Pencarian

Winnetou Kepala Suku Apache 8

Winnetou Kepala Suku Apache Karya Dr. Karl May Bagian 8


membuktikan diri sebagai seorang pelari sejati, karena dengan mudah dia mampu
mengikuti langkah kami. Tentu saja semua jejak telah terhapus oleh air hujan, namun saya sudah tahu ke
mana jejak-jejak itu mengarah. Tak lama setelahnya, saya melihat sebuah kendi
air dari buah labu yang tergeletak di atas tanah. Pasti benda itu telah dibuang
oleh seseorang dari mereka.
Padang kaktus ini tentulah terbentang luas dari arah timur ke barat, karena
ujung lahan yang hangus akibat kebakaran belum juga nampak. Hal ini sangat
menguntungkan karena dengan demikian, saya menyimpulkan, orang-orang yang saya
cari pun pasti terkena guyuran hujan. Akhirnya kami tiba pada ujung lahan yang
terbakar. Segera setelahnya saya melihat sekelompok manusia dari kejauhan,
selain itu ada juga hewan. Saya meraih teropong. Ada sembilan orang dan sepuluh
ekor kuda. Delapan orang sedang duduk di tanah, sedangkan orang kesembilan
berada di dekat kuda dan memisahkan diri dari kelompok itu lalu memacu kudanya
ke arah kami. Tiba-tiba tampaknya dia melihat kami dan menghentikan kudanya.
Saya membidik teropong lebih tajam dan mengenalinya. Orang itu adalah Bernard
Marshall. Saya bisa memahami maksudnya. Dia berada pada suatu situasi antara kebingungan
dan keputusasaan sehingga seperti temannya yang lain, dia pun tidak
memperhatikan bahwa pelayannya telah lenyap. Akibat air hujan, kini dia pun
memperoleh tenaga baru. Dia segera menyadari kewajibannya yaitu pergi mencari
Bob dan membawanya pulang ke kelompok. Saya bisa membaca maksud ini setelah
melihat seekor kuda lain yang dituntunnya dengan tali kekang. Bahwa tidak ada
orang lain yang mau pergi bersamanya, saya tidak perlu merasa heran. Mereka
adalah orang-orang yankee[Orang Amerika Serikat bagian utara] dan mereka
menganggap nyawa seorang Negro tidak lebih berharga daripada biji-bijian kosong.
Dia menatap rombongan kami, lalu berteriak memanggil teman-temannya. Dengan
segera mereka melompat ke atas punggung kuda masing-masing sambil memegang
senjata di tangan. "Maju Bob, dan jelaskan siapa kita sebenarnya!" saya memberi perinah kepada
orang Negro itu. Dia segera berlari ke sana, kami menyusulnya. Ketika Marshall melihat
pelayannya, kemarahannya pun mereda. Teman-temannya pun turun dari kuda dan
menunggu kami dengan sikap damai. Kami hanya sedikit tertinggal di belakang Bob,
jadi kami bisa menangkap seruannya yang ditujukan kepada pedagang permata itu.
"Jangan tembak, Massa, jangan tikam. Ini yang datang adalah orang baik-baik.
Adalah Massa Charley, yang hanya membunuh orang-orang Indian dan penjahat tapi
membiarkan hidup para gentleman dan orang Negro!"
"Charley" Benarkah yang datang ini Charley!" katanya sambil terkejut lalu
mengamat-amati saya. Di kampung halaman, biasanya saya berpakaian lebih seperti gentleman daripada di
padang sabana. Setelah beberapa bulan, orang tidak langsung mengenali wajah saya
yang dihiasi janggut tipis, karena janggut itu telah tersembunyi di balik
janggut tebal yang tumbuh tidak terawat. Karena dia belum pernah melihat saya
dalam penampilan seperti saat ini, maka saya tidak tersinggung jika dia belum
mengenali saya dari jauh. Tetapi sekarang setelah saya sampai pada jarak sekitar
tiga puluh kuda darinya, dia terbelalak, karena yang dikatakan Bob memang benar.
Dengan tergesa-gesa dia datang menghampiri saya dan mengulurkan tangannya dari
atas kuda. "Charley, bagaimana mungkin" Benarkah Anda Charley" Saya kira, Anda pergi ke
Fort Benton dan ke pegunungan salju! Bagaimana mungkin Anda turun hingga ke
daerah selatan ini?"
"Saya sudah berada di pegunungan salju, Bernard. Tetapi rasanya saya kedinginan
di sana, sehingga saya meluncur turun. Selain itu syukur kepada Tuhan , kita
bisa bertemu di Estaccado ini! Maukah Anda memperkenalkan saya kepada teman-
teman seperjalanan Anda?"
"Tentu saja! Saya katakan, kehadiran Anda saat ini lebih berharga daripada uang
ribuan dollar! Turun dan majulah kemari!"
Dia memperkenalkan saya kepada teman-temannya lalu menyebutkan nama-nama mereka
kepada saya. Kemudian dia menghujani saya dengan begitu banyak pertanyaan.
Sedapat mungkin saya berusaha menjawabnya. Teman-temannya terdiri dari yankee
liar, lima orang voyageur dari perusahaan kulit yang membawa perlengkapan-
perlengkapan penting, juga tiga orang lain yang bersenjata. Tapi mereka
menggantungkan senjatanya sedemikian rupa, sehingga bisa dilihat bahwa mereka
bukanlah westmen. Tentu saja mereka adalah para pedagang, seperti yang
diceritakan Bob. Tapi saya lebih menganggap mereka sebagai para perantau yang
mau pergi ke daerah Barat untuk mengadu nasib, baik melalui cara halal maupun
tidak. Rombongan itu dipimpin oleh voyageur tertua yang diperkenalkan kepada
saya dengan nama Williams. Di mata saya, dia adalah seekor "anak beruang",
seperti istilah yang biasa dipakai orang di daerah Barat. Dia berpaling kepada
saya setelah saya menjawab beberapa pertanyaan kecil dari Bernard. Si kerdil Sam
menunjukkan kesan tidak senang terhadap orang itu.
"Jadi sekarang kami tahu, kira-kira siapa kalian dan dari mana kalian datang.
Hanya kami belum tahu, ke mana kalian hendak pergi!"
"Barangkali ke Passo del Norte, atau barangkali ke satu tempat lain, Sir.
Semuanya tergantung kepada pekerjaan yang kami terima."
Saya merasa tidak perlu menceritakan lebih banyak daripada apa yang boleh
diketahuinya saat ini. "Dan apa pekerjaan kalian?"
"Kami bermaksud sedikit mengelilingi dunia."
"Lack-a-day, untuk pekerjaan seperti itu orang tidak akan merasa bosan, walaupun
demikian orang harus berusaha keras. Pasti Anda adalah seorang yang sangat kaya.
Orang juga bisa melihatnya dari senjata Anda yang mengkilat!"
Dengan dugaan seperti itu, dia pasti akan terus bertanya, karena selain senjata,
saya juga memiliki beberapa barang kecil yang sebenarnya harus saya tinggalkan
di rumah. Pertanyaannya sungguh mengusik saya. Selain itu tatapan matanya yang
agak licik dan suaranya yang mengolok serta terburu-buru saat berbicara dengan
saya membuat saya tidak senang. Orang itu sangat lancang dan walaupun tampangnya
rapi, saya tidak percaya kepadanya. Saya lalu menatapnya dengan tajam dan
memberikan jawaban yang tidak mengandung ungkapan setuju ataupun penolakan.
"Saya kira, entah kaya atau miskin, di Estaccado hal itu sama saja."
