Pencarian

The Devils Dna 5

The Devil's Dna Karya Peter Blauner Bagian 5


mudah bak anak burung gereja yang gemetar. Pikiran tentang
kekuasaan, dominasi itu, membuatnya gembira namun sekaligus
mengganggu. Ia harus berhenti dan bertanya pada diri sendiri apa
yang ia inginkan darinya.
"Mungkin lebih baik kita tak membicarakan hal- hal ini." Zana
mulai menyobek-nyobek tisunya menjadi bola-bola kecil.
"Maaf. Apakah aku membuatmu kesal?"
"Tidak, hanya itu tak selalu mudah dimengerti. Seperti yang
kubilang, kau tak perlu menghapus kesalahan. Gambar saja lagi di
atasnya." "Aku masih belum mengerti."
"Mengapa kau mesti mengerti?" jemarinya membuka di atas buku
sketsa, seakan menutupi bagian depan gaunnya. "Mustahil bagi siapa
pun." "Dari mana kau tahu?"
"Apa?" "Kau terus bicara seperti itu, tapi bagaimana kau tahu?" Hoolian
menaruh tangannya yang tak terbalut di atas tangan gadis itu. "Aku
mungkin orang yang bisa memahami dirimu."
Ia merasakan denyut ketegangan di bawah telapak tangannya dan
kerlip harapan di wajah perempuan itu. Zana ingin mempercayainya,
ingin berpikir bahwa lelaki itu adalah seorang yang lebih baik dari
sosok sebenarnya. "Kalau kau membungkamku," ujarnya, "Kau tak akan tahu."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Gadis berambut keriting itu menaruh bukunya, mencuri dengar.
Hoolian melempar pandangan tajam, memintanya tak mencampuri
urusan orang lain. "Kau adalah lelaki yang baik." Zana menarik tangannya kembali
cepat-cepat dan menyapu sobekan tisu ke dalam telapak tangannya.
"Aku khawatir padamu."
"Kenapa?" "Karena dunia adalah tempat sangat buruk bagi lelaki yang baik."
30 PENYANGKALAN, KEMARAHAN, TAWAR-MENAWAR.
Oke, hentikan. Kita tuntaskan saja. Ini belum gelap. Tahan sedikit
datangnya malam; hanya butuh beberapa jam sinar matahari lagi.
Francis menyerahkan DNA Eileen pada Dr. Dave, meninggalkan
pesan pada Tom Wallis agar menyelidiki kenalan wanita adiknya,
membuat catatan, lalu pulang ke rumah. Sinar matahari kekuningan
menerobos miring melewati senar harpa Jembatan Brooklyn,
menimbulkan kilau cahaya terang di kaca mobilnya. Satu garis
merah muda tampak di bawah awan-awan kelabu, seperti kilasan
kulit seorang gadis di bawah sweter tipisnya. Ia tersadar, dirinya
terus-menerus membetulkan kaca spion untuk mengimbangi bintik
butanya, berusaha memastikan tak dipelototi pemakai jalan lain.
Kerlip berlian di sungai East River tak terlihat akhir-akhir ini karena
ia tak bisa mengalihkan pandangan selain dari jalan.
- Ayolah, Dewa Hal-hal Kecil, cukup pulangkan aku dalam
keadaan utuh. Aku bisa meneruskan dari sana.
- Kau masih ingin menawar, ya, Loughlin" Satu gelas minuman
lagi dan aku akan berhenti. Tolong biarkan aku menyelesaikan kasus
ini dan aku tak akan meminta tiga gelas berikutnya. Biarkan aku
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
melewati pintu ini hidup-hidup. Aku janji akan mempercayaimu
hingga krisis berikutnya.
Ia pergi menuju Sackett Street. Matahari baru saja tergelincir
perlahan di atas dermaga tua reyot Red Hook dan asap lalu lintas di
BQE. Tanpa ingin mengakui, belakangan ia mulai menyadari
munculnya rasa tegang saat malam datang, lebih berfokus mengikuti
rute pulang yang sama, menjadi kian waspada pada parkir paralel,
pada anak-anak yang berlarian mengejar bola di jalanan, pada betapa
lamban pemerintah kota memperbaiki lampu jalan yang mati di
depan rumah mereka. Francis mengunci pintu dan melihat tirai bergerak di jendela
depan tetangganya. Wanita yang tinggal di sana adalah janda petugas
pemadam kebakaran yang tewas di World Trade Center saat
peristiwa 11 September. Ia punya patung Yesus dalam cangkang
kerang di dekat tangga depan rumahnya dan menghormati kenangan
pada suaminya dengan hampir tak pernah berbicara dengan Francis.
Entah apakah ia menjunjung tinggi tradisi perseteruan antara dua
instansi itu, kepolisian dan pemadam kebakaran, atau diam-diam
bertanya pada Tuhan mengapa suami tercintanya yang dipanggil dan
bukan Francis. Ia sendiri tak tahu.
Francis mengambil surat-surat dan melangkah menuju undakan,
dengan cepat memilah tumpukan kertas itu untuk memeriksa
gangguan yang telah menunggunya. Sebuah tagihan gas, Con Ed,
katalog biji dan brosur yoga milik Pati, tagihan lain dari rumah panti
ayahnya dan sesuatu dari Gilda Yahudi bagi Para Orang Buta.
Mungkin acara pengumpulan dana. Ia memasukkan kunci di pinta,
bertanya samar mengapa mereka bisa mengetahui namanya. Siapa
yang mereka hubungi" Dinas Kendaraan Bermotor, Asosiasi Amal
Detektif, para dokter" Cincin kunci tergelincir dari jarinya tepat
ketika ia teringat pernah melihat pamflet gilda itu dan Lighthouse
International di ruang tunggu Dr. Friedan.
Apa aku memerlukannya" Ia menyobek surat itu menjadi dua dan
memasukkannya ke saku, lalu membungkuk, mencari-cari kunci,
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
berharap janda pemarah itu tak mengintip keluar dan melihatnya
meraba-raba seolah ia sudah benar-benar buta.
Rumah begitu lengang dan gelap seperti kamar jenazah saat ia
masuk. Ia rindu anak-anak yang bersaing memasang musik keras-
keras - Slayer versus Indigo Girls - dan Patti sibuk di dapur,
berbincang dengan kawan wanitanya di telepon sambil menyiapkan
makan malam. Ia ingat istrinya itu tak akan tiba di rumah sebelum
pukul sembilan malam karena bekerja dengan kliennya di gym.
Ia mulai menyalakan lampu dan memunculkan suara-suara
sebanyak mungkin, kebiasaannya sejak berusia sepuluh tahun,
pulang dari sekolah ke rumah yang kosong. Ia menemukan remote
TV di ruang keluarga dan menyalakan CNN. Tepat waktunya untuk
mendengar bom jalanan yang membunuh tiga prajurit di tepi kota
Mosul. Ya, Tuhan. Ia mendengarkan, dengan cengkeraman kail besi
di dadanya, menunggu jika ada berita tentang pasukan yang ditarik
dari Korea. Anak brengsek. Ingin menunjukkan pada sang ayah
bahwa ia tak lagi bisa mengaturnya. Kena kau, Yah. Kau tak pernah
bertempur dalam perang sungguhan, kan" Anak itu berjuang
mencari jati diri. Ia bukan siswa yang baik seperti adik
perempuannya, dan tak memiliki prospek bagus untuk tampil
bersama tim bisbol Bishop Ford. Ia sasaran empuk bagi para
perekrut yang meyakinkannya bahwa ia bisa melakukan sesuatu,
membela negara, dan memacari lebih banyak wanita daripada Snoop
Dog di saat bersamaan. Tapi, untuk apa" Senjata Pemusnah Massal"
Yang benar saja. Itu hanya imajinasi seseorang yang mencoba
menandingi ayahnya tapi gagal.
Tapi apa yang bisa kau lakukan sekarang menyangkut hal itu"
Kau memulai perang, kau yang harus mengakhiri. Dan, jika hal yang
melatarbelakanginya sedikit oleng, ya, itu artinya kau harus
bertempur lebih keras. Lagi pula, orang yang mereka kejar adalah
seorang bajingan, membunuh ratusan ribu kaumnya dengan gas. Dan
jika butuh sedikit bantuan untuk meloloskan perang melawannya"
Lalu, kenapa" Kau tahu ia seorang kriminal. Mereka semua tahu.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Kadang kau harus mengisi potongan yang hilang agar semua orang
melihat gambar seutuhnya. Tak berarti kau salah, kan"
Ia mematikan TV, tak tahan menonton peristiwa menjengkelkan
itu, dan mulai beranjak menuju tangga. Berpikir tentang negosiasi
dengan pihak berwenang. Oke, ini tawaranku. Buat anakku keluar
dari perang dan aku akan menyerahkan SIM-ku selama enam bulan
ke depan. Kuambil lima tingkat daya penglihatanku dan nyeri kronis
juga boleh. Aku bahkan akan mulai mengaku dosa lagi. Ampuni aku,
Bapa, aku telah berdosa. Sudah tiga puluh tiga tahun sejak
pengakuan dosa terakhirku....
Dasar bajingan keparat. Apa hak yang kau punya untuk membuat
perjanjian yang lebih baik" Bagaimana jika sedikit lebih
menunjukkan rasa terima kasih" Kau mungkin saja sudah mati
berulang kali pada tahun-tahun kemarin. Jatuh dari tangga di Baruch
Houses. Anak yang muncul dari belakang Datsun di Lenox Avenue
dan menembak tiga kali dengan sebuah Browning, peluru itu
mungkin meleset sekitar satu meter dari wajahmu. Hampir jatuh dari
lubang udara di 132nd Street, saat mengejar pemerkosa di atap
gedung. Kadang saat-saat itu terasa lebih nyata dari fakta bahwa ia berada
di sini, di rumah tua yang tenang ini, bersama seorang wanita hebat
yang memaafkannya atas semua hal luar biasa bodoh yang ia
lakukan. Lebih nyata dari fakta bahwa mereka memiliki dua anak,
yang dulu sering duduk di pangkuannya menonton film John Wayne,
lama setelah mereka terlelap di malam- malam sekolah. Mungkin ia
sebenarnya hanya berbaring di bawah lubang udara itu, dan ini hanya
lamunan seorang lelaki sekarat belaka.
Ia berhenti di tengah tangga, beristirahat sejenak. Bertanya-tanya
jika rumah ini masih memadai untuknya dalam beberapa tahun ke
depan. Tangganya cukup banyak, tapi lalu mengapa" Ia kehilangan
penglihatan, dan bukan kakinya. Masalah yang lebih mendesak
adalah luka dan sandungan kecil yang tak akan ia lihat kecuali
diperingatkan Patti. Waspada terus- menerus adalah harga Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
tersembunyi yang harus dibayar karena memiliki rumah tua. Kau
harus berhati-hati pada retakan lis dinding, paku mencuat dari lantai
papan, rak handuk yang menonjol dari dinding. Bagaimana akan
memakai gergaji dan obor asetilen jika ia membutuhkan anjing
pemandu hanya untuk mengambil sekotak susu dari jarak begitu
dekat" Francis menyampirkan jaket di gantungan baju di dalam lemari
kamar tidur dan pergi menuju kamar mandi. Cucuran air dingin
mengenai kepalanya ketika ia berdiri di depan wastafel, benturan itu
tepat mengenai titik botaknya, mengingatkan bahwa malam itu pasti
hujan akan turun lagi dan ia masih belum menemukan atap yang
bocor itu. Menetes sejak April. Dari mana air itu masuk" Ia
memperkirakan, dibutuhkan sekitar 45 menit untuk naik ke sana dan
mencari-cari bocor itu sebelum hari terlalu gelap.
Kau terus bertanya pada dirimu sendiri, apa yang telah
kulakukan" Ia menepuk kepala dengan handuk, memikirkan apa
yang Eileen katakan. Pasti karena sesuatu yang telah kulakukan.
Bukan aku, saudaraku. Ia tak punya catatan apa pun yang bisa
membuatnya terlihat buruk. Ya, maksudnya tak ada yang sungguh-
sungguh bisa membuatnya tak karuan. Ia menyelami litani itu lagi,
hanya untuk meyakinkan diri. Kau telah menjadi suami yang baik
(setelah beberapa guncangan di awal-awal perkawinan), pemberi
nafkah yang baik, ayah yang baik, polisi yang baik.
Keadaannya tidak seolah masalah Hoolian ini menyangkut di
otaknya seperti pecahan kaca selama bertahun-tahun. Semua orang
mengalami beberapa situasi yang mungkin kelihatan sedikit
membingungkan jika kau memikirkan ulang hal itu. Tetapi itu sudah
terjadi. Kau menjalani hidup yang kau jalani, dan terserah orang lain
untuk menambahkan sesuatu dan memberinya tagihan di akhir.
Masa itu adalah saat-saat yang liar dan ia adalah pemimpin
mereka. Dua ribu pembunuh setahun di kota itu: bayi ditembak di
ranjang, pengacara ditusuk di kereta bawah tanah, dokter digorok di
ruang tamu mereka. Kau tak mengirim Jesuit untuk menangani hal
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
macam itu. Kau mengirim seseorang yang bersedia menjadi tembok
penghalang. Masalah hidup dan mati bukan untuk tukang cekcok
atau mereka yang terlalu hati-hati. Undang- undang hukum pidana
tak pernah sanggup membantu hati yang hancur. Amandemen
keempat tak pernah menghibur keluarga yang kehilangan orang
tercinta. Terkadang kau harus menyingkirkan buku panduan yang
berharga di pinggir dan bertindak di ambang zona abu-abu.
Apakah kau benar-benar melihatnya menaruh senjata di sakunya,
petugas" Tidak, saya mengamati garis luar jaketnya. Apakah kau
benar-benar melihatnya menukar uang dengan narkotika" Ya,
bagaimana lagi barang itu akan berada di sakunya"
Tiap kali mengatakan pada diri sendiri bahwa ia tak akan
melakukan hal itu lagi, sadar dirinya kian dekat melampaui garis dan
tak akan mampu kembali lagi. Ia seorang lelaki yang baik, polisi
yang baik. Jadi kenapa ia melakukan hal itu" Mereka mungkin sudah
punya cukup bukti untuk mengajukan kasus ini. Sidik jari Hoolian
terdapat di senjata pembunuhnya, kunci apartemen korban ada di
sakunya. Tetapi pada saat-saat krusial itu, saat tak seorang pun
memperhatikan, ia mengambil pembalut berdarah itu yang entah
bagaimana tergeletak di lantai dekat tabung pemadam kebakaran,
seakan telah diseret ke sana, melekat pada bagian bawah sepatu si
pembunuh, dan membuang ke keranjang sampah kamar mandi di
apartemen Hoolian, kurang dari enam meter jauhnya.
Selama bertahun-tahun, ia terus mengulang adegan itu di kepala,
bertanya pada diri sendiri mengapa itu harus terjadi. Tiap kali yang
bisa ia ingat adalah betapa takut dulu perasaannya. Tentu saja, ia
takut tertangkap, tetapi ini lebih dari itu. Ia pasti takut jika hal itu tak
ia lakukan, yang kini ia sadari. Ia takut kariernya jatuh, bahwa semua
orang akan melihat bahwa pada kenyataannya, ia bukan orang yang
dapat dipercaya untuk jabatannya.
Francis membuka pintu lemari obat dan menutupnya. Brengsek.
Tepat seperti dalam perang, kau tak selalu bisa menunggu untuk
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
bukti mutlak. Lagi pula, mereka semua bersalah untuk sesuatu hal,
kan" Tapi dua puluh tahun sejak kejadian itu, ia tak pernah melampaui
batas lagi. Tangisan ayah anak itu ketika hakim berkata, "Hukuman
dua puluh lima tahun penjara,' telah mengembalikan ketakutannya
akan Tuhan. Ia telah diperingatkan.
Entah mau mengakuinya atau tidak, ia berubah setelah peristiwa
itu. Tidak sekaligus, tetapi bertahap. Berhenti minum dan main
perempuan, mulai menghabiskan waktu bersama anak-anak dan
memperbaiki hubungan dengan Patti. Dan, memastikan seyakin-
yakinnya bahwa ia tak pernah menjebloskan orang ke penjara lagi
tanpa memberinya kesempatan yang adil. Dilihat dari sudut apapun,
ia telah menanggung hukumannya. Jadi, mengapa ia terus merasakan
tangan dingin ini di jantung"
Ia meninggalkan kamar mandi dan melihat mesin penjawab
telepon berkedip di atas meja. Terlalu dini untuk mengharap kabar
dari Dave di kantor forensik, sehingga pikirannya melayang kembali
pada Eileen. Anak-anak menyimpan rahasia. Apapun artinya. Ia
bertanya-tanya apakah ia melewatkan sesuatu lagi selama ini. Darah
yang sama dua puluh tahun kemudian. Ayolah, Dewa Hal-hal Kecil,
berikan petunjuk. Separo sidik jari pada gelas air. Noda darah di


The Devil's Dna Karya Peter Blauner di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serat karpet. Sebuah noda DNA Hoolian di salah satu handuk
Christine. Ia bukan mencari hasil tertentu kali ini. Sudah cukup aku
bermain- main dengan takdir, ia membatin. Waktunya tak tepat dan
manfaatnya juga nihil. Cukup bantu aku melakukan hal yang benar,
kali ini. Telepon berdering sebelum ia memencet tombol Playback.
Diangkatnya cepat gagang telepon, berharap itu adalah Rashid yang
membawa kabar baik dari gudang barang bukti, lalu menggeram,
"Yo." Tetapi hanya ada bunyi desis, seperti jatuhan salju di angin
keras. "Ada orang di sana?"
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Ia melirik kotak identitas penelepon dan menemukan kata "Tak
tersedia." "Dengar, siapa pun ini, aku sedang tak butuh permainan
brengsekmu. Aku capek. Jika ingin menyampaikan sesuatu, hubungi
aku di kantor." Ia mendengar tarikan napas ringan di saluran telepon dan
mendadak ruangan terasa lebih dingin.
"Oke, Brengsek."
Ia menekan tombol off dan melemparkan telepon ke tempat tidur.
Kemudian berpikir sejenak dan mencoba melacak nomor tadi,
namun tak berhasil. Terserah. Aku tak takut hantu. Ia pergi ke
jendela untuk melihat seberapa banyak sinar matahari yang masih
dipunyainya. Kaca di bawah jemarinya terasa dingin dan sedikit
berembun, seolah-olah seseorang baru saja menghembuskan napas
ke sana dari samping. Awan menggantung rendah di atas sungai, di
sana-sini bayangan separo memayungi gedung- gedung perkantoran
Manhattan. Dan, dari kamar sebelah, ia mendengar air menetes dari
langit-langit, memerciki wastafel dengan jeda yang ganjil.
31 HOOLIAN MEMPERHATIKAN tetesan air hujan yang turun bagai
seratus ribu benang pancing dan membungkukkan badan di depan
kamar mandi Zana, masih mencoba menegakkan pintu.
"Siapa pun yang mengerjakannya, ia pasti sedang teler," katanya.
"Lihat posisi engsel yang salah ini."
"Hmm." Perempuan itu berdiri beberapa meter darinya, tangan
terselip di bawah ketiak, mengamati lelaki itu dengan mata cokelat
besarnya, mungkin berharap lelaki itu tak membuat keadaan lebih
buruk. Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Zana tinggal di lantai dua sebuah gedung lama yang tak pernah
diperbaiki di Red Hook, daerah yang berbatasan langsung dengan
laut, terpisah dari bagian Brooklyn lain oleh jalan kereta api. Crane
dan pembongkar kargo menumpuk seperti dinosaurus di tepi
dermaga. Jalan-jalan dibuat dari batu bulat dan memiliki nama-nama
seperti Pioneer, Verona, K ing, Beard, Coffey, dan Visitation Place;
dan sepertinya ada saja orang nongkrong di pintu gudang setiap satu
atau dua bloknya, memberi kesan orang itu melakukan pekerjaan
yang mungkin tak ia sukai. Bahkan dalam hujan, Hoolian bisa
melihat sebagian Patung Liberty lewat kaca jendelanya, dan kadang-
kadang kapal membunyikan klakson saat melewati Terusan
Buttermilk di dekat sana.
Zana telah bekerja amat keras untuk memperindah tempat
tinggalnya, menggantungkan syal warna cerah di lorong pintu
masuk, menyalakan lilin di beberapa titik. Ia juga menutupi lubang
di dinding dengan panel kartun hitam-putih yang digambari tokoh-
tokoh mungil yang mengembara di sepanjang lorong mirip ngarai
dan lukisan bayi dalam keranjang, yang jika diamati lebih saksama
ternyata merupakan lukisan wanita yang sama pada tahap-tahap
kehidupan berbeda, diabadikan oleh formaldehyde.
"Kau pasti tidak punya bor, kan?"
Zana pergi ke kamar sebelah dan kembali dengan bor listrik Black
& Decker, mata bor seperempat inci telah terpasang di sana.
"Kenapa wanita selalu punya alat-alat ini tapi tak tahu cara
menggunakannya?" tanya Hoolian, mencolok steker dan mengamati
dinding dengan hati- hati, mewaspadai percikan api yang mungkin
muncul. "Ia tukang kayu."
"Siapa?" "Lelaki yang bersamaku sebelumnya. Suamiku."
"Suami- mu" " Hoolian hampir menjatuhkan bor. "Maksudmu"
Mengapa kau tak pernah menyebut-nyebut tentang ia sebelumnya?"
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Ia tak ada hubungannya sekarang. Kami telah berpisah."
"Oh." Ia menusukkan bor dua kali dan melirik, berusaha mencari
sesuatu untuk diucapkan. Rasanya seperti baru saja memergoki
seseorang tengah mengobrak-abrik selnya. Ia berpaling dan mulai
mengebor lubang baru di kusen, menyibukkan diri sebelum ia
melakukan hal bodoh. "Ia berasal dari kota yang sama," jelas Zana. "Orang tua kami
saling kenal. Kau tahulah kisah seperti itu. Mereka mengira ia bisa
menjagaku setelah apa yang terjadi di sana. Tetapi kami lalu tiba di
Amerika, dan ia bahkan tak bisa menjaga dirinya sendiri."
Hoolian menaruh bornya dan meniup debu kayu dari lubang,
berusaha melihat seberapa dalam lubang itu. "Apa maksudmu?"
"Ia benar-benar brengsek. Tak ada lagi yang bisa kuceritakan
tentangnya." Narkotika, duga Hoolian, berusaha tetap tenang. Itu sepertinya
merupakan jawaban bagi satu dari tiga pertanyaan yang muncul di
permukaan sebagaimana yang muncul dari dalam. "Setidaknya kau
masih menyimpan peralatannya." Ia mengambil alat ukur yang
disodorkan Zana, berpura-pura tak terlihat begitu terganggu.
"Ya, salah satunya..."
Perempuan itu menatap keluar jendela, lebih tertarik mengamati
cuaca daripada membahas topik ini. "Jadi kalian bercerai sekarang?"
"Tentu." Ia melambai pada seseorang di luar. "Aku menengoknya
sesekali. Sangat jarang."
"Waktu itu kau pasti masih begitu muda."
Hoolian menahan satu engsel di atas kusen dan membuat tanda
untuk tempat sekrup kedua, berkata pada dirinya sendiri bahwa
beginilah orang dewasa di luar penjara dibikin sibuk dengan hal- hal
semacam ini. Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Semua orang juga pernah muda. Ini hanya alasan yang dibuat-
buat." Hoolian meraih bor dan mulai membuat lubang lain. Ia berpikir
tentang semua hal lain yang mesti dikerjakan saat ini untuk
menolong dirinya sendiri. Ia mestinya menyelidiki lebih giat;
mencari saksi lebih banyak untuk alibinya. Dan paling tidak,
mestinya mencari pekerjaan lain atau menulis surat pada serikat
tempat ayahnya bergabung, untuk mencari tahu apakah ia berhak
atas sejumlah barang. Tetapi, sekali lagi di sanalah dirinya, Hoolian
si bodoh, tak bisa menolak wanita yang butuh pertolongan.
"Sudah berapa lama kau tinggal di sini, ngomong- ngomong?" ujar
Hoolian, melepaskan ketegangan dan membiarkan desau kesedihan
berembus keluar. "Sepertinya kau tak punya kerabat atau teman di
sekitar sini." "Baru beberapa bulan," jawabnya. "Sebelum ini, aku tinggal di
Pelham Parkway di Bronx, tapi di sana keadaannya hampir seperti di
negeri asalku. Orang-orang yang kenal keluargaku - aku tak tahan.
Aku harus pindah. Ibuku menangis dan menangis, tapi kubilang,
'Meme, kenapa kau sedih" K ita di Amerika. Shtendosem.
Tenanglah.'" "Ya. Kau tak bisa menyalahkan orang lain jika ingin memulai
awal yang baru." "Jadi kau bisa memperbaiki pintu ini" Menyenangkan sekali,
memiliki privasi sendiri."
"Yeah, kukira ini akan baik-baik saja." Ia mengukur jarak antara
engsel atas dan bawah, senang tangannya sibuk. "Tapi siapa yang
memasang pintu ini sebelumnya" Sepertinya ia menaruh sedikit
dempul saja. Masih belum kering pula."
"Suamiku. Semua yang ia lakukan tak ada yang beres."
Hoolian menoleh perlahan. "K ukira kau tak pernah melihatnya
lagi setelah pindah dari Bronx."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Kadang ia mampir ke sini. Jika ada perlu."
"Begitu." Ia membiarkan lidah alat ukur itu tertarik kembali ke
tempatnya dan menjatuhkannya ke lantai.
Tersadar olehnya ada dua kamar lain di apartemen itu yang belum
ia perlihatkan. Ia mendengus dan melirik ke kamar mandi, seolah-
olah ia bisa mencium kehadiran pria lain di sana. Ototnya
mengumpul saat memikirkan apa yang akan ia lakukan jika ternyata
ia dipermainkan lagi. "Ya, kalau kau bertemu suamimu lagi, bilang padanya agar lebih
baik diamkan saja alat-alat ini jika tak bisa menggunakannya."
Tetapi alih-alih mendengarkan Hoolian, Zana bergegas meninggalkan mangan, terpancing oleh suara kunci berputar di pintu
depan. Bunyi gemerencing itu menohok langsung ke ujung sarafnya saat
pintu tertutup. Ia mendengar Zana tertawa dan bicara pada seseorang
dalam nada riang yang tak pernah terdengar saat bersamanya.
Hoolian berlutut dan berusaha meluruskan engsel bawah,
menyadari dirinya telah dimanfaatkan lagi. Mestinya ia pergi saja
dan meninggalkannya dengan pintu kamar mandi terbuka. Biar si
bodoh lain yang mengumsi. Atau, sadar tangannya memegang bor
sebagai senjata, ia bisa beradu mulut dan dada jika saingannya
masuk. Alih-alih demikian, ia memutuskan untuk menyelesaikan
pekerjaan, sebagaimana Papi akan melakukannya, hanya untuk
memamerkan pada saingannya sambil berujar: lihat, beginilah cara
seorang pria melakukannya. Lalu berbalik dan pergi, seperti jago
tembak di atas kuda. "Hey, kau punya obeng untuk menyelesaikan pintu ini?" ia
memanggil, menurunkan suara setengah oktaf untuk memberi tahu si
pengganggu bahwa ada dirinya di sini.
"Sebentar," jawab Zana, sebelum ia berbisik-bisik penuh
konspirasi pada tamunya. Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Sudah cukup, putusnya. Ia tak akan tinggal lebih lama lagi. Ia
belum pernah melewati kesulitan-kesulitan yang bisa membunuh
lelaki lain sepuluh kali hanya untuk diperlakukan dengan tak hormat
seperti ini. Ia setengah bangkit dari posisi membungkuk, bersiap-siap
adu kepala. Tetapi, tirai di antara kedua ruangan itu bergerak dan alih-alih
mengira akan menjumpai lelaki mabuk, sesosok bocah lelaki kecil
muncul, empat atau lima tahun umurnya. Anak itu bergerak
sembarangan, seakan-akan lengkung kakinya belum terbentuk
sempurna dan ukuran kepala membuatnya maju ke depan. Matanya
agak terlalu besar dan kulitnya berwarna kentang pucat. Hoolian
menoleh pada Zana, meyakinkan kemiripan antara ibu-dan-anak, dan
baru disadarinya anak itu membawa obeng dengan ujung mengarah
ke lantai. 32 BULAN TERBUNGKUS awan hitam ketika Patti muncul dan
menemukan Francis di atap dalam suasana hampir gelap gulita,
senternya bergerak perlahan melintasi kegelapan. "Unit TKP?" tanya
Patti. "Bocor di atas wastafel kamar mandi itu lagi. Membuatku gila."
Istrinya menghampiri dan menempelkan badan padanya. "Kau
dingin. Kau tak di sini sejak hujan tadi, kan?"
"Sebagian kena hujan. Hujan bakal makin besar nanti."
Ia menoleh ke arah Manhattan, lampu- lampu tampak semuram
dan sekabur lampu bawah air buatnya, kini. Ia ingat betapa dulu
senang pergi ke sini dan menatap lampu- lampu itu, mengetahui
bahwa setiap jendela yang bercahaya adalah bagian dari kode
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
genetik raksasa kota itu, pola yang hanya dipahami para dewa dan
perencana kota. "Bukankah sulit menemukan atap yang bocor dalam gelap?"
"Waktu paling baik untuk mencarinya adalah tepat setelah hujan."
Sinar senternya mengembara tanpa tujuan. "Air bisa datang dari
mana saja." Sebuah bus di bawah berlalu mendesah, bersama para pengendara
larut malam. "Lalu, ada berita apa?" tanya Patti.
"Kau tahu bagaimana aku benar-benar dipusingkan oleh masalah
brengsek yang terjadi di laboratorium?"
"Ya, kau mencari DN A Julian Vega dan malah menemukan
sampel dari wanita yang sama pada kedua korban."
"Tepat. Karena itu aku mencari sampel Eileen Wallis agar kami
bisa mengeliminasi putrinya, Allison, sebagai sumber DNA." Ia
sengaja tak memberi tahu istrinya tentang muslihat sapu tangan itu;
menyadari sebagai mantan jaksa Patti pasti akan mengecam.
"Tapi untuk apa kau membutuhkan sampel itu" Ia sudah mati,
bukan?" "Tentu saja, tapi kami masih harus melalui semua tahapan untuk
memastikan tak ada yang mengacau dan keliru melabeli darah si
korban." "Dan?" "Aku baru mendapat telepon dari David Abramowitz di kantor
forensik lewat ponsel." Ia menarik napas panjang, masih berusaha
menyerap hal yang baru didengarnya. "Hasilnya sudah ada. Eileen
Wallis adalah ibu dari wanita yang darahnya kami temukan pada
kedua TKP." "Apa?" Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Begitulah. Ternyata itu putrinya."
"Tunggu." Patti menyentuh bahunya. "Jelaskan ini padaku."
"Oke. Ada darah di bawah kuku korban pada pembunuhan tahun
1983, seolah ia mencakar penyerangnya. Semula, kami mengira itu
mungkin DNA Hoolian. Tetapi ketika kami membandingkannya
dengan darah Allison yang tertinggal di. sarung bantal, ternyata
cocok. Keduanya adalah darahnya."
"Aku mengerti sejauh ini," kata Patti. "Ia berlumuran darah di
mana-mana." "Benar. Itu sering terjadi. Masalahnya adalah Dave sudah
melakukan perbandingan dengan DNA yang diambil dari kuku
Christine tepat di hari sebelumnya. Aku memintanya melakukan hal
itu, dugaanku ini pasti akan mengarah pada Julian pada kedua kasus
dan kami dapat menahannya untuk itu. Alih- alih begitu, darah itu
cocok dengan DNA wanita di sarung bantal Allison."
"O h..." "Tepat. Karena itu kami sadar kami harus kembali lagi dan
memastikan bahwa darah yang dilabeli nama Allison di sarung


The Devil's Dna Karya Peter Blauner di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bantal itu benar-benar miliknya sejak awal. Karena jika tidak, kami
hanya melanjutkan dugaan keliru. Jadi kami mengambil sampel
ibunya, dan apa yang kami temukan" Bukan hanya darah putrinya di
sarung bantal, tetapi darah putrinya itu juga yang ditemukan di
bawah kuku Christine Rogers."
"Tunggu sebentar, tunggu sebentar." Patti melambaikan tangan.
"K ukira ia hanya punya satu putri. Aku tak tahu ia punya putri lain."
"Ia mengatakan dirinya memang tak memiliki putri lain."
"O h, brengsek."
Terdengar suara pop keras dan mereka berdua terlompat. Suara
tawa anak-anak lelaki menggema dari toko kelontong di sudut jalan,
dan Francis menyadari seseorang baru saja menyalakan petasan kecil
di atas tutup kaleng sampah logam.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Aku bingung, Patti," akunya. "Aku benar-benar tak mengerti."
"Tapi bagaimana mungkin hal itu terjadi" Maksudmu kau
menemukan sel kulit Allison Wallis di bawah kuku Christine Rogers,
dua puluh tahun setelah pemakamannya?"
"Sepertinya begitu."
"Dan seberapa besar kemungkinan terjadi kesalahan?" Patti mulai
berpikir secara analitis lagi setelah bertahun-tahun jauh dari kantor
jaksa. "Tak ada, kecuali jika hal ini melibatkan kembar identik."
"Ada yang bermain- main denganmu," katanya.
"Sudah pasti." "Maksudku, seseorang benar-benar mempermainkanmu. Aku
belum pernah mendengar hal seperti ini."
Francis mengangguk muram. "Aku bekerja bersama seorang anak
muda dari gugus satu-sembilan, Rashid. Ia kembali ke gudang
barang bukti malam ini, untuk mencari tahu siapa tahu bisa
memperoleh benda yang menyimpan darah Allison. Adiknya
berteman dengan seorang gadis yang bekerja di sana. Tapi,
sejujurnya, aku tak tahu apa yang akan kulakukan jika ia
menemukan profil yang sama, yang membuktikan bahwa DNA
Allison yang ada di bawah kuku Christine."
"Kau yakin mengubur gadis yang benar pada tahunr 1983?".
"O h, demi Tuhan, Patti, kini kau terdengar seperti Eileen
Wallis..." "Kenapa, apa yang ia katakan?"
'"Allison tidak mati'. Orang lain yang dikubur di Cricklewood."
Ia mengayunkan sinar senter, dan meninggalkan jejak dalam
kegelapan seperti ikan trout bergerak dalam air yang hitam.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Pasti ada anak perempuan lain." Patti menggelengkan kepala.
"Kecuali jika kakak lelakinya itu wanita yang menyamar atau
apalah." "Aku berdiri di sampingnya di WC. Ia punya benda yang
kupunya." "Maka Eileen bohong padamu."
"Mengapa ia mesti melakukan itu?"
"Siapa yang tahu" Kau bilang sendiri ia sinting."
"Yeah, tapi apa yang bisa kulakukan" Bagaimana kau mencari
seseorang yang tak ada" Jika Eileen punya putri lain yang tak ia
ceritakan pada siapa pun, gadis itu mungkin punya nama berbeda,
identitas yang sama sekali lain. Menemukannya akan seperti mencari
jarum di tumpukan jerami."
Francis mengarahkan senter ke luar ke kaki langit Manhattan,
pola yang tersusun berubah dan berganti tiap saatnya.
"Kau detektif sungguhan atau bukan?" Patti menyikutnya. "Kau
mencari seorang tersangka dan sudah mendapat DNA ibunya.
Menurutmu apa yang harus dilakukan" Berikan pada negara bagian
dan pemerintah. Lihat kalau-kalau kau memperoleh petunjuk. Jika
kau bicara tentang seseorang yang membunuh dua orang dalam dua
puluh tahun terakhir, ada kemungkinan ia pernah ditahan untuk
alasan lain, minimal sekali."
Francis mengarahkan senter ke bawah dagu istrinya, menyinari
dari bawah seperti Lincoln Memorial.
"Pintar juga, Anda, Nyonya," ujarnya.
"Banyak hal di dunia ini yang terlihat lebih mudah dimengerti jika
kau punya vagina." Francis mengangguk, menyadari kebenaran universal ini bahkan
saat ia mulai terperosok kembali dalam keputusasaan.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Masalahnya, aku tak tahu apa yang harus kami lakukan jika cara
itu tak berhasil. Kukira kita bisa mencoba pencarian buku nikah dan
akta kelahiran skala besar, untuk melihat kalau-kalau Eileen pernah
menikah sebelumnya atau menyerahkan anak untuk diadopsi tanpa
mengatakan pada siapa-siapa. Tetapi masalahnya, jika kini
berbohong soal memiliki anak lain, ia juga mungkin waktu itu
berdusta dan menggunakan nama berbeda."
"Kalau begitu, aku tak tahu bagaimana kau akan memecahkannya." Ia menyapukan sinar ke udara, tak lagi mampu melihat lebih dari
satu meter di muka. Kegelapan telah merayapinya. Ia naik ke sini
dengan anggapan mungkin dapat memperoleh secercah cahaya
matahari di saat-saat terakhir, tetapi malam tiba-tiba saja
meliputinya. "Francis," kata Patti pendek. "Aku ingin menanyakan sesuatu
padamu." "Apa?" "Apakah ini berarti kau memenjarakan orang yang salah?"
Dilihatnya sinar itu sedikit berkedip dan diguncangnya senter itu,
berharap baterainya tak habis.
"Kau tak tahu itu dan aku juga tidak," jawabnya terlalu cepat.
"Aku masih berpikir Hoolian terlibat dalam peristiwa itu. Terlalu
banyak kebetulan, Christine Rogers sering bicara tentangnya, dan
mengumpulkan kisah kasusnya."
"Jadi, kau ingin bilang bahwa ini.. .konspirasi?" tanya Patti,
seolah menganjurkan agar pergi tidur akibat mabuk di sofa.
"Aku tak tahu. Aku hanya bilang, aku tak menjebloskan orang tak
bersalah selama dua puluh tahun."
"Kau terdengar begitu yakin, untuk seseorang yang belum
mengetahui semua faktanya."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Hey, aku hanya melakukan tugas. Aku menyerahkan kasus itu
pada Jaksa Wilayah dan ia menyerahkan pada juri. Mereka yang
memberi keputusan atas barang bukti. Itu saja. Aku hanya bagian
dari proses." Wanita itu meraih tangan suaminya dan meremas lebih kuat dari
yang mungkin lelaki itu harapkan.
"Biarkan saja salju turun semau mereka," katanya. "Ak u bisa
menanganinya." "K uharap begitu, Francis."
Ia melepaskan tangannya. "Aku akan tidur nyenyak jika kasus ini
selesai." "Oke. K upegang kata-katamu."
Didengarnya istrinya itu pergi menjauh, kembali menuju ambang
pintu dan tangga. "Kau ikut tidur?"
Francis melangkah ke satu undakan dan hampir tersandung pada
ember yang berniat ia bawa turun selagi matahari masih ada.
Kegelapan tak memberinya kesempatan, tak ada petunjuk ke
mana mesti berbelok. Gelap mengurung Manhattan, menghalangi
bintang dan menelan jendela rumah para penghuni. Kegelapan
menjadi hidup bersama hal-hal yang tak terlihat: alarm mobil, sirene
ambulans, pesawat yang terbang rendah, decit rem, omelan sinting,
kaca pecah. "Aku tak bisa."
"Apa?" "K ubilang, aku tak bisa. Aku tak bisa bergerak dari tempatku."
"Mengapa?" "Karena aku tak bisa menemukan jalan turun dari sini, Sayang,"
jawab Francis. "Aku tak bisa melihat apa-apa."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
33 "BEGINI CERITANYA."
Hoolian menggelar peta kereta bawah tanah di lantai kayu
sembari putra Zana, Eddie, duduk di pangkuannya, masih bermain
dengan obeng. "Jadi tiap Sabtu, saat anak-anak lain masih tidur, Papi akan
membangunkanku pagi-pagi sekali dengan roti gulung mentega dan
cafe con leche dan membawaku naik kereta."
Kepala kecil berat itu bersandar di dada dan ia mulai menyusuri
garis berwarna panjang itu dengan jarinya.
"Kami akan menaiki jalur berbeda tiap kalinya agar seolah-olah
sedang bertualang. Kadang-kadang kami mencari stasiun hantu."
Anak itu melirik dari bahunya dan mengernyitkan hidung.
"Kau tak tahu stasiun hantu?" tanya Hoolian. "Itu adalah stasiun-
stasiun terbengkalai yang telah dilupakan orang. Jadi ketika kau
memalingkan kepala dengan sangat cepat saat kereta melewati
putaran balik, kau bisa lihat mereka membangun gua cantik di bawah
Balai Kota, dengan tempat-tempat lilin kuningan dan ubin Gustavino
indah di dindingnya/Ayahku bilang, jika naik kereta larut malam,
kau bisa melihat hantu-hantu dalam pakaian pesta, berdansa, dan
minum sampanye." Anak itu mengerutkan wajah lagi, berusaha memasang wajah
sinis, tapi matanya justru bersinar.
"Tapi kesukaanku selalu hari St. John Pembaptis," lanjut Hoolian,
tahu anak itu berada dalam kendalinya. "Nah, setiap musim panas,
Papi akan mengajakku naik kereta F ke Coney Island untuk mencoba
semua jalur kereta. Namun setelah seharian, kami akan pergi ke
pantai dan bergabung dengan orang lain yang berkumpul di
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
sepanjang pesisir untuk berjalan mundur ke arah laut. Seperti ritual
penyucian untuk membersihkan diri dari kemalangan."
Ia diam sejenak, mengingat-ingat. Ayahnya tak pernah benar-
benar suka hal- ihwal tradisi, tetapi sungguh menyakitkan baginya
untuk tak bisa lagi berjalan mundur ke dalam air bersama anaknya
untuk terakhir kali. Negara membuat Hoolian memulai hukuman
sebelum el Dia de San Juan Bautista pada tahun itu.
"Eddie." Zana muncul dari dapur memegang busa pencuci. "Ba."
"No, Meme," jawabnya, memohon waktu lebih.
"Ayo," ibunya bersikeras. "Buat seperti pohon dan pukul."
Eddie berpaling dan memeluk Hoolian, seolah pelukan itu bagian
dari rutinitas malam hari yang biasa mereka lakukan selama
bertahun-tahun. Kemudian ia melompat dan berlari untuk mandi,
tanpa menyadari ia baru saja mengoyak segumpal rasa kesendirian
dari hati seorang pria dewasa.
"Mengapa kau tak pernah memberi tahu bahwa kau punya anak?"
Hoolian menoleh di belakang Zana, bertanya-tanya betapa hal itu
terjadi begitu cepat. "Itu tidak menarik bagi kebanyakan lelaki."
Hoolian mendengar suara gemercik air mandi dan ia beranjak ke
dapur untuk membantu Zana menyelesaikan cuci piring.
"Aku senang kau membolehkannya membantumu," kata Zana.
"Baik baginya untuk melihat pria dewasa bekerja. Tidak seperti
ayahnya, yang sama sekali tukang keluyuran. Ia suka padamu."
Pernyataan itu tak sesuai kenyataan, pikir Hoolian. Anak itu
berlari- lari di dekatnya, membawakan alat-alat dan air, melontarkan
saran-saran tak diminta tentang cara mengetam sudut dan
mendempul sisi engsel, menatap penuh kekaguman saat pintu
mengayun terbuka untuk pertama kali.
"Siapa yang menjaganya sepanjang siang?"
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Tetanggaku Ysabel punya anak gadis kecil, umurnya hampir
sama. Jadi kami saling bertukar menjaga. Ia sobatku dari kampung
halaman si tukang teler."
Zana tersenyum malu- malu, terlihat rongga kecil di antara dua
gigi depannya. Tapi entah mengapa hal itu membuat wajahnya lebih
hidup dan membikin Hoolian sedikit tergetar, menyadari perempuan
itu baru saja memperlihatkan sesuatu yang jarang ia tunjukkan pada
orang lain. "Ya, dulu aku sering membantu Papi saat seumurnya. Itu satu-
satunya cara aku belajar membuat segala sesuatu dengan tanganku."
"Kau tak pernah ingin punya anak sendiri?"
"O h, tentu." Ia mengambil kain lap dan mulai mengeringkan
piring. "Kurasa aku akan menjadi ayah yang hebat. Pepatah bilang
kau meneruskan apapun yang kau terima ke generasi berikutnya."
"Jadi, mengapa kau belum melakukannya?" ia menyerahkan
sebuah piring. "Apa?"
"Punya anak, di usiamu" Apa yang menahanmu?"
"Aku tak tahu. Belum pernah berhasil saja."
"Aku tak percaya." Zana mematikan keran air panas dan
menghadap Hoolian lurus- lurus. "Entah kau gay atau jatuh cinta
pada wanita lain." "Aku bukan gay," ujarnya, menyilangkan tangan di depan dada
dan melepaskannya lagi, khawatir terlihat feminin.
"Lalu kenapa" Kau ingin mengatakan padaku bahwa tak pernah
ada wanita lain?" "Aku tak ingin membahas hal itu."
"Sudah kuduga," katanya.
"Itu sudah lama sekali."
"Ia menyakitimu?"
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Aku tak mengerti mengapa harus ada seseorang yang patut
disalahkan. Kadang terjadi begitu saja."
Hoolian mengambil busa dan mengelap meja makan dengan
permukaannya yang keras, menyeka noda tomat dan spaghetti
kering. "Tidak, kurasa bukan begitu," ujar Zana. "Seseorang selalu
menjadi korban." "Ya, aku belajar untuk tak memandang dengan cara seperti itu."
Ia menyelesaikan pekerjaannya mengelap meja dan pergi ke
kamar lain, mendengar Eddie telah selesai mandi dan menonton
Sesame Street Visits the Firehouse di belakang.
Cahaya kuning pucat dari enam lilin berderik dan meredup dalam
bayangan, menciptakan suasana bawah tanah agak menyeramkan di
ruang tamu yang sedikit dikacaukan oleh suara Fireman Bob yang
menyanyikan "Waiting for the Bell to Ring."
"Kau masih memikirkannya?" Zana berdiri di ambang pintu.
"Kenapa kau berkata seperti itu?"
"Perasaanku mengatakan begitu." Lilin di hadapan Hoolian
bergetar, bilah Jingga kecil menusuk dalam kegelapan. "Ia telah
meninggal."

The Devil's Dna Karya Peter Blauner di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Zana melangkah dan berhenti di separo jalan. "Sungguh?"
"Ya. Sungguh. Sudah lama sekali. Benar-benar membuatku
kacau." "Apa yang terjadi?"
"Sesuatu yang sungguh-sungguh brengsek. Bisakah kita tak
membicarakan hal itu?"
Pijar di depannya berguncang. Hoolian yakin Zana akan
menekannya sekarang. Dan, ia bakal terpaksa berdusta atau
mengatakan yang sebenarnya dan menghancurkan semua. Lelehan
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
lilin membelok ke dalam cawan. Sebagian dirinya sangat ingin
membeberkan seluruh peristiwa itu dan melupakannya. Meski,
hatinya hanya tertusuk dan tercabik. Tapi, sebagian lain dari dirinya
ingin bersandiwara sedikit lebih lama.
"Tapi suatu hari kelak kau akan cerita padaku?"
Hoolian mengeluarkan bunyi dalam di tenggorokan; bukan ya,
bukan pula tidak. Ia setengah berharap Zana akan mendengar nada
peringatan itu dan tahu diri untuk berhenti mengejar.
"Ya, kurasa sungguh menyedihkan," ujarnya. "Apa?"
"Memiliki hati yang baik namun tak ada orang yang
menerimanya." "Siapa bilang hatiku baik?"
Didengarnya tumit telanjang Zana menginjak lantai kayu, satu per
satu. Mestinya ia pergi ke pintu sekarang dan membiarkannya
membuka. Naluri yang mengatakan untuk mendorong ia keluar dari
kepompong asalnya begitu menekan dada. Zana mengetahui
kebenaran tanpa perlu mendengar rinciannya: lelaki di hadapannya
terlalu rusak untuk menjadi seseorang yang berguna bagi siapa pun.
Hoolian mengenakan sepatu bot dan berdiri, bersiap membuat alasan
dan pergi. Namun, Zana berdiri di hadapannya, menghalangi jalan dan
menatap lurus. Ia merasakan kehangatan tubuh wanita itu hampir
menyentuh tabuhnya dan sebuah perasaan yang hampir menyakitkan
menariknya menjauh. Ia berusaha bertahan, mengatakan pada diri
sendiri bahwa ini tak benar. Ini pasti sebuah trik, sebuah jebakan.
Apa yang wanita itu lihat darinya" Ia seharusnya ditinggalkan
sendirian. Ia mestinya tak tersentuh. Cinta tak sepatutnya
menghampiri. Lilin itu meretih dan Mr. Monster di ruang sebelah
berteriak-teriak karena rumahnya terbakar. Sisa-sisa pertahanannya
meleleh. Ia melingkarkan lengannya pada Zana dengan hati- hati, merasa
yakin akan ditolak. Alih-alih demikian, lutut Zana naik di antara
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
kedua pahanya dan ia merasakan campuran rasa senang dan teror
merayapi. Tangan perempuan itu berhenti di belakang leher dan ia
menekankan tubuh padanya, melekatkan sebentuk hasrat. Dua puluh
tahun menahan diri tanpa pernah membiarkannya runtuh, tak pernah
mempercayai kenikmatan dan selalu mengharap yang terburuk,
bergulat dan berjuang menjaga dorongan paling kuat dalam tubuhnya
agar selalu terbungkus. Dan, semua mengalir begitu saja. Zana menyapukan lidah pada
bibirnya dan melepaskan pakaian Hoolian dengan mudah seperti
seorang anak melepaskan tali sepatu.
34 FRANCIS MENENGADAH ke langit- langit, seorang pria dewasa yang
akan berusia lima puluh beberapa bulan lagi. Sebentar lagi menjadi
Detektif Kelas Satu dengan dua puluh lima tahun karier dan
sejumlah penghargaan. Terluka tiga kali dalam tugas dan tak pernah
cuti bekerja lebih dari sebulan. Ia bahkan pernah membunuh seorang
pria. Satu kali. Seorang narapidana bersyarat bernama Arturo Cruz
yang tengah mabuk dan Cuervo yang menyerangnya dengan pisau
Stanley tepat setelah Cruz menusuk istrinya hingga tewas. Francis,
yang baru empat belas bulan lulus dari akademi, menarik picu pistol
dua kali dan menjatuhkannya di lorong rumah petak Avenue C.
Bukan kenangan menyenangkan, tapi ia harus melakukan apa yang
harus dan persetan dengan mereka yang mempergunjingkan. Sejak
saat itu, ia menjebloskan para psikopat, penggorok leher, peleceh
anak, mafia, komplotan geng, dan pembunuh bayaran murahan. Ia
pernah melakukan operasi penyamaran tiga bulan dalam sindikat
perdagangan heroin besar di Loisaida, yang saat itu pemimpinnya
bersumpah - dan terdengar berkat alat penyadap - akan memenggal
kepala Francis jika bersaksi di pengadilan. Alih- alih meminta
perlindungan, Francis pergi ke pengadilan dan tertawa di depan
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
wajah si tolol itu. Tapi, kini ia di sini, di rumahnya sendiri, di
ranjangnya sendiri, di sebelah ibu dari anak-anaknya, merasa takut
pada kegelapan. "Kau pasti mengira dirimu cukup cerdik," ujar Patti. "Apa
maksudmu?" "Dari caramu menutup-nutupi, memindahkan perabotan. Membiarkan lampu menyala di lorong. Memintaku mengemudi saat
cahaya redup. Kukira kau habis minum- minum lagi."
Francis berusaha membujuknya. "Aku tak bermaksud membohongimu, Sayang."
"Tidak, tentu saja tidak. Kau hanya tak ingin memberitahuku
bahwa kau akan menjadi buta."
Istrinya duduk dan menyalakan lampu baca.
"Berapa lama?" katanya, mengarahkan sinar pada matanya dan
mengatur nyala cahaya pada tiga derajat.
"Aku tak tahu. Kurasa aku sudah menyadarinya beberapa lama
sebelum pergi ke dokter - "
"Bukan, Francis. Berapa lama lagi hingga kau tak dapat melihat
sama sekali?" Patti menyelidiki matanya dari dekat, seolah-olah bisa melihat
spikula-spikula itu mengumpul.
"Tidak lama lagi, mungkin. Ini bukan seperti bakteri pemakan
otot atau apalah." "Tapi pamanmu pernah mengalami hal seperti ini, bukan" Kau
cerita tentang ia yang selalu berteriak padamu karena mencuri
pemantiknya padahal benda itu berada tepat di hadapannya."
"Yeah, tapi ia memang benar-benar brengsek. Aku tak akan
seperti itu. Kau tahu aku, aku bisa menjaga diri."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Jadi, hanya itu" Ada perkara lain yang akan kau ceritakan
padaku" Kanker otak" Gagal hati?"
"Tidak. Kau hanya akan menikahi seorang pria buta. Seperti Ray
Charles tapi tanpa musiknya. Kukira cukup itu dulu saat ini."
"Brengsek kau, Francis. Kau kira ini lucu" Apa yang sudah kau
lakukan" Bercerita pada rekan-rekanmu di Coogan's sebelum
padaku?" "Tidak, aku belum mengatakan pada siapa pun. Kupikir jika aku
tak mengatakan apa-apa, kebutaan itu tak akan benar-benar terjadi."
"Aku istrimu." Patti menarik selimut dari suaminya. "Akulah
yang akan mengisi formulir asuransi dan membawamu ke dokter.
Tidakkah kau pikir aku berhak tahu?"
Francis mendengar suara hujan memukuli jendela dan
mendengarkan suara bocor di kamar mandi, merasa ngeri pada tiap
tetesannya di wastafel. "Apakah kau akan meninggalkanku sekarang?" tanyanya.
"Apa?" "Aku hanya mengingatkan bahwa itu sebuah pilihan. Kau tak
berharap akan menjadi pasangan seorang cacat, toh."
Patti menopang dengan sikunya. "Kau benar-benar berpikir aku
akan melakukan hal itu?"
"Kalau kau pergi pun aku tak akan menyalahkanmu. Tuhan juga
tahu, kau bisa saja melakukannya ratusan kali sebelum ini dan tak
ada yang akan menyalahkanmu."
"Ya, ampun, Francis, aku bukan ibumu."
Ia menyeringai seolah-olah istrinya itu menggarukkan kuku ke
wajahnya. "Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Maaf." Patti mencubit hidung suaminya. "Aku tak bermaksud
begitu. Aku hanya ingin bilang, kau tak akan kehilanganku."
Francis memeluk istrinya, bersyukur diam-diam. Namun di saat
bersamaan, ia bertanya-tanya berapa lama istrinya itu akan tahan
dengannya. Kau bisa mengatakan hal- hal yang menyejukkan,
memperlihatkan tindakan mendukung penuh kasih, tetapi pada
akhirnya, pria yang seharusnya menjaga wanita. Tak berapa lama
kemudian si wanita akan menyadari betapa hal- hal yang bahkan
paling sederhana sekalipun yang dulu mereka lakukan bersama kini
menjadi suatu siksaan. Malam di bioskop. Makan malam romantis di
restoran. Berjalan-jalan di taman saat senja. Rasa kasihan akan
mengikat mereka selama beberapa waktu, tetapi ikatan itu akan
mengendur sejalan waktu. Sang perempuan akan kehilangan
kesabaran. Ia akan jengkel karena harus selalu mengemudi, harus
selalu menunjuk jika ada asap keluar dari kompor, harus membuat-
buat alasan ketika melewati kawan lama tanpa mengenalinya.
Perlahan- lahan, mereka akan mulai merenggang, menjadi orang
asing dalam jarak begitu dekat, yang satu terang dan yang lain gelap.
"Jadi, kau benar-benar belum mengatakan apa-apa pada siapa pun
di kantor tentang ini?"
"Belum." "Lalu apa yang akan terjadi kelak jika kau harus menyetir malam
hari?" "Aku masih bisa menyetir cukup baik," jawabnya. "Malah, kau
tak tahu ada sesuatu yang salah hingga sekarang."
"Dan bagaimana jika kau harus mencabut pistol?"
"Aku tak ingat kapan terakhir kali aku harus melakukan hal itu..."
Ia menengadah lagi, berpikir betapa ia dulu biasa melihat keempat
sudut langit-langit saat berbaring; detil di sekitar tepinya, ventilasi di
atas lemari, bentuk ganjil di samping jendela berisi saluran gas lama.
Tetapi kini semuanya hitam kecuali lingkaran cahaya kecil dari
lampu meja di atas kepala.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Dengar, aku tidak sesembrono itu," ujarnya.
"Jadi, kapan kau akan mengatakannya pada mereka?"
Ia berusaha menarik napas dalam-dalam, tapi paru-parunya
seakan mengerut sampai sebesar aprikot kering.
"Aku selalu berkala akan pensiun tepat setelah mendapatkan
promosi bulan April nanti." Ia meremas rambut belakang istrinya.
"Lima ribu dolar ekstra setahun, dan terakhir kudengar perguruan
tinggi New England tidak menurunkan biaya kuliahnya."
Segala hal setelah itu berada di luar pemikirannya. Apa yang akan
ia lakukan setelah pensiun nanti" Ia berusaha memikirkan masalah
itu secara praktis beberapa minggu terakhir. Pekerjaan penyelia
keamanan yang ingin ia lamar di Wall Street di luar jangkauan: tak
akan ada panggilan untuk penyelia dengan mata yang terus
memburuk. Ia bahkan tak akan bisa menunjukkan sikap santun untuk
meminta orang memperlihatkan kartu identitas mereka di lobi.
Lingkaran cahaya di atas kepalanya meredup sedikit. Sudah pasti ia
tak akan menghabiskan waktu bermain golf bersama mantan polisi
lain. Dan lupakan tentang kapal layar yang bertahun-tahun lalu
berniat ia beli. Ia mungkin bahkan tak akan cukup berguna
membantu Patti berkebun di halaman belakang.
"Tidakkah seharusnya kau memberi tahu mereka lebih cepat?"
"Sama sekali tidak."
"Mengapa tidak?"
"Aku sedang menangani dua kasus besar, Patti. Menurutmu, aku
harus bagaimana" Pergi begitu saja?"
"Tentu. Masih ada polisi lain yang bisa menanganinya."
"Tidak. Kasus ini milikku. Aku yang bertanggung jawab."
"Itu egomu yang bicara."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Kau mengatakannya seolah itu hal yang buruk." Ia menaruh
tangannya di atas dada, seolah merasa terhina. "Ego itu telah
bersikap sangat baik padaku selama ini."
"Jangan seperti bajingan, Francis."
"Baiklah." Ia mengangkat tangan, mengulangi dengan tulus. "Kau
sebelumnya bertanya, bagaimana perasaanku jika ternyata aku
menjebloskan orang yang tak bersalah. Benar?"
Istrinya mengangguk hati- hati, waspada akan jebakan.
"Nah, aku hanya mencoba memastikan semua dilakukan dengan
benar, aku tak akan membiarkan siapa pun mengambil berkas dari
mejaku dan mulai mengkritik caraku menjalankan penyelidikan."
Patli mendadak duduk dan memeluk lututnya. "Francis, apa ada
hal lain yang belum kau ceritakan padaku?"
"Tidak. Apa misalnya?"
"Aku tahu kau. Aku tahu jika kau menyimpan sesuatu dariku -
setidaknya, kukira aku tahu. Apa ada sesuatu terjadi antara kau dan
Julian yang belum kau ceritakan?"
Francis menengadah dan dilihatnya lingkaran cahaya di atas
kepala mengerut lebih kecil lagi.
"Apa yang ingin kau tanyakan padaku sebenarnya, Patti?"
Istrinya membiarkan pertanyaan tersebut mengambang beberapa
lama. Suara bocor di kamar mandi mulai menderas kembali. Ini
akibatnya jika tidur bersama seorang mantan jaksa.
"Aku bertanya, apakah saat itu kau melakukan sesuatu yang tak
boleh kau lakukan?" ucap Patti dalam nada rendah disengaja.
Ia memaksa diri menatap istrinya, sadar ia telah sedikit
menakutinya. Dua puluh dua tahun ia telah memintanya bersabar
dalam banyak hal. Ia membuatnya melonggar dan menerima hal- hal
dalam hidup yang mestinya ditolak dan mungkin bisa ia pakai
sebagai alasan mengusirnya keluar. Dan tiap kali, entah bagaimana,
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
istrinya itu membesarkan hati dan menyisakan ruang di hati untuk
menerima dirinya. Seperti membuat jalur khusus dan titik akses bagi
orang cacat. Tetapi ini sudah keterlaluan. Ia tak akan bisa mendengar
pengakuan suaminya sambil tetap mencintai. Jika berusaha membuat
diri cukup besar hati untuk menerima, ia akan meledak. Dan, karena
itulah Francis memutuskan tak akan meminta hal itu darinya.
"Sayang, aku hanya ingin berkata, tolong biarkan aku
menyelesaikan apa yang telah kumulai. Oke" Jangan memancingku
bertengkar. Jika ada sesuatu yang salah dalam kasus ini, biar aku
yang memperbaiki. Kau tahu jika tidak begitu kau tak akan hidup
bersamaku." "Memang." Patti berbalik dan mematikan lampu. Mereka berbaring
berdampingan dalam gelap, hujan bagaikan jackpot menggempur
jendela. "Francis?" ia menyikut perlahan di bawah selimut. "Apa?"


The Devil's Dna Karya Peter Blauner di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Cobalah untuk menjadi orang baik. Oke?"
35 DUA PULUH tahun di penjara memberi pengaruh banyak pada
keahlian bercinta seorang pria. Sebagian besar gerakan bercinta yang
pernah Hoolian lihat hanya berasal dari majalah porno atau yang ia
lihat di ruang tunggu, saat para penjaga secara rutin harus
menghentikan main- main tangan di bawah meja dan bercinta
sembunyi-sembunyi. Akibat tak punya hubungan dengan wanita
nyata di luar, Hoolian tak dapat merencanakan kunjungan intim.
Alih-alih begitu, pada bulan pertama di Attica, ia menemukan
dirinya sendirian di pancuran bersama lelaki besar bernama Dirty D.,
yang berdiri di bawah curahan air, menatapnya dan menyabuni
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
bagian intimnya terus- menerus hingga Hoolian bertanya, "Sedang
apa, Bung?" Dan, bandit itu hanya merendahkan satu kaki untuk
menyabuni bagian dalam salah satu celah dan menjawab,
"Menurutmu sedang apa" "
Ia hampir tak dapat keluar dari situasi itu hanya dengan hidung
patah dan gigi tanggal. Untungnya, setelah itu, ia mendapat
perlindungan dari penjahat narkotika bernama Ronnie Raygun dan
beberapa anggota geng yang ia beri nasihat hukum. Sementara itu,
kebutuhan biologis itu tak pernah pergi. Hasrat itu tampaknya selalu
datang pada saat-saat terburuk. Pagi hari, saat larut malam, saat
melamun di dapur, menatap bentuk payudara dan pantat di awan
ketika berada di lapangan olah raga. Berapa kali ia hampir
menggergaji jarinya atau memaku paku ke buku jari gara-gara tak
berkonsentrasi di kelas pertukangan" Seakan-akan seluruh tahun
berlalu saat ia tak mengerjakan apa pun kecuali berkhayal tentang
wanita dan satu-satunya sumber informasi yang dapat diandalkan
yang ia miliki tentang cara memuaskan mereka adalah sebuah buku
yang beredar di seluruh blok berjudul Rahasia Bercinta Lesbian
Bagi Pria. Karena itulah rambut halusnya menegang ketika pertama kali
Zana menyentuh. Tak ada irama atau tegangan sama sekali - hanya
mengutuki diri sendiri. "Kau tak apa-apa?" Cara perempuan itu menyentuh bahunya
sambil tersenyum bersimpati hanya membuatnya bertambah buruk.
"Ya, hanya sudah lama sekali."
"Bisa kulihat." Zana setengah tersenyum dan mulai berpaling,
bilah bahu tipisnya bergetar sedikit. "Jangan khawatir..."
"Kau menertawakanku?" tanya Hoolian.
"Tidak, tentu saja tidak."
"Kau menertawaiku." Ia merasa seakan dirinya tenggelam dalam
lautan kecut penghinaan. "Mengapa kau tak menatapku?"
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Aku mencari kaus."
"K ubilang, lihat aku."
Tiba-tiba Hoolian menangkap dan mendorongnya ke ranjang sofa,
terlupa akan putra Zana yang tidur di ruang sebelah. Zana melawan
dan berusaha menendang. "Apa-apaan kau?"
Ia harus membuktikan sesuatu sekarang. Diraihnya pergelangan
kaki wanita itu. Punggung wanita itu melengkung, seolah ada jeritan
terperangkap di dada. "Bukaaaan, tidak seperti ini..." ia terengah.
Terasa olehnya wanita itu menggeliat dan mencengkeram
segenggam rambutnya. Ia menahan diri, merasa yakin wanita itu
akan segera berteriak memanggil polisi. Tetapi sebelum ia dapat
menangkupkan tangan di mulut Zana, perempuan itu berguling
sedikit dan menyelipkan bantal di bawah bokongnya.
"Nah," ujarnya, menempatkan diri di atas alas itu. "Lebih
nyaman." Semua terlihat dan tercium hanya sedikit berbeda dari yang ia
perkirakan. Tak buruk sama sekali, namun lebih...manusiawi. Secara
naluriah, ia mengerti, ia tak boleh menyentak atau bergerak terlalu
cepat. Kesabaran adalah sesuatu yang ia punya, dan perlahan ia
mulai menemukan arah. Zana mengatakan hal- hal yang tak ia mengerti. "Shume mire."
Terdengar suara senandung dari tenggorokannya.
Lalu mendadak, Hoolian berada dalam misteri itu. Tidak hanya
seorang lelaki di luar realitas, membangun mitos. Mereka pun
bercinta. Mula- mula mereka bercinta di sekeliling tempat-tempat
yang tak pernah mereka ceritakan satu sama lain. Kemudian mereka
bercinta seolah waktu terhenti. Mereka bercinta untuk melupakan
kenangan buruk. Mereka bercinta seakan uang dan keyakinan serta
perbatasan negara bukan merupakan persoalan. Mereka bercinta
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
untuk melupakan derita dan dahaga. Mereka bercinta seakan mereka
bintang film dan bukan hanya dua orang kesepian di apartemen
kumuh di Coffey Street. Mereka bercinta seakan mereka tak akan
pernah bercinta lagi. Kemudian mereka bergerak menjauh sedikit satu sama lain dan
mendengarkan suara curah hujan ke saluran air di bawah jendela.
Kota itu sedang tertidur. Mendengkur. Berguling di sisi ranjang.
"Kau tak apa?" tanya Hoolian setelah beberapa lama.
"Ya. Aku...cukup...puas."
Hoolian berbaring dan menengadah, mendengarkan suara peluit
kabut di kejauhan. "Berapa lama?" ucap Zana akhirnya. "Apa?"
"Berapa lama sejak kau berpisah dengan gadis itu?"
"Ssh." Ia menaruh punggung lengan di atas alisnya. "Begitu
burukkah aku?" "Tidak...hanya begitu.. .agresif.'"
" Apakah itu bagus?"
"Biasanya aku lebih suka tak seberapi-api itu, tetapi... tak
masalah." Ia mendengar suara roda truk mencipratkan genangan air ke
pinggir jalan. "Dua puluh tahun," ujarnya.
"Maaf?" Tersadar olehnya wanita itu sudah hampir tertidur.
"Kubilang, sudah dua puluh tahun sejak aku mencoba bercinta..."
Ia bisa saja membangunkan dan menceritakan segalanya. Tentang
tulang kering dan peristiwa pancuran itu; tentang sekelompok angsa
terbang melewati menara penjaga; aroma van yang dipakai
memindahkannya dari satu gedung penjara ke gedung lain; samar-
samar tersadar tiap kali melewati satu gerbang baru, kau semakin
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
mirip orang-orang yang bersamamu sepanjang waktu dan semakin
jauh dari orang di luar sana.
Tetapi wanita itu menggeliat ke samping tubuhnya dan menaruh
kepala di samping, dan ia dapat merasakan pipinya menyentuh
telinga dan napas hangat di samping wajah Zana. Ia tak bisa
melakukan itu. Ada sesuatu yang terlalu manis dan penuh
pengharapan tentang saat ini yang tak tega dirusaknya.
Aku tak ingin keadaan menjadi lebih baik. Aku tak ingin menjadi
lebih buruk. Cukup biarkan seperti ini untuk beberapa saat.
Jika ia bercerita, wanita itu tak akan berbaring telanjang di
sebelahnya di bawah cahaya bulan, dengan anaknya tidur di kamar
sebelah. Akhir kesendiriannya mulai terlihat. Zana tak akan
mengundangnya makan malam dengan serta- merta atau membayangkannya diri sebagai ayah pengganti bagi anak yang kini
ia sadari diinginkannya. Wanita itu akan mendengarkan seluruh cerita dan berpura-pura
percaya, tetapi kemudian akan bertanya ini- itu dan bertanya-tanya
apa lagi yang belum ia beberkan. Ia akan sedikit mendingin ketika
lelaki itu menyentuhnya lagi dan kemudian berpikir tentang apa yang
ia dengar mengenai orang-orang yang pernah dipenjara. Setelah itu
ia akan berhenti membalas pesan-pesannya. Dan, tak lama kemudian
nomor teleponnya diganti.
Air mengucur ke dalam pipa. Kapal membunyikan peluit lebih
samar kali ini. Besok, ia kembali menjadi dirinya yang semula.
Matahari akan muncul dan menguak lewat sorot menyilaukan tanpa
belas kasihan. Yang ia inginkan saat ini hanya terus seperti ini,
sedikit lebih lama lagi, melamun beberapa saat, setidaknya hingga
hujan reda. B A G I A N V BAYANGAN KUSUT Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
36 SEKELOMPOK PRIA duduk di sebuah kantor di daerah elit dengan
dasi tergantung menjulur, seperti lidah anjing terengah-engah.
"Mulai periksa nomor-nomor telepon dan komputer hari ini,"
tukas Francis pada "Yunior" Barbaro, Rashid, dan si rambut kelabu
Jimmy Ryan. "Pastikan kita menyerahkan sampel DNA dari bawah
kuku Christine itu ke semua negara bagian dan bank data federal."
"Kami telah melakukannya sejak kemarin malam." Yunior
memutar kursi, membela diri. "Kau kira kami tak memeriksa jika si
pelaku pernah ditangkap sebelumnya?"
"Aku hanya berkata, berpikirlah terbuka. Mulailah menghubungi
berbagai daerah untuk mencari catatan akta kelahiran. Periksa jika
Eileen punya putri lain yang belum ia ceritakan pada kita"
"Yeah, semoga berhasil," kata Yunior, mengecek ponselnya.
Ia memakai salah satu seri Nok ia terbaru dengan berbagai dering
dan bunyi yang menunjukkan waktu, tanggal, pesan pendek, gambar
berkualitas prima, pola cuaca di Indonesia, tetapi tak bisa menerima
telepon dari satu jalan ke jalan lain di daerah-daerah tertentu. Seperti
halnya Yunior, ponsel itu merupakan model baru dan berkilau
namun terlalu memaksa dan entah mengapa tetap belum berhasil
meyakinkan. "Hey, kita tahu yang kita cari adalah seorang wanita," kata
Francis. "K ita tahu ia meninggalkan sampel di TKP pada 1983 juga.
Dan kita tahu ia punya hubungan keluarga dengan Eileen Wallis."
Letnan polisi yang bertugas, Joe "Bodega Coffee" Martinez,
tergesa-gesa masuk ruangan. Ia pria ramah dan tambun yang dikenal
Francis saat di bagian narkotika dulu, selalu menghilang tepat
sebelum razia, dan berkata, "Aku akan membawa kopi untuk kalian
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
semua dari bodega di dekat sini." Sekarang, dua ambisinya adalah
memastikan pasukan berjalan lancar dan makan di setiap restoran
steik bermutu dari satu ujung negeri ke ujung lain - mirip seperti
film lama Burt Lancaster The Swimmer, hanya kolam renangnya
diganti dengan sirloin. "Ada kabar tentang penggalian kubur itu?" Rashid menengok.
"No l," jawabnya, menepuk perut. "Tak ada yang mau menggali
kuburan Allison kecuali memang benar-benar perlu. Bisa kau
bayangkan bagaimana beritanya di Postl"
"Ya, kalau Loughlin mau bersusah-payah memeriksa label nama
sebelum mereka mengubur gadis yang salah, kita tak mesti
berpayah-payah sekarang." Yunior mematikan telepon.
"Hey, terkutuk kau, Yunior. Kau masih butuh tangga tambahan
agar bisa memperdayaiku."
"O h, mulai lagi." Jimmy Ryan menepuk tangan. "Katie, halangi
pintu." "Legenda dalam impiannya sendiri," gumam Yunior.
"Banci sekolah." Francis menyeringai. "Ayolah, kawan-kawan,"
kata sang letnan. "Tak bisakah kita saling akur?"
Rashid menatap tajam padanya.
"Dengar," kata Francis, membiarkan ketegangan mereda sesaat.
"JC hanya memintaku untuk berpikiran terbuka, jangan menekan
terlalu keras pada satu orang. Jadi mari kita longgarkan sedikit."
"Apa maksudmu?" kata si letnan.
"Tengah malam kemarin aku berpikir." Mereka tak perlu tahu
tentang masalah atapnya yang bocor dan interogasi di tempat tidur
setelah itu. "Ini cuma pendapatku saja. Oke?"
Ia senang melihat mereka semua sedikit memajukan badan ke
arahnya, seperti para aktor dalam iklan lama E. F. Flutton yang
berbunyi, Ketika Francis X. bicara, semua mendengarkan.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Jadi aku tidak benar-benar menghapus nama Hoolian, aku hanya
bertanya: orang tua Christine Rogers mengatakan ia diadopsi, bukan
begitu?" Rashid mengangguk hati- hati, menegaskan bahwa Jimmy,
Yunior, dan sang letnan juga mengetahuinya.
"Sudah ada yang memeriksa siapa ibu kandungnya?"
"Brengsek!" Wajah Yunior mengembang seperti permen karet di
bawah potongan rambut seharga sembilan puluh dolar. "Kau
bercanda." "Tentu aku serius," ujar Francis. "K ita tahu ada hubungan darah
dalam kedua kasus ini dan kita tak tahu siapa ibu kandungnya. Jadi
kita harus mencari segala kemungkinan."
"Tapi orang perlu waktu bertahun-tahun untuk menyelidiki hal
itu. Kau tentu pernah dengar aturan kerahasiaan tentang adopsi,
kan?" "Kalau begitu lebih baik berhenti buang waktu dan mulai hubungi
Bagian Hukum untuk memeriksanya,'" kata Francis, menggerak-
gerakkan alis sementara telepon di meja berdering. "Bukannya aku
menyuruh-nyuruh." "Kenapa bukan ia saja yang melakukannya?" Yunior menelengkan mata pada Rashid. "Ia yang berasal dari bagian itu."
"Allahu akbar, Saudara." Rashid mengacungkan kepalan Black
Power. "Hamba bagi tuan yang sama."
"Tetap saja tak masuk akal." Yunior berpaling kembali pada
Francis. "Allison berusia dua puluh tujuh ketika meninggal pada
1983. Christine berusia sama bulan Februari tahun ini. Itu berarti ia
berusia tujuh tahun ketika Allison terbunuh."
"Karena misteri ini masih belum terungkap, kita andaikan saja
kita yang mengaturnya." Francis beranjak meraih telepon. "Pasti kau
tak pernah tahu siapa yang mengatakan itu di Dartmouth.. .Halo..."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Francis Loughlin?"
"Ya, saya. Ada yang bisa saya bantu, No na?"
"Judy Mandel dari Trib."
"Oh." Anggota skuad lain bergegas pergi seolah-olah tanda RADIOAKTIF
baru saja dipasang di leher, entah bagaimana merasakan kehadiran
pers atau atasan di saluran telepon.
"Apa saya mengganggu waktu Anda?"
"Sebenarnya..."
"Kalau begitu saya akan cepat." Ia terdengar seperti tipe


The Devil's Dna Karya Peter Blauner di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perempuan mudah gugup yang terus-menerus harus mengingatkan
diri sendiri untuk mengucapkan tolong dan terima kasih. "Saya
tengah meliput tentang hubungan antara kasus Allison Wallis dan
Christine Rogers." "Oh, begitu?" Francis mengubah posisi telepon dari bahu satu ke
bahu lain, tak ingin terjebak dalam trik lama memastikan sebuah
kisah dengan menyetujui dugaan. Dan, kapan Anda berhenti
memukuli anak-anak Anda"
"Siapa bilang kedua kasus itu berhubungan?" Ia mencoba
membuatnya bingung. "Ayolah. Kita sama-sama dewasa."
"Nah, itu berarti kita akan berbincang dengan serius."
Seseorang telah membocorkan. Matanya mengembara di ruangan
mencari tersangka yang mungkin. Tak mungkin Ryan. Satu-satunya
reporter yang berurusan dengannya adalah orang-orang Irlandia tua
yang tampak seolah mengejar mobil- mobil yang diparkir dan
bercukur di pinggir jalan. Si letnan punya kemungkinan, karena
begitu gemarnya ia akan steik. Sebuah fillet mignon di Sparks dapat
seharga satu kolom bagi penulis dunia hiburan di sebuah mingguan.
Rashid tampaknya tak mungkin, karena relatif baru terlibat. Namun
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Yunior punya kemungkinan, karena selalu tampak berhubungan
dengan sejumlah orang luar.
"Oke, jika Anda tak bersedia bicara, saya akan menuliskan
informasi yang saya punya," ujarnya. "Meski saya bakal merasa tak
enak, membeberkan kisah tentang kalian yang mengacaukan dua
kasus tanpa komentar sama sekali dari Anda."
Kereta berlalu melewati jendela lagi, membawa getaran ringan ke
ruang skuad. "Anda mendapat izin untuk bicara denganku dari Bagian
Hubungan Masyarakat?" tanya Francis, berhati-hati tak menaikkan
nada suaranya. "Saya pikir pembicaraan ini tak perlu terang-terangan."
Ia menyelipkan jari sembunyi-sembunyi ke bawah kerah, sadar
dirinya tak punya pilihan. "Jadi, apa yang ingin Anda ketahui?"
"Bagaimana Anda bisa memperoleh DNA dari seseorang yang
sudah mati dua puluh tahun lalu pada tubuh korban pekan kemarin?"
Satu kereta berlalu lagi ke arah lain, menderak-derakkan kaleng
Diet Coke di bingkai jendela.
"Ah, itu omong kosong." Ia tertawa. "Ada yang main- main
denganmu." "Dan mengapa seseorang harus mengarang cerita seperti itu?"
"Saya tak tahu apa yang ada dalam pikiran pengacara," katanya,
masih berusaha mengira-ngira narasumber reporter itu. "Saya cuma
bilang, Anda sudah melenceng jauh dari kasus. Apa lagi yang Anda
punya?" "Saya tahu Anda mencari Julian Vega untuk tersangka kasus
Christine Rogers." Francis mulai gelisah seperti pecandu, mematahkan klip kertas
dan mengencangkan bengkokan logamnya. Ia bisa mengetahui lewat
berbagai cara, batin Francis. Penjaga apartemen Christine bisa saja
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
membocorkan rahasia itu setelah mereka memperlihatkan sejumlah
foto dengan Hoolian di dalamnya. Atau seseorang dari TKP mungkin
ia suap. Bahkan Hoolian sendiri mungkin menyadari sesuatu sedang
terjadi setelah Francis berusaha mengoreknya di toko swalayan -
meski, Francis tak mengerti, alasan ia mesti memberi tahu pers.
"Kami mencari banyak orang," ujarnya, memutar-mutar ujung
klip. "Tak berarti apa-apa."
"Lalu mengapa kalian bolak-balik dari kantor forensik dan
petugas barang bukti berkali-kali, berusaha membuktikan bahwa itu
DNA Hoolian pada TKP kedua gadis itu?"
"Kami berada di kantor-kantor tersebut sepanjang waktu. Ini
bagian pembunuhan. Kami menangani banyak kasus di sini."
Mungkinkah Dr. Dave dari laboratorium yang membocorkan
informasi ini" Tak mungkin. Tak banyak ilmuwan forensik yang
memuntahkan isi perutnya pada pers setelah pulang bekerja di bar
lokal. "Bukannya menyinggung, tapi saya rasa ada yang mempermainkan Anda, No na. Satu hal yang Anda pelajari dalam
pekerjaan ini: setiap orang bicara pada Anda untuk satu alasan."
"Maaf, saya yang mewawancarai Anda atau Anda yang
mewawancarai saya?" "Saya hanya berkata, setiap orang punya agenda masing- masing.
Bahkan domba kecil lugu seperti Anda dan saya."
Dua meja jauhnya, Yunior melirik dan membungkus ujung dasi
Hermes meliliti jarinya. "Jadi, apa penjelasan Anda tentang mengapa Anda bahkan tak
bisa menemukan DNA Julian Vega di bawah kuku Allison Wallis di
TKP tahun 1983?" "Yang bisa saya katakan hanyalah bahwa penyelidikan masih
berlanjut." Francis menyusun kertas-kertas di meja, hanya agar
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
tangannya tetap sibuk. "K ami tak akan menyampaikan apapun yang
dapat mengganggu penyelidikan kasus ini."
"Begitu," ujar perempuan itu. "Kalau begitu, bagaimana Anda
menjelaskan bahwa yang Anda temukan di kedua TKP yang terpisah
waktu dua puluh tahun itu adalah DNA wanita yang sama" Apakah
Anda salah mengurus barang bukti?"
"Sama sekali tidak." Ia dapat merasakan ketegangannya naik
kembali di belakang kaki. "Ini benar-benar fiksi. Maaf, fiksi ilmiah."
Perempuan itu menyudutkannya dan ia tahu itu. Tak menyisakan
jalan keluar. Francis menggigiti bagian dalam pipinya, tahu ia harus
menghindar. Segera setelah informasi ini sampai pada pers, orang-
orang aneh akan bermunculan mengganggu penyelidikan.
"Dengar, sangat disayangkan Anda keliru menafsirkan ini semua
di saat kami hendak melakukan penahanan."
Rashid, yang berlalu membawa kardus berisi tumpukan berkas,
menoleh. "Kapan penahanan itu akan dilakukan?" tanya perempuan itu,
menyela. "Dalam waktu dekat." Ia membungkuk di kursi, penuh tipu seperti
jago judi. "Kami hanya tinggal mengatur beberapa hal untuk
meminta surat perintah penggerebekan. Anda tahu bagaimana
keadaannya. Tak ada yang ingin menyajikan makanan yang belum
matang." "Jadi, berapa lama lagi" Seminggu" Sebulan?"
"Kalau Anda mau, saya bisa menyampaikan pemberitahuan
sebelumnya. Sekali adil tetap adil."
Jimmy Ryan menyeringai paham pada Francis sambil berlalu
melewatinya, mengerti tingkahnya menjadi bajingan.
"Anda tak mempermainkanku, kan?" tukas Judy Mandel dengan
nada cemas, seakan ia terjebak di persimpangan dan semua orang
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
membunyikan klakson. "Jika saya menahan cerita DNA ini dan
ternyata itu benar, saya akan bunuh diri."
Francis melayangkan tanda 'semua beres' pada Jimmy, aman
untuk sementara. "Dan, jika Anda membeberkan kisah ini dan
ternyata itu hanya omong kosong, Anda akan disingkirkan. Jadi,
situasi kita sama." "Brengsek." Francis hampir dapat mendengar perempuan itu mengunyah
pensil di ujung sana. Ia membayangkan kawat gigi terpasang di
antara gigi- giginya yang kecil.
"Saya cuma ingin bilang bahwa jika saya tak mendapat kabar dari
Anda akhir minggu ini, saya akan membeberkan kisah ini," ia
memperingatkan. "Sesuka Anda." Segera setelah telepon ditutup, Yunior menoleh pada Francis
dengan telapak tangan rata di atas meja, seperti juara klub debat
Dartmouth. "Saint Augustine," katanya.
"Apa?" Noda hitam mengambang di depan matanya. Ia berusaha
menyingkirkan noda itu dengan berkedip.
"Ia berkata, 'Karena misteri ada di depanku, andaikan saja kita
yang mengaturnya.'" "Jean Cocteau, surealis." Francis meraih buku Kutipan Umum
Bartlett 's dan menyodorkan itu pada Yunior. "Ketahui siapa
narasumbermu, Brengsek."
37 Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
HOOLIAN MERAYAP keluar dari kamar tidur Zana pagi itu dan
menemukan Eddie duduk menyilang kaki di lantai kayu, menonton
Super Friends dengan mata terbuka lebar penuh kekaguman, yang
mungkin tak ditunjukkan kebanyakan anak Amerika untuk film
kartun buruk seperti itu. "Terima kasih telah menyelamatkanku,
Aquaman!" Sesosok makhluk kelabu berlendir berenang keluar dari
tiram raksasa tepat saat tiram itu menutup di atas sang Pelindung
Lautan pirang berkaus oranye. "Sayang, aku tak bisa membalas
budimu!" Ia duduk di sebelah anak itu. "Tidak bisa terlalu lama di air, ya?"
Ia berusaha mengingat-ingat aturan pokok tokoh itu. "Tapi ia
memiliki telepati khusus yang membuatnya bisa bicara dengan ikan."
Tanpa berkata-kata, anak itu merangkak ke pangkuannya kembali
dan meringkuk di dalamnya mencari kehangatan.
"Ia akan lolos, kau tahu?" Hoolian melingkarkan tangan pada
anak itu, seolah mereka terbiasa melakukan hal itu selama bertahun-
tahun. "Makhluk licin sulit dipegang lama- lama."
Saat acara itu berakhir, ia pergi ke dapur, mencari-cari ceret dan
wajan, dan membuat oatmeal untuk mereka bertiga dengan terlalu
banyak gula dan sirup di atasnya, dan menghidangkan untuk Zana di
tempat tidur. Wanita itu duduk dan me natap dengan pandanga n
nger i. "Kau tak akan melakuka n ini setiap waktu, kan?" Apakah
itu artinya ia takut dirinya akan melakukan lagi, atau sebaliknya"
Hoolian mengangkat bahu, pergi mandi tanpa membuat balutannya
basah, dan kembali mengenakan pakaian kemarin. Ia pergi bersama
ibu dan anak itu ke tempat penitipan Eddie di Van Brunt Street dan
menemani Zana ke stasiun di Smith and Ninth Street. Berapa lama
Aquaman dapat berada di luar air, omong-omong" Sejam atau
sehari" Setelah beberapa lama, harus kembali ke habitat asal.
Ia menumpang kereta bersama Zana ke kota, berdua memegang
tiang yang sama, dikelilingi himpitan tubuh-tubuh, saling bertatapan
satu sama lain untuk sesaat, mengingat-ingat peristiwa tadi malam
dalam barisan kerlip lampu rel, berbagi rahasia saat orang lain
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
membaca koran pagi, mengancingkan mantel kulit, dan mendengarkan via headphone.
Jadi, beginilah orang-orang normal hidup. Mereka bercinta,
kembali mengenakan pakaian, lalu bergabung dengan warga bumi
lain. Tapi dalam kepala mereka, senandung itu terus mengalun, dan
sesekali mungkin tersenyum pada yang lain. Di suatu tempat nun
jauh di lubuk hati, ia menyadari betapa dirinya menginginkan hal ini.
Berapa lama Hoolian bisa bersandiwara bahwa dirinya sanggup
bernapas di daratan" Tak lama lagi wanita itu akan tahu siapa
dirinya, rahasianya. Zana akan menjauh dan melindungi anaknya.
Dan, itu akan membunuhnya. Ia tak akan mampu mengatasi. Sesuatu
telah berubah sejak ia memperbaiki pintu kamar mandi kemarin
malam dan menonton Aquaman pagi ini dan itu amat menakutkan.
Karena, itu berarti ia punya lebih banyak lagi hal yang mungkin
hilang. Ia mulai jatuh cinta tak hanya pada wanita itu, tapi pada
mereka, berpikir bisa menjadi seseorang untuk menemani mereka
tiap malam, seseorang yang tahu letak penyimpanan bohlam,
seseorang yang tahu cara menyalakan pemanas di malam- malam
Februari yang dingin dan membelikan sepeda pertama anak itu.
Seseorang yang mengajak mereka ke Orchard Beach pada Peringatan
Empat Juli dan membuat hidangan panggang. Ia menginginkan
semuanya dan lebih daripada sekadar itu. Ia menginginkan seks dan
rasa syukur serta malam- malam menonton tayangan ulang acara TV
bersama. Ia menginginkan semua yang ia lewatkan. Dan, ia takut tak
memperoleh semua itu. Mereka turun di Union Square dan berhenti di puncak tangga.
Zana mengangkat dagu dan berjingkat, hingga alis mereka
bersentuhan. "Mengapa aku tak pernah bertemu seseorang sepertimu sebelum
ini?" ucapnya. "Aku tak tahu. Beruntung saja, aku kira."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
38 RADIO DI GUDANG barang bukti itu menyala keras dan Brian
Mullhearn ikut bernyanyi sekuat paru-parunya saat Francis muncul
bersama Rashid, Yunior, dan Jimmy Ryan.
"Some stupid with a flare gun..."
Francis melangkah ke meja Mauler dan menaruh tangan di kedua
sisinya seolah ia akan terguling.
"Apakah kau teliti, Brian?" tanya Francis.
"Apa?" "Kubilang, apa kau menganggap dirimu pengamat sifat manusia
yang cermat?" "Aku tak mengerti." Mata berwarna penghapus itu bergerak di
bawah lapisan berair keruh.
"Maksudku, saat sama-sama bekerja di bagian narkotika, kita
punya banyak kesempatan untuk melakukan pengamatan, bukan"
Berjam-jam di mobil mengawasi dengan teropong, kau belajar
banyak tentang manusia. Kau tahu bagaimana mereka menghampiri
satu sama lain. Bagaimana mereka berpura-pura berkawan padahal
saling menyimpan dendam dan bagaimana mereka menunggu
kesempatan untuk membalas..."
"Apa maksudmu, Francis?" Mauler mematikan radio.
"Aku mendapat telepon dari seorang reporter kemarin. Ia
mendapat cerita mengenai kasus kami yang berasal darimu."
"Omong kosong." Mauler berusaha mengalihkan pandangan.
"Jimmy, bisakah kau bilang pada bajingan ini untuk meminum
obatnya kembali?" lapi, Ryan menggelengkan kepala, tak ingin ikut campur dalam
masalah mereka. Dua pegawai sipil di kantor itu - seorang India
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
dengan sabit bulan perak di leher dan wanita berkulit hitam yang
tengah hamil - -menyibukkan diri.


The Devil's Dna Karya Peter Blauner di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hanya kau yang tahu kami sedang berusaha mengambil kembali
semua bukti lama kasus Allison Wallis."
"Lalu kenapa" Kawanmu, Detektif Ali ini, juga muncul dua hari
sekali selama seminggu lebih ini. Kenapa kau tak menanyainya?"
Rashid melemparkan senyum dingin, tahu bahwa ucapan itu
melenceng jauh, tak mengenai sasaran.
"Tidak, Brian, ia punya karier yang mesti dijaga," Francis
menjelaskan. "Kau, di lain pihak, hanya duduk di sini, membocorkan
info pada koran-koran dari TKP Christine Rogers dan kau yang
punya kekasih yang kau hamili, bekerja menyusun berkas di
laboratorium kriminal."
Mauler mencopot kaca mata dan menunduk sambil menyekanya
dengan ujung dasi, tak punya jawaban segera.
"Kau akan menjadi bajingan penuh dendam karena kau dan aku
punya masalah di masa lalu. Sekarang bicaralah dengan jantan atau
tutup mulut brengsekmu itu. Oke" Kau tak perlu membocorkan
infonnasi pada pers hanya untuk membalas dendam. Kau merusak
dua investigasi pembunuhan. Begitukah caramu menunjukkan rasa
hormat pada rekan-rekan kerja?"
"Aku tak tahu apa yang kau bicarakan."
"Lihat aku, Brian."
Kursi Mauler berderak saat ia bersandar. "Kubilang, lihat aku."
Francis mendorong mainan robot mekanis tua yang terletak di
meja di antara mereka. "Kau melihatku sedang menoleh ke kiri atau kanan" Kau
melihatku melakukan yang lain kecuali menatap apa yang di
hadapanku?" "Itu tak ada kaitannya denganku, Francis."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Teruslah berkata seperti itu, Brian. Karena itu membuatku
merasa enak dan marah. Karena aku tak peduli tentang apa pun saat
ini. Aku tidak makan, tidak tidur, tak lagi menghabiskan waktu
dengan istri. Padahal aku sungguh-sungguh mencintai istriku. Jadi,
ketika telah bekerja keras menangani kasus itu dan seseorang
menyia-nyiakannya, aku cenderung tak toleran."
"Kau sudah melampaui batas." Mauler memandangnya susah
payah. "Ini hanya pengejaran tukang sihir."
"Tidak, dan karena kau begitu peduli pada definisi, 'pengejaran
tukang sihir' artinya Provost memeriksamu untuk mesin pengering
cucian yang hilang dari gudang bulan lalu dan memeriksa catatan
telepon ponselmu untuk membuktikan bahwa kau menghubungi
perempuan dari koran itu." Francis mendorong formulir di depannya.
"Hukuman dilakukan setelah kau pensiun. Sangat berbeda."
"Aku akan menghubungi atasanku," ujar Mauler.
"Lakukan dari telepon umum di sudut." Francis melemparkan
pandangan darinya dan memberi isyarat pada pegawai sipil itu untuk
mengambil alih berkas. "Menyingkir dari penglihatanku."
39 DALAM MIMPI, ia berada di pantai bersama Zana dan Eddie, yang
entah mengapa berubah menjadi sepasang layang- layang warna-
warni yang terbang rendah di atas sejumlah kabel telepon. Ia melirik
dari bahunya dan berlari ke arah laut, menjaga kedua layang- layang
itu tetap terbang tinggi dan mengurai dengan bola benang di tangan.
Kemudian ia sadar bahwa ia lupa cara berenang. Namun, gelombang
itu tetap ia naiki, sadar itulah satu-satunya cara agar mereka tetap
melayang. Dan saat air mulai naik hingga melampaui dagu, mulai
membenamkannya. Ia melepaskan benang itu dan melihat mereka
berlayar menuju matahari.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Ooo)DW(ooO Penjaga gedung itu, lelaki tua dengan tulang-tulang menonjol
berambut Afro kelabu mengenakan kaus t-shirt "Live at Lincoln
Center," menghampiri dataran di tengah-tengah tangga dan
mengerling pada Francis yang tengah menaiki tangga bersama
Rashid dan lima lelaki lain dari gugus tugas surat perintah
penggerebekan. "Ada apa, Bapak-bapak?"
"Kami mencari Julian Vega." Francis menarik napas dan
menunjukkan berkas-berkas yang entah bagaimana berhasil Paul
dapatkan dari membujuk seorang hakim untuk menandatanganinya
tengah malam. "Tak pernah dengar tentangnya."
Ia mengedip- ngedipkan mata ketika cahaya lampu kilat menyorot
wajahnya. "Ia penyanyi?"
"Menurut kepala rumah penampungan, ia punya kekasih,
namanya Zana, tinggal di gedung ini. Kami mendapat surat izin
untuk mencari barang yang mungkin ia miliki di sini."
"Oh, gadis Ukraina itu. Ia menggambar fotoku."
"Ya, ia." Francis membenahi radio dan senjata di sabuk
peralatannya. "Mestinya ia tinggal bersamanya."
"Lantai tiga, di belakang." Lelaki tua itu menguap. "Kalau kau
menahannya, beri tahu aku. Aku agak suka pada perempuan itu."
Ooo)DW(ooO Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Suara p intu depan membuka membangunkan Hoolian dari mimpi.
Ia menyentakkan selimut, kebingungan, dan dilihatnya Eddie telah
mendaki ke tempat tidur di antara mereka malam itu.
"Ayolah, Hoolian, mari kita permudah." Ia mengenali suara
Francis Loughlin dan untuk sesaat mengira mungkin itu bagian dari
mimpi buruknya. Tetapi polisi itu kemudian melangkah ke pintu
kamar dan mengarahkan lampu senter ke wajahnya.
Secara naluriah, Hoolian meraih buku yang tergeletak di ranjang
dan melemparkannya melintasi ruangan.
Buku itu seakan terbang dalam gerakan lambat, halaman-
halamannya mengepak seperti sayap burung camar, memberinya
cukup waktu untuk menyadari bahwa ia tak hanya telah melakukan
kekeliruan besar tapi juga kenyataan bahwa Loughlin tak berhasil
menghindari benda itu. Buku itu menghantam samping kepala detektif itu dan jatuh
membuka di lantai. Seolah-olah Loughin tak melihat barang itu
melayang. "Aku kena!" Loughlin berteriak sambil membungkuk hilang dari
pandangan. "Awas!"
Teriakannya itu kontan memicu suasana histeris. Hoolian
mendengar derap sepatu bot di lantai kayu dan seorang petugas
berteriak, "Senjata! Ia punya senjata!"
"Jangan menembak!"
Tetapi mereka tak dapat mendengarnya di antara suara-suara
teriakan "Sepuluh-Tiga belas!" dan ledakan makian saat mereka
minta bantuan lewat radio.
Anak itu duduk di sampingnya, bingung dan ketakutan. Dalam
keadaan panik, Hoolian mendorongnya dari kasur dan menghalaunya
ke bawah ranjang, untuk melindungi. Ia lalu menggaet pakaian dan
tas besarnya dan melompat ke arah jendela yang separo terbuka.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Malam itu segar dan batang-batang logam tangga darurat terasa
bagai es kering melekat di tumit kakinya. Jantungnya berdebar keras.
Kini setelah ia membuat dirinya melarikan diri, tak ada lagi jalan
kembali. Jika berhenti, Loughlin pasti akan menembaknya dari
belakang dan menaruh senjata di tangannya untuk membuktikan
bahwa itu tindakan membela diri.
"Maksudmu kau tak kenal nama Julian?" Francis mengusap
kepalanya dan melihat ia tak berdarah. Buku anak bergambar
mengenai mesin uap terbuka di kakinya.
"Kush eschte?" Kekasih Julian meraih T-shirt kecil untuk
menutupi tubuhnya dan melingkarkan tangannya di sekeliling anak
kecil bermata besar itu yang baru saja muncul dari tempat tidur.
"Aku hanya kenal Christopher."
"Begitu?" Francis menuju jendela tempat Hoolian baru melarikan
diri. "Anda melihatnya sebelum kami, ada yang harus ia jelaskan."
Ooo)DW(ooO Bulan berkubang dalam awan kelabu semuram mata ikan mati.
Hoolian menyeberangi air setinggi pinggang, bertelanjang kaki. Ia
mendengar suara polisi di atas dan di belakangnya keluar dari tangga
darurat dan berbicara dengan radio. Ia sadar, kereta bawah tanah
terdekat berjarak sekitar satu kilometer jauhnya. Angin dingin
menerpa keluar dari air, menguarkan aroma samar kapal tongkang
tua, limbah pabrik, dan rumput laut. Ia berbelok ke kanan dengan tas
dan pakaian dikepit di tangan, terlihat lampu- lampu Red Hook
Houses, bentangan proyek terkenal dengan empat puluh atau lima
puluh gedung, di kejauhan. Mereka berkilau bak kota terlarang,
dengan aturan main sendiri. Jika ia bisa sampai ke sana lebih dulu,
polisi tak akan pernah menangkapnya.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Ooo)DW(ooO Semuanya terendam dalam kegelapan sup kacang polong bagi
Francis. Ia bak berada di tengah hutan dalam larut malam.
"Kau tak apa-apa?" Rashid menghampirinya di tangga darurat.
"Ya, aku baik-baik saja." Francis menatap, mencoba berpegangan
pada sesuatu. "K ita dapat bantuan?"
"Mungkin butuh waktu. Housing sedang melakukan pengejaran di
Red Hook Houses, mencari seorang pemerkosa sambil membawa
helikopter dan semuanya." Rashid menunjuk ke arah proyek itu.
"Kau mau menunggu?"
"Dan kehilangan saat kita akhirnya mendapatkan sesuatu darinya"
Persetan." Francis mulai merasai jalan menuju tangga. "Panggil dua
orang kembali ke sini dan teruslah kontak dengan radio. Aku di
saluran tiga." Segera setelah ia menempatkan kaki di anak tangga pertama,
tangga itu meluncur turun hingga habis dan merasa paru-parunya
melayang dari dada saat ia berpegangan.
"Kau yakin baik-baik saja?" Rashid bertanya dari atas.
"Aku baik-baik saja," bentak Francis. "Kenapa kau terus
menanyakan hal itu?"
Ia merosot turun dan melompat, hampir pergelangan kakinya
keseleo. "Sialan." Ia bisa merasakan dirinya berada dalam kepekatan
rerumputan tinggi yang lembab. Apa yang ia pikirkan, mencari-cari
dalam kegelapan, dalam usia empat puluh sembilan dan di ambang
kebutaan" Ia berusaha berdiri dan mengira-ngira jalan kembali ke
tangga darurat, tetapi tangga itu telah pudar dalam legam malam dan
menghilang. Lagi pula ia tak yakin dirinya dapat mengangkat
tubuhnya naik lewat cara itu.
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Ia mendengar sesuatu bergerak di rerumputan di hadapannya dan
dengan hati- hati mengarahkan senter ke arah tanah terbuka itu.
Lapangan tempat barang-barang terlupakan. Matanya perlahan- lahan
menyesuaikan diri, tampak ban-ban tua, beling berkilau pecahan
botol, kaleng Budweiser kosong, potongan batu bata, televisi, kardus
sereal, sarang burung rubuh, dan kulkas GE gaya 1950-an ukuran
besar dengan pintu terbuka. Rerumputan itu berdesir kembali dan ia
merasakan kehadiran seseorang di dekatnya, bernapas berat.
"Hoolian?" Ooo)DW(ooO Hoolian mengenali suara Loughlin saat ia merangkak di belakang
kulkas itu, bersembunyi dari pancaran senter. Polisi itu mungkin
datang untuk mengakhiri hal yang ia mulai. Mungkin ia membawa
seluruh pasukan untuk hal itu juga, untuk melindungi apa yang ia
lakukan. Pagi esok, akan muncul berita utama MANTAN NARAPIDANA
BERBAHAYA TERTEMBAK. Ooo)DW(ooO "Hoolian, keluarlah. Aku tak marah padamu, G." Francis
menepuk pistol Glock di sisinya, menjaga lampu senter tetap tenang
di tangan yang lain. "Kita masih bisa bicara tentang ini. Kau tak
sedang berada dalam masalah besar."
Tak ada apa-apa. Ia tak dapat melihat lebih jauh dari aura kecil
kabur sinar senternya. Sisanya hanya warna biru gelap di atas kertas
hitam. "Aku tahu kau hanya ketakutan. Kau tak bermaksud menyakiti
siapa pun." Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Satu meter. Loughlin kurang dari satu meter jauhnya. Ia berjalan
tepat melewati kulkas itu. Sinar lampu senter datang lagi, menyapu
rerumputan dan memperlihatkan tumpukan batu arang dalam
jangkauan tangan. Hoolian mengawasi bolak-balik batu itu dan
belakang kepala si polisi, menampak betapa titik botak Loughlin
berkilau dalam cahaya bulan.
Siapa yang akan tahu" Mereka tak pernah bisa membuktikan apa
pun. Tak ada saksi sama sekali. Aku bisa memecahkan kepalanya.
Lalu, kuambil senjatanya dan kuhabisi, seperti yang selayaknya ia
dapatkan. Polisi itu tiba-tiba berbalik. Selama satu detik penuh, ia seolah
berhenti dan menatap tepat pada Hoolian, yang membeku, berdiri tak
jauh, paru-parunya bak melekat pada tulang punggung. Ia menahan
napas, takut degup jantung membocorkan keberadaannya. Tetapi
polisi itu menatapnya kosong, senternya hanya sepuluh sentimeter
dari wajah Hoolian. "Hey, Rashid." Ia menaruh mike radio di bahunya. "Tolong salah
satu dari kalian membantuku mencari di lapangan ini?"
Perlahan- lahan Hoolian sadar, lelaki ini benar-benar tak dapat
melihatnya. Entah bagaimana ia menjadi tak terlihat. Betul-betul
mukjizat, pikirnya. Mereka berdua berada di bawah naungan malam
untuk sebuah alasan. Ini adalah kesempatan untuk menagih keadilan,
untuk menuntut balas hidupnya. Batu bata itu tergeletak di sana.
Polisi itu menoleh kembali, memamerkan kepala botaknya sekali
lagi sebagai sasaran tak terlindungi.
Lalu mengapa ia tak kunjung melakukan hal itu" Perintah itu
macet di separo lengannya. Ada apa denganmu" Ia berusaha
meredakan dorongan panas itu lagi, namun tak berhasil. Que paso"
Orang ini merampas segalanya darimu. Dan ia akan melakukannya
lagi. Pecahkan kepalanya.
Ooo)DW(ooO Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
Mestinya telah aku sadari sebelumnya, pikir Francis. Kehadiran
mengendap-endap itu. Rasa panas ganjil di udara itu. Sengalan yang
tak bisa ia bedakan dari tetesan air di genangan di dekatnya atau
denyut darah di telinganya sendiri. Gerakan itu merayap naik dan
mengenainya tanpa ia sadari. Ia menangkap aroma bulu basah saat
dirinya berpaling. Ooo)DW(ooO Anjing itu menggeram, menggertakkan semua yang ia miliki di
belakang rahang, seolah muncul keluar dari rerumputan. Ia melihat
bolak-balik antara Loughlin dan Hoolian, seakan-akan hal itu adalah
sesuatu yang mereka berdua sepakati bersama dengan rasa
permusuhan mereka. Hewan itu memamerkan gigi dan

The Devil's Dna Karya Peter Blauner di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengeluarkan suara parau, satu dari jenis pitbull berotot yang kau
dengar di penjara, kadang-kadang: dilatih pengedar narkotika
sebagai anjing penyerang. Hoolian pernah melihat beberapa dari
mereka berkeliaran di jalanan dan mengorek-ngorek sampah di siang
hari di sekitar sini, ditinggalkan pemiliknya yang tak lagi dapat
mengendalikan. Lebih dari sekali, ia harus mencegah Eddie agar tak memelihara
mereka, memperingatkannya bahwa sekali hewan-hewan itu
mengunci rahangnya di tubuhmu, mereka tak akan melepaskan.
Mereka akan merobek otot kakimu jika kau berusaha menariknya. Ia
menjatuhkan tas besarnya dan mulai lari ke arah proyek.
Ooo)DW(ooO Francis hampir tersandung oleh sebuah kasur air, dengan si anjing
tepat di belakangnya. Tuhan mencoba membuatnya melepaskan satu
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
keping tawaran. Tidak, jangan bantu aku. Aku bisa melakukannya
sendiri. Ia menginjak beling bohlam yang tergeletak di rerumputan,
pecahannya hampir menyayat pergelangannya. Biarkan aku keluar
dengan caraku sendiri. Tak ada orang lain yang menaruhku di sini.
Ia dapat merasakan napas hangat anjing itu di belakang kakinya.
Tak mungkin lagi ia melepaskan diri. Ia mengambil senjatanya dan
berpaling, siap memecahkan kepala hewan itu, berdoa semoga ia tak
akan mengenai salah satu polisi yang tengah mencari-cari di daerah
itu. Tak ada petunjuk tentang asal serangan. Tetapi rumput-rumput
telah berhenti bergerak. Ia sadar anjing itu telah mundur, entah
bagaimana kehilangan aroma tubuhnya. Ia melangkah menuju arah
jalan dan membungkuk, menghirup angin dan bersiap-siap muntah
gara-gara kerja fisiknya. Irama napasnya seperti bunyi sap, sap, sap
yang kian mendekat. Ia menengadah dan dilihatnya cahaya menyorot
dari langit, Bintang Bethlehem mencari-cari di antara lapangan Red
Hook Houses. Perlahan- lahan ia tersadar itu adalah helikopter polisi
yang sedang melayang- layang.
Ooo)DW(ooO Apa itu" Dada Hoolian meledak dan kaki telanjangnya letih
menampar-nampar batu jalan. Ia berhasil memasuki pintu gerbang
proyek dan dilihatnya para petugas polisi membanjiri halaman.
Helikopter berputar-putar di atas kepala. Ia terkulai di pagar besi,
tahu dirinya tinggal menghitung detik saja sebelum tertangkap. Ia
melemparkan pandangan ke Coffey Street. K ini mereka pasti sudah
memberi tahu Zana soal siapa ia sebenarnya. Mereka akari
menghujaninya dengan surat tuntutan dan mungkin bahkan foto
lama. Mereka akan membuatnya mengerti bahwa ia seorang
pendusta, penjahat, ancaman bagi ia dan anaknya. Anda beruntung
dapat lepas darinya dengan selamat, Nona. Ketika Hoolian mencoba
berpikir tentang bagaimana ia akan menjawab dan menjelaskan,
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
mengatakan bahwa ia tak akan pernah melakukan apapun yang dapat
melukainya, rasa pedih luar biasa menyilet bagian dalam tubuhnya.
Tak ada guna terus lari. Kau hanya bisa sekejap berada di luar air.
Deru baling-baling kian kencang dan suar cahaya dari langit
akhirnya menemukan Hoolian di pagar, menatap dari langit dengan
tangan terbuka. 40 "FRANCIS, KAU benar-benar bajingan brengsek."
Deborah Aaron, mengenakan jins dan kaus turtleneck,
menghampirinya saat ia berbincang dengan sersan polisi yang
sedang bertugas setelah berhasil meloloskan diri dari kerumunan
para wartawan di luar dan berjalan masuk ke pintu depan Seksi 19.
"Tak bisakah kau menelepon seperti layaknya manusia normal.
Aku dapat membawanya ke sini kapan pun kau mau. Senin, Selasa,
Rabu. Tapi, tidak. Kau selalu harus unjuk kuasa."
"Senang bertemu Anda juga, Pengacara." Francis menandatangani
buku catatan dan itu dan memberikannya kembali pada sersan
tersebut. "Kau kelihatan santai sekali."
"Pasti kau mungkin mengira aku akan pergi lebih awal untuk
menikmati akhir minggu hari Columbus Day, agar kau bisa
menangkap Julian sendiri. Sayangnya, aku harus menyerahkan
sejumlah berkas pagi ini dan anakku mengikuti pertunjukan dansa
kelas dua yang berkat dirimu tak dapat kuhadiri. Aku begadang
sepanjang malam menjahit kostum kura-kuranya sambil menulis
laporan singkat untuk Hakim Del Toro. Terima kasih banyak."
"Maumu aku bagaimana, Deb" Berkoordinasi dengan guru-guru
ini?" Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Kaulah yang selalu mengomel tentang tidak mendapat
pemberitahuan." Ia memalingkan badan, memamerkan punggung dan beranjak
menuju tangga tanpa repot-repot menengok apakah wanita itu
mengikutinya. Meski gedung itu sudah dibongkar dan dibangun
kembali dari lantai dasar ke atas sejak 1983, entah bagaimana tempat
itu segera mewarisi atmosfer sekolah tua yang usang, seolah-olah
bidang energi dari kejahatan yang telah lama terlupakan mendorong
masuk lewat sela-sela fondasinya.
"Kau pasti sudah benar-benar putus asa," ujar Debbie.
"Merongrong klienku dengan surat perintah setengah jadi dan
menyisir apartemen kekasihnya."
Di puncak tangga, ia membuka pintu dan sengaja menahannya
bagi wanita itu seperti kebetulan. "Silakan, Pengacara."
Di lorong menuju Biro Detektif, terpajang poster "Dicari" dengan
gambar hitam putih seorang penumpang tak bernama di kursi
belakang sebuah taksi. Foto itu, yang diambil dari kamera
tersembunyi, adalah foto pemuda bermata kecil dengan sweter
Timberland dengan tudung terpasang, yang tak lama setelah foto itu
diambil mengeluarkan senjata 22 dan menembak sopir taksinya,
Sandeep Singh, di Jackson Heights, Queens, di belakang kepala,
melontarkan pecahan tempurung kepala korban ke kaca depan.
Sejauh ini tak ada saksi untuk mengidentifikasi pemuda itu, dan tak
ada imbalan ditawarkan. Teguran muram bagi Francis bahwa ia
masih punya kasus lain yang harus ditangani.
"Aku juga tak suka kau menghubungi Judy Mandel serta
wartawan lain dan membuatku selalu dikeroyok orang-orang itu."
Deb membuntutinya ke dalam ruang skuad dan melewati deretan
meja, sol karet mendecit di lantai kayu, hal ganjil di tempat yang
dihuni sepatu bagus. Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Hey, aku tak tahu siapa yang membocorkan informasi tentang
keberadaan Hoolian di sini." Francis mengangkat bahu. "Aku bukan
penerbitnya." Seekor burung hantu plastik berdiri di puncak lemari kabinet,
menatap tajam pada sosok yang tengah tertidur di sel tahanan di
seberang ruangan, mengingatkan Francis bahwa seksi ini selalu
terlalu kuno bagi seleranya. Sejumlah gadis hanya sedikit lebih muda
dari Christine dan Allison bisa saja terpampang dalam poster Orang
Hilang di dinding. "Highway to Hell" meraung dari radio dan buku
The South Beach Diet tergeletak di sebelah wadah salad terbuka di
satu meja detektif. "Setidaknya kau memberinya makan?" tanya Deb.
"Apakah kau juga akan berlaku begitu?" Francis melirik sepintas.
"Taktik intimidasi murahan."
"Hey, tak ada yang seperti The Sound of Music kalau sedang
mengusut." Deb mengusap pipi, mengerti betul seperti halnya Francis bahwa
ia sendiri suka mendesak tersangka yang kelaparan tanpa henti dan
membuat pengacara mereka menunggu berjam-jam di koridor yang
bak bangsal TBC. "Aku tak pernah membuatmu menyeret seseorang dari jalan tanpa
surat izin." "Dari mana kau tahu tindakan kami tak mengantongi izin" Apa
kau punya saluran polisi" Menurutku kau tak lagi sepintar itu."
Sejurus kemudian, Francis mafhum, hinaan itu menyengat lebih
dalam dari yang ia maksudkan, lalu teringat setengah detik kemudian
bahwa Deb pernah punya suami, detektif dari Sembilan-O, yang
ditahan karena memukulinya.
"Dengar, kami memiliki surat perintah resmi untuk menyelidiki
barang-barang miliknya," terangnya, berusaha kembali bersikap
profesional. "Ia yang menyerang petugas dan lari ke luar."
Tiraikasih Website http://dewi-kz.info/
"Yeah, menyerang dengan buku anak-anak," dengus Deb.
"Seolah-olah itu akan berguna di pengadilan jika kau ingin
menuntutnya. Memangnya apa pula yang kalian cari?"
"Pastinya kami berpikir ia memiliki benda yang relevan dengan
kasus yang tengah kami kerjakan. Kau bisa menduganya sendiri,
Deb." "Seperti apa" Kau kira ia menyimpan darah gadis yang sudah
tewas dua puluh tahun lalu agar ia bisa mencipratkannya di TKP?"
"Oke, kami membawanya ke sini untuk bermain pasang gambar
buta." "Tak akan lebih aneh dari rumor yang kudengar tentang
investigasi ini." Mereka berhenti di luar ruang interogasi. "K uharap
kau bangga pada dirimu sendiri, Francis."
"Wuuush. " Hoolian
menepuk tangannya, lega ketika pengacaranya akhirnya masuk. "Untunglah. Aku sudah muak."
Ia sudah berada di ruang ini sejak pukul enam pagi, berusaha
tidak menangis atau kehilangan pertahanan diri saat No na A
berhalangan. Semua bentuk fisik telah berabah di seksi ini; hanya
kengeriannya yang tetap sama. Bunyi seratus-ribu-burung-jay-
menjerit-di-kepalamu, teror yang membuatmu ingin kencing di
celana yang diingatnya dengan begitu baik.
"Kau tak apa-apa?" No na A meremas bahunya.
"Ya. Tapi, kukira aku sudah cukup bicara di sini."
Letih, ia mulai bangkit saat detektif berkulit hitam yang telah
bersamanya sepanjang waktu mendorong pintu.
"Selamat sore, Nona Aaron." Ia mengulurkan tangan dan
Pedang Ular Mas 1 Pendekar Bayangan Setan Karya Khu Lung Jurus Tanpa Bentuk 5
^