, jemarinya menggesek kain tenda jauh di
belakang, dan meraba-raba dalam kegelapan sampai ia menyentuh sebuah benda
keras dan panjang. Menggenggamnya, ia meletakkan benda berat terbungkus kain itu di
lututnya. Ia membuka untaian tali yang mengikatnya, kemudian, menatap bagian paling
tebal dari bundel itu, mulai membuka gulungan kain kanvasnya yang kasar. Inci demi
inci, tampaklah gagang kulit yang lecet-lecet dari pedang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Murtagh yang sepanjang satu setengah lengan manusia. Eragon berhenti ketika
bungkus yang terbuka menunjukkan gagangnya, besi yang melintang, dan cukup
banyak mata pedang yang berkilauan, yang tergores di tempat Murtagh telah menangkis
sabetan Eragon dengan ZarEragon duduk dan menatap senjata itu, merasakan
pertentangan dalam hatinya. Ia tidak tahu apa yang telah mendorongnya, tapi sehari
setelah pertempuran, ia telah kembali ke dataran tinggi dan mengambil pedang itu dari
tanah becek terinjak-injak tempat Murtagh telah menjatuhkannya. Bahkan hanya setelah
satu malam terekspos di udara terbuka, besinya telah menunjukkan titik-titik karat.
Dengan sebuah kata, Eragon telah melenyapkan lapisan karatnya. Mungkin karena
Murtagh telah mencuri pedangnya maka Eragon merasa terpaksa mengambil pedang
Murtagh, seakan sebagai pertukaran, meski tidak setara dan tanpa disengaja, agar bisa
meminimalkan rasa kehilangannya. Mungkin juga karena ia ingin memiliki
kenangkenangan tentang konflik berdarah itu. Dan mungkin karena ia masih memiliki
sedikit rasa sayang terhadap Murtagh, meski sekaliasi membuat mereka bertentangan.
Tak peduli sebesar apa kebencian Eragon terhadap, perubahan Murtagh, dan juga
mengasihaninya, ia tidak bisa menyangkal ikatan yang ada di antara mereka. Mereka
memiliki nasib yang sama. Jika bukan karena urutan kelahiran, ia akan dibesarkan di
Urubaen, dan Murtagh di Lembah Palancar, dan posisi mereka yang sekarang bisa saja
berbalik. Kehidupan mereka berdua sangat berkaitan. Sambil menatap besinya yang
keperakan, Eragon merapalkan mantra yang bisa menghaluskan goresan-goresan pada
mata pedang itu, menutup bocel-bocel pada tepiannya, dan mengembalikan kekuatan
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempanya. Tapi ia sendiri bertanya-tanya apakah seharusnya melakukan ini. Bekas luka
yang diakibatkan Durza terhadapnya telah dibiarkan sebagai kenang-kenangan atas
pertarungan mereka, setidaknya sampai para naga menghapusnya saat Agaeti
Blodhren. Apakah sebaiknya ia membiarkan bekas luka ini juga" Apakah baik baginya
untuk membawa-bawa kenangan pahit ini di pinggulnya" Dan pesan apa yang akan
diberikan pedang ini kepada kaum Varden jika ia memiliki untuk menggunakan pedang
seorang pengkhianat" Zaria juga tidak menyesal telah menerimanya. Tapi waktu itu ia
tidak merasa muak untuk mengakui pedang itu sebagai miliknya, tidak seperti pedang
yang melintang di lututnya sekarang. Aku butuh pedang, pikirnya. Tapi bukan pedang
ini. Ia membungkus pedang itu lagi dalam lapisan kain kanvas dan mendorongnya
kembali ke kolong tempat tidur. Kemudian, sambil mengepit kemeja dan tunik bersih di
bawah lengan, ia meninggalkan tenda untuk mandi. Ketika sudah bersih dan
mengenakan kemeja Serta tunik iamare, ia berangkat menemui Nasuada dekat
tenda-tenda para penyembuh, seperti yang diminta gadis itu. Saphira terbang, karena
katanya Terlalu sempit bagiku untuk ada di darat; Aku teruss saja menyenggol tenda.
Lagi pula, jika aku melangkah bersamamu, orang-orang akan berkerumun di sekitar kita,
maka kita akan sulit bergerak.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Nasuada menunggu Eragon dekat deretan tiga tiang bendera, tempat enam panji-panji
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mencolok tergantung lunglai dalam udara yang semakin sejuk. Nasuada telah berganti
pakaian sejak terakhir kali mereka bertemu dan sekarang ia mengenakan rok musim
panas yang ringan, warnanya seperti jerami pucat. Rambutnya yang tebal seperti lumut
disanggulnya tinggi-tinggi di atas kepala dalam bentuk tumpukan jalinan dan kepangan.
Selembar pita putih menahan tatanan rambutnya. Ia tersenyum kepada Eragon. Eragon
membalas senyumnya dan mempercepat langkah. Saat Eragon mendekat, para
pengawalnya bergabung dengan para pengawal Nasuada, memamerkan dengan jelas
sikap curiga pihak Nighthawk dan sikap masa bodoh para Elf. Nasuada melingkarkan
tangan di lengan Eragon dan, sementara mereka mengobrol santai, menuntunnya
melintasi lautan tenda. Di atas, Saphira terbang mengelilingi perkemahan, memutuskan
untuk menunggu sampai mereka tiba di tujuan sebelum berusaha mendarat. Eragon dan
Nasuada membicarakan banyak hal. Tidak ada pembicaraan penting yang keluar dari
bibir mereka, tapi kejenakaan, keceriaan, dan kecerdikan komentar-komentar Nasuada
membuat Eragon kagum. Mudah bagi Eragon untuk bicara kepadanya dan lebih mudah
lagi untuk mendengarkan, dan kenyamanan itu membuatnya tersadar betapa ia
menyayangi Nasuada. Hubungan di antara mereka jauh melebihi seorang pemimpin
dengan abdinya. Ini merupakan perasaan baru bagi Eragon. Selain bibinya Marian, yang
hanya diingatnya samarsamar, ia telah dibesarkan dalam lingkungan pria dan anak
lakilaki, dan ia tidak pernah memiliki kesempatan berkawan dengan wanita. Tidak
adanya pengalaman membuatnya ragu, dan keraguannya membuatnya canggung, tapi
tampaknya Nasuada tidak memerhatikan. Nasuada menghentikannya di depan sebuah
tenda yang memancarkan cahaya dari dalam yang berasal dari begitu banyak lilin dan
mengeluarkan dengungan berbagai jenis suara samarsamar. "Sekarang kita harus
menerjunkan diri lagi ke rawa-rawa politik. Siapkan dirimu." Ia menyibakkan kain
penutup tenda, dan Eragon terlonjak ketika sekelompok orang berteriak, "Kejutan!" Meja
lebar berpenyangga yang penuh makanan mendominasi bagian tengah tenda, dan di
meja itu duduk Roran dan Katrina, sekitar dua puluh penduduk desa Carvahall-termasuk
Horst dan keluarganyaAngela si ahli tanaman obat, Jeod dan istrinya, Helen, dan
beberapa orang yang tidak dikenali Eragon tapi diduganya adalah para pelaut. Setengah
lusin anak kecil bermain di lantai dekat meja; mereka menghentikan permainan mereka
dan menatap ke arah Nasuada dan Eragon dengan mulut terbuka, tampaknya tidak
yakin mana di antara mereka berdua yang lebih menarik. Eragon nyengir lebar, terkejut.
Sebelum bisa memikirkan apa yang harus diucapkan, Angela mengangkat gelas dan
berseru, "Nah, jangan bengong saja di sana! Ayo masuk, duduk. Aku lapar!" Saat
semua orang tertawa, Nasuada menarik Eragon menuju dua kursi kosong di sebelah
Roran. Eragon membantu Nasuada duduk, dan saat gadis itu melesak di kursinya, ia
bertanya, "Kau yang merencanakan ini?" "Roran mengusulkan siapa saja yang rasanya
kauinginkan untuk Hadir, tapi ya, usul pertama memang dariku. Dan aku juga
menambahkan sentuhanku sendiri di meja, seperti yang bisa kaulihat." "Terima kasih,"
kata Eragon, terharu. "Terima kasih banyak."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Ia melihat Elva duduk bersila di pojok kiri terjauh tenda, sepiring makanan di
pangkuannya. Anak-anak yang lain menjauhinya-Eragon tidak bisa membayangkan
mereka punya banyak kemiripan-dan tidak ada orang dewasa, kecuali Angela, yang
tampak nyaman jika ia berada dekat mereka. Gadis bertubuh mungil dengan bahu
sempit itu menatap ke atas kepada Eragon dari balik poninya yang hitam dengan mata
ungunya yang menakutkan, lalu menggerakkan mulutnya dalam perkataan yang diduga
Eragon adalah, "Salam, Shadeslayer." "Salam, Peramal," Eragon balas menggerakkan
mulut. Bibir mungil merah jambu gadis kecil itu merekah membentuk senyuman yang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
seharusnya manis kalau saja kedua matanya tidak menyala-nyala menakutkan. Eragon
mencengkeram lengan kursi saat meja bergetar, piringpiring bergemeretak, dan
dinding-dinding tenda berkelepak. Kemudian bagian belakang tenda menggembung
ketika Saphira mendorong kepalanya masuk. Daging! katanya. Aku mencium bau
daging! Selama beberapa jam berikutnya, Eragon menikmati berbagai jenis makanan,
minuman, dan kesenangan mengobrol dengan teman-teman baik. Rasanya seperti
pulang ke rumah. Anggur mengalir bagaikan air, dan setelah mereka mengosongkan
gelas sekali atau dua kali, para penduduk desa mulai melupakan sikap canggung dan
memperlakukannya seperti salah satu dari mereka, yang adalah hadiah terbaik yang
bisa mereka berikan. Mereka juga sama ramahnya kepada Nasuada, meski menahan
diri untuk tidak melontarkan lelucon di depannya, seperti yang kadangkadang mereka
lakukan dengan Eragon. Asap pucat memenuhi tenda ketika lilin-lilin melumer. Di
sebelahnya, Eragon mendengar dentuman tawa Roran meledak lagi dan lagi, dan di
seberang meja bahkan terdengar ledakan tawa yang lebih bergema dari Horst.
Menggumamkan mantra, Angela menyuruh orang-orangan yang dibentuknya dari kulit
roti masam berdansa, membuat semua orang terhibur. Anak-anak kecil akhirnya
mengatasi rasa takut mereka terhadap Saphira dan berani mendekatinya untuk
menepuk-nepuk moncongnya. Tak lama kemudian mereka sudah memanjat lehernya,
bergelantungan di tanduk-tanduk pada punggungnya, dan menarik-narik jambul di atas
kedua matanya. Eragon terbahak ketika melihatnya. Jeod menghibur semua yang Hadir
dengan nyanyian yang dulu sekali telah dipelajarinya dari sebuah buku. Tara berjoget.
Gigi-geligi Nasuada berkilat ketika ia melontarkan kepala ke belakang sambil tertawa.
Dan Eragon, atas permintaan semua orang, menceritakan kembali beberapa
petualangannya, termasuk deskripsi detail tentang kepergiannya dari Carvahall bersama
Brom, yang adalah kisah paling menarik bagi para pendengarnya. "Bayangkan," kata
Gertrude, penyembuh berwajah bundar yang menarik-narik syalnya, "ada naga di
lembah kita dan kita bahkan tidak pernah tahu." Dengan sepasang jarum rajut yang
dikeluarkannya dari balik
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
lengan bajunya, ia menunjuk Eragon. "Bahkan aku merawat luka-luka di kakimu ketika
kau lecet-lecet akibat menunggangi Saphira, dan aku tidak pernah menduga apa
penyebabnya." Menggelengkan kepala sambil berdecak-decak, ia mengeluarkan
benang wol cokelat dan merajut dengan kecepatan yang hanya bisa dilakukan setelah
latihan berdekade-dekade. Elain adalah orang pertama yang meninggalkan pesta,
mengaku letih akibat kehamilannya yang sudah besar; salah satu putranya, Baldor,
pergi bersamanya. Setengah jam kemudian, Nasuada juga berpamitan, menjelaskan
bahwa posisinya tidak memungkinkannya tinggal selama yang diinginkan tapi ia
mendoakan agar semua orang sehat dan bahagia, serta berharap mereka akan teruss
mendukungnya dalam perjuangan melawan Kekaisaran. Ketika menjauh dari meja,
Nasuada memanggil Eragon. Ia menyertai Nasuada dekat pintu masuk. Memunggungi
para peserta pesta, Nasuada berkata, "Eragon, aku tahu kau butuh waktu untuk
beristirahat dari perjalananmu dan kau punya urusan pribadi yang harus kaukerjakan.
Maka, besok dan lusa adalah milikmu untuk dihabiskan sesukamu. Tapi pada pagi hari
ketiga, aku memintamu datang ke paviliunku dan kita akan bicara tentang masa
depanmu. Aku punya misi yang sangat penting untukmu." "My Lady." Kemudian Eragon
berkata, "Kau selalu menyuruh Elva berada di dekatmu ke mana saja kau pergi, bukan?"
"Aye, ia pelindungku untuk menangkal hal-hal yang mungkin tidak terdeteksi para
Nighthawk. Juga, kemampuannya untuk meramal penyebab kepedihan orang lain telah
terbukti sangat berguna. Jauh lebih mudah untuk membuat seseorang bekerja sama jika
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kau mengetahui rasa sakit yang dirahasiakannya." "Apakah kau mau menyerahkan itu
semua?" Nasuada memperhatikannya dengan tatapan tajam. "Kau berencana
mencabut kutukanmu terhadap Elva?" "Aku berencana mencoba. Ingat, aku sudah
berjanji padanya." "Ya, aku ada di sana saat itu." Suara kursi jatuh berdebam
mengalihkan perhatiannya sementara, kemudian ia berkata, "Janji-janjimu akan menjadi
kematian kita... Elva tidak tergantikan; tidak ada orang lain yang memiliki
kemampuannya. Dan pelayanan yang diberikannya, seperti yang telah kukatakan, jauh
lebih berharga daripada segunung emas. Aku bahkan telah berpikir bahwa, dari kita
semua, ia adalah orang yang benar-benar bisa mengalahkan Galbatorix. Ia akan bisa
mengantisipasi semua serangan Galbatorix, dan mantramu akan menunjukkannya cara
menangkal, dan selama menangkal mantra tidak menyebabkannya kehilangan nyawa,
ia akan bertahan... Demi kebaikan Varden, Eragon, demi kebaikan semua penduduk
Alagaesia, tidak bisakah kau menunda usahamu untuk menyembuhkan Elva?" "Tidak,"
Eragon memuntahkan kata itu seolah-olah membuatnya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
jengkel. "Aku tidak akan menunda bahkan jika aku bisa. Itu tidak benar. Jika kita
memaksa Elva untuk tetap seperti ini, ia akan berbalik menyerang kita, dan aku tidak
menginginkannya sebagai musuh." Ia berhenti sejenak, kemudian melihat ekspresi
Nasuada, ia melanjutkan, "Lagi pula, ada kemungkinan aku tidak berhasil. Melenyapkan
mantra yang diucapkan dengan kalimat samar sangatlah sulit... Kalau boleh aku
mengutarakan usul?" "Apa?" "Jujurlah kepada Elva. Jelaskan kepadanya betapa ia
berarti bagi Varden, dan bertanyalah kepadanya apakah ia bersedia teruss menanggung
bebannya demi seluruh ras merdeka. Ia mungkin menolak; ia memiliki hak untuk itu, tapi
jika ia menolak, berarti karakternya bukanlah yang bisa kita andalkan. Dan jika ia
menerima, maka ia melakukannya dengan sukarela." Sambil agak mengerutkan kening,
Nasuada mengangguk. "Aku akan bicara dengannya besok. Sebaiknya kau juga Hadir,
untuk membantuku membujuknya dan untuk melenyapkan kutukannya jika ia menolak.
Datanglah ke paviliunku tiga jam setelah fajar." Dengan itu, ia melangkah menuju malam
yang diterangi obor di luar. Lama setelahnya, ketika lilin-lilin telah hampir lumer
seluruhnya dan para penduduk desa mulai pulang berdua-dua atau bertiga-tiga, Roran
mencengkeram siku Eragon dan menariknya ke bagian belakang tenda untuk berdiri
dekat Saphira, tempat yang lain-lain tidak bisa mendengar. "Yang kaukatakan tadi
tentang Helgrind, hanya itu sajakah?" tanya Roran. Cengkeramannya seperti capit besi
di daging Eragon. Matanya tajam dan Bertanya-tanya, tapi juga tampak rapuh tidak
seperti biasanya. Eragon menatapnya lekat-lekat. "Jika kau memercayaiku, Roran,
jangan pernah menanyakan itu lagi. Itu bukan hal yang ingin kauketahui." Bahkan saat
ia bicara, Eragon merasakan kegelisahan mendalam akibat harus merahasiakan
keberadaan Sloan dari Roran dan Katrina. Ia tahu ini harus dilakukan, tapi masih
membuatnya tidak nyaman untuk berbohong kepada keluarganya sendiri. Selama
sejenak, Eragon berpikir untuk memberitahu. Roran yang sebenarnya, tapi kemudian ia
teringat akan semua alasan yang membuatnya memutuskan untuk merahasiakan dan
tidak mengungkapkan apa-apa. Roran bimbang, wajahnya gelisah, kemudian ia
mengeraskan rahang dan melepaskan cengkeramannya pada Eragon. "Aku percaya
padamu. Lagi pula, itulah fungsinya keluarga, eh" Kepercayaan." "Itu dan saling bunuh."
Roran tertawa dan menggosok hidungnya dengan ibu jari. "Itu juga." Ia memutar
bahunya yang kekar dan tebal lalu meraih untuk memijat bahu kanannya, kebiasaan
yang dilakukannya sejak Ra "Aku punya pertanyaan lagi." "Oh?"
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Berupa bantuan... permintaan kepadamu." Senyum miring tersungging di bibirnya, dan
ia mengangkat bahu. "Aku tidak menyangka akan meminta ini kepadamu. Kau lebih
muda dariku, kau hampir belum mencapai masa dewasa, dan kau adalah sepupuku
untuk dimintai tolong." "Tentang apa" Berhenti bicara berputar-putar." "Tentang
pernikahan," kata Roran, dan ia mengangkat dagunya. "Maukah kau menikahkanku.
dengan Katrina" Aku akan senang sekali jika kau bersedia, dan sementara aku masih
menahan diri agar tidak mengatakannya kepada Katrina sampai kau menjawab, aku
yakin ia akan merasa terhormat dan senang sekali jika kau mau mensahkan kami
menjadi suami dan istri." Terkejut, Eragon tidak bisa berkata-kata. Akhirnya ia berhasil
tergagap, "Aku?" Kemudian buru-buru ia menambahkan, "Aku akan senang sekali
melakukannya, tentu saja, tapi... aku" Apakah kau sungguh-sungguh menginginkan itu"
Aku yakin Nasuada akan bersedia menikahkan kalian berdua... Kalian bisa meminta.
Raja Orrin, raja sungguhan! Ia akan segera melompat bersedia untuk melaksanakan
upacara pernikahan kalian jika itu bisa membantunya memenangkan hatiku." "Aku ingin
kau yang melakukannya, Eragon," kata. Roran, dan menepuk pundak sepupunya. "Kau
Penunggang, dan kau satusatunya orang yang berhubungan darah denganku; Murtagh
tidak kuakui. Aku tidak bisa memikirkan orang lain yang kuinginkan untuk menyatukanku
dengan Katrina." "Maka," kata Eragon, "aku akan melakukannya." Udara terdesak keluar
dari paru-parunya ketika Roran memeluk dan mendekapnya dengan tenaga yang
besar. Eragon agak tersengal ketika Roran melepaskannya dan kemudian, begitu
napasnya sudah teratur, berkata, "Kapan" Nasuada punya misi yang harus kukerjakan.
Aku belum tahu misi apa itu, tapi rasanya bakal membuatku sibuk sementara waktu.
Jadi... mungkin awal bulan depan, jika keadaan memungkinkan?" Otot bahu Roran
bergerak-gerak. Ia menggeleng seperti banteng menyapukan tanduk ke serumpun
semak berduri. "Bagaimana kalau besok lusa?" "Secepat itu" Tidakkah itu akan
terburu-buru" Tidak akan ada waktu untuk persiapan. Orang-orang akan
menganggapnya tidak pantas." Bahu Roran dinaikkan, dan urat-urat di tangannya
menonjol saat ia mengepal dan membuka tangannya. "Aku tidak bisa menunggu. Jika
kami tidak menikah cepat-cepat, wanita-wanita tua akan memiliki sesuatu yang lebih
menarik untuk digunjingkan daripada ketidaksabaranku. Kau mengerti?" Butuh beberapa
saat bagi Eragon untuk memahami kata-kata Roran, tapi begitu mengerti, Eragon tidak
bisa menahan senyum lebar merekah di bibirnya. Roran akan jadi ayah! pikirnya. Masih
tersenyum, ia berkata, "Kurasa begitu. Kalau begitu, besok lusa." Eragon mendengus
ketika Roran memeluknya lagi, menepuk-nepuk punggungnya. Dengan kesulitan, ia
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
melepaskan diri. Nyengir lebar, Roran berkata, "Aku berutang padamu. Terima kasih.
Sekarang aku harus mengabarkan ini kepada Katrina, dan kami harus mempersiapkan
pesta pernikahan semampunya. Aku akan memberitahumu jam berapa persisnya kami
memutuskan upacara akan dilaksanakan." "Baiklah." Roran mulai melangkah menuju
tenda, kemudian ia membalikkan tubuh dan melemparkan kedua lengan ke udara
seolaholah ingin memeluk seluruh dunia ke dadanya. "Eragon, aku akan menikah!"
Sambil tertawa, Eragon melambai. "Pergilah, bodoh. Ia menunggu." Eragon memanjat
punggung Saphira saat tingkap tenda menutup di belakang Roran. "Blodhgarm?" ia
memanggil. Sehening bayangan, Elf itu meluncur ke tempat terang, matanya yang
kuning berpendar seperti batu bara. "Saphira dan aku akan terbang sebentar. Kami
akan bertemu denganmu di tendaku." "Shadeslayer," kata Blodhgarm, dan menelengkan
kepada. Kemudian Saphira membentangkan kedua sayapnya yang besar, berlari tiga
langkah, dan melontarkan diri melalui beberapa baris tenda, menerpa semuanya
dengan angin kencang ketika ia mengepakkan sayap keras-keras dan cepat.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Pergerakan tubuh Saphira di bawah membuat Eragon terguncangguncang, dan ia
mencengkeram tanduk di depannya untuk berpegangan. Saphira terbang berputar-putar
di atas perkemahan yang gemerlap sampai menjadi buram, tenggelam oleh kegelapan
daerah yang mengelilinginya. Di sana ia melayang-layang di antara langit dan bumi, dan
segalanya hening. Eragon meletakkan kepala di leher Saphira dan menatap ke atas
pada sabuk gemerlap yang membentang di langit. Istirahatlah jika kau mau, makhluk
kecil, kata Saphira. Aku tidak akan membuatmu terjatuh. Maka Eragon beristirahat,
dikepung bayangan tenang sebuah kota melingkar dari batu yang berdiri di
tengah-tengah padang luas, dan tentang seorang gadis kecil yang berkeliaran di
lorong-lorong sempit berliku di dalamnya, menyanyikan sebuah melodi yang
menghantui. Dan malam membentang menyambut pagi. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
KISAH-KISAH TUMPANG TINDIH Fajar baru menyingsing dan Eragon sedang duduk
di tempat tidurnya, meminyaki rompi baju besinya, ketika salah satu pemanah Varden
mendatanginya dan memohon kepadanya untuk menyembuhkan istrinya, yang
menderita tumor ganas. Meski harus berada di paviliun Nasuada kurang dari satu jam
lagi, Eragon setuju dan mengikuti pria itu ke tendanya. Eragon mendapati istri si pria
sangat lemah karena tumor yang tumbuh di tubuhnya, dan ia perlu mengerahkan
seluruh kemampuannya untuk melenyapkan cabang-cabang tumor yang tersembunyi di
dalam daging wanita itu. Pekerjaan itu membuatnya letih, tapi ia senang bisa
menyelamatkan wanita tersebut dari kematian yang lama dan menyakitkan. Setelah itu,
Eragon bergabung kembali dengan Saphira di luar tenda si pemanah dan berdiri di sana
bersamanya selama beberapa menit, memijat otot di bagian bawah leher Saphira.
Mendengkur senang, Saphira mengibaskan ekornya yang meliuk-liuk dan memutar
kepala serta bahunya agar Eragon bisa meraih bagian bawah tubuhnya yang berlapis
sisik mulus. Saphira berkata, Sementara kau sibuk di dalam, orang-orang lain datang
untuk minta bantuanmu, tapi Blodhgarm dan teman-temannya mengusir mereka, karena
permintaan mereka tidak mendesak. Begitu" Eragon memasukkan jarinya ke bawah
salah satu sisik leher Saphira yang besar, menggaruk lebih keras. Mungkin aku harus
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengikuti Nasuada. Bagaimana" Pada hari keenam setiap minggu, sejak pagi sampai
siang, ia bersedia menemui semua orang yang ingin mengajukan permintaan atau
menangani perselisihan. Aku bisa melakukan hal yang sama. Aku suka gagasan itu,
kata Saphira. Hanya, kau harus hati-hati untuk tidak memakai terlalu banyak energi
demi permintaan orang lain. Kita harus siap memerangi Kekaisaran kapan saja. Saphira
mendorong lehernya ke tangan Eragon, mendengkur lebih keras. Aku butuh pedang,
kata Eragon. Carilah. Mmh... Eragon teruss menggaruknya sampai Saphira menjauh
dan berkata, Kau akan terlambat bertemu Nasuada jika tidak bergegas. Bersama-sama,
mereka pergi ke bagian tengah perkemahan menuju paviliun Nasuada. Jaraknya kurang
dari seperempat mil, maka Saphira berjalan kaki bersama Eragon alih-alih terbang di
antara awan, seperti sebelumnya. Sekitar seratus kaki dari paviliun, mereka berjumpa
dengan Angela si Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
ahli tanaman obat. Ia sedang berlutut di antara dua tenda, menunjuk ke selembar kulit
segi empat yang menutupi batu pipih yang rendah. Di lembaran kulit itu terletak
tumpukan berantakan tulang-tulang sepanjang jari manusia, yang di tiap sisinya terdapat
simbol berbeda-beda: tulang buku jari naga, yang digunakan Angela untuk meramal
masa depan Eragon di Teirm. Di seberang Angela duduk wanita berbahu lebar; kulit
Akhenaten Adventure 4 Angrek Tengah Malam Seri Pendekar Harum Karya Khu Lung Playboy Dari Nanking 16
ramping bekerja begitu cepat, Memuntir, menjalin, menyulam, sehingga hampir tidak
kasat mata. Ia mengambil dua bilah rumput lagi. "Bagaimanapun, Galbatorix sangat
sadar ia memiliki nama sejati, seperti semua makhluk dan benda, dan itu bisa jadi
kelemahannya. Pada satu saat sebelum ia melancarkan serangan terhadap klan
Penunggang, ia merapalkan mantra yang akan membunuh siapa saja yang
menggunakan nama sejatinya. Dan karena kami tidak tahu secara pasti bagaimana cara
mantra ini membunuh, kami tidak bisa melindungi diri darinya. Maka, kau tahu, kami
menghindari penyelidikan ke arah itu. Oromis adalah satu di antara sedikit yang cukup
berani untuk teruss mencari nama Galbatorix, meski harus memakai cara
berputar-putar." Dengan ekspresi puas, Arya mengulurkan tangan, telapaknya
menghadap ke atas. di sana terdapat sebuah kapal laut yang terbuat dari rumput hijau
dan putih. Panjangnya tidak lebih dari empat inci, tapi begitu detail sehingga Eragon
bisa melihat bangku-bangku yang digunakan para pengayuh, pagar mungil di sekeliling
tepi dek, dan jendelajendela bundar seukuran biji raspberry. Haluannya berbentuk
seperti kepala dan leher naga yang menengadah. Ada sebatang tiang layar. "Cantik
sekali," kata Eragon. Arya membungkuk dan bergumam, "Flauga." Dengan lembut ia
meniup dan kapal itu terbang dari tangannya, berlayar menuju api unggun dan
kemudian, menambah kecepatan, menukik ke atas lalu melayang menuju kedalaman
langit yang berkelap-kelip. "Seberapa jauh ia bisa terbang?" "Selamanya," jawab Arya.
"Ia mengambil energi untuk tetap terbang dari tumbuh-tumbuhan di bawahnya. Di mana
saja terdapat tanaman, ia bisa terbang." Itu membuat Eragon tertegun, tapi ia juga agak
sedih memikirkan kapal rumput yang cantik itu berlayar di antara awan selama-lamanya,
tanpa ada teman selain burung-burung. "Bayangkan kisah-kisah yang akan diceritakan
orang bertahun-tahun ke depan." Arya mengaitkan jemarinya, seakan ingin mencegah
dirinya membuat sesuatu lagi. "Keanehan seperti itu banyak terjadi di dunia. Semakin
lama kau hidup dan semakin jauh kau berkelana, semakin banyak yang akan kaulihat."
Eragon menatap api yang berpendar selama beberapa saat, kemudian berkata, "Jika
sangat penting untuk melindungi nama sejati, apakah sebaiknya aku membuat mantra
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
agar Galbatorix tidak bisa menggunakan nama sejatiku untuk melawanku?" "Bisa saja
jika kauingin," kata Arya, "tapi rasanya tidak perlu. Menemukan nama sejati tidak
semudah perkiraanmu. Galbatorix tidak mengenalmu cukup baik untuk bisa menebak
namamu, dan jika ia berada di dalam benakmu dan bisa memeriksa setiap pikiran dan
memorimu, kau sudah bakal berada dalam genggamannya, dengan nama sejati
ataupun tidak. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Untuk membuatmu merasa lebih baik, kurasa bahkan diriku pun tidak bisa menebak
nama sejatimu." "Kau tidak bisa?" Eragon bertanya. Ia senang sekaligus tidak senang
karena ada bagian dari dirinya yang dianggap Arya sebagai misteri. Elf itu melirik ke
arahnya, kemudian merunduk. "Tidak, kurasa tidak bisa. Bisakah kau menebak nama
sejatiku?" "Tidak." Keheningan mengurung perkemahan mereka. Di atas, bintangbintang
berpendar dingin dan putih. Angin bertiup dari arah timur dan berembus kencang
melintasi padang rumput, menghantam rerumputan dan melolong dengan suara panjang
dan lirih, seolah-olah sedang meratapi kepergian orang yang dicintai. Saat angin
mengencang, arang pada api unggun kembali menyalanyala, dan lidah-lidah api yang
menggeliat-geliat menjilat ke arah barat. Eragon membungkukkan bahu dan merapatkan
kerah tuniknya ke leher. Ada sesuatu yang tidak bersahabat pada angin ini; terpaannya
menusuk-nusuk Eragon dengan keganasan luar biasa, dan tampaknya angin ini
mengisolasi dirinya dan Arya dari dunia. Mereka duduk tidak bergerak, terkurung dalam
pulau kecil mereka yang terdiri atas cahaya dan panas api, sementara aliran udara yang
deras menyerbu melintas, melolong dalam kepedihan ke daratan kosong yang luas.
Ketika angin menjadi semakin kencang dan mulai membuat percikan api beterbangan
jauh dari petak yang dibuat Eragon untuk menyalakan api unggun, Arya menaburkan
tanah ke atas kayu yang terbakar. Bergerak maju dengan lututnya, Eragon bergabung
dengan Arya, meraup tanah dengan kedua tangannya agar lebih cepat. Dengan
padamnya api, Eragon sulit melihat; daratan telah menjadi hantunya sendiri, penuh
bayangan bergeliat-geliut, sosok-sosok Samar, dan dedaunan perak. Arya hendak
berdiri, kemudian berhenti dalam posisi setengah berjongkok, kedua lengan terentang
untuk menyeimbangkan tubuh, ekspresinya waspada. Eragon juga merasakannya:
udara terasa menusuk-nusuk dan berdengung, seakan petir akan segera menyambar.
Bulu-bulu halus di punggung tangan Eragon berdiri dan bergoyang-goyang ditiup angin.
"Ada apa?" ia bertanya. "Kita sedang diawasi. Apa pun yang terjadi, jangan gunakan
sihir atau kita berdua bisa terbunuh." "Siapa-" If sst. Melihat ke sekeliling, Eragon
menemukan sebutir batu sebesar kepalan tangan, mencongkelnya dari tanah, dan
memegangnya, menimbang-nimbang beratnya. Di kejauhan, muncul sekumpulan
cahaya multiwarna yang berpendar. Cahaya-cahaya tersebut melesat ke arah
perkemahan, terbang rendah di atas rumput. Ketika mereka semakin dekat, Eragon
melihat ukuran cahaya-cahaya itu teruss berubah-mulai dari bentuk bundar tidak lebih
besar daripada sebutir mutiara, sampai yang berdiameter beberapa kaki-dan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mereka juga beraneka warna, mencakup, semua warna dalam pelangi. Awan petir
mengelilingi setiap bola cahaya, lingkaran terang yang terdiri atas sulur-sulur cair yang
melecut dan menampar, seolah-olah ingin menjerat sesuatu. Cahaya-cahaya itu
bergerak sangat cepat, mata Eragon tidak bisa menangkap berapa jumlah mereka, tapi
ia menebak ada sekitar dua lusin. Cahaya-cahaya itu melesat memasuki perkemahan
dan membentuk dinding berdesing di sekeliling Eragon dan Arya. Kecepatan mereka
berputar, ditambah serangan pendaran warna yang bertubi-tubi, membuat Eragon
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
pusing. Ia bertumpu pada sebelah tangan di tanah untuk menyeimbangkan tubuh.
Sekarang suara dengungan begitu keras sehingga gigi-geligi Eragon berbenturan.
Lidahnya merasakan besi, dan rambutnya berdiri semua. Rambut Arya juga berdiri,
meski lebih panjang daripada rambut Eragon, dan ketika Eragon melirik ke arahnya, ia
menganggap Arya tampak sangat menggelikan, ia harus menahan diri agar tidak
tertawa. "Mereka mau apa?" Eragon berteriak, tapi Arya tidak menjawab. Sebuah bola
cahaya melepaskan diri dari dinding dan melayang-layang di depan Arya sejajar dengan
matanya. Bola cahaya itu mengecil dan membengkak seperti jantung yang berdenyut,
berubah-ubah warna dari biru terang sampai hijau zamrud, sekali-sekali diselingi
pancaran merah. Salah satu sulurnya menyentuh sehelai rambut Arya. Terdengar suara
plop keras, dan selama sedetik, sehelai rambut itu menyala terang seperti percikan
matahari, kemudian lenyap. Bau rambut terbakar mengalir ke hidung Eragon. Arya tidak
mengernyit atau menunjukkan keterkejutan. Dengan wajah tetap tenang, ia mengangkat
sebelah tangan dan, sebelum Eragon bisa melompat ke depan untuk mencegahnya,
meletakkan tangan di bola cahaya berpendar itu. Bola cahaya itu berubah menjadi emas
dan putih, dan membengkak hingga berdiameter tiga kaki. Arya memejamkan mata dan
menelengkan kepala ke belakang, wajahnya penuh cahaya kebahagiaan. Bibirnya
bergerak, tapi apa pun yang diucapkannya, Eragon tidak bisa mendengarnya. Ketika
Arya selesai, bola cahaya itu berpendar merah darah dan kemudian dengan rangkaian
cepat berubah-ubah dari merah ke hijau lalu ungu lalu jingga kemerahan lalu biru yang
sangat terang, sehingga Eragon harus memalingkan wajah, kemudian ke hitam pekat
dengan tepian korona berupa sulur-sulur putih yang menggeliat, seperti matahari dalam
keadaan gerhana. Saat ini warnanya berhenti berubah, seakanakan hanya
ketidakadaan warna yang bisa menyampaikan suasana hatinya yang sebenarnya.
Melayang menjauhi Arya, bola cahaya itu menghampiri Eragon, sebuah lubang pada
permukaan dunia, dikelilingi lingkaran api. Bola cahaya itu melayang-layang di
depannya, berdengung keras sampai membuat mata Eragon berair. Lidah Eragon
terasa dilapisi tembaga, kulitnya mengerut, dan pijaran-pijaran pendek listrik menari-nari
di ujung jemarinya. Agak ketakutan, ia bertanya-tanya apakah seharusnya menyentuh
bola cahaya itu seperti yang tadi dilakukan Arya. Ia menatap Elf itu untuk bertanya. Arya
mengangguk dan memberi tanda baginya untuk melanjutkan.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon merentangkan tangan kanannya menuju kegelapan yang membentuk bola
tersebut. Dengan terkejut ia merasakan penolakan. Bola itu tidak memiliki wujud
padat, tapi bisa mendorong tangannya seperti yang dilakukan aliran air deras. Semakin
Eragon mendekat, semakin keras bola itu mendorong. Dengan mengerahkan tenaga,
Eragon meraih beberapa inci terakhir dan menyentuh bagian tengah makhluk tersebut.
Pancaran cahaya kebiruan menyembur dari antara telapak tangan Eragon dan
permukaan bola, sebuah penampakan terang seperti kipas yang memudarkan cahaya
dari bola-bola yang lain dan menjadikan segalanya biru pucat keputihan. Eragon
berteriak kesakitan ketika pancaran cahaya itu menusuk matanya, kemudian ia
menundukkan kepala sambil menyipitkan mata. Lalu sesuatu bergerak didalam bola,
seperti naga tidur yang mengendurkan gulungan tubuhnya, dan sebuah kehadiran
memasuki benaknya, menggeleser pada pertahanan benaknya bagaikan dawn kering di
badai musim gugur. Eragon tersentak. Kebahagiaan meluap-luap memenuhinya; apa
pun bola cahaya ini, rasanya seperti terbuat dari kebahagiaan yang disuling. Bola itu
menikmati hidup, dan segala di sekelilingnya membuatnya merasa senang dalam
tingkatan berbeda-beda. Eragon bisa saja menangis karena merasa sangat lega, tapi ia
tidak lagi bisa mengendalikan tubuhnya. Makhluk itu menahannya, pancaran cahaya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang berkilauan masih menyorot dari bawah telapak tangannya sementara mengalir
cepat ke seluruh tulang-tulang dan otot-ototnya, berhenti sejenak di tempat-tempat
tubuhnya terluka, kemudian mengalir kembali ke benaknya. Meski Eragon merasa
bahagia luar biasa, kehadiran makhluk itu terasa tidak normal dan ganjil, ia ingin lari
darinya, tapi di dalam kesadarannya, tidak ada tempat di mana ia bisa bersembunyi. Ia
harus tetap berada dalam sentuhan langsung jiwa menyala makhluk tersebut sementara
kenangannya dijelajahi, berpindah-pindah dari satu memori ke memori lain dengan
kecepatan bagai anak panah kaum Elf. Eragon heran bagaimana makhluk itu bisa
memahami sekian banyak informasi secepat itu. Sementara makhluk itu mencaricari,
Eragon berusaha menyentuh benak bola cahaya itu, untuk mempelajari sebisanya
tentang sifat dan asalnya, tapi makhluk itu menghalanginya untuk memahami. Beberapa
impresi yang didapatkannya begitu berbeda dari yang pernah dilihatnya dalam benak
makhluk-makhluk lain, semuanya tidak bisa dipahami. Setelah aliran terakhir yang
hampir sekejap ke seluruh tubuhnya, makhluk itu menjauh. Kontak di antara mereka
terputus seperti kabel yang ditarik terlalu keras. Lapisan cahaya yang melingkari tangan
Eragon meredup lalu lenyap, meninggalkan percikan-percikan merah jambu
menyilaukan di Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
matanya. Sekali lagi berubah warna, bola cahaya di depan Eragon mengecil menjadi
seukuran apel dan bergabung kembali dengan teman-temannya dalam pusaran cahaya
yang mengelilinginya dan Arya. Dengungan meningkat menjadi lengkingan
memekakkan, kemudian pusaran cahaya itu meledak ke arah luar saat bola-bola
menyala itu bertebaran ke segala arah. Mereka bergerombol kembali sekitar seratus
kaki dari perkemahan yang gelap, saling tumpang tindih seperti anak-anak kucing
sedang bergumul, kemudian melesat ke arah selatan dan lenyap, seolah-olah mereka
tidak pernah muncul. Angin mereda menjadi sepoi-sepoi lembut. Eragon jatuh berlutut,
kedua lengan terentang ke arah bola-bola cahaya itu pergi, merasa kosong tanpa rasa
bahagia yang mereka berikan kepadanya. "Apa," ia bertanya, kemudian terbatuk dan
harus memulai lagi. Kerongkongannya terasa sangat kering. "Apa itu tadi?" "Spirit,"
jawab Arya. Mereka duduk. "Mereka tidak tampak seperti yang muncul dari tubuh Durza
ketika aku membunuhnya." "Spirit bisa berbentuk apa saja, tergantung keinginan
mereka." Eragon mengerjap beberapa kali dan mengusap mata dengan punggung jari.
"Bagaimana mungkin orang bisa memperbudak mereka dengan sihir" Itu mengerikan.
Aku akan malu menyebut diriku sendiri penyihir. Gah! Dan Trianna selalu
membualkannya. Aku harus menghentikannya menggunakan spirit atau aku akan
mengeluarkannya dari Du Vrangr Gata dan meminta Nasuada untuk mengusirnya dari
Varden." "Aku tidak akan segegabah itu jika jadi dirimu." "Tentunya kau tidak
menganggap benar tindakan para penyihir yang memaksa spirit untuk mematuhi
keinginan mereka... Mereka begitu indah sehingga-" Ia berhenti mendadak dan
menggelengkan kepala, terlalu terbawa emosi. "Orang yang menyakiti mereka
seharusnya dicambuk habis-habisan." Dengan senyum tipis, Arya berkata, "Aku
menduga Oromis belum membicarakan masalah ini saat kau dan Saphira meninggalkan
Ellesmera." "Jika maksudmu tentang spirit, ia membicarakannya beberapa kali." "Tapi
kuduga tidak dengan sangat detail." "Mungkin tidak." Dalam kegelapan, siluet tubuh
Arya bergerak saat ia mencondongkan tubuh ke satu sisi. "Spirit selalu menimbulkan
rasa senang jika mereka memilih untuk berkomunikasi dengan kita, makhluk berwujud.
Tapi jangan biarkan mereka mengecohmu. Mereka tidak semurah hati, jinak, atau ceria
seperti yang mereka ingin kaupercayai. Membuat lawan berinteraksi mereka senang
adalah cara mereka mempertahankan diri. Mereka benci terikat di satu tempat saja, dan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sudah sejak lama mereka menyadari bahwa jika orang yang mereka ajak berinteraksi
merasa bahagia, maka kemungkinannya kecil untuk orang itu mengurung para spirit dan
menjadikan mereka budak." "Aku tidak tahu," kata Eragon. "Mereka membuatmu
merasa sangat gembira, aku bisa mengerti jika ada orang yang ingin memiliki mereka,
alihalih membebaskan mereka." Bahu Arya dinaikkan dan diturunkan lagi. "Spirit juga
memiliki Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kesulitan yang sama seperti kita jika menebak perilaku. Mereka hampir tidak punya
kemiripan dengan makhluk lain di seluruh Alagaesia, berinteraksi dengan mereka
bahkan dengan cara yang paling sederhana pun adalah hal yang berisiko, karena tidak
ada yang tahu bagaimana mereka akan bereaksi." "Satu lagi alasan mengapa aku
sebaiknya melarang Trianna melakukan sihir menggunakan mereka." "Apakah kau
pernah melihatnya memanggil spirit untuk melakukan keinginannya?" "Belum." "Sudah
kuduga. Trianna telah bergabung dengan Varden selama hampir enam tahun, dan
sepanjang masa itu hanya satu kali ia mendemonstrasikan kemampuannya menyihir,
dan itu pun terjadi setelah Ajihad terus-menerus membujuknya dan Trianna melakukan
banyak kehebohan dan persiapan. Trianna memiliki keahlian yang diperlukan-ia bukan
sekadar tukang obat- tapi memanggil spirit adalah pekerjaan yang luar biasa berbahaya,
dan orang tidak melakukannya dengan sembarangan." Eragon menggosok telapak
tangannya yang bersinar dengan ibu jari kirinya. Rona cahaya berubah warna saat
darah melintas ke permukaan kulitnya, tapi usahanya gagal untuk mengurangi kadar
cahaya yang berpendar dari telapak tangannya. Ia menggaruk gedwey ignasia dengan
kukunya. Sebaiknya cahaya ini hanya bertahan beberapa jam saja. Aku tidak bisa
berkeliaran bercahaya seperti lentera begini. Aku bisa terbunuh. Dan ini juga konyol.
Siapa yang pernah dengar seorang Penunggang Naga dengan anggota tubuh
bercahaya" Eragon memikirkan apa yang pernah diucapkan Brom kepadanya. "Mereka
bukan spirit manusia, kan" Bukan Elf, kurcaci, atau makhluk-makhluk seperti itu.
Maksudku, mereka bukan hantu. Kita tidak menjadi mereka jika kita mati." "Tidak. Dan
tolong jangan tanya aku, seperti yang aku yakin akan kaulakukan, apakah mereka itu.
Itu pertanyaan yang harus dijawab Oromis, bukan aku. Pelajaran sihir, jika dilakukan
dengan benar, butuh waktu lama dan sulit serta harus ditangani dengan hati-hati
sekali. Aku tidak ingin mengucapkan sesuatu yang mungkin akan mengacaukan
pelajaran yang telah disiapkan Oromis untukmu, dan pastinya aku tidak ingin kau
mencelakai diri sendiri karena berusaha melakukan sesuatu yang kusebutkan
sementara kau masih kurang memahami instruksinya." "Dan kapan seharusnya aku
kembali ke Ellesmera?" Eragon bertanya. "Aku tidak bisa meninggalkan Varden lagi,
tidak seperti ini, sementara Thorn dan Murtagh masih hidup. Sampai kita mengalahkan
Kekaisaran, atau Kekaisaran mengalahkan kita, Saphira dan aku harus mendukung
Nasuada. jika Oromis dan Glaedr sungguh-sungguh ingin kami menyelesaikan
pelajaran, mereka seharusnya bergabung dengan kita, dan Galbatorix akan kewalahan!"
"Astaga, Eragon," kata Arya. "Perang ini tidak akan berakhir secepat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
perkiraanmu. Kekaisaran sangat luas, dan kita baru menghantam kulitnya saja.
Sepanjang Galbatorix tidak tahu-menahu tentang Oromis dan Glaedr, kita punya
keuntungan." "Apakah sebuah keuntungan jika mereka tidak pernah mengerahkan
kemampuan mereka secara penuh?" Eragon menggerutu. Arya tidak menjawab, dan
setelah beberapa saat, Eragon merasa kekanak-kanakan karena telah mengeluh.
Oromis dan Glaedr menginginkan kehancuran Galbatorix lebih dari apa pun di dunia ini,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dan jika mereka memilih untuk menunggu kesempatan di Ellesmera, itu karena mereka
memiliki alasan yang sangat bagus. Eragon bahkan bisa menyebutkan beberapa di
antaranya jika ia mau, yang paling jelas adalah ketidakmampuan Oromis untuk
merapalkan mantra yang membutuhkan energi besar. Merasa dingin, Eragon menarik
lengan bajunya ke bawah dan melipat kedua lengannya di dada. "Apa yang kaukatakan
kepada spirit itu?" "Ia kepengin tahu kenapa kita melakukan sihir; itulah yang menarik
perhatian mereka. Aku menjelaskan, dan aku juga memberitahu mereka kaulah yang
membebaskan spirit yang terjebak di dalam tubuh Durza. Itu membuat mereka senang
sekali." Keheningan mengendap, di antara mereka, kemudian Arya beringsut
mendekati bunga bakung dan menyentuhnya lagi. "Oh!" serunya. "Mereka
sungguh-sungguh berterima kasih. Naina!" Atas perintahnya, pancaran cahaya lembut
menerangi perkemahan. Dengan cahaya itu, Eragon melihat dawn dan batang bunga
bakung itu telah berubah menjadi emas padat, kelopakkelopaknya berupa logam
berwarna putih yang tidak dikenalinya, dan jantung bunga tersebut, tampak karena Arya
menekuk kuntumnya ke etas, kelihatan diukir dari batu delima dan berlian. Terpesona,
Eragon menyapukan jari pada daunnya yang melengkung, bulu-bulu halus di sana
menggelitiknya. Membungkukkan tubuh ke depan, ia melihat tonjolan, alur, lubang, urat,
dan segala detail kecil lainnya yang telah diberikan pada versi awal bunga itu;
satu-satunya perbedaan adalah sekarang semua terbuat dari emas. "Ini tiruan yang
sempurna!" katanya. "Dan bunga ini masih hidup." "Mesa?" Berkonsentrasi, Eragon
mencari tanda-tanda samar kehangatan dan pergerakan yang mengatakan bahwa
bunga bakung itu lebih dari sekadar hiasan tak bernyawa. Ia mendapatkannya, sekuat
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
biasanya seperti yang dipancarkan tanaman di malam hari. Mengelus-elus daunnya lagi,
ia berkata, "Ini berada jauh di luar jangkauan pengetahuanku tentang sihir. Seharusnya
bunga bakung ini mati. Tapi bunga ini malah penuh kehidupan. Aku bahkan tidak bisa
membayangkan apa yang dibutuhkan untuk mengubah tanaman menjadi logam
bernyawa. Mungkin Saphira bisa melakukannya, tapi ia tidak mungkin bisa mengajarkan
mantranya kepada orang lain." "Pertanyaan yang sesungguhnya," kata Arya, "adalah
apakah bunga ini akan memproduksi serbuk sari yang subur." "Bunga ini bisa
berkembang biak?" "Aku tidak akan heran jika memang bisa. Contoh-contoh tak
terhitung tentang sihir yang berkembang sendiri banyak terjadi di seluruh Alagaesia,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
seperti kristal mengambang di pulau Eoam dan sumur mimpi di Gua Mani. Ini tidak
akan lebih mustahil daripada fenomena-fenomena itu." "Sayangnya, jika ada yang
menemukan bunga ini atau anakanak yang mungkin akan dimilikinya, mereka akan
menggali semuanya. Setiap pencari harta di seluruh negeri akan datang ke sini untuk
memetik bunga bakung emas." "Kurasa mereka tidak akan mudah dihancurkan, tapi
hanya waktu yang akan membuktikan." Dada Eragon mendadak dipenuhi tawa yang
akan meledak. Dengan kegirangan yang hampir tidak bisa ditahannya, ia berkata, "Aku
pernah dengar peribahasa itu benar-benar melakukannya! Mereka menyepuh bunga
bakung ini!" Dan ia tertawa sampai tersungkur, membiarkan suaranya membahana ke
seluruh padang kosong. Bibir Arya berkedut. "Yah, niat mereka baik. Kita tidak bisa
menyalahkan mereka karena tidak tahu peribahasa manusia." "Tidak, tapi... oh, ha, ha,
ha!" Arya menjentikkan jemarinya, dan pancaran cahaya meredup lalu lenyap. "Kita
mengobrol teruss sepanjang malam. Sudah waktunya kita beristirahat. Fajar akan tiba
dengan cepat, dan kita harus pergi segera setelah fajar menyingsing." Eragon telentang
di tanah yang bebas bebatuan, masih tergelak saat ia terlena menuju alam mimpi
terjaganya. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
DI ANTARA KERUMUNAN BERSEMANGAT Hari sudah pertengahan Siang ketika
Varden mulai tampak di kejauhan. Eragon dan Arya berhenti di puncak bukit rendah dan
mengamati bentangan luas tenda-tenda kelabu di depan mereka, sangat ramai oleh
ribuan manusia, kuda, dan asap tungku. Di bagian barat tenda-tenda tersebut, Sungai
Jiet yang dibatasi pepohonan tampak berliku-liku. Setengah mil di sebelah timur
terdapat perkemahan kedua yang lebih kecil-seperti pulau terombang-ambing dekat
dengan garis pantai daratan utama-tempat kaum Urgal pimpinan Nar Garzhvog tinggal.
Hingga beberapa mil di sekeliling batas luar perkemahan Varden terdapat berbagai
kelompok orang berkuda. Beberapa sedang berpatroli, yang lain-lain adalah pengantar
pesan yang membawa umbul-umbul, dan selebihnya adalah kelompok penunggang
yang entah baru berangkat atau baru pulang menjalankan misi. Dua kelompok patroli
melihat Eragon dan Arya lalu, setelah membunyikan terompet untuk memberi sinyal,
berderap secepat mungkin ke arah mereka. Cengiran lebar menghiasi wajah Eragon,
dan ia tertawa, lega. "Kita berhasil!" ia berseru. "Murtagh, Thorn, ratusan prajurit,
penyihir-penyihir peliharaan Galbatorix, para Rabisa menangkap kita. Ha! Lumayan
untuk membuat raja jengkel, bukan" Janggutnya akan berdiri jika ia mendengar ini."
"Maka ia akan jadi dua kali lebih berbahaya," Arya memperingatkan. "Aku tahu," kata
Eragon, cengirannya semakin lebar. "Mungkin ia akan jadi begitu marah, sehingga
lupa membayar pasukannya dan mereka akan melemparkan seragam mereka dan
bergabung dengan Varden." "Kau ceria sekali hari ini." "Dan mengapa tidak?" Eragon
bertanya. Melonjak-lonjak dengan ujung kakinya, ia membuka benaknya selebar
mungkin dan, mengumpulkan kekuatannya, ia berteriak, Saphira! mengirimkan
gelombang pikirannya melintasi padang rumput seperti tombak. Jawaban datang tak
lama kemudian: Eragon! Mereka berpelukan dalam benak, membenamkan diri
masingmasing dalam gelombang cinta, kebahagiaan, dan kekhawatiran. Mereka
bertukar memori saat saling terpisah, dan Saphira menghibur kesedihan Eragon tentang
prajurit-prajurit yang telah dibunuhnya, menarik keluar rasa sakit dan marah yang
mengumpul di dalam hati Eragon setelah kejadian itu. Eragon tersenyum. Dengan
adanya Saphira di dekatnya, segala di dunia terasa baikbaik saja. Aku kangen, kata
Eragon. Aku juga, makhluk kecil. Kemudian Saphira mengirimkan citra para prajurit
yang diperangi Eragon dan Arya lalu berkata, Selalu saja, setiap kali aku
meninggalkanmu, kau berhasil mendapatkan masalah. Setiap kali! Rasanya
membalikkan tubuh saja aku tidak berani karena takut kau akan segera terlibat
pertarungan mematikan segera setelah aku mengalihkan tatapan.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Yang adil dong: aku mendapatkan banyak masalah selagi bersamamu. Tidak hanya
terjadi saat aku sendirian. Kita berdua tampaknya seperti magnet bagi kejadian-kejadian
tidak terduga. Bukan, kau yang seperti magnet bagi kejadian-kejadian tidak terduga,
Saphira mendengus. Tidak ada hal luar biasa yang terjadi padaku jika aku sedang
sendirian. Tapi kau menarik duel, penyergapan, musuhmusuh abadi, makhluk-makhluk
aneh seperti Razac, keluarga yang telah lama hilang, dan tindakan sihir misterius
seakan-akan mereka adalah musang kelaparan dan kau kelinci yang tersesat di
sarang mereka. Bagaimana saat kau menjadi milik Galbatorix" Apakah itu kejadian
biasa" Waktu itu aku bahkan belum menetas, bantah Saphira. Itu tidak dihitung.
Perbedaan antara dirimu dan diriku adalah hal-hal terjadi padamu, sementara aku
menyebabkan sesuatu terjadi. Mungkin, tapi itu karena aku masih belajar. Beri aku
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
waktu beberapa tahun, dan aku akan jadi semahir Brom dalam menangani segala hal,
eh" Kau tidak bisa berkata aku tidak berinisiatif melakukan tindakan terhadap Sloan.
Mmh. Kita masih harus membicarakan itu. Jika kau mengejutkanku seperti itu lagi, aku
akan mengimpitmu ke tanah dan menjilatmu dari kepala sampai kaki. Eragon bergidik.
Lidah Saphira penuh duri bengkok yang bisa mencabut bulu, kulit, dan daging seekor
kijang hanya dengan sekali sapuan. Aku tahu, tapi aku sendiri tidak yakin apakah akan
membunuh Sloan atau membebaskannya sampai aku berdiri di hadapannya. Lagi pula,
jika aku memberitahumu aku minta ditinggal, kau akan berkeras menghentikanku.
Eragon merasakan geraman samar bergemuruh di dada Saphira. Naga itu berkata, Kau
seharusnya memercayaiku untuk melakukan tindakan yang benar. Jika kita tidak bisa
bicara blak-blakan, bagaimana kita bisa berfungsi sebagai naga dan Penunggang"
Apakah melakukan tindakan yang benar adalah menyeretku pergi dari Helgrind, meski
bertentangan dengan keinginanku" Mungkin tidak perlu begitu, kata Saphira dengan
nada agak membela diri. Eragon tersenyum. Tapi kau memang benar. Aku seharusnya
mendiskusikan rencanaku denganmu. Maafkan aku. Sejak saat ini, aku berjanji akan
berkonsultasi dulu denganmu sebelum aku melakukan hal yang tidak kauduga. Kau
setuju" Hanya jika melibatkan senjata, sihir, raja, atau anggota keluarga, sahut Saphira.
Atau bunga. Atau bunga, Saphira menyetujui. Aku tidak perlu tahu jika kau
memutuskan kepengin makan roti dan keju pada tengah malam. Kecuali jika ada
seorang pria membawa pisau sangat panjang menungguku di luar tenda. jika kau tidak
bisa mengalahkan seorang pria dengan pisau panjang, kau akan jadi Penunggang yang
payah. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Dan mati. Yah... Dilihat dari argumenmu sendiri, seharusnya kau tidak perlu khawatir
karena meski aku menarik lebih banyak masalah daripada orang lain, aku sanggup lolos
dari sekaliasi yang bakal membuat sebagian besar orang terbunuh. Bahkan pejuang
yang paling hebat pun bisa sial sekali-sekali, bantah Saphira. Ingot raja kurcaci Kaga,
yang dibunuh seorang pria berpedang-kurcaci berpedang- yang masih hijau saat sang
raja tersandung batu" Kau harus selalu waspada, karena tidak peduli seberapa besar
kemampuanmu, kau tidak bisa mengantisipasi dan mencegah semua nasib sial yang
mengarah kepadamu. Setuju. Sekarang bisakah kita tinggalkan topik berat ini" Aku
sudah capek sekali memikirkan nasib, takdir, keadilan, dan topik-topik lain yang sama
muramnya selama beberapa hari belakangan ini. Menurutku, pertanyaan filosofis juga
akan membuatmu bingung dan depresi alih-alih memperbaiki kondisimu. Memutar
kepalanya, Eragon mengamati langit yang kosong, mencari-cari kerlipan biru sisik
Saphira. Kau di mana" Aku tahu kau sudah dekat, tapi aku tidak bisa melihatmu. Persis
di atasmu! Sambil meraung gembira, Saphira melesat keluar dari perut awan beberapa
ribu kaki di atas, terbang berputar-putar menuju daratan dengan kedua sayap terlipat di
tubuhnya. Membuka rahangnya yang menakutkan, ia menyemburkan api, yang berkibar
ke belakang melalui kepala dan lehernya seperti rambut menyala-nyala. Eragon tertawa
dan membentangkan kedua lengannya ke arah naga itu. Kuda-kuda pasukan patroli
yang berderap mendekati Eragon dan Arya menyurut mundur akibat melihat dan
mendengar Saphira, lalu menyentak ke arah berlawanan ketika para penunggang
mereka berusaha menarik kekang. "Aku berharap kita bisa mendekati perkemahan
tanpa terlalu banyak menarik perhatian," kata Arya, "tapi seharusnya aku sadar kita
tidak bisa masuk diam-diam jika Saphira ada di dekat kita. Seekor naga sulit untuk
diabaikan." Aku dengar itu, kata Saphira, membentangkan kedua sayapnya dan
mendarat dengan suara berdebum keras. Paha dan bahunya yang sangat besar
bergetar saat ia menyerap kekuatan benturan. Semburan udara keras menerpa wajah
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon, dan bumi berguncang di bawah kakinya. Ia mengendurkan lutut untuk
menyeimbangkan tubuh. Melipat sayap agar rata di punggungnya, Saphira berkata, aku
bisa tidak mencolok jika mau. Kemudian ia menelengkan kepala dan mengerjap, ujung
ekornya melecut dari sisi ke sisi. Tapi aku tidak mau mengendap-endap, hari ini! Hari ini
aku adalah naga, bukan merpati ketakutan yang berusaha tidak terlihat rajawali yang
sedang berburu. Kapan kau tidak jadi naga" tanya Eragon sambil berlari menghampiri
Saphira. Seringan bulu, Eragon melompat dari kaki de-pan ke bahu naga itu dan dari
sana ke tempat duduknya yang biasa di lekukan pada dasar leher Saphira. Setelah
duduk, Eragon memeluk kedua sisi leher Saphira yang hangat, merasakan ototnya yang
bertekstur naik-turun saat naga itu bernapas. Eragon tersenyum lagi, dengan kepuasan
yang mendalam. Di sinilah seharusnya aku berada, bersamamu. Kedua kakinya
bergetar saat Saphira mendengkur senang, gemuruh di dalam dadanya mengikuti nada
aneh dan halus yang tidak dikenali Eragon. "Salam, Saphira," sapa Arya, dan melipat
sebelah tangan di dadanya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dalam gerakan Elf yang berarti memberi hormat. Membungkuk rendah dan menekuk
lehernya yang panjang, Saphira menyentuh dahi Arya dengan ujung moncongnya,
seperti yang dilakukannya saat memberkati Elva di Farthen Dur, dan berkata, Salam,
filfa-kona. Selamat datang, dan semoga angin mengembangkan sayap-sayapmu. Ia
bicara kepada Arya dengan nada sayang yang sampai saat itu hanya diberikannya
kepada Eragon, seakan-akan sekarang ia menganggap Arya adalah bagian dari
keluarga kecil mereka dan layak mendapatkan perlakuan akrab yang sama dengan
mereka. Pendekatan Saphira membuat Eragon terkejut, tapi setelah sejenak diterkam
rasa cemburu, Eragon menerimanya. Saphira teruss bicara: Aku berterima kasih kau
telah membantu Eragon kembali tanpa kekurangan suatu apa. Jika ia tertangkap, aku
tidak tahu apa yang akan harus kulakukan! "Rasa terima kasihmu sangat berarti
bagiku," kata Arya, dan ia membungkuk. "Dan tentang apa yang harus kaulakukan jika
Galbatorix menangkapnya, yah, kau akan menyelamatkannya, dan aku akan
menemanimu, bahkan jika kita harus pergi ke UruYa, rasanya aku akan
menyelamatkanmu, Eragon, kata Saphira, memutar leher untuk menatap pemuda itu,
tapi aku khawatir aku akan harus menyerahkan diri kepada Kekaisaran demi
menyelamatkanmu, tidak peduli apa akibatnya bagi Alagaesia. Kemudian ia
menggelengkan kepala dan menggaruk tanah dengan cakarnya. Ah, ini obrolan yang
tidak ada gunanya. Kau ada di sini dan aman, dan itu adalah segalanya. Menghabiskan
hari dengan memikirkan kejadian buruk yang bisa saja terjadi akan meracuni
kebahagiaan yang sudah berada di tangan kita... Tepat pada saat itu, sepasukan patroli
berderap menghampiri mereka dan, berhenti sekitar tiga puluh meter karena kuda-kuda
yang gelisah, bertanya apakah mereka sebaiknya mengawal mereka bertiga untuk
bertemu Nasuada. Salah satu pria turun dari kuda dan memberikan tunggangannya itu
kepada Arya, kemudian bersama-sama mereka menuju lautan tenda di arah barat
daya. Saphira menentukan cepatnya langkah mereka: berjalan santai yang membiarkan
dirinya serta Eragon menikmati keberadaan masing-masing sebelum memasuki
keriuhan dan kehebohan yang pasti akan menyambut mereka begitu tiba di
perkemahan. Eragon bertanya tentang Roran dan Katrina, kemudian berkata, Apakah
kau makan lebih banyak fireweed" Napasmu berbau lebih keras daripada biasanya.
Tentu saja. Kau hanya menyadarinya karena telah pergi selama berhari-hari. Bauku
memang seperti seharusnya naga berbau, dan aku akan berterima kasih jika kau tidak
mengomentarinya dengan negatif kecuali kau ingin kujatuhkan di kepalamu. Lagi pula,
kalian manusia tidak perlu menyombongkan apa-apa, kalian makhluk berkeringat,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
berminyak, dan bau. Satu-satunya makhluk yang lebih bau daripada manusia adalah
kambing jantan dan beruang yang sedang tidur musim dingin. Dibandingkan dengan
kalian, aroma naga bagaikan parfum yang sama menyegarkannya seperti sehamparan
luas bunga gunung. Tidak usah berlebihan begitu. Meski, kata Eragon, mengedutkan
hidung, Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
setelah Agaeti Blodhren, aku menyadari manusia memang agak bau. Tapi kau tidak bisa
menganggapku sama dengan manusia lain, karena aku tidak lagi seutuhnya manusia.
Mungkin tidak, tapi kau tetap perlu mandi! Saat mereka melintasi padang, semakin
banyak orang berkerumun mengelilingi Eragon dan Saphira, membentuk barisan
penjagaan yang sebetulnya sama sekali tidak dibutuhkan, tapi memang tampak
mengesankan. Setelah begitu lama berada di belantara Alagaesia, tubuh-tubuh manusia
yang saling merapat, berbagai jenis suara keras dan melengking, serangan
pikiran-pikiran dan emosi yang tidak tertahan, dan keragaman gerakan tangan melambai
serta kuda-kuda berderap membuat Eragon kewalahan. Ia menyurut mundur jauh ke
dalam benaknya, tempat suara-suara sumbang itu tidak lebih keras daripada deburan
ombak di kejauhan. Meski melalui berlapis-lapis benteng pelindung, Eragon bisa
merasakan kehadiran dua belas Elf, berlari dalam formasi dari sisi lain perkemahan,
tangkas dan lincah seperti macan gunung bermata kuning. Ingin tampak layak di depan
mereka, Eragon menyisir rambut dengan jemarinya dan menegakkan bahu, tapi ia juga
mengetatkan perlindungan di benaknya sehingga tidak ada orang selain Saphira yang
bisa mendengar pikirannya. Para Elf itu datang untuk melindunginya dan Saphira, tapi
pada akhirnya kesetiaan mereka terletak pada Ratu Islanzadi. Sementara Eragon
bersyukur atas kehadiran mereka, dan yakin sopan santun mereka yang tanpa cacat
akan tidak mengizinkan mereka mengintip benaknya, ia tidak ingin memberikan
kesempatan apa saja bagi ratu kaum Elf untuk mengetahui rahasia Varden, atau untuk
mengendalikannya. Jika sang ratu bisa memisahkan dirinya dengan Nasuada, Eragon
yakin itu akan dilakukannya. Secara keseluruhan, kaum Elf tidak memercayai manusia,
tidak setelah pengkhianatan Galbatorix, dan karena itu serta alasan lain, Eragon yakin
Islanzadi akan memilih Eragon serta Saphira berada dalam kekuasaannya secara
langsung. Dan dari penguasa-penguasa yang pernah ditemui Eragon, ia paling tidak
memercayai Islanzadi. Sang ratu terlalu bersifat penguasa dan tidak bisa ditebak. Kedua
belas Elf berhenti di hadapan Saphira. Mereka membungkuk dan melipat tangan seperti
yang telah dilakukan Arya dan, satu demi satu, memperkenalkan diri kepada Eragon
dengan kalimat salam tradisional kaum Elf, yang dijawabnya dengan kalimat yang
sesuai. Kemudian Elf yang memimpin rombongan, seorang pria jangkung dan tampan
dengan bulu-bulu mengilat berwarna biru kehitaman di sekujur tubuh, menyatakan
tujuan misi mereka kepada semua orang yang bisa mendengar dan dengan formal
bertanya kepada Eragon dan Saphira apakah kedua belas Elf itu bisa melanjutkan tugas
mereka. "Silakan," jawab Eragon. Silakan, sahut Saphira. Kemudian Eragon bertanya,
"Blodhgarm-vodhr, apakah aku pernah melihatmu di Agaeti Blodhren?" Karena ia ingat
pernah memerhatikan seorang Elf dengan bulu yang mirip sedang menari-nari di antara
pepohonan Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
saat upacara berlangsung. Blodhgarm tersenyum, menunjukkan taring hewannya.
"Kurasa kau bertemu dengan sepupuku Liotha. Kami sangat mirip, meski bulu-bulunya
cokelat dan berbintik, sementara buluku biru." "Aku hampir berani bersumpah itu kau."
"Sayangnya, aku sedang ada tugas di tempat lain pada saat itu dan tidak bisa
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menghadiri perayaan. Mungkin aku akan mendapat kesempatan untuk menghadiri
upacara berikutnya, seratus tahun dari sekarang." Setujukah kau, kata Saphira kepada
Eragon, jika kubilang aroma tubuhnya sangat enak" Eragon mengendus udara. Aku
tidak mencium apa-apa. Dan aku akan menciumnya jika ada aroma yang bisa dicium.
Aneh sekali. Maka Saphira mengirimi Eragon rangkaian aroma yang telah diendusnya,
dan Eragon segera tahu apa maksud Saphira. Aroma musk Blodhgarm mengelilinginya
seperti awan, tebal dan memabukkan, aroma hangat dan berasap yang menunjukkan
sedikit bau buah Gemara juniper yang lumat dan telah membuat coping hidung Saphira
tergelitik. Semua wanita di Varden tampaknya jatuh cinta kepadanya, kata Saphira.
Mereka mengikutinya ke mana pun ia pergi, kepengin bicara dengannya tapi terlalu
malu bahkan untuk mengeluarkan suara jika ia menatap mereka. Mungkin hanya kaum
wanita yang bisa mengendus baunya. Eragon melirik cemas ke arah Arya. Arya
tampaknya tidak terpengaruh. Ia memiliki proteksi terhadap segala pengaruh magis.
Kuharap, begitu... Apakah menurutmu sebaiknya kita menghentikan Blodhgarm" Yang
dilakukannya ini adalah cara licik dan curang untuk mengambil hati wanita. Apakah lebih
curang daripada dirimu sendiri dengan cara berdandan mengenakan pakaian bagus
untuk mengambil hati orang yang kaucintai" Blodhgarm tidak mengambil kesempatan
dari wanita-wanita yang terpesona padanya, dan rasanya tidak mungkin ia menciptakan
aroma tubuhnya untuk menarik perhatian wanita manusia. Malahan, aku menebak ini
adalah konsekuensi yang tidak diduga saat ia menciptakannya untuk alasan yang lain
sama sekali. Kecuali jika ia mengabaikan kesopanan, kurasa sebaiknya kita tidak perlu
ikut campur. Bagaimana dengan Nasuada" Apakah ia rentan terhadap pesona Elf ini"
Nasuada bijaksana dan waspada. Ia menyuruh Trianna meletakkan pelindung di
sekelilingnya sehingga bisa mencegahnya terpengaruh Blodhgarm. Bagus. Ketika
mereka tiba di perkemahan, kerumunan semakin membengkak. Setengah Varden
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tampaknya bergerombol di sekeliling Saphira. Eragon mengangkat tangan untuk
menyambut saat orang-orang berseru, "Argetlam!" dan "Shadeslayer!" dan mendengar
yang lain-lain berkata, "Kau dari mana, Shadeslayer" Ceritakan kepada kami
petualanganmu!" Banyak orang menyebutnya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sebagai Kutukan bagi Ramengulangi julukan itu empat kali dalam hati. Orang-orang juga
meneriakkan doa mereka bagi keselamatannya, juga Saphira, dan banyak undangan
makan, dan persembahan emas serta perhiasan, dan permintaan bantuan yang
memilukan: maukah ia menggendong seorang bayi laki-laki yang lahir buta, atau
maukah ia menyembuhkan penyakit yang membuat seorang istri sekarat, atau maukah
ia menyembuhkan patah kaki serta membetulkan pedang yang bengkok, karena pria
yang meminta berteriak, "Ini dulu pedang kakekku!" Dua kali suara seorang wanita
berseru, "Shadeslayer, maukah kau menikahiku?" dan sementara Eragon mencari, ia
tidak bisa melihat dari siapa asal suara tersebut. Di sepanjang segala kehebohan, kedua
belas Elf berada dekat-dekat Eragon. Tahu bahwa mereka melihat apa yang tidak bisa
dilihatnya, serta mendengar apa yang tidak mampu didengarnya membuat Eragon
merasa aman, dan membuatnya bisa berinteraksi dengan kaum Varden secara santai
yang tidak bisa dilakukannya sebelum ini. Kemudian dari barisan melengkung
tenda-tenda wol kelabu, para mantan penduduk Carvahall mulai bermunculan. Turun
dari Saphira, Eragon melangkah di antara teman dan kenalan semasa kecilnya,
menjabat tangan, menepuk punggung, dan tertawa mendengar lelucon-lelucon yang
tidak akan dimengerti orang yang bukan berasal dari Carvahall. Horst ada di sana, dan
Eragon mencengkeram erat lengan si pandai besi yang kekar. "Selamat datang
kembali, Eragon. Selamat. Kami berutang padamu karena kau telah membalas para
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
monster yang menyebabkan kami harus meninggalkan rumah. Aku senang melihatmu
masih dalam keadaan utuh, eh?" "Para Ratubuhku!" kata Eragon. Kemudian ia menyapa
putra-putra Horst, Albriech dan Baldor; kemudian Loring si tukang sepatu dan ketiga
putranya; Tara dan Morn, pemilik kedai minum di Carvahall; Fisk; Felda; Calitha; Delwin
dan Lenna; dan Birgit yang berparas keras, yang berkata, "Terima kasih, Eragon Tanpa
Ayah. Aku berterima kasih kepadamu karena telah memastikan makhluk-makhluk yang
memakan suamiku mendapatkan balasan yang setimpal. Hatiku adalah milikmu,
sekarang dan selamanya." Sebelum. Eragon bisa merespons, kerumunan memisahkan
mereka. Tanpa Ayah" pikirnya. Ha! Aku punya ayah, dan semua orang membencinya.
Kemudian dengan girang ia melihat Roran, sedang menyikut orang-orang yang
menghalanginya, Katrina di sisinya. Eragon dan Roran berpelukan, dan Roran
menggeram, "Itu tindakan bodoh, meminta ditinggalkan di sana. Aku seharusnya
mementungmu karena kau menelantarkan kami seperti itu. Lain kali, beri kami
peringatan dulu sebelum kau berniat berkeliaran sendirian. Kau mulai menjadikannya
kebiasaan. Dan seharusnya kaulihat betapa sedih Saphira saat perjalanan terbang
kembali ke sini." Eragon meletakkan tangan di kaki depan kiri Saphira dan berkata, "Aku
minta maaf karena tidak bisa mengatakan sebelumnya kenapa aku harus
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tinggal, tapi aku sendiri tidak mengetahuinya sampai saat-saat terakhir." "Dan apa
sebenarnya yang menyebabkan kau memutuskan untuk tinggal di gua menakutkan itu?"
"Karena ada sesuatu yang harus kuselidiki." Ketika Eragon tidak menjelaskan
jawabannya, wajah Roran yang lebar menjadi gelap, dan selama sesaat Eragon takut
pemuda itu akan memaksanya memberi penjelasan yang memuaskan. Tapi kemudian
Roran berkata, "Yah, apa harapan seorang pria biasa sepertiku untuk memahami jalan
dan tindakan seorang Penunggang Naga, meski ia adalah sepupuku sendiri" Yang
terpenting adalah kau telah membebaskan Katrina dan kau ada di sini sekarang, dalam
keadaan Selamat." Ia memanjangkan leher, seakan ingin melihat apa yang ada di
punggung Saphira, kemudian ia melihat Arya, yang ada beberapa meter di belakang
mereka, dan berkata, "Kau menghilangkan tongkatku! Aku menyeberangi Alagaesia
dengan tongkat itu. Tidak bisakah kau mempertahankannya lebih dari beberapa hari
saja?" "Tongkat itu sekarang ada pada pria yang lebih membutuhkannya daripada aku,"
kata Eragon. "Oh, berhentilah mengomelinya," Katrina berkata kepada Roran, dan
setelah ragu-ragu sesaat, ia memeluk Eragon. "Ia sangat senang melihatmu lagi, kau
tahu. Ia hanya kesulitan menemukan kata-kata untuk mengungkapkannya." Sambil
nyengir malu, Roran mengangkat bahu. "Ia selalu benar jika menyangkut diriku, seperti
biasa." Keduanya saling memandang penuh cinta. Eragon memerhatikan Katrina
dengan saksama. Rambut tembaga gadis itu telah kembali mengilat seperti dulu, dan
sebagian besar bekas luka yang dideritanya sudah hampir lenyap, meski ia masih
tampak lebih kurus daripada sebelumnya. Bergerak lebih dekat kepadanya, sehingga
kaum Varden yang lain tidak bisa mendengar, Katrina berkata, "Aku tidak pernah
mengira akan begitu berutang budi padamu, Eragon. Kami berutang banyak kepadamu.
Sejak Saphira membawa kami ke sini, aku mengetahui risiko sebesar apa yang
kauambil untuk menyelamatkanku, dan aku sangat berterima kasih. Jika aku
menghabiskan satu minggu lagi di Helgrind, aku akan mati atau gila, yang bakal jadi
kematian dalam hidup. Karena menyelamatkanku dari nasib itu, dan karena telah
menyembuhkan bahu Roran, aku sangat berterima kasih, tapi lebih dari itu, aku
berterima kasih karena kau telah menyatukan kami kembali. Jika bukan karenamu, kami
takkan bisa bertemu lagi." "Kurasa Roran akan menemukan cara untuk
menyelamatkanmu dari Helgrind, bahkan tanpa bantuanku," komentar Eragon.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Lidahnya tangkas jika diperlukan. Ia akan meyakinkan perapal mantra lain untuk
membantunya-Angela si ahli tanaman obat, misalnya-dan ia tetap akan berhasil."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Angela si ahli tanaman obat?" Roran meremehkan. "Gadis konyol itu takkan bisa
melawan Ra"Kau akan terkejut. Ia lebih lihai daripada kelihatannya... atau
kedengarannya." Kemudian Eragon melakukan sesuatu yang tidak akan pernah
dicobanya saat tinggal di Lembah Palancar tapi dianggapnya pantas dilakukannya
sebagai Penunggang: ia mencium dahi Katrina, kemudian mencium dahi Roran, lalu
berkata, "Roran, kau sudah seperti saudara kandungku sendiri. Dan, Katrina, kau sudah
seperti saudari kandungku. Jika kalian mendapatkan masalah, panggil aku, dan kapan
saja kalian membutuhkan Eragon si petani atau Eragon si Penunggang, sebagai apa
pun aku akan langsung berada di samping kalian." "Aku pun begitu," kata Roran. "Jika
kau berada dalam masalah, kau hanya perlu memanggil kami, dan kami akan bergegas
membantumu." Eragon mengangguk, menerima tawarannya, dan menahan diri agar
tidak berkata bahwa masalah yang mungkin dihadapinya bukanlah jenis yang bisa
mereka bantu. Ia memegang bahu keduanya dan berkata, "Semoga kalian hidup lama,
semoga kalian tetap bersama-sama dan bahagia, dan semoga kalian memiliki banyak
anak." Senyum Katrina agak mengendur sejenak, dan Eragon bertanya-tanya ada apa.
Atas desakan Saphira, mereka kembali melangkah menuju paviliun merah Nasuada di
tengah-tengah perkemahan. Akhirnya, mereka dan iring-iringan kaum Varden yang
bersorak-sorai tiba di depan paviliun, tempat Nasuada berdiri menunggu, Raja Orrin di
sebelah kirinya dan banyak bangsawan serta orang penting lain berkumpul di belakang
dua baris pengawal di tiap sisi. Nasuada mengenakan gaun sutra hijau yang tampak
gemerlap ditimpa cahaya matahari, seperti bulu-bulu di dada burung kolibri, sangat
kontras dengan warna kulitnya yang gelap. Lengan bajunya berakhir pada tumpukan
renda di sikunya. Perban linen putih menutupi sisa lengannya sampai ke pergelangan
tangan yang ramping. Dibandingkan dengan semua pria dan wanita yang berkumpul di
hadapannya, ia tampak paling mencolok, seperti zamrud pada tumpukan dawn cokelat
musim gugur. Hanya Saphira yang bisa menyaingi kecemerlangan penampilannya.
Eragon dan Arya memberi hormat kepada Nasuada dan kemudian kepada Raja Orrin.
Nasuada menyambut mereka dengan formal atas nama kaum Varden dan memuji
keberanian mereka. Ia mengakhirinya dengan perkataan, "Aye, Galbatorix mungkin
memiliki seorang Penunggang dan naga yang bertarung di pihaknya sama seperti kita
memiliki Eragon dan Saphira. Ia mungkin saja memiliki pasukan begitu besar sehingga
membuat negeri menjadi gelap. Dan ia mungkin mahir menggunakan sihir aneh dan
mengerikan, yang merusak diri seorang perapal mantra. Tapi dari sekian banyak
kekuatan jahatnya, ia tidak bisa menghentikan Eragon dan Saphira menyusup ke dalam
daerah kekuasaannya dan membunuh pelayan-pelayan yang paling disukainya, juga
tidak mampu menahan Eragon melintasi Kekaisaran tanpa terdeteksi. Lengan sang
pengkhianat sudah lemah ketika ia tidak lagi bisa mempertahankan perbatasannya, juga
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tidak bisa melindungi agen-agennya yang kejam di dalam benteng tersembunyi
mereka." Di antara sorak-sorai kaum Varden yang antusias, Eragon tersenyum
sembunyi-sembunyi mendengar betapa mahirnya Nasuada memainkan emosi mereka,
menginspirasi rasa percaya diri, kesetiaan, dan semangat menggebu-gebu meski
kenyataannya jauh lebih pesimis daripada yang digambarkan. Nasuada tidak berbohong
kepada mereka-setahu Eragon, wanita itu tidak pernah berbohong, bahkan saat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menangani Dewan Tetua dan lawan-lawan politiknya. Yang dilakukannya adalah
melaporkan kebenaran yang paling menguntungkan posisi dan argumennya. Dalam hal
ini, Eragon pikir, ia mirip kaum Elf. Ketika sorakan kaum varden telah mereda, Raja
Orrin menyambut Eragon dan Arya seperti Nasuada. Pidatonya kedengaran lebih
tenang daripada pidato Nasuada, dan sementara kerumunan orang mendengarkan
dengan sopan dan bertepuk tangan sesudahnya, jelas sekali kesan yang ditangkap
Eragon bahwa betapa pun orang menghormati Orrin, mereka tidak mencintainya seperti
mereka mencintai Nasuada, ia juga tidak bisa membakar semangat orang seperti
Nasuada. Raja berwajah halus itu diberi anugerah intelektual tinggi. Tapi sifatnya sendiri
begitu tertutup, terlalu eksentrik, dan terlalu tenang untuk menjadi tempat bergantung
bagi orang-orang yang putus asa memerangi Galbatorix. Jika kita menggulingkan
Galbatorix, Eragon berkata kepada Saphira, Orrin sebaiknya tidak menggantikannya di
Uru menyatukan negeri seperti Nasuada menyatukan kaum Varden. Setuju. Akhirnya,
Raja Orrin selesai berpidato. Nasuada berbisik kepada Eragon, "Sekarang giliranmu
untuk bicara kepada mereka yang telah berkumpul untuk menyaksikan sang
Penunggang Naga yang terkenal." Matanya berkilat penuh keceriaan. "Aku!" "Mereka
mengharapkanmu untuk melakukannya." Kemudian Eragon membalikkan tubuh
menghadap kerumunan, lidahnya terasa kering seperti pasir. Pikirannya kosong, dan
selama beberapa detik kepanikan, ia mengira takkan bisa mengucapkan apa-apa dan ia
akan mempermalukan diri di hadapan seluruh Varden. Entah di mana seekor kuda
meringkik, tapi se-lain itu perkemahan terasa hening menakutkan. Saphira-lah yang
menyadarkannya dari kelumpuhan dengan menyenggol siku Eragon dengan
moncongnya sambil berkata, Katakan kepada mereka betapa kau merasa terhormat
mendapatkan dukungan mereka dan betapa gembira hatimu bisa berada di
tengah-tengah mereka lagi. Dengan dukungan Saphira, Eragon berhasil menemukan
beberapa kata yang diucapkannya dengan terbata-bata, kemudian, segera setelah bisa
melakukannya, ia membungkuk dan mundur selangkah.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Memaksakan senyum di saat kaum Varden bertepuk tangan, bersorak, dan
memukulkan pedang pada perisai mereka, ia berseru, Itu menakutkan sekali! Lebih baik
aku bertarung dengan Shade daripada melakukan itu lagi. Sungguh! Tidak sesulit itu,
Eragon. Menurutku sulit! Segumpal asap melayang naik dari lubang hidung Saphira
ketika ia mendengus geli. Penunggang Naga macam apa kau ini, takut bicara di depan
khalayak ramai! Kalau saja Galbatorix tahu, ia bisa membuatmu bertekuk lutut hanya
dengan menyuruhmu berpidato di depan pasukannya. Ha! Tidak lucu, gerutu Eragon,
tapi Saphira teruss saja tergelak. MENGABDI PADA SEORANG RAJA Saat Eragon
bicara kepada Varden, Nasuada memberi tanda dan Jormundur melompat ke
sampingnya. "Suruh semua orang di sini kembali ke pos-pos mereka. Jika kita diserang
sekarang, kita akan kewalahan." "Baik, my Lady." Memanggil Eragon dan Arya,
Nasuada melingkarkan tangan kirinya ke lengan Raja Orrin dan, bersamanya, masuk
ke paviliun. Bagaimana denganmu" Eragon bertanya kepada Saphira saat naga itu
mengikuti. Kemudian ia melangkah masuk paviliun dan melihat panel di bagian
belakang sudah digulung dan diikat ke balok penyangga di atasnya sehingga Saphira
bisa memasukkan kepalanya dan ikut serta dalam percakapan. Eragon hanya butuh
menunggu sebentar sebelum kepala dan leher Saphira yang berkilauan tampak berayun
di tepi bukaan panel, membuat bagian dalam tenda gelap ketika ia memasukkan kepala.
Titik-titik cahaya berwarna ungu menghiasi dinding-dinding tenda, dipantulkan sisik biru
Saphira pada kain yang merah. Eragon mengamati bagian dalam tenda. Tampak lebih
kosong daripada kunjungan terakhirnya ke sini, hasil dari kerusakan yang ditimbulkan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Saphira ketika merayap masuk paviliun untuk melihat Eragon di cermin Nasuada. Hanya
berisi empat perabot, tenda itu tampak sederhana sekali bahkan dalam standar militer.
Ada kursi bersandaran tinggi yang dipoles mengilap, tempat Nasuada duduk, Raja Orrin
berdiri di sebelahnya; cermin yang disebutkan tadi, yang digantung setinggi mata pada
tiang kuningan berukir; sebuah kursi lipat; dan meja rendah yang permukaannya penuh
peta dan dokumen-dokumen penting lainnya. Permadani berpola remit buatan kaum
kurcaci terhampar di lantai. Selain Arya dan Eragon, banyak orang lain sudah berkumpul
di hadapan Nasuada. Mereka semua menatap Eragon. Di antara mereka ia mengenali
Narheim, komandan pasukan kurcaci yang sekarang memimpin; Trianna dan para
perapal mantra lain dalam Du Vrangr Gata; Sabrae, Umerth, dan anggota Dewan Tetua
yang lain, kecuali Jormundur; dan berbagai jenis bangsawan serta pejabat dalam
pemerintahan Raja Orrin. Orang-orang yang tidak dikenali, Eragon duga adalah juga
pejabat penting di salah satu dari sekian banyak fraksi yang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
membentuk pasukan Varden. Enam pengawal Nasuada juga berada di sana-dua
diposisikan di pintu masuk dan empat di belakang Nasuada-dan Eragon juga
menangkap pola kusut benak Elva yang gelap dan ganjil dari tempat penyihir cilik itu
tersembunyi di ujung terjauh paviliun. "Eragon," kata Nasuada, "kau belum pernah
berjumpa dengannya, tapi mari kuperkenalkan kau kepada Sagabato-no Inapashunna
Fadawar, kepala suku Inapashunna. Ia adalah pria pemberani." Sepanjang satu jam
berikutnya, Eragon bertahan menghadapi prosesi yang seakan tanpa henti berupa
perkenalan, pemberian selamat, dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya
dengan blak-blakan tanpa mengungkapkan rahasia yang sebaiknya tidak diucapkan.
Ketika semua tamu telah bicara dengan, Nasuada meminta mereka pergi. Saat mereka
berbaris keluar paviliun, Nasuada menepukkan tangan dan para pengawal di luar
mempersilakan masuk kelompok kedua dan kemudian, ketika kelompok kedua telah
selesai menikmati buah keingintahuan mereka dengan berkomunikasi dengan Eragon,
datang kelompok ketiga. Sepanjang waktu Eragon tersenyum. Ia menjabat tangan demi
tangan. Ia bertukar sapaan sopan tanpa makna dan berjuang untuk mengingat beragam
jenis nama dan pangkat yang menyerangnya dan bersikap tanpa cela dalam peran yang
diharapkan orang untuk diembannya. Ia tahu mereka menghormatinya bukan hanya
karena ia teman mereka, tapi juga karena ia adalah jaminan kemenangan bagi seluruh
ras merdeka di Alagaesia, karena kekuatannya, dan karena keuntungan yang mereka
harapkan bisa didapatkan darinya. Dalam hati, ia melolong frustrasi dan berharap bisa
melepaskan diri dari tekanan sikap santun dan percakapan sopan, lalu menunggangi
Saphira dan terbang jauh ke tempat damai. Satu hal yang dinikmati Eragon dalam
proses ini adalah menyaksikan bagaimana reaksi para tamu terhadap dua Urgal yang
menjulang di belakang kursi Nasuada. Beberapa pura-pura mengabaikan kedua
pejuang bertanduk tersebut-meski dari gerakan mereka yang cepat dan suara mereka
yang agak melengking, Eragon bisa melihat kedua makhluk itu membuat mereka
gelisah-sementara yang lain memelototi kedua Urgal dan tetap meletakkan tangan pada
gagang pedang atau belati mereka, tapi ada juga yang purapura berani dan
meremehkan kekuatan kaum Urgal yang terkenal sambil menyombongkan kekuatan
mereka sendiri. Hanya sedikit sekali orang yang tampak tidak terpengaruh atas
kehadiran kedua Urgal. Terutama Nasuada, tapi sedikit orang itu juga termasuk Raja
Orrin, Trianna, dan seorang earl yang berkata ia pernah melihat Morzan dan naganya
menghancurkan seluruh kota saat sang earl masih bocah. Ketika Eragon sudah tidak
tahan lagi, Saphira menggembungkan dadanya dan mengeluarkan geraman panjang
bergemuruh, suaranya begitu
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dalam sehingga menggetarkan cermin pada bingkainya. Pavilion jadi sehening kuburan.
Geramannya tidak terlalu mengancam, tapi merebut perhatian semua orang dan
menyatakan ketidaksabarannya pada prosesi ini. Tidak ada tamu yang cukup bodoh
untuk menguji kesabarannya. Sambil menggumamkan kalimat pamit yang terburu-buru,
mereka mengambil barang-barang mereka dan meninggalkan pavilion, mempercepat
langkah ketika Saphira mengetukkan ujung cakarnya ke tanah. Nasuada mendesah
ketika kain penutup tenda menutup di belakang tamu terakhir. "Terima kasih, Saphira.
Aku minta maaf karena telah menyiksamu untuk beramah-tamah kepada publik, Eragon,
tapi seperti yang kuyakin kauketahui, kau menempati posisi mengagumkan di antara
Varden, dan aku tidak bisa lagi memilikimu untuk diriku sendiri. Kau milik rakyat
sekarang. Mereka menuntut kau mengenal mereka dan memberikan apa yang mereka
pikir adalah hak mereka untuk berbagi waktu denganmu. Kau, Orrin, atau aku tidak bisa
menolak permintaan rakyat. Bahkan Galbatorix dalam kekuasaannya yang gelap di Uru
yang sikapnya tidak bisa ditebak, meski ia mungkin tidak mengakuinya kepada orang
lain, bahkan kepada dirinya sendiri." Karena para tamu sudah pergi, Raja Orrin
menyudahi tatakrama kebangsawanannya. Ekspresi kakunya merileks menjadi lebih
manusiawi dengan tampak lega, kesal, dan penasaran. Memutar-mutar bahu di bawah
jubahnya yang kaku, ia menatap Nasuada dan berkata, "Kurasa pasukan Nighthawk-mu
tidak perlu menunggui kita lagi sekarang." "Setuju." Nasuada menepukkan tangan,
menyuruh keempat pengawal meninggalkan tendanya. Menyeret kursi cadangan
mendekati Nasuada, Raja Orrin duduk membanting diri ke sana sampai terkapar di
antara kibaran jubahnya. "Nah," katanya, menatap Eragon dan Arya bolak-balik, "mari
kita bicarakan kejadian yang kaualami secara tuntas, Eragon Shadeslayer. Aku hanya
mendengar penjelasan samar tentang mengapa kau menunda kepulanganmu dari
Helgrind, dan aku sudah muak dengan jawaban yang mengelak dan menipu. Aku
bertekad untuk mengetahui kebenaran masalah ini, maka kuperingatkan kau, jangan
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
coba-coba menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi sementara kau berada di
Kekaisaran. Sampai aku puas dengan apa yang kausampaikan dengan tuntas, tidak ada
di antara kita yang boleh mengambil satu langkah pun keluar dari tenda ini." Dengan
nada dingin, Nasuada berkata, "Kau terlalu banyak berasumsi... Yang Mulia. Kau tidak
memiliki kuasa untuk menahanku; atau menahan Eragon, yang adalah kaki tanganku;
tidak juga Saphira; tidak pula Arya, yang tidak bertanggung jawab kepada penguasa
yang mana pun tapi kepada seseorang yang lebih berkuasa daripada kita berdua
dijadikan satu. Kami juga tidak punya kuasa untuk menahanmu. Kita berlima bisa
disejajarkan seperti siapa pun yang bisa kita temukan di Alagaesia. Sebaiknya kau
mengingat itu." Jawaban Raja Orrin sama kerasnya. "Apakah aku melampaui batas
kekuasaanku" Yah, mungkin. Kau benar: aku tidak berhak menahan kalian.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Meski demikian, jika kita sederajat, aku harus melihat buktinya dalam sikapmu
kepadaku. Eragon mengabdi kepadamu dan hanya kepadamu. Melalui Pengadilan
Pedang Panjang, kau telah mendapatkan kekuasaan di suku-suku nomaden, yang
banyak di antaranya telah dianggap sebagai rakyatku. Dan kau bisa bebas memerintah
baik kaum Varden maupun pasukan Surda, yang telah lama membaktikan diri kepada
keluargaku dengan keberanian dan kebulatan tekad yang jauh melampaui orang biasa."
"Kau sendiri yang memintaku untuk memimpin kampanye perang ini," kata Nasuada.
"Aku tidak melangkahimu." "Aye, memang aku yang memintamu untuk memimpin
kekuatan kita yang berbeda. Aku tidak malu untuk mengakui bahwa kau jauh lebih
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
berpengalaman dan sukses daripadaku dalam mengatur peperangan. Tujuan kita terlalu
penting bagimu, bagiku, atau siapa saja di antara kita untuk berbangga hati tanpa guna.
Meski demikian, sejak kau dilantik, kau tampaknya lupa bahwa aku masih raja Surda,
dan kami yang berasal dari keluarga Langfeld bisa melacak silsilah kami sampai pada
Thanebrand sang Pemberi Cincin sendiri, ia yang menggantikan Palancar tua yang gila
yang adalah orang pertama dari ras kita yang duduk di singgasana yang sekarang
menjadi Uru"Menimbang silsilah kami dan bantuan dari Keluarga Langfeld yang telah
mengizinkanmu untuk berperan dalam hal ini, sungguh menghina jika kau mengabaikan
hak yang dimiliki jabatanku. Kau bersikap seakan-akan kau adalah satu-satunya yang
berkuasa saat ini dan orang lain tidak boleh mengemukakan pendapat, bahwa
diinjak-injak oleh tekadmu untuk mengejar tujuanmu-apa pun itu-adalah yang terbaik
yang bisa didapatkan ras-ras merdeka yang cukup beruntung untuk memilikimu sebagai
pemimpin. Kau menegosiasikan perjanjian dan aliansi, seperti yang kaulakukan
bersama kaum Urgal, atas inisiatifmu sendiri dan mengharapkanku, dan orang lain,
untuk mengikuti keputusanmu, seolaholah kau bicara mewakili kami semua. Kau
mengatur kunjungankunjungan kenegaraan tanpa pemberitahuan, seperti dalam kasus
Blodhgarm-vodr, dan tidak berusaha memberitahuku dulu atas kedatangannya, atau
menungguku untuk menyertaimu sehingga kita bisa menyambut duta ini bersamasama
sebagai sederajat. Dan saat aku dengan beraninya bertanya kepada Eragonpria yang
keberadaannya adalah alasan mengapa aku menjadikan negaraku taruhan dalam
peperangan ini-ketika aku dengan ceroboh bertanya mengapa orang yang sangat
penting ini telah memutuskan untuk membahayakan nyawa rakyat Surda dan semua ras
yang menentang Galbatorix dengan cara berkeliaran di tengah-tengah musuh kita,
bagaimana reaksimu" Kau memperlakukanku seakan-akan aku seorang bocah yang
terlalu cerewet dan terlalu kepengin tahu yang kepentingan kekanak-kanakkannya
membuatmu terganggu dalam menangani masalah
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang lebih penting. Bah! Aku tidak bisa menerimanya, kuberitahu saja. Jika kau tidak
bisa menghormati kedudukanku dan menerima pembagian adil tentang tanggung jawab
kita, seperti yang seharusnya terjadi pada dua sekutu, maka menurutku kau tidak pantas
memimpin koalisi seperti yang kita miliki sekarang, dan aku akan menentangmu dengan
cara apa pun." Pria yang bawel sekali, komentar Saphira. Terkejut oleh arah percakapan
sekarang, Eragon berkata, Apa yang harus kulakukan" Aku tidak berniat bercerita
kepada siapa-siapa selain Nasuada tentang Sloan. Lebih sedikit orang yang tahu Sloan
masih hidup, lebih baik. Pendar gemerlap biru mengalir dari bagian bawah kepala
Saphira menuju puncak bahunya ketika ujung-ujung tajam sisiknya yang berbentuk
seperti berlian di sisi lehernya berdiri sepersekian inci dari kulitnya. Sisi-sisi tajam sisik
yang berdiri itu membuat penampilannya seram dan kusut. Aku tidak bisa
memberitahumu apa yang terbaik, Eragon. Dalam hal ini, kau harus memutuskan
sendiri. Dengarkan dengan saksama apa kata hatimu dan mungkin akan menjadi jelas
apa jalan keluar yang bisa kaulakukan untuk masalah kecil ini. Menjawab serangan
kata-kata Raja Orrin, Nasuada menepukkan telapak tangan pada pangkuannya,
perbannya tampak putih sekali dibandingkan dengan gaun hijaunya, dan dengan suara
tenang dan mantap ia berkata, "Jika aku telah melalaikanmu, Tuanku, maka itu adalah
akibat kecerobohanku sendiri dan bukan karena keinginanku untuk meremehkanmu
atau keluargamu. Kumohon maafkanlah kesalahanku. Tidak akan terjadi lagi; aku
berjanji. Seperti yang telah kauingatkan, aku baru saja menempati posisi ini, dan aku
masih perlu belajar banyak untuk bisa memahami betul segala yang berhubungan
dengannya." Orrin menundukkan kepala dengan gerakan dingin namun gemulai untuk
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menerima ucapan maaf Nasuada. "Sedangkan dalam hal Eragon dan apa yang
dilakukannya di Kekaisaran, aku tidak bisa memberimu detail yang spesifik, karena aku
juga tidak tahu apa-apa. Seperti yang kuyakin kausetujui, aku tidak bisa mengumumkan
sekaliasi seperti ini." "Tidak, tentu saja." "Maka, menurutku rasanya jalan tercepat untuk
meredakan kericuhan di antara kita ini adalah dengan membiarkan Eragon
membeberkan alasan kepergiannya sehingga kita bisa mengetahui keseluruhan
kejadiannya dan mengambil kesimpulan darinya." "Jika hanya dalam masalah ini, bagiku
itu tidak bisa disebut meredakan," kata Raja Orrin. "Tapi ini permulaan dari niat
meredakan, dan aku akan mendengarkan dengan senang hati." "Kalau begitu kita tidak
perlu menundanya lagi," kata Nasuada. "Mari kita mulai permulaan ini dan sudahi
ketegangan. Eragon, sudah waktunya kau bercerita." Dengan Nasuada dan yang
lain-lain memandangnya dengan tatapan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
bertanya-tanya, Eragon membuat keputusan. Mengangkat dagu, ia berkata, "Apa yang
kuceritakan kepada kalian, kuceritakan dengan keyakinan. Aku tahu aku tidak bisa
mengharapkan Anda, Raja Orrin, atau dirimu, Nasuada, untuk bersumpah akan
menyimpan informasi ini dalam hati sampai kalian mati, tapi aku memohon kepada
kalian untuk bertindak seakan-akan hal ini memang harus dirahasiakan. Pengetahuan
ini akan menimbulkan banyak kesedihan jika dibisikkan ke telinga-telinga yang salah."
"Seorang raja tidak bisa lama bertahta menjadi raja jika ia tidak menghargai
kerahasiaan," kata Orrin. Tanpa menunda lagi, Eragon menjabarkan semua yang telah
terjadi padanya di Helgrind dan pada hari-hari berikutnya. Setelah itu, Arya
menggambarkan bagaimana ia telah berhasil menemukan Eragon kemudian ikut serta
menjelaskan bersama Eragon tentang perjalanan mereka dengan menambahkan
beberapa fakta yang diamatinya sendiri. Ketika mereka berdua telah selesai bercerita,
paviliun hening sementara Orrin dan Nasuada duduk tidak bergerak di kursi-kursi
mereka. Eragon merasa seperti anak kecil lagi, menunggu Garrow mengatakan apa
hukuman untuknya karena telah melakukan tindakan bodoh di peternakan mereka. Orrin
dan Nasuada tetap tercenung selama beberapa menit, kemudian Nasuada meratakan
bagian depan gaunnya dan berkata, "Raja Orrin mungkin memiliki pendapat berbeda,
dan jika memang begitu, aku ingin dengar alasannya, tapi bagiku, aku percaya kau telah
melakukan yang benar, Eragon." "Aku juga berpendapat begitu," kata Orrin, membuat
yang lain terkejut. "Anda setuju!" seru Eragon. Ia bimbang. "Aku tidak bermaksud
kedengaran kurang ajar, karena aku lega Anda menyetujuiku, tapi aku tidak
mengharapkan Anda untuk bersikap lunak padaku karena tidak membunuh Sloan. Jika
aku boleh bertanya, kenapa-" Raja Orrin memotongnya. "Mengapa kami setuju"
Undang-undang keadilan harus ditegakkan. Jika kau telah mengangkat dirimu sendiri
sebagai pengeksekusi Sloan, Eragon, kau akan menganggap, dirimu memiliki kuasa
yang sama seperti Nasuada dan aku. Karena mereka yang memiliki kelancangan untuk
menentukan siapa yang mati dan siapa yang hidup tidak lagi menjalankan hukum tapi
mendikte hukum. Dan tak peduli seberapa murah hatinya dirimu dalam melaksanakan
eksekusi, itu tidak bagus bagi spesies kita. Nasuada dan aku, setidaknya, hanya
mengabdi kepada satu penguasa yang bahkan semua raja pun harus berlutut di
hadapannya. Kami mengabdi kepada Angvard, dalam kerajaan senja abadinya. Kami
mengabdi kepada Pria. Kelabu di atas kuda kelabunya. Ajal. Kita bisa menjadi than
terburuk dalam sepanjang sejarah, dan pada waktunya, Angvard akan membuat kita
bertekuk lutut... Tapi tidak dirimu. Manusia adalah ras yang hidupnya singkat, dan kami
tidak seharusnya diperintah oleh salah satu makhluk Abadi. Kami tidak butuh Galbatorix
lain." Suara gelak aneh keluar dari mulut Orrin, dan mulutnya menyunggingkan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
senyum tanpa humor. "Apakah kau mengerti, Eragon" Kau begitu berbahaya, kami
dipaksa untuk mengakui bahaya itu di depanmu dan berharap, kau adalah salah satu
dari sedikit orang yang tidak tergiur kekuasaan." Raja Orrin mengaitkan jari-jarinya di
bawah dagu dan menatap lipatan jubahnya. "Aku telah berucap lebih banyak daripada
yang kuniatkan... Maka, karena alasan itu, dan alas an-alasan lain, aku sepakat dengan
Nasuada. Kau bertindak benar dengan tidak membunuh Sloan ketika menemukannya di
Helgrind. Meski kejadian ini sama sekali tidak menyenangkan, akan jauh lebih buruk,
untukmu juga, jika kau telah membunuh untuk menyenangkan hatimu sendiri dan bukan
demi mempertahankan diri atau menyelamatkan orang lain." Nasuada mengangguk.
"Kata-katamu tepat sekali." Sepanjang waktu, Arya mendengarkan dengan ekspresi
yang tidak terbaca. Apa pun pikirannya tentang masalah ini, ia tidak
mengutarakannya.Orrin dan Nasuada mendesak Eragon dengan beberapa pertanyaan
mengenai sumpah yang diletakkannya pada Sloan, juga bertanya tentang sisa
perjalanannya. Interogasi itu berlangsung sangat lama sehingga Nasuada
memerintahkan senampan sari buah apel, buahbuahan, dan daging dibawa ke paviliun,
beserta paha kerbau untuk Saphira. Nasuada dan Orrin punya banyak kesempatan
untuk makan di antara pertanyaan-pertanyaan mereka; tapi mereka membuat Eragon
begitu sibuk menjawab sehingga ia hanya bisa makan dua gigit buah dan beberapa
sesap sari apel untuk melegakan kerongkongannya. Akhirnya Raja Orrin undur diri dan
pergi untuk memeriksa keadaan kavalerinya. Arya pergi semenit kemudian, menjelaskan
bahwa ia perlu melapor kepada Ratu Islanzadi dan untuk, seperti katanya,
"Memanaskan air satu bak penuh, membasuh pasir dari tubuhku, dan kembali ke
sosokku semula. Aku tidak merasa seperti diriku sendiri, dengan ujung-ujung telinga
yang hilang, mataku sejajar, dan tulang-belulang pada wajahku berada di tempat yang
salah." Ketika sudah sendirian bersama Eragon dan Saphira, Nasuada mendesah dan
merebahkan kepala pada sandaran kursi. Eragon terperangah melihat betapa letihnya
gadis itu. Kegesitan dan ketegapannya lenyap. Api di matanya lenyap. Eragon
menyadari Nasuada telah berpurapura menjadi lebih kuat daripada sebenarnya demi
menghindari musuhmusuhnya merasa memiliki keuntungan dan mematahkan semangat
kaum Varden dengan menunjukkan kelemahannya. "Apakah kau sakit?" tanya Eragon.
Ia mengangguk ke arah lengannya. "Tidak juga. Butuh waktu lebih lama untuk sembuh
daripada yang kuantisipasi... Beberapa hari lebih buruk daripada yang lain." "Tidak.
Terima kasih, tapi jangan. Jangan membuatku, tergoda. Satu peraturan dari Pengadilan
Pisau Panjang adalah membiarkan lukamu
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sembuh sendiri, tanpa sihir. Jika tidak begitu, para kontestan tidak akan merasakan
penderitaan penuh dari lukaluka mereka." "Tapi itu biadab!" Senyum perlahan terbentuk
di bibir Nasuada. "Mungkin, tapi begitulah seharusnya, dan aku tidak akan menyerah
setelah selama ini hanya karena tidak bisa menahan sakit." "Bagaimana jika
luka-lukamu bernanah?" "Maka mereka akan bernanah, dan aku akan membayar
kesalahanku. Tapi aku ragu akan terjadi infeksi karena Angela telah menanganiku. Ia
memiliki pengetahuan luar biasa tentang tanaman obat. Aku hampir percaya ia bisa
mengatakan nama sejati setiap, jenis rumput yang ada di padang sebelah timur dari sini
hanya dengan meraba daunnya." Saphira, yang selama ini diam saja sehingga tampak
telah tertidur, sekarang menguap-hampir menyentuh lantai dan langit-langit dengan
ujung-ujung rahangnya yang terbuka-lalu, menggelengkan kepala dan lehernya,
menyebabkan percikan cahaya yang dipantulkan sisiknya berputar-putar di sekeliling
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tenda dengan kecepatan yang membuat pening. Menegakkan diri di kursinya, Nasuada
berkata, "Ah, aku minta maaf. Aku tahu hari ini melelahkan sekali. Kalian berdua sangat
sabar. Terima kasih." Eragon berlutut dan menggenggam tangan Nasuada dengan
tangan kanannya. "Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, Nasuada. Aku tahu tugasku.
Aku tidak pernah berniat untuk memimpin; itu bukan takdirku. Dan jika aku ditawari
kesempatan untuk duduk di singgasana, aku akan menolak dan memastikan posisi itu
ditempati orang yang lebih layak daripadaku untuk memimpin ras kita." "Kau orang yang
baik, Eragon," gumam Nasuada, dan menggenggam tangan Eragon. Kemudian ia
tergelak. "Dengan adanya dirimu, Roran, dan Murtagh, rasanya aku menghabiskan
sebagian besar waktuku mengkhawatirkan anggota keluargamu." Eragon meradang
mendengarnya. "Murtagh bukan anggota keluargaku." "Tentu saja. Maafkan aku. Tapi
tetap saja, kau harus mengakui betapa kalian bertiga telah menyebabkan banyak
kesulitan di Kekaisaran dan Varden." "Itu sudah bakat kami," Eragon bergurau. Sudah
ada dalam darah mereka, komentar Saphira. Ke mana pun mereka pergi, mereka selalu
terlibat hal-hal yang paling berbahaya. Ia menyenggol lengan Eragon. Terutama yang
ini. Apa lagi yang kauharapkan dari orang-orang Lembah Palancar" Semuanya
keturunan raja gila. "Tapi mereka sendiri tidak gila," kata Nasuada. "Setidaknya
begitulah menurutku. Kadang-kadang sulit diketahui." Ia tertawa. "Jika kau, Roran, dan
Murtagh dikurung di dalam sel yang sama, aku tidak tahu siapa yang akan bertahan."
Eragon juga tertawa. "Roran. Ia tidak akan membiarkan masalah kecil seperti kematian
memisahkannya dengan Katrina."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Senyum Nasuada menjadi agak dipaksakan. "Tidak, rasanya memang tidak akan."
Selama beberapa detik ia terdiam, kemudian: "Astaga, betapa egoisnya aku. Hari sudah
hampir berakhir, dan aku di sini menahanmu hanya agar aku. bisa menikmati semenit
dua menit percakapan ringan." "Aku senang melakukannya." "Ya, tapi masih banyak
tempat yang lebih baik untuk mengobrol dengan teman. Setelah apa yang kaualami,
kurasa kau ingin mandi, berganti pakaian, dan makan sampai kenyang, bukan" Kau
pasti kelaparan!" Eragon melirik apel yang masih dipegangnya dan memutuskan tidak
sopan jika ia melanjutkan makan sekarang ketika pertemuannya dengan Nasuada
sudah akan berakhir. Nasuada menangkap ekspresinya dan berkata, "Wajah mu telah
menjawab untukmu, Shadeslayer. Kau tampak seperti serigala kelaparan selama musim
dingin. Yah, aku tidak akan menyiksamu lebih lama. Pergilah mandi dan kenakan
tunikmu yang terbaik. Saat kau siap, aku akan senang sekali jika kau mau menemaniku
makan malam. Ketahuilah, kau tidak akan menjadi tamuku satu-satunya, karena urusan
Varden selalu membutuhkan perhatianku setiap waktu, tapi kau akan membuat suasana
lebih ceria bagiku jika kau datang." Eragon menahan diri agar tidak mengernyit
memikirkan harus menghabiskan waktu berjam-jam lagi saling melontarkan ucapan
sopan dari mereka yang ingin memanfaatkannya atau ingin memuaskan keingintahuan
mereka tentang Penunggang dan naga. Tapi permintaan Nasuada tidak bisa ditolak,
maka ia membungkuk dan setuju untuk menghadiri undangannya. JAMUAN BERSAMA
TEMAN Eragon dan Saphira meninggalkan paviliun merah Nasuada bersama
sekontingen Elf yang mengelilingi mereka dan melangkah ke sebuah tenda kecil yang
didirikan untuk Eragon ketika mereka bergabung dengan Varden di Dataran Membara.
di sana ia mendapati segentong air mendidih sudah menunggu, uapnya yang
melingkar-lingkar tampak putih diterpa cahaya miring matahari petang yang besar.
Mengabaikannya untuk saat ini, ia masuk ke tenda. Setelah memastikan tidak ada
barang-barangnya yang diganggu selama kepergiannya, Eragon meletakkan ransel dan
dengan hati-hati menanggalkan baju besinya, meletakkan semua di kolong tempat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tidurnya. Baju besinya butuh digosok dan diminyaki, tapi itu harus menunggu. Kemudian
ia meraih lebih dalam ke kolong tempat tidur, jemarinya menggesek kain tenda jauh di
belakang, dan meraba-raba dalam kegelapan sampai ia menyentuh sebuah benda
keras dan panjang. Menggenggamnya, ia meletakkan benda berat terbungkus kain itu di
lututnya. Ia membuka untaian tali yang mengikatnya, kemudian, menatap bagian paling
tebal dari bundel itu, mulai membuka gulungan kain kanvasnya yang kasar. Inci demi
inci, tampaklah gagang kulit yang lecet-lecet dari pedang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Murtagh yang sepanjang satu setengah lengan manusia. Eragon berhenti ketika
bungkus yang terbuka menunjukkan gagangnya, besi yang melintang, dan cukup
banyak mata pedang yang berkilauan, yang tergores di tempat Murtagh telah menangkis
sabetan Eragon dengan ZarEragon duduk dan menatap senjata itu, merasakan
pertentangan dalam hatinya. Ia tidak tahu apa yang telah mendorongnya, tapi sehari
setelah pertempuran, ia telah kembali ke dataran tinggi dan mengambil pedang itu dari
tanah becek terinjak-injak tempat Murtagh telah menjatuhkannya. Bahkan hanya setelah
satu malam terekspos di udara terbuka, besinya telah menunjukkan titik-titik karat.
Dengan sebuah kata, Eragon telah melenyapkan lapisan karatnya. Mungkin karena
Murtagh telah mencuri pedangnya maka Eragon merasa terpaksa mengambil pedang
Murtagh, seakan sebagai pertukaran, meski tidak setara dan tanpa disengaja, agar bisa
meminimalkan rasa kehilangannya. Mungkin juga karena ia ingin memiliki
kenangkenangan tentang konflik berdarah itu. Dan mungkin karena ia masih memiliki
sedikit rasa sayang terhadap Murtagh, meski sekaliasi membuat mereka bertentangan.
Tak peduli sebesar apa kebencian Eragon terhadap, perubahan Murtagh, dan juga
mengasihaninya, ia tidak bisa menyangkal ikatan yang ada di antara mereka. Mereka
memiliki nasib yang sama. Jika bukan karena urutan kelahiran, ia akan dibesarkan di
Urubaen, dan Murtagh di Lembah Palancar, dan posisi mereka yang sekarang bisa saja
berbalik. Kehidupan mereka berdua sangat berkaitan. Sambil menatap besinya yang
keperakan, Eragon merapalkan mantra yang bisa menghaluskan goresan-goresan pada
mata pedang itu, menutup bocel-bocel pada tepiannya, dan mengembalikan kekuatan
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempanya. Tapi ia sendiri bertanya-tanya apakah seharusnya melakukan ini. Bekas luka
yang diakibatkan Durza terhadapnya telah dibiarkan sebagai kenang-kenangan atas
pertarungan mereka, setidaknya sampai para naga menghapusnya saat Agaeti
Blodhren. Apakah sebaiknya ia membiarkan bekas luka ini juga" Apakah baik baginya
untuk membawa-bawa kenangan pahit ini di pinggulnya" Dan pesan apa yang akan
diberikan pedang ini kepada kaum Varden jika ia memiliki untuk menggunakan pedang
seorang pengkhianat" Zaria juga tidak menyesal telah menerimanya. Tapi waktu itu ia
tidak merasa muak untuk mengakui pedang itu sebagai miliknya, tidak seperti pedang
yang melintang di lututnya sekarang. Aku butuh pedang, pikirnya. Tapi bukan pedang
ini. Ia membungkus pedang itu lagi dalam lapisan kain kanvas dan mendorongnya
kembali ke kolong tempat tidur. Kemudian, sambil mengepit kemeja dan tunik bersih di
bawah lengan, ia meninggalkan tenda untuk mandi. Ketika sudah bersih dan
mengenakan kemeja Serta tunik iamare, ia berangkat menemui Nasuada dekat
tenda-tenda para penyembuh, seperti yang diminta gadis itu. Saphira terbang, karena
katanya Terlalu sempit bagiku untuk ada di darat; Aku teruss saja menyenggol tenda.
Lagi pula, jika aku melangkah bersamamu, orang-orang akan berkerumun di sekitar kita,
maka kita akan sulit bergerak.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Nasuada menunggu Eragon dekat deretan tiga tiang bendera, tempat enam panji-panji
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mencolok tergantung lunglai dalam udara yang semakin sejuk. Nasuada telah berganti
pakaian sejak terakhir kali mereka bertemu dan sekarang ia mengenakan rok musim
panas yang ringan, warnanya seperti jerami pucat. Rambutnya yang tebal seperti lumut
disanggulnya tinggi-tinggi di atas kepala dalam bentuk tumpukan jalinan dan kepangan.
Selembar pita putih menahan tatanan rambutnya. Ia tersenyum kepada Eragon. Eragon
membalas senyumnya dan mempercepat langkah. Saat Eragon mendekat, para
pengawalnya bergabung dengan para pengawal Nasuada, memamerkan dengan jelas
sikap curiga pihak Nighthawk dan sikap masa bodoh para Elf. Nasuada melingkarkan
tangan di lengan Eragon dan, sementara mereka mengobrol santai, menuntunnya
melintasi lautan tenda. Di atas, Saphira terbang mengelilingi perkemahan, memutuskan
untuk menunggu sampai mereka tiba di tujuan sebelum berusaha mendarat. Eragon dan
Nasuada membicarakan banyak hal. Tidak ada pembicaraan penting yang keluar dari
bibir mereka, tapi kejenakaan, keceriaan, dan kecerdikan komentar-komentar Nasuada
membuat Eragon kagum. Mudah bagi Eragon untuk bicara kepadanya dan lebih mudah
lagi untuk mendengarkan, dan kenyamanan itu membuatnya tersadar betapa ia
menyayangi Nasuada. Hubungan di antara mereka jauh melebihi seorang pemimpin
dengan abdinya. Ini merupakan perasaan baru bagi Eragon. Selain bibinya Marian, yang
hanya diingatnya samarsamar, ia telah dibesarkan dalam lingkungan pria dan anak
lakilaki, dan ia tidak pernah memiliki kesempatan berkawan dengan wanita. Tidak
adanya pengalaman membuatnya ragu, dan keraguannya membuatnya canggung, tapi
tampaknya Nasuada tidak memerhatikan. Nasuada menghentikannya di depan sebuah
tenda yang memancarkan cahaya dari dalam yang berasal dari begitu banyak lilin dan
mengeluarkan dengungan berbagai jenis suara samarsamar. "Sekarang kita harus
menerjunkan diri lagi ke rawa-rawa politik. Siapkan dirimu." Ia menyibakkan kain
penutup tenda, dan Eragon terlonjak ketika sekelompok orang berteriak, "Kejutan!" Meja
lebar berpenyangga yang penuh makanan mendominasi bagian tengah tenda, dan di
meja itu duduk Roran dan Katrina, sekitar dua puluh penduduk desa Carvahall-termasuk
Horst dan keluarganyaAngela si ahli tanaman obat, Jeod dan istrinya, Helen, dan
beberapa orang yang tidak dikenali Eragon tapi diduganya adalah para pelaut. Setengah
lusin anak kecil bermain di lantai dekat meja; mereka menghentikan permainan mereka
dan menatap ke arah Nasuada dan Eragon dengan mulut terbuka, tampaknya tidak
yakin mana di antara mereka berdua yang lebih menarik. Eragon nyengir lebar, terkejut.
Sebelum bisa memikirkan apa yang harus diucapkan, Angela mengangkat gelas dan
berseru, "Nah, jangan bengong saja di sana! Ayo masuk, duduk. Aku lapar!" Saat
semua orang tertawa, Nasuada menarik Eragon menuju dua kursi kosong di sebelah
Roran. Eragon membantu Nasuada duduk, dan saat gadis itu melesak di kursinya, ia
bertanya, "Kau yang merencanakan ini?" "Roran mengusulkan siapa saja yang rasanya
kauinginkan untuk Hadir, tapi ya, usul pertama memang dariku. Dan aku juga
menambahkan sentuhanku sendiri di meja, seperti yang bisa kaulihat." "Terima kasih,"
kata Eragon, terharu. "Terima kasih banyak."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Ia melihat Elva duduk bersila di pojok kiri terjauh tenda, sepiring makanan di
pangkuannya. Anak-anak yang lain menjauhinya-Eragon tidak bisa membayangkan
mereka punya banyak kemiripan-dan tidak ada orang dewasa, kecuali Angela, yang
tampak nyaman jika ia berada dekat mereka. Gadis bertubuh mungil dengan bahu
sempit itu menatap ke atas kepada Eragon dari balik poninya yang hitam dengan mata
ungunya yang menakutkan, lalu menggerakkan mulutnya dalam perkataan yang diduga
Eragon adalah, "Salam, Shadeslayer." "Salam, Peramal," Eragon balas menggerakkan
mulut. Bibir mungil merah jambu gadis kecil itu merekah membentuk senyuman yang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
seharusnya manis kalau saja kedua matanya tidak menyala-nyala menakutkan. Eragon
mencengkeram lengan kursi saat meja bergetar, piringpiring bergemeretak, dan
dinding-dinding tenda berkelepak. Kemudian bagian belakang tenda menggembung
ketika Saphira mendorong kepalanya masuk. Daging! katanya. Aku mencium bau
daging! Selama beberapa jam berikutnya, Eragon menikmati berbagai jenis makanan,
minuman, dan kesenangan mengobrol dengan teman-teman baik. Rasanya seperti
pulang ke rumah. Anggur mengalir bagaikan air, dan setelah mereka mengosongkan
gelas sekali atau dua kali, para penduduk desa mulai melupakan sikap canggung dan
memperlakukannya seperti salah satu dari mereka, yang adalah hadiah terbaik yang
bisa mereka berikan. Mereka juga sama ramahnya kepada Nasuada, meski menahan
diri untuk tidak melontarkan lelucon di depannya, seperti yang kadangkadang mereka
lakukan dengan Eragon. Asap pucat memenuhi tenda ketika lilin-lilin melumer. Di
sebelahnya, Eragon mendengar dentuman tawa Roran meledak lagi dan lagi, dan di
seberang meja bahkan terdengar ledakan tawa yang lebih bergema dari Horst.
Menggumamkan mantra, Angela menyuruh orang-orangan yang dibentuknya dari kulit
roti masam berdansa, membuat semua orang terhibur. Anak-anak kecil akhirnya
mengatasi rasa takut mereka terhadap Saphira dan berani mendekatinya untuk
menepuk-nepuk moncongnya. Tak lama kemudian mereka sudah memanjat lehernya,
bergelantungan di tanduk-tanduk pada punggungnya, dan menarik-narik jambul di atas
kedua matanya. Eragon terbahak ketika melihatnya. Jeod menghibur semua yang Hadir
dengan nyanyian yang dulu sekali telah dipelajarinya dari sebuah buku. Tara berjoget.
Gigi-geligi Nasuada berkilat ketika ia melontarkan kepala ke belakang sambil tertawa.
Dan Eragon, atas permintaan semua orang, menceritakan kembali beberapa
petualangannya, termasuk deskripsi detail tentang kepergiannya dari Carvahall bersama
Brom, yang adalah kisah paling menarik bagi para pendengarnya. "Bayangkan," kata
Gertrude, penyembuh berwajah bundar yang menarik-narik syalnya, "ada naga di
lembah kita dan kita bahkan tidak pernah tahu." Dengan sepasang jarum rajut yang
dikeluarkannya dari balik
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
lengan bajunya, ia menunjuk Eragon. "Bahkan aku merawat luka-luka di kakimu ketika
kau lecet-lecet akibat menunggangi Saphira, dan aku tidak pernah menduga apa
penyebabnya." Menggelengkan kepala sambil berdecak-decak, ia mengeluarkan
benang wol cokelat dan merajut dengan kecepatan yang hanya bisa dilakukan setelah
latihan berdekade-dekade. Elain adalah orang pertama yang meninggalkan pesta,
mengaku letih akibat kehamilannya yang sudah besar; salah satu putranya, Baldor,
pergi bersamanya. Setengah jam kemudian, Nasuada juga berpamitan, menjelaskan
bahwa posisinya tidak memungkinkannya tinggal selama yang diinginkan tapi ia
mendoakan agar semua orang sehat dan bahagia, serta berharap mereka akan teruss
mendukungnya dalam perjuangan melawan Kekaisaran. Ketika menjauh dari meja,
Nasuada memanggil Eragon. Ia menyertai Nasuada dekat pintu masuk. Memunggungi
para peserta pesta, Nasuada berkata, "Eragon, aku tahu kau butuh waktu untuk
beristirahat dari perjalananmu dan kau punya urusan pribadi yang harus kaukerjakan.
Maka, besok dan lusa adalah milikmu untuk dihabiskan sesukamu. Tapi pada pagi hari
ketiga, aku memintamu datang ke paviliunku dan kita akan bicara tentang masa
depanmu. Aku punya misi yang sangat penting untukmu." "My Lady." Kemudian Eragon
berkata, "Kau selalu menyuruh Elva berada di dekatmu ke mana saja kau pergi, bukan?"
"Aye, ia pelindungku untuk menangkal hal-hal yang mungkin tidak terdeteksi para
Nighthawk. Juga, kemampuannya untuk meramal penyebab kepedihan orang lain telah
terbukti sangat berguna. Jauh lebih mudah untuk membuat seseorang bekerja sama jika
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kau mengetahui rasa sakit yang dirahasiakannya." "Apakah kau mau menyerahkan itu
semua?" Nasuada memperhatikannya dengan tatapan tajam. "Kau berencana
mencabut kutukanmu terhadap Elva?" "Aku berencana mencoba. Ingat, aku sudah
berjanji padanya." "Ya, aku ada di sana saat itu." Suara kursi jatuh berdebam
mengalihkan perhatiannya sementara, kemudian ia berkata, "Janji-janjimu akan menjadi
kematian kita... Elva tidak tergantikan; tidak ada orang lain yang memiliki
kemampuannya. Dan pelayanan yang diberikannya, seperti yang telah kukatakan, jauh
lebih berharga daripada segunung emas. Aku bahkan telah berpikir bahwa, dari kita
semua, ia adalah orang yang benar-benar bisa mengalahkan Galbatorix. Ia akan bisa
mengantisipasi semua serangan Galbatorix, dan mantramu akan menunjukkannya cara
menangkal, dan selama menangkal mantra tidak menyebabkannya kehilangan nyawa,
ia akan bertahan... Demi kebaikan Varden, Eragon, demi kebaikan semua penduduk
Alagaesia, tidak bisakah kau menunda usahamu untuk menyembuhkan Elva?" "Tidak,"
Eragon memuntahkan kata itu seolah-olah membuatnya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
jengkel. "Aku tidak akan menunda bahkan jika aku bisa. Itu tidak benar. Jika kita
memaksa Elva untuk tetap seperti ini, ia akan berbalik menyerang kita, dan aku tidak
menginginkannya sebagai musuh." Ia berhenti sejenak, kemudian melihat ekspresi
Nasuada, ia melanjutkan, "Lagi pula, ada kemungkinan aku tidak berhasil. Melenyapkan
mantra yang diucapkan dengan kalimat samar sangatlah sulit... Kalau boleh aku
mengutarakan usul?" "Apa?" "Jujurlah kepada Elva. Jelaskan kepadanya betapa ia
berarti bagi Varden, dan bertanyalah kepadanya apakah ia bersedia teruss menanggung
bebannya demi seluruh ras merdeka. Ia mungkin menolak; ia memiliki hak untuk itu, tapi
jika ia menolak, berarti karakternya bukanlah yang bisa kita andalkan. Dan jika ia
menerima, maka ia melakukannya dengan sukarela." Sambil agak mengerutkan kening,
Nasuada mengangguk. "Aku akan bicara dengannya besok. Sebaiknya kau juga Hadir,
untuk membantuku membujuknya dan untuk melenyapkan kutukannya jika ia menolak.
Datanglah ke paviliunku tiga jam setelah fajar." Dengan itu, ia melangkah menuju malam
yang diterangi obor di luar. Lama setelahnya, ketika lilin-lilin telah hampir lumer
seluruhnya dan para penduduk desa mulai pulang berdua-dua atau bertiga-tiga, Roran
mencengkeram siku Eragon dan menariknya ke bagian belakang tenda untuk berdiri
dekat Saphira, tempat yang lain-lain tidak bisa mendengar. "Yang kaukatakan tadi
tentang Helgrind, hanya itu sajakah?" tanya Roran. Cengkeramannya seperti capit besi
di daging Eragon. Matanya tajam dan Bertanya-tanya, tapi juga tampak rapuh tidak
seperti biasanya. Eragon menatapnya lekat-lekat. "Jika kau memercayaiku, Roran,
jangan pernah menanyakan itu lagi. Itu bukan hal yang ingin kauketahui." Bahkan saat
ia bicara, Eragon merasakan kegelisahan mendalam akibat harus merahasiakan
keberadaan Sloan dari Roran dan Katrina. Ia tahu ini harus dilakukan, tapi masih
membuatnya tidak nyaman untuk berbohong kepada keluarganya sendiri. Selama
sejenak, Eragon berpikir untuk memberitahu. Roran yang sebenarnya, tapi kemudian ia
teringat akan semua alasan yang membuatnya memutuskan untuk merahasiakan dan
tidak mengungkapkan apa-apa. Roran bimbang, wajahnya gelisah, kemudian ia
mengeraskan rahang dan melepaskan cengkeramannya pada Eragon. "Aku percaya
padamu. Lagi pula, itulah fungsinya keluarga, eh" Kepercayaan." "Itu dan saling bunuh."
Roran tertawa dan menggosok hidungnya dengan ibu jari. "Itu juga." Ia memutar
bahunya yang kekar dan tebal lalu meraih untuk memijat bahu kanannya, kebiasaan
yang dilakukannya sejak Ra "Aku punya pertanyaan lagi." "Oh?"
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Berupa bantuan... permintaan kepadamu." Senyum miring tersungging di bibirnya, dan
ia mengangkat bahu. "Aku tidak menyangka akan meminta ini kepadamu. Kau lebih
muda dariku, kau hampir belum mencapai masa dewasa, dan kau adalah sepupuku
untuk dimintai tolong." "Tentang apa" Berhenti bicara berputar-putar." "Tentang
pernikahan," kata Roran, dan ia mengangkat dagunya. "Maukah kau menikahkanku.
dengan Katrina" Aku akan senang sekali jika kau bersedia, dan sementara aku masih
menahan diri agar tidak mengatakannya kepada Katrina sampai kau menjawab, aku
yakin ia akan merasa terhormat dan senang sekali jika kau mau mensahkan kami
menjadi suami dan istri." Terkejut, Eragon tidak bisa berkata-kata. Akhirnya ia berhasil
tergagap, "Aku?" Kemudian buru-buru ia menambahkan, "Aku akan senang sekali
melakukannya, tentu saja, tapi... aku" Apakah kau sungguh-sungguh menginginkan itu"
Aku yakin Nasuada akan bersedia menikahkan kalian berdua... Kalian bisa meminta.
Raja Orrin, raja sungguhan! Ia akan segera melompat bersedia untuk melaksanakan
upacara pernikahan kalian jika itu bisa membantunya memenangkan hatiku." "Aku ingin
kau yang melakukannya, Eragon," kata. Roran, dan menepuk pundak sepupunya. "Kau
Penunggang, dan kau satusatunya orang yang berhubungan darah denganku; Murtagh
tidak kuakui. Aku tidak bisa memikirkan orang lain yang kuinginkan untuk menyatukanku
dengan Katrina." "Maka," kata Eragon, "aku akan melakukannya." Udara terdesak keluar
dari paru-parunya ketika Roran memeluk dan mendekapnya dengan tenaga yang
besar. Eragon agak tersengal ketika Roran melepaskannya dan kemudian, begitu
napasnya sudah teratur, berkata, "Kapan" Nasuada punya misi yang harus kukerjakan.
Aku belum tahu misi apa itu, tapi rasanya bakal membuatku sibuk sementara waktu.
Jadi... mungkin awal bulan depan, jika keadaan memungkinkan?" Otot bahu Roran
bergerak-gerak. Ia menggeleng seperti banteng menyapukan tanduk ke serumpun
semak berduri. "Bagaimana kalau besok lusa?" "Secepat itu" Tidakkah itu akan
terburu-buru" Tidak akan ada waktu untuk persiapan. Orang-orang akan
menganggapnya tidak pantas." Bahu Roran dinaikkan, dan urat-urat di tangannya
menonjol saat ia mengepal dan membuka tangannya. "Aku tidak bisa menunggu. Jika
kami tidak menikah cepat-cepat, wanita-wanita tua akan memiliki sesuatu yang lebih
menarik untuk digunjingkan daripada ketidaksabaranku. Kau mengerti?" Butuh beberapa
saat bagi Eragon untuk memahami kata-kata Roran, tapi begitu mengerti, Eragon tidak
bisa menahan senyum lebar merekah di bibirnya. Roran akan jadi ayah! pikirnya. Masih
tersenyum, ia berkata, "Kurasa begitu. Kalau begitu, besok lusa." Eragon mendengus
ketika Roran memeluknya lagi, menepuk-nepuk punggungnya. Dengan kesulitan, ia
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
melepaskan diri. Nyengir lebar, Roran berkata, "Aku berutang padamu. Terima kasih.
Sekarang aku harus mengabarkan ini kepada Katrina, dan kami harus mempersiapkan
pesta pernikahan semampunya. Aku akan memberitahumu jam berapa persisnya kami
memutuskan upacara akan dilaksanakan." "Baiklah." Roran mulai melangkah menuju
tenda, kemudian ia membalikkan tubuh dan melemparkan kedua lengan ke udara
seolaholah ingin memeluk seluruh dunia ke dadanya. "Eragon, aku akan menikah!"
Sambil tertawa, Eragon melambai. "Pergilah, bodoh. Ia menunggu." Eragon memanjat
punggung Saphira saat tingkap tenda menutup di belakang Roran. "Blodhgarm?" ia
memanggil. Sehening bayangan, Elf itu meluncur ke tempat terang, matanya yang
kuning berpendar seperti batu bara. "Saphira dan aku akan terbang sebentar. Kami
akan bertemu denganmu di tendaku." "Shadeslayer," kata Blodhgarm, dan menelengkan
kepada. Kemudian Saphira membentangkan kedua sayapnya yang besar, berlari tiga
langkah, dan melontarkan diri melalui beberapa baris tenda, menerpa semuanya
dengan angin kencang ketika ia mengepakkan sayap keras-keras dan cepat.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Pergerakan tubuh Saphira di bawah membuat Eragon terguncangguncang, dan ia
mencengkeram tanduk di depannya untuk berpegangan. Saphira terbang berputar-putar
di atas perkemahan yang gemerlap sampai menjadi buram, tenggelam oleh kegelapan
daerah yang mengelilinginya. Di sana ia melayang-layang di antara langit dan bumi, dan
segalanya hening. Eragon meletakkan kepala di leher Saphira dan menatap ke atas
pada sabuk gemerlap yang membentang di langit. Istirahatlah jika kau mau, makhluk
kecil, kata Saphira. Aku tidak akan membuatmu terjatuh. Maka Eragon beristirahat,
dikepung bayangan tenang sebuah kota melingkar dari batu yang berdiri di
tengah-tengah padang luas, dan tentang seorang gadis kecil yang berkeliaran di
lorong-lorong sempit berliku di dalamnya, menyanyikan sebuah melodi yang
menghantui. Dan malam membentang menyambut pagi. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Bidadari Pendekar Naga Sakti
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
KISAH-KISAH TUMPANG TINDIH Fajar baru menyingsing dan Eragon sedang duduk
di tempat tidurnya, meminyaki rompi baju besinya, ketika salah satu pemanah Varden
mendatanginya dan memohon kepadanya untuk menyembuhkan istrinya, yang
menderita tumor ganas. Meski harus berada di paviliun Nasuada kurang dari satu jam
lagi, Eragon setuju dan mengikuti pria itu ke tendanya. Eragon mendapati istri si pria
sangat lemah karena tumor yang tumbuh di tubuhnya, dan ia perlu mengerahkan
seluruh kemampuannya untuk melenyapkan cabang-cabang tumor yang tersembunyi di
dalam daging wanita itu. Pekerjaan itu membuatnya letih, tapi ia senang bisa
menyelamatkan wanita tersebut dari kematian yang lama dan menyakitkan. Setelah itu,
Eragon bergabung kembali dengan Saphira di luar tenda si pemanah dan berdiri di sana
bersamanya selama beberapa menit, memijat otot di bagian bawah leher Saphira.
Mendengkur senang, Saphira mengibaskan ekornya yang meliuk-liuk dan memutar
kepala serta bahunya agar Eragon bisa meraih bagian bawah tubuhnya yang berlapis
sisik mulus. Saphira berkata, Sementara kau sibuk di dalam, orang-orang lain datang
untuk minta bantuanmu, tapi Blodhgarm dan teman-temannya mengusir mereka, karena
permintaan mereka tidak mendesak. Begitu" Eragon memasukkan jarinya ke bawah
salah satu sisik leher Saphira yang besar, menggaruk lebih keras. Mungkin aku harus
Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengikuti Nasuada. Bagaimana" Pada hari keenam setiap minggu, sejak pagi sampai
siang, ia bersedia menemui semua orang yang ingin mengajukan permintaan atau
menangani perselisihan. Aku bisa melakukan hal yang sama. Aku suka gagasan itu,
kata Saphira. Hanya, kau harus hati-hati untuk tidak memakai terlalu banyak energi
demi permintaan orang lain. Kita harus siap memerangi Kekaisaran kapan saja. Saphira
mendorong lehernya ke tangan Eragon, mendengkur lebih keras. Aku butuh pedang,
kata Eragon. Carilah. Mmh... Eragon teruss menggaruknya sampai Saphira menjauh
dan berkata, Kau akan terlambat bertemu Nasuada jika tidak bergegas. Bersama-sama,
mereka pergi ke bagian tengah perkemahan menuju paviliun Nasuada. Jaraknya kurang
dari seperempat mil, maka Saphira berjalan kaki bersama Eragon alih-alih terbang di
antara awan, seperti sebelumnya. Sekitar seratus kaki dari paviliun, mereka berjumpa
dengan Angela si Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
ahli tanaman obat. Ia sedang berlutut di antara dua tenda, menunjuk ke selembar kulit
segi empat yang menutupi batu pipih yang rendah. Di lembaran kulit itu terletak
tumpukan berantakan tulang-tulang sepanjang jari manusia, yang di tiap sisinya terdapat
simbol berbeda-beda: tulang buku jari naga, yang digunakan Angela untuk meramal
masa depan Eragon di Teirm. Di seberang Angela duduk wanita berbahu lebar; kulit
Akhenaten Adventure 4 Angrek Tengah Malam Seri Pendekar Harum Karya Khu Lung Playboy Dari Nanking 16