"Memang Anda benar, Sir. Setengah jam lalu kami semua hampir mati kehausan. Kami
berhasil hanya karena kebetulan, karena sebuah mukjizat. Peristiwa seperti itu
belum pernah terjadi sebelumnya."
"Peristiwa apa?"
"Tentu saja hujan. Atau mungkin Anda datang dari jurusan lain, sehingga tidak
terkena curah hujan tadi?"
"Kami kehujanan karena kamilah yang mendatangkannya."
"Mendatangkannya" Apa yang sebenarnya ingin Anda katakan, Sir?"
"Seperti Anda, kami pun hampir mati kehausan. Engkau tahu, kami hanya bisa
selamat seandainya kami bisa membuat awan, kilat serta guntur."
"Dengar, Master Gombal, saya harap Anda tidak menganggap kami sebagai orang-
orang yang bisa dikibuli seekor beruang dengan Wipp-por-will[Sejenis burung
penyanyi]. Jika tidak maka dalam beberapa menit kulit Anda tidak lagi seindah
sekarang. Pasti Anda sudah pernah berada di Utah, di daerah Danau Garam[Salt
Lake] dan termasuk anggota 'orang-orang kudus dari akhir zaman' yang juga mampu
membuat mukjizat -mukjizat."
"Memang saya pernah berada di sana. Tetapi sekarang saya tidak mau berbicara
tentang akhir zaman, melainkan pertama-tama tentang hari ini dan tentang Anda.
Apakah Anda akan mengizinkan kami untuk bergabung bersama rombongan
Anda?" "Mengapa tidak" Terutama karena Anda dikenal oleh Master Marshall. Bagaimana
ceritanya, sehingga Anda berani menempuh Llano Estaccado hanya
berdua?" Saya pura-pura tidak tahu sambil bersikap seperti orang bodoh dan belum
berpengalaman, "Apa yang perlu ditakutkan" Jalan ini ditandai dengan tiang-tiang penunjuk
jalan. Jadi setiap orang boleh pergi ke sana dan keluar lagi dari sana dengan
selamat." "Good lack, Anda akan segera binasa! Belum pernah Anda mendengar sedikit pun
tentang stakemen?" "Siapakah mereka?"
"Anda harus tahu! Saya tidak mau bercerita tentang mereka, karena saya tidak mau
menakut-nakuti Anda. Hanya saya ingin katakan kepada Anda, yang berani datang
berdua ke Estaccado hanyalah orang-orang seperti Old Firehand, Old Shatterhand,
atau seseorang yang pintar dan cerdik seperti Sans-ear, pembunuh Indian itu.
Apakah Anda pernah mendengar tentang orang-orang itu?"
"Mungkin, tetapi saya tidak mengingatnya lagi. Berapa lama lagi kita harus
berkuda, sampai kita keluar dari Estaccado?"
"Dua hari." "Tentu saja kita sudah berada pada jalan yang benar, bukan?" "Mengapa tidak!"
"Karena saya mendapat kesan, tiang-tiang itu tiba-tiba mengarah ke tenggara dan
bukannya ke barat daya."
"Masuk akal jika Anda mendapat kesan demikian, tetapi seorang voyageur yang
sudah tua dan berpengalaman seperti saya pasti tidak akan keliru. Saya mengenal
Estaccado dengan baik seperti mengenal isi tas saya sendiri."
Kecurigaan saya semakin bertambah. Jika dia benar-benar sudah berpengalaman maka
dia pasti tahu, bahwa dia telah menyimpang dari arah yang sebenarnya. Saya
memutuskan untuk terus memburunya lebih jauh.
"Mengapa perusahaan mengirim Anda begitu jauh ke arah selatan" Yang saya tahu,
di daerah utara terdapat lebih banyak kerajinan kulit daripada di selatan."
"Anda sungguh bijaksana dan cerdik! Kulit tetaplah kulit. Karena di sini
terdapat beruang cokelat, beruang hitam, racoon (binatang mirip beruang) dan
opossum, serta binatang-binatang berbulu lainnya dalam jumlah yang banyak, maka
setelah tengah hari kami akan pergi berburu untuk mengumpulkan ribuan kulit
bison karena binatang-binatang itu berkeliaran pada musim gugur."
"Oh ya" Tadi saya menduga, Anda lebih gampang berburu bison di hutan di daerah
utara daripada di sini. Selain itu, sebagai seorang voyageur, Anda pasti mampu
karena Anda tidak takut sedikit pun terhadap orang-orang Indian. Pernah saya
mendapat cerita bahwa perusahaan mengirim para voyageur sekaligus sebagai kurir.
Surat perintah jalan akan menjadi pelindung supaya tidak diserang oleh orang-
orang Indian. Benarkah demikian?"
"Ya. Sebenarnya kami bisa mengharapkan bantuan dari kulitmerah dan bukannya
merasa takut diserang oleh mereka."
"Jadi sekarang Anda pun membawa surat itu?"
"Tentu saja. Saya hanya perlu menunjukkan capnya dan orang Indian akan
memberikan perlindungan kepada saya."
"Anda membuat saya penasaran, Sir. Izinkanlah saya melihat sebentar cap
itu!" Saya melihat, dia tampak terpojok, tetapi dia berusaha menyembunyikannya di
balik raut wajahnya yang geram.
"Apa Anda pernah mendengar tentang kode etik pos, bung" Saya hanya boleh
menunjukkan cap itu kepada orang-orang Indian."
"Saya tidak meminta untuk membaca isi surat. Kelihatannya Anda tidak mampu
memperkenalkan diri kepada seorang kulitputih."
"Dalam hal seperti itu senjata saya lebih jelas menunjukkan siapa saya. Camkan
ini baik-baik!" Saya membuat raut wajah, seolah-olah saya merasa berada di bawah tekanannya dan
hanya diam sambil berpura-pura merasa takut. Sam tidak menatap saya, karena
nanti ketahuan kalau saya hanya bersandiwara. Dia memandang Tony seolah-olah dia
dan kudanya sangat setuju dengan sikap saya. Saya membalikkan tubuh menghadap
Marshall, "Bob sudah mengatakan kepada saya, ke mana Anda hendak pergi, Bernard, dan
mengapa Anda melakukan perjalanan ini. Apakah Anda tidak menemukan jejak sang
pembunuh yang sudah merampas segala harta milik Anda?"
"Sama sekali tidak. Selain itu pasti ada beberapa orang yang melakukan perbuatan
itu." "Di mana Allan?"
"Di San Francisco. Atau setidaknya semua suratnya dikirim dari sana."
"Well, pasti Anda akan menemukannya dengan mudah. Apakah hari ini Anda akan
melanjutkan perjalanan atau bermalam di tempat ini?"
"Sudah disepakati bahwa kami akan tinggal di sini."
"Kalau begitu saya akan melepaskan semua perlengkapan kuda saya."
Saya bangkit lalu melepaskan pelana dan peralatan dari kuda mustang, kemudian
memberinya makan beberapa genggam biji jagung. Sam juga melakukan yang sama
terhadap kudanya. Kami menahan diri agar tidak berbicara satu sama lain.
Tetapi hal itu rasanya tidak penting karena tanpa berbicara pun kami bisa saling
mengerti. Jika dua orang pemburu hidup bersama selama beberapa minggu, maka
mereka bisa membaca pikiran satu sama lain hanya dengan melihat matanya. Juga
saya tidak berbicara dengan diam-diam atau berbisik kepada Marshall, sehingga
waktu yang tersisa berlalu tanpa pembicaraan yang penting. Kini hari telah
malam. "Buatlah pembagian tugas jaga, Sir," kata saya kepada Williams. "Kami letih dan
ingin tidur." Dia melakukannya. Saya lihat, hanya saya, Sam dan Marshall yang tidak diberikan
giliran untuk menjaga. Setiap kali ditentukan dua orang.
"Tidurlah di tengah-tengah mereka, sehingga mereka tidak bisa membicarakan
sesuatu secara sembunyi-sembunyi!" Saya berbisik kepada Marshall. Mendengar
petunjuk rahasia itu, dia menatap saya penuh keheranan, tetapi dia tetap
menurutinya. Kuda-kuda berbaring karena tak ada lagi makanan buat mereka. Sementara orang
lain tidur dalam lingkaran, saya merebahkan diri di samping mustang saya, dan
menggunakan tubuhnya sebagai alas kepala, sedangkan orang-orang menggunakan
pelana. Saya mempunyai alasan untuk tidur dengan posisi seperti itu. Sam tidak
perlu petunjuk dari saya. Dia benar-benar paham dan mencari tempat di antara
para voyageur itu, sehingga mereka hanya bisa berbicara satu sama lain secara
diam-diam pada waktu giliran jaga.
Bintang-bintang tampak bersinar di angkasa. Namun, ada kabut aneh yang melayang
di antara langit dan Bumi, mungkin karena pengaruh hujan, sehingga cahaya
bintang tampak redup dan tidak terang seperti biasanya. Dua orang pedagang
mendapat tugas jaga pertama. Keduanya bertugas tanpa menimbulkan sesuatu yang
mencurigakan. Untuk tugas jaga kedua, Williams menentukan dirinya sendiri dan
voyageur yang paling muda. Ketika tiba giliran mereka, ternyata mereka belum
tidur. Mereka bangkit lalu masing-masing membuat patroli sejauh setengah
lingkaran. Saya memperhatikan dengan seksama kedua titik tempat mereka saling
bertemu. Tempat pertemuan pertama berada di dekat kuda milik Bob. Hal ini
tampaknya menguntungkan saya, karena saya yakin, si kulithitam itu tidak
memiliki kuda yang bagus, sehingga orang tidak perlu berhati-hati terhadap
ketajaman daya pendengaran dan penciumannya.
Saya tidak bisa melihat, apakah kedua orang itu berbicara ketika mereka saling
bertemu. Tapi dari bunyi langkahnya, saya bisa menduga bahwa keduanya saling
membisikkan beberapa kata sebelum berbalik. Pengembaraan yang lama di padang
sabana telah mengasah pendengaran saya menjadi tajam. Jika saya tidak keliru,
kini saya sedang berurusan dengan dua orang pembohong besar.
Dengan hati-hati saya merangkak mengambil jalan memutar menuju ke tempat kuda-
kuda. Binatang bodoh itu terlihat lamban dan tenang karena ia tidak mencium
kehadiran saya, sehingga sedikit pun tidak mendengus ataupun berubah. Saya
bersembunyi begitu rapat pada tubuhnya, sehingga saya tidak takut dipergoki.
Tak lama kemudian datanglah Williams dari satu sisi dan si voyageur dari sisi
yang lain. Sebelum keduanya kembali berpisah, saya mendengar dengan sangat
jelas, "Saya tangani dia dan kamu orang Negro itu!"
Kalimat itu diucapkan oleh Williams. Ketika mereka kembali bertemu, saya
mendengar, "Tentu saja mereka juga!"
Tampaknya maksud orang itu adalah saya dan Sam karena kami berbaring di depan
tempat pertemuan itu. Ketika mereka kembali mendekati saya, terdengar lagi
suara, "Pshaw! Yang seorang kecil dan yang lain ... ini dilakukan pada waktu mereka
tidur!" Yang dimaksudkan dengan "yang kecil" adalah Sam dan "yang lain" adalah saya
sendiri. Sudah jelas bahwa kami akan dibunuh. Tapi mengapa" Saya tidak bisa
menjelaskannya. Kembali mereka mendekat dan saya mendengar jawaban yang jelas,
"Ketiga-tiganya!"
Barangkali pertanyaannya sudah diajukan pada titik pertemuan yang lain, yakni
apakah ketiga pedagang itu ikut dibunuh bersama kami atau tidak. Jadi kelima
voyageur ini hendak menyergap kami, lima melawan lima. Kesimpulannya sangat
gampang, seandainya saya tidak berinisiatif untuk mendengarkan pembicaraan
mereka, tentu mereka akan membunuh kami tanpa bersusah payah. Sekarang kedua


Winnetou Kepala Suku Apache Karya Dr. Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang itu bertemu lagi. "Tidak boleh satu menit pun lebih awal . dan sekarang, baiklah!" kata Williams.
Percakapan menarik itu berakhir. Dengan mudah bisa saya bayangkan, kalimat
terakhir tadi berhubungan dengan waktu, kapan mereka akan bertindak. Tapi kapan"
Ini mestinya terjadi pada waktu tidur! Hari ini atau besok" Saya merasa lebih
aman, jika saya mengandaikan seolah-olah mereka akan melakukannya hari ini.
Karena kedua bajingan itu masih memiliki waktu seperempat jam untuk membuat
ronda, maka rasanya baik jika saya bertindak lebih awal.
Saya bersiap-siap. Mereka bertemu lagi, tapi kali ini tidak berkata apa-apa.
Keduanya berbalik pada waktu yang bersamaan. Begitu Williams lewat di dekat
saya, dengan cepat saya melompat ke belakangnya, lalu memukul sisi kiri
lehernya, sehingga dia tidak mampu bersuara kemudian menghadiahkan sebuah tinju
pada pelipisnya. Tubuhnya roboh tak bergerak.
Sekarang saya menggantikan tempatnya dan berjalan menuju ke titik pertemuan yang
lain untuk bertemu dengan temannya. Orang itu sama sekali tidak tahu dan mengira
saya adalah Williams. Saya segera mencekik lehernya dari depan dan memukulnya
hingga roboh. Paling kurang selama sepuluh menit, keduanya terkapar pingsan.
Saya tahu hal itu, karena itu dengan cepat saya berlari mendapati orang-orang
yang sedang tidur. Hanya dua orang yang terjaga, tentu saja Sam dan Bernard.
Petunjuk yang saya bisikkan kepada Bernard membuat hatinya tidak tenang,
sehingga dia tidak bisa tidur.
Saya melepaskan laso dari gulungan. Sam pun segera melakukan hal yang
sama. "Hanya tiga orang voyageur," kata saya sambil berbisik. Kemudian saya berteriak
dengan keras, "Hallo semua, bangunlah!"
Dalam sekejap mata mereka semua bangun, termasuk Bob. Tetapi dengan cepat pula
laso kami mengikat tangan dan dada dua voyageur. Sekali lagi tali dilingkarkan
ke tubuh mereka. Kini ikatan itu begitu kuat, sehingga para tawanan itu tidak
bisa melepaskan diri. Karena hanya menduga-duga dan belum paham, Bernard
Marshall menyerang orang ketiga dan memeluknya erat-erat sampai saya mengikat
orang itu dengan lasonya. Hal ini terjadi begitu cepat, sehingga ketika sudah
selesai, kami mendengar seorang dari ketiga pedagang itu berseru sambil meraih
senjatanya, "Pengkhianat, ambil senjata!"
Sam tertawa keras. "Simpan kembali senjatamu, anakku. Sumbu senjatamu dan juga senjata kawan-
kawanmu sudah dicabut, hihihihi!"
Si kerdil yang selalu berhati-hati ini telah mencopot sumbu ketiga senjata itu
pada waktu saya bersembunyi untuk mendengarkan percakapan tadi. Ini adalah bukti
bahwa dia bisa mengerti maksud saya dengan tepat walaupun kami tidak berbicara
satu sama lain. "Jangan khawatir, sobat, kalian tidak akan diapa-apakan!" katanya menenangkan
mereka. "Orang-orang ini hendak membunuh kami dan kalian. Karena itu kami
terpaksa melumpuhkan mereka."
Meskipun gelap, bisa terlihat bagaimana mereka terkejut ketika mendengar apa
yang saya sampaikan. Bob juga bergegas datang mendekat.
"Massa, apakah mereka juga bermaksud bunuh Bob?"
"Ya!" "Maka harus mereka mati, digantung pada Estaccad', tinggi-tinggi pada tiang
itu!" Para tawanan tidak bersuara. Mereka mungkin mengharapkan pertolongan dari orang
yang bertugas jaga. "Bob, di sana tergeletak Williams, dan di sana yang seorang lagi. Bawa mereka ke
sini!" saya memberi perintah kepada orang Negro itu.
"Sudah mati mereka?" dia bertanya.
"Belum, hanya pingsan."
"Saya akan ambil mereka!"
Si kulithitam bertubuh raksasa ini memikul kedua orang itu berturut-turut di
atas bahunya yang bidang ke sini lalu melemparkan mereka ke tanah. Pada saat itu
mereka masih terikat. Sekarang kami bisa berbicara. Saya menjelaskan kepada
ketiga pedagang itu mengapa kami bertindak demikian. Mereka berubah menjadi
geram dan menuntut hukuman mati atas para voyageur. Tapi saya membantahnya.
Di padang sabana pun ada hukum dan undang-undang. Seandainya mereka menghadang
kami dengan senjatanya, sehingga hidup kami terancam, maka kami boleh menembak
mereka sampai mati. Tetapi sekarang persoalannya lain, sehingga kami tidak boleh
membunuh mereka tetapi harus membentuk jury untuk menghukum mereka.
"Oh, oh, ya, sebuah jury," ujar si Negro. Dia merasa senang menyaksikan tontonan
seperti itu, "dan Bob akan menggantung mereka semua lima orang!"
"Tapi bukan sekarang! Hari sudah malam. Kita tidak membuat api unggun, jadi kita
harus menunggu sampai fajar menyingsing. Jumlah kita sembilan orang. Lima orang
boleh tidur dengan tenang, tapi dua orang harus tetap berjaga. Para tawanan
harus diawasi sampai matahari terbit."
Saya bersusah payah membujuk mereka dan setelah akhirnya berhasil, kelima orang
itu mau pergi tidur. Saya dan seorang pedagang mendapat tugas menjaga. Setelah
satu jam kami diganti. Sam mengambil alih tugas jaga terakhir seorang diri,
karena pada saat itu hari sudah mulai terang dan satu orang sudah cukup untuk
menjaga keamanan kami. Sepanjang malam tawanan-tawanan itu hanya menutup mulut. Namun ketika kami
bangun, saya melihat Williams dan rekannya sudah kembali sadar. Pertama-tama
kami sarapan pagi. Kuda kami mendapat jatah biji-biji jagung. Kemudian kami
memulai proses pengadilan. Sam menunjuk ke arah saya kemudian berkata,
"Inilah sheriff kita. Dia misalnya akan membuka persidangan sekarang."
"Tidak, Sam, saya tidak mau mengambil alih jabatan ketua. Engkaulah yang harus
melakukannya!" "Saya" Heigh-ho, apa yang kamu pikirkan" Sam Hawerfield sebagai seorang sheriff!
Siapa yang menulis buku, lebih cocok untuk posisi itu!"
"Saya bukan warga Amerika dan saya pun belum lama mengembara di padang sabana
seperti kau. Apabila engkau tidak mau, maka Bob harus melakukannya!"
"Bob" Seorang kulithitam sebagai sheriff" Ini akan menjadi sandiwara paling aneh
yang kita mainkan di padang pasir ini. Jadi saya terpaksa harus menerimanya jika
kamu misalnya tetap bersikeras menolak!"
Dia duduk dengan posisi menantang dan menunjukkan raut wajah yang diartikan
dalam pengadilan padang sabana dengan ekspresi penuh pertimbangan dan keadilan,
seperti yang terlihat pada sidang pengadilan di dunia maju.
"Duduklah melingkar, Mesch'schurs. Kalian semua adalah wakil-wakil masyarakat
awam dan Bob, orang Negro ini, tetap berdiri karena dia akan berperan sebagai
constabel![Constable (Inggris): Polisi]"
Bob mengencangkan tali pengikat pedangnya dan berusaha menunjukkan wajah
sewibawa mungkin. "Constabel, lepaskan ikatan dari tawanan karena kita hidup di negeri yang
merdeka dan di sini pembunuh-pembunuh harus berdiri tanpa ikatan di hadapan
hakim!" "Tetapi jika lima semuanya dilepaskan, maka ..." Negro itu ragu-ragu
melakukannya. "Turuti!" bentak Sans-ear. "Tak seorang pun dari mereka akan kabur karena kita
telah merebut senjatanya. Dan sebelum mereka misalnya berlari sepuluh langkah,
pasti peluru-peluru kita sudah menerjang mereka!"
Tali-tali ikatan dilepaskan. Para tawanan bangkit, tetapi masih belum berkata-
kata. Masing-masing kami memegang senjata di tangan, sehingga tidak mungkin
mereka berniat untuk melarikan diri.
"Kamu menamakan dirimu Williams," Sam memulai pembicaraan. "Apakah itu namamu
yang sebenarnya?" Orang yang ditanya menjawab dengan wajah marah,
"Saya tidak akan menjawabnya. Kalian sendiri adalah pembunuh. Kalianlah yang
menyerang kami. Kalian harus dihadapkan kepada pengadilan padang sabana."
"Bicaralah semaumu, anakku. Kamu memiliki hak sepenuhnya. Tapi dengarlah, jika
kamu tidak menjawab, itu berarti kamu memberikan pengakuan. Jadi . apakah kamu
benar-benar seorang voyageur?"
"Ya." "Buktikan! Di mana kamu menyimpan surat-surat itu?"
"Tidak ada." "Baiklah, anakku. Itu sudah cukup untuk menentukan hukuman apa yang akan
dijatuhkan atas dirimu! Apakah kamu mau mengaku bahwa tadi malam kamu berbicara
dengan rekanmu selama tugas jaga dan menyusun suatu rencana?"
"Tidak! Kami tidak berbicara sepatah kata pun."
"Orang yang tersohor ini mendengarkan semua percakapan kalian dengan sangat
jelas. Kalian bukanlah westman, karena seorang pemburu prairie sejati pasti akan
lebih berhati-hati dalam bertindak."
"Kami bukanlah westman" All devil's, hentikan lelucon Anda! Kami akan
menunjukkan bahwa kami tidak takut terhadap siapa pun. Lalu siapa kalian" Para
greenhorn yang menyergap kami pada waktu tidur untuk membunuh dan merampok harta
kami!" "Tidak perlu begitu gusar, anakku! Akan saya katakan kepadamu, siapakah para
greenhorn ini yang akan menjatuhkan keputusan tentang hidup dan mati kalian!
Setelah mendengar pembicaraan kalian, orang ini merobohkan kalian dengan
tangannya, dan perbuatan itu misalnya dilakukannya dengan sempurna, sehingga tak
terlihat oleh seorang pun, juga oleh kalian sendiri. Tinju yang keras itu hanya
dimiliki oleh orang ini yang dijuluki Old Shatterhand. Sekarang tataplah saya!
Apakah ada orang lain yang pernah dikerat telinganya oleh orang-orang Navajo,
yang bernama Sans-ear" Jadi hanya kami berdua yang berani datang sendirian ke
Llano Estaccado. Di samping itu benar bahwa kamilah yang kemarin mendatangkan
hujan. Siapa lagi kalau bukan kami" Atau pernahkah kalian mendengar bahwa hujan
turun dengan sendirinya di Estaccado?"
Kelima orang itu terkejut ketika mendengar nama kami. Williams-lah yang pertama-
tama membuka mulut. Dia sudah mempertimbangkan keadaannya. Mendengar nama kami,
dia rupanya berpikir bahwa dia tidak akan diperlakukan dengan tidak adil.
"Jika kalian benar-benar Old Shatterhand dan Sans-ear seperti yang kalian
jelaskan, maka kami harap supaya persoalan ini diputuskan dengan adil. Saya akan
menjawab dengan terus terang. Dulu nama saya lain, bukan Williams. Tapi
mengganti nama bukanlah suatu kejahatan, karena dulu nama kalian yang sebenarnya
pun bukan Old Shatterhand atau Sans-ear. Setiap orang bebas memilih nama yang
disukainya." "Well, tapi kamu pun tidak didakwa karena persoalan nama!"
"Kalian pun tidak bisa mendakwa kami dengan alasan pembunuhan, karena kami tidak
melakukannya. Selain itu kami juga tidak berencana membunuh seseorang. Ya, tadi
malam kami berbicara satu sama lain, tapi kami tidak menyinggung mengenai
pembunuhan. Apakah kami menyebut-nyebut nama kalian?"
Sam tertunduk lalu berkata dengan agak geram.
"Tidak, tentu saja kalian tidak menyebutnya. Namun dari percakapan kalian, orang
bisa menyimpulkan demikian dengan jelas."
"Menarik suatu kesimpulan tidak bisa dijadikan sebagai bukti, karena hal itu
belum dilaksanakan. Pengadilan padang sabana merupakan sesuatu yang sangat
dijunjung tinggi, tetapi jurinya hanya bisa menghakimi berdasarkan kenyataan dan
bukannya dugaan. Kami sudah menerima Sans-ear dan Old Shatterhand begitu ramah
dalam rombongan kami dan sebagai balasannya mereka ingin membunuh kami tanpa
alasan. Dengan demikian semua pemburu mulai dari Danau Besar sampai ke Sungai
Mississippi, dari Teluk Mexico sampai ke Sungai Budak akan tahu dan mereka akan
berkata, kedua pemburu ternama itu telah berubah menjadi perampok dan pembunuh."
Dalam hati harus saya akui bahwa bajingan ini sangat lihai membuat pembelaan.
Sam akhirnya terpojok, dia meloncat bangkit,
"'s death, orang tak akan berkata seperti itu karena kami tak menghakimi kalian.
Kini kalian bebas, saya kira! Bagaimana pendapat yang lain?"
"Mereka harus bebas. Mereka tidak bersalah!" kata ketiga pedagang. Sejak awal
ketiganya yakin bahwa kesalahan yang dituduhkan sebenarnya tidak beralasan.
"Berdasarkan apa yang saya tahu, saya pun tidak bisa menuntut mereka," ujar
Bernard. "Siapakah mereka dan siapa nama mereka, hal itu bukanlah urusan kita.
Untuk menuntut mereka, kita hanya berpatokan pada dugaan-dugaan tapi bukan
bukti-bukti yang nyata."
Wajah Bob tampak kecewa. Harapannya untuk menggantung para penjahat itu tidak
terpenuhi. Bagi saya sendiri, saya merasa cukup senang karena perkara ini
diakhiri dengan cara seperti itu. Saya bahkan menghendakinya demikian, karena
itu kemarin saya menunda proses pengadilan ini dan hari ini pun saya menyerahkan
pimpinan sidang ke tangan Sam. Sebagai seorang pemburu dia memiliki kemampuan
khusus. Tapi dia bukanlah orang yang mampu menjerat seorang pembunuh melalui
debat pendapat. Di padang prairie ini orang tidak pernah merasa aman dalam
hidupnya. Mengapa hidup kelima orang ini harus diakhiri seandainya tidak
ditemukan bukti sedikit pun bahwa mereka memusuhi kami" Jika terbukti, maka
mereka harus segera dibunuh. Saya kurang setuju kalau orang-orang itu dibunuh,
yang lebih penting bagi saya adalah keamanan kami. Untuk tujuan itu kami bisa
memilih langkah-langkah yang tepat. Namun, saya harus memberikan sebuah saran
kecil kepada Sam, supaya dia bisa mengerti bahwa sebenarnya kami bisa bersikap
lebih lembut atau berbelaskasihan. Ketika dia melemparkan pertanyaan itu kepada
saya, saya menjawab, "Engkau masih ingat, Sam, apa kelebihan Tony, kudamu?"
"Apa?" "Binatang itu mempunyai otak."
"Egad, sekarang saya teringat kembali. Kelihatannya kamu pun memiliki ingatan
yang kuat tentang hal itu. Tetapi apa yang bisa saya lakukan" Saya hanyalah
seorang pemburu dan bukan ahli hukum. Sebenarnya kamu bisa mengorek keterangan
dari mereka. Mengapa kamu tidak mau menerima peran sebagai sheriff" Sekarang
mereka sudah bebas. Apa yang sudah diputuskan harus ditepati."
"Tentu saja, pendapat saya pun tidak dapat mengubah keputusan itu. Mereka hanya
bebas dari tuduhan melakukan usaha pembunuhan, tetapi belum bebas dari kasus-
kasus lain. Master Williams, sekarang saya akan mengajukan sebuah pertanyaan
kepada Anda. Jawaban Anda akan menentukan nasib Anda selanjutnya. Arah mana yang
harus ditempuh supaya orang bisa tiba di Rio Pecos dengan cepat?"
"Lurus ke barat."
"Kapan orang tiba di sana?" "Dalam dua hari."
"Kalau begitu kalian adalah stakemen. Kemarin kalian memperingatkan kami agar
berhati-hati dan berkata kepada rombongan kalian, terutama setelah mereka semua
begitu lemah, bahwa kalian berada pada jurusan yang benar. Kalian akan kami
tahan sebagai sandera selama dua hari. Jika dalam dua hari kita belum tiba di
sungai tersebut, maka nasib kalian akan berubah karena saya sendirilah yang akan
menembak atau menggantung leher kalian, atau saya akan memimpin sebuah sidang
pengadilan untuk menghukum kalian. Sekarang kalian tahu apa yang harus kalian
perbuat! Ikatlah orang-orang ini ke atas kuda mereka, kemudian kita berangkat!"
"Oh, oh, adalah baik!" kata Bob. "Jika tidak tiba di sungai, akan Bob
menggantung mereka pada pohon!"
Seperempat jam kemudian kami pun berangkat. Tawanan yang diikat di atas kudanya
tentu saja berjalan di tengah. Tampaknya Bob tidak mau melepaskan jabatannya
sebagai constabel. Dia tidak beranjak dari mereka dan terus mengawasi mereka
dengan ketat. Untuk menjaga keamanan, Sam berkuda paling belakang. Saya dan
Bernard Marshall berjalan di depan.
Tentu kami berbicara tentang peristiwa kemarin. Tetapi saya tidak berminat untuk
membesar-besarkannya. Setelah menjauh dari para voyageur, akhirnya Bernard
berkata, "Apa benar yang dikatakan Sans-ear, bahwa Anda membuat hujan?"
"Ya." "Saya sama sekali tidak mengerti walaupun saya tahu, Anda tidak berbohong."
"Saya mendatangkan hujan untuk menyelamatkan kami dan Anda."
Lalu saya menjelaskan tentang cara paling sederhana yang dipakai oleh pawang
hujan dan orang-orang sakti dari kelompok masyarakat primitif, sehingga para
pengikutnya dibuat tercengang ketika mereka mendatangkan hujan.
"Kalau begitu kami semua harus berterima kasih kepada Anda karena kami masih
hidup. Pasti kami sudah mati kehausan di tempat itu seandainya Anda tidak
datang." "Bukan mati kehausan melainkan sudah mati dibunuh. Perhatikan pelana kuda dari
orang-orang yang menyebut diri voyageur itu. Di bawahnya tersimpan tabung air
yang masih penuh. Saya pasti sudah merusaknya seandainya saya tidak enggan
menumpahkan darah manusia. Siapa nama anak muda yang kemarin malam berjaga
bersama Williams?" "Mercroft." "Tentu saja itu adalah nama samaran. Walaupun masih muda belia, tampangnya
paling mencurigakan. Saya rasa, dulu saya pernah melihat wajah yang mirip dengan
wajahnya. Celakalah mereka jika kita belum sampai ke sungai pada waktu yang
telah disebutkan! Sekarang ceritakan lebih jelas tentang pembunuhan ayah Anda
dan perampokan itu!"
"Tak ada cerita yang jelas. Allan pergi ke Francisco untuk membeli emas. Jadi
bersama Bob dan seorang pembantu rumah tangga, kami hanya berempat di rumah.
Semua pekerja toko dan pelayan tinggal di luar rumah. Seperti yang Anda tahu,


Winnetou Kepala Suku Apache Karya Dr. Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ayah sering keluar rumah pada malam hari. Pada keesokan paginya kami menemukan
mayatnya di lantai. Rumah itu dalam keadaan tertutup, sedangkan bengkel dan toko
terbuka. Semua benda berharga sudah dirampok. Ayah selalu membawa sebuah kunci
yang bisa membuka semua pintu. Setelah dia dibunuh, kunci itu diambil dan dengan
kunci itu perampok menggasak semua barang tanpa perlu bersusah payah."
"Apakah Anda tidak mencurigai seorang pun?"
"Hanya seorang pelayan yang tahu rahasia kunci tersebut. Tapi semua penyelidikan
yang dilakukan polisi tetap tidak membuahkan hasil. Semua pelayan terpaksa
dipecat dan mereka kemudian menghilang. Di antara permata-permata yang dicuri
terdapat juga surat deposito. Saya harus mengganti semua kerugian, karena itu
saya tidak mempunyai biaya lagi untuk pergi ke California. Tapi saya harus ke
sana karena saya ingin menemukan saudara saya yang tiba-tiba tidak mengirim
kabar lagi." "Jadi tak ada harapan untuk menemukan sang pembunuh dan paling kurang memperoleh
kembali sebagian dari harta milik Anda?"
"Sama sekali tidak. Tentu saja para pelaku dan barang rampasannya sudah lama
diselundupkan ke luar negeri. Hingga sekarang usaha pencarian tidak membuahkan
hasil, walaupun peristiwa itu sudah dimuat di semua koran terkenal di Eropa dan
Amerika dan semua barang yang dicuri sudah diuraikan secara terperinci.
Perampok-perampok kelas kakap selalu menemukan alat dan cara untuk bisa
meloloskan diri." "Saya ingin membaca tulisan itu."
"Bisa. Saya masih membawa satu eksemplar Morning Herald yang memuat tulisan itu,
sehingga bisa dibaca setiap saat."
Dia memasukkan tangan ke dalam tasnya dan mengeluarkan selembar koran yang
kemudian diserahkannya kepada saya. Sambil berkuda saya membaca tulisan itu.
Waktu itu saya terkejut karena saya mengalami lagi apa yang biasa disebut orang
sebagai "kebetulan". Ketika selesai membaca, saya melipat kertas itu dan
mengembalikan padanya. "Bagaimana tanggapan Anda, jika saya bisa menggambarkan pembunuh-pembunuh itu
atau paling kurang salah seorang dari mereka?"
"Anda, Charley?" dia bertanya cepat.
"Dan membantu Anda mendapatkan kembali sebagian dari barang Anda yang
dicuri?" "Jangan membuat lelucon yang tidak lucu, Charley! Anda berada di padang prairie
ketika peristiwa itu terjadi. Bagaimana mungkin Anda bisa, sedangkan orang-orang
yang menyelidiki langsung setelah peristiwa itu terjadi, tidak berhasil
menemukan apa-apa?" "Bernard, saya adalah orang muda yang peka. Berbahagialah orang yang pada masa
mudanya tetap memegang keyakinan dari masa kecilnya dan menjaganya sampai ke
masa tuanya; orang yang memiliki mata untuk mengawasi semua, dan tangan untuk
bisa mengubah kejahatan yang direncanakan pada diri kita menjadi kebaikan.
Karena mata dan tangan, jarak antara Louisville dan padang sabana menjadi dekat.
Lihatlah ini!" Saya mengeluarkan pundi-pundi lalu menyodorkan kepadanya. Dia menerimanya dengan
perasaan berdebar-debar. Ketika dia membukanya, saya melihat tangannya gemetar.
Setelah dia memandang sekilas ke dalamnya, dia berteriak terkejut bercampur
gembira. "Ya, Tuhan! Intan-intan kami! Ya, inilah intan yang dicuri, tak bisa disangkal
lagi! Bagaimana Anda bisa .. "
"Stopp!" potong saya. "Tenanglah, anakku! Orang-orang yang berada di belakang
kita tidak perlu tahu apa yang sedang kita bicarakan! Jika batu-batu mulia ini
milik Anda, dan tentang ini saya sangat yakin, maka ambillah. Supaya Anda tidak
salah sangka bahwa saya telah mencurinya, saya ingin menceritakan bagaimana saya
memperolehnya." "Charley, saya tidak berpikir seperti itu! Bagaimana mungkin Anda .. "
"Tenang, tenang! Anda berteriak begitu keras, sehingga orang-orang di Australia
bahkan bisa mendengar apa yang kita bincangkan di sini!"
Hati Bernard tentu saja diliputi oleh perasaan gembira. Dengan tulus, saya
membiarkan dia bersuka cita. Saya hanya menyesal, karena saya tidak bisa
mengembalikan batu-batu itu bersama ayahnya.
"Ceritakanlah, Charley! Saya ingin sekali mendengar, bagaimana benda-benda itu
jatuh ke tangan Anda," katanya dengan nada meminta.
"Hampir saja saya menangkap pembunuhnya. Dia ada begitu dekat, sehingga saya
menendangnya dengan kaki dari atas lokomotif, ketika saya berdiri di sana.
Sesudah itu Sam juga mengejarnya. Tentu saja sia-sia. Namun saya berharap, dia
jatuh lagi ke tangan saya dalam waktu dekat, barangkali di seberang Rio Pecos.
Dia telah berangkat ke sana, tentu saja karena ingin merampok lagi di sana. Kita
pasti akan membongkar lagi rencana itu."
"Ceritakan, Charley, ceritakan tentang hal itu!"
Saya menceritakan peristiwa perampokan kereta api oleh orang-orang Ogellallah
secara panjang lebar lalu membacakan surat yang ditulis oleh Patrik untuk
ayahnya, Fred Morgan. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian lalu akhirnya
berkata, "Kita akan menangkapnya, Charley, kita akan menangkapnya. Kita juga akan tahu,
ke mana larinya barang-barang curian yang lain!"
"Jangan mulai lagi berteriak seperti itu, Bernard! Kita memang berada dalam
jarak beberapa kuda di depan; tetapi di sini, di daerah Barat, orang harus
berhati-hati dalam persoalan paling kecil sekali pun, karena kecerobohan kecil
saja bisa mendatangkan bencana."
"Anda benar-benar ingin mengembalikan berlian-berlian ini tanpa syarat, tanpa
menuntut apa-apa?" "Tentu saja, barang-barang itu 'kan milik Anda!"
"Charley, Anda adalah ... tapi sebentar," dia meraba pundi-pundinya dan
mengeluarkan batu berlian yang lebih besar. "Buatlah hati saya senang dan
terimalah ini sebagai kenang-kenangan dari saya!"
"Pshaw! Saya tak akan menerimanya, Bernard. Anda tidak perlu menghadiahkan
sesuatu kepada saya, sama sekali tidak perlu karena batu-batu mulia itu bukan
hanya milik Anda sendiri melainkan juga saudara Anda."
"Allan akan menyambut baik apa yang saya lakukan ini!"
"Tentu. Ya, bahkan saya sangat yakin, tapi saya kira barang-barang yang hilang
itu belum lengkap semuanya. Jadi simpanlah. Jika suatu saat kita berpisah,
berikan saya cindera mata yang lain yang tidak akan merugikan Anda tapi menarik
dan berharga bagi saya. Tapi sekarang Anda harus terus berkuda menempuh arah
ini, saya akan menunggu Sam!"
Saya membiarkan dia bersuka cita seorang diri dan berdiri untuk membiarkan
rombongan itu lewat, sampai Sans-ear tiba di samping saya.
"Hal penting apa yang kamu rundingkan tadi di depan, Charley?" tanyanya kepada
saya. "Anda memukul-mukul ke udara, sehingga misalnya kelihatan seperti orang
yang sedang menari ballet."
"Tahukah kamu, siapa pembunuh ayah Bernard?"
"Siapa" Apa kamu sudah menemukannya?"
"Ya!" "Well done! Kamu adalah manusia yang beruntung dalam semua hal. Jika orang-orang
lain mencari sesuatu bertahun-tahun lamanya, kamu sebaliknya sudah menemukannya
dalam waktu singkat, seperti dalam mimpi. Nah, siapa pembunuhnya" Saya harap
kamu tidak salah terka!"
"Fred Morgan." "Fred Morgan . orang itu lagi"! Charley, saya percaya semua yang kamu katakan,
tapi yang ini tidak. Morgan adalah seorang penjahat di antara westman. Tapi dia
tidak berani datang ke daerah Timur."
"Terserah, apa yang engkau pikirkan. Tetapi batu-batu itu milik Marshall, dan
saya sudah memulangkannya kepadanya."
"Hah, kalau kamu bertindak seperti itu maka pasti kamu mempunyai keyakinan yang
kuat. Pemuda malang itu akan merasa sangat bahagia! Kini kita menemukan lagi
satu alasan baru untuk berurusan dengan Morgan. Semoga saya segera memahat garis
kematiannya pada senjata saya."
"Dan jika kita telah menemukan dia dan membereskan dia, apa lagi yang kita
lakukan setelahnya?"
"Apa lagi" Hmmm, yang pasti saya akan berangkat ke selatan dan terus
mengikutinya sampai ke Mexico, Brazil, dan Tanah Api [Tierra del Fuego: Ujung
selatan benua Amerika]. Namun, jika saya sudah menemukan dia di sini, maka ke
mana pun saya akan pergi, itu bagi saya sama saja. Barangkali saya misalnya
berminat berjalan-jalan ke California. Katanya, di sana orang bisa membuat
petualangan yang mengesankan."
"Saya pun mau ikut untuk tujuan itu. Saya masih mempunyai waktu beberapa bulan
dan saya tidak mau membiarkan Marshall sendirian menempuh perjalanan yang begitu
jauh dan berbahaya."
"Well, kalau begitu kita pergi bersama-sama. Yang perlu kita cemaskan adalah
pertama-tama bagaimana kita keluar dengan selamat dari lautan pasir ini lalu
melepaskan diri dari kawanan itu. Sekarang kebencian saya kepada mereka lebih
besar daripada pagi tadi. Lebih-lebih saya tidak suka melihat wajah anak muda
itu. Dia harus mendapat pelajaran. Saya kira, suatu ketika saya pernah melihat wajahnya ketika timbul sebuah aksi kejahatan."
"Saya pun sama. Barangkali saya harus mengingat kembali, di mana saya berjumpa
dengannya!" Kami terus berkuda sampai malam tanpa beristirahat. Kemudian kami berhenti,
mengurus kuda, lalu pergi tidur. Sepanjang malam para tawanan diikat. Selain itu
kami menempatkan penjaga, sehingga mereka tidak bisa membebaskan diri. Ketika
fajar tiba, kami kembali melanjutkan perjalanan. Pada waktu tengah hari kami
melihat bahwa tanah menjadi semakin subur. Pohon kaktus yang kami jumpai
kelihatan semakin segar. Bahkan di beberapa tempat di padang pasir itu tampak
tunas alang-alang atau rumput-rumput kecil berdaun hijau. Kuda-kuda kami melihat
tanaman itu dengan penuh selera. Makin lama tunas-tunas dan rerumputan tumbuh
makin rapat. Padang pasir berubah menjadi padang rumput kecil. Kami turun dan
membiarkan kuda-kuda merumput. Binatang-binatang yang kelaparan memuaskan diri
dengan daun-daun hijau. Jelas kami tidak membiarkannya merumput terlalu banyak,
karena itu kami menambatkannya, sehingga kuda itu hanya makan rumput yang bisa
dijangkau oleh tali. Sekarang kami yakin bahwa kami bisa segera menemukan air
sehingga kami menghabiskan persediaan air yang masih tersisa.
Kami ikut berbahagia karena pada akhirnya berhasil keluar dari padang gurun yang
mengerikan itu. Pada saat itu Williams mendekati saya,
"Sir, percayakah Anda sekarang bahwa saya berkata jujur?"
"Saya percaya."
"Jika demikian, kembalikan kuda dan senjata kami, dan biarkan kami pergi. Kami
tidak berbuat jahat terhadap Anda. Masuk akal jika kami menuntut supaya
dibebaskan." "Hal itu mungkin. Tapi bukan hanya saya sendirian yang berhak menentukan nasib
kalian, saya harus bertanya dulu kepada teman-teman."
Kami berkumpul bersama untuk berunding. Saya memberikan bahan pertimbangan.
"Mesch'schurs, padang gurun sudah kita lewati dan di depan kita terbentang
dataran hijau. Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah kita masih perlu
bersama-sama. Ke mana kalian ingin pergi?" saya berpaling kepada para pedagang.
"Ke Passo del Norte," jawab mereka.
"Kami berempat hendak berangkat ke Santa Fe. Jadi kita tidak akan menempuh jalan
yang sama. Sekarang masalahnya, apa yang akan kita perbuat terhadap kelima orang
itu." Setelah berembuk sebentar kami berhasil menemukan penyelesaian atas masalah ini,
yakni kami akan membebaskan para voyageur. Ini dilakukan bukan pada keesokan
hari melainkan hari ini. Pembebasan ini sesuai dengan rencana saya. Jadi mereka
akan memperoleh kembali semua harta benda mereka dan segera berangkat. Ketika
ditanya, ke mana mereka akan pergi, Williams menjawab, mereka akan
menyusuri Rio Pecos sampai tiba di Rio Grande untuk berburu bison di sana. Belum
sampai setengah jam mereka berangkat, pedagang-pedagang itu pun pergi. Kedua
kelompok itu segera menghilang di ujung cakrawala.
Kami duduk diam setelah mereka pergi. Kini Sam memecahkan keheningan dengan
berkata, "Apa pendapatmu, Charley?" dia bertanya kepada saya.
"Mereka tidak akan pergi ke Rio Grande, melainkan mengubah haluan lalu mengikuti
kita ke Santa Fe." "Well, saya pun berpendapat demikian. Kamu memang pintar karena telah mengelabui
mereka dengan mengatakan, kita justru hendak pergi ke sana. Sekarang
persoalannya, apakah kita misalnya tetap tinggal di sini atau melanjutkan
perjalanan." "Menurut saya, lebih baik kita tinggal dulu. Kita belum bisa mengikuti mereka
karena mereka pasti bisa menduga hal itu dan akan berhati-hati. Barangkali kita
akan menghadapi kesulitan, sementara itu kuda-kuda kita pun belum cukup kuat.
Maka lebih baik jika membiarkan binatang itu beristirahat dan merumput sampai
besok pagi." "Tetapi bagaimana jika malam ini orang-orang itu kembali dan menyerang kita?"
tanya Marshall. "Maka kita mempunyai alasan untuk membalas mereka dengan cara yang pantas.
Selain itu saya akan pergi mengintai mereka. Saya mengambil alih tugas ini
karena kuda sayalah yang paling segar. Tentu saja kalian tinggal di sini sampai
saya kembali, mungkin baru pada malam hari. "
Saya naik ke atas pelana. Tanpa mengindahkan bantahan Sam, saya pergi menelusuri
jejak para voyageur. Jejak mereka menuju ke arah barat daya dan masuk ke padang
rumput, sedangkan jejak para pedagang mengarah ke selatan.
Saya memacu kuda dengan cepat. Para voyageur berjalan dengan lambat, tetapi
kemudian mereka pasti berkuda dengan lebih cepat, karena setelah setengah jam
saya berhasil menyusul mereka. Saya tahu, mereka tidak mempunyai teropong,
karena itu saya bisa mengikuti mereka dari jarak yang aman dengan bantuan alat
ini. Saya terkejut karena setelah beberapa saat salah seorang dari mereka memisahkan
diri dan mengambil jalan lurus menuju ke barat. Dari kejauhan, saya melihat, di
sana ada barisan semak belukar yang menjorok masuk ke padang prairie seperti
sebuah tanjung. Di tempat itu pasti ada telaga atau sungai kecil. Apa yang harus
saya perbuat" Siapakah yang sebaiknya saya ikuti" Keempat orang itu atau yang
seorang" Suara hati saya berkata, orang terakhir mempunyai suatu rencana yang
berhubungan dengan kami. Ke mana keempat orang itu pergi, ini tidak menjadi
persoalan bagi kami karena mereka terus berjalan menjauh dari tempat perkemahan
kami. Tapi apa yang dilakukan satu orang tadi" Akan sangat berguna bagi kami
jika saya mengetahuinya, karena itu saya menyusuli dia.
Kira-kira tiga perempat jam saya melihatnya lenyap di antara semak belukar. Kini
saya memacu kuda dengan cepat dan mengambil jalan memutar, sehingga tidak
terlihat olehnya, seandainya dia kembali melalui jalan yang sama. Saya tiba
tidak jauh dari tempat, di mana dia menyusup masuk ke dalam semak. Tapi saya
berkuda agak jauh ke dalam sampai saya tiba pada sebuah lapangan kecil dan
terbuka yang dikelilingi oleh semak-semak kecil. Semak itu dipenuhi daun-daun
hijau karena ada mata air bening yang memancar di sana. Saya memperhatikannya
dengan perasaan senang. Saya turun lalu menambatkan kuda sedemikian rupa,
sehingga binatang itu bisa minum dan merumput. Kemudian saya sendiri pun minum
dari mata air jernih itu lalu pergi mencari jejak penunggang kuda tadi.
Ini berlangsung tidak lama. Saya sungguh terperangah ketika melihat bahwa banyak
penunggang kuda telah lewat di tempat ini, sehingga terbentuk sebuah jalan
setapak. Pasti jalan ini sudah sangat sering dipakai. Saya menghindar dan tidak
melaluinya. Bisa jadi jalan itu dijaga dan setiap saat saya bisa ditembak. Saya
lebih memilih merangkak melalui semak yang sejajar dengan jalan itu, sampai saya
dikejutkan oleh suara dengusan kuda yang keras.
Ketika saya ingin masuk ke sebuah semak untuk melihat di mana kuda itu berada,
sehingga suaranya bisa kedengaran, tiba-tiba saya terkejut dan harus menarik
diri dengan cepat. Di hadapan saya berbaring seorang pria yang meletakkan
kepalanya di antara dahan pohon supaya bisa memantau jalan setapak itu dengan
jelas. Padahal tidak mungkin saya mengamati dia dari jalan itu. Tentu dia adalah
seorang penjaga seperti yang sudah saya duga. Melihat keberadaan penjaga itu
bisa disimpulkan bahwa sekelompok orang sedang berada di dekatnya.
Orang itu tidak melihat ataupun mendengar saya. Saya mundur beberapa langkah
untuk menghindarinya. Saya berhasil melakukannya dengan sempurna, sehingga
setelah lima menit saya sudah mengintai dataran itu.
Jalan itu menuju ke sebuah hutan gundul yang lebar dan luas. Di tengah-tengahnya
tumbuh semak tebal berbentuk bundar yang dilingkupi dan ditutupi rapat oleh
tumbuhan-tumbuhan menjalar, sehingga orang tidak bisa melihat ke seberangnya.
Suara dengusan kuda tadi datang dari semak itu. Saya merangkak di sepanjang sisi
hutan gundul untuk melihat apakah ada celah di antara semak-semak. Namun saya
tidak menemukannya. Celah itu pasti sudah ditutup. Baru saja terdengar suara
manusia. Kini sekali lagi. Ini pertanda bahwa ada orang di sana.
Apakah saya harus memata-matai mereka" Hal ini berbahaya,namun walaupun begitu
saya bertekad melakukannya. Dengan langkah cepat saya berlari melewati lingkaran
dari hutan gundul itu. Saya melewati tempat yang aman tanpa terlihat oleh
penjaga karena ada semak yang tumbuh di antara saya dan tempat dia berada,


Winnetou Kepala Suku Apache Karya Dr. Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sehingga saya bisa berjalan begitu jauh. Saya menemukan sebuah semak yang begitu
lebat, sehingga saya tidak bisa melihat ke seberang. Hanya ada satu celah,
letaknya agak rendah di tanah dan sangat dekat ke bagian akar. Sambil bertiarap,
saya merangkak melewatinya. Hal ini memang berlangsung lama, sangat lama, tetapi
akhirnya saya berhasil. Kini tampak deretan semak yang dulu tumbuh di sana,
namun ditebang sampai habis, sehingga di tengah-tengahnya terbentuk daerah
lapang dengan diameter kira-kira tiga puluh hasta. Hutan gundul itu tidak tampak
dari luar karena tertutup oleh dedaunan yang lebat. Pada bagian tepi lapangan
saya melihat tidak kurang dari delapan belas ekor kuda yang tertambat
berdekatan. Di dekat tempat saya bersembunyi, ada tujuh belas orang yang
berbaring atau duduk di tanah. Di tempat yang lain tampak tumpukan berbagai
jenis barang yang ditutupi dengan kulit-kulit bison. Saya menduga, tempat itu
merupakan sarang perampok dan di sana ditimbun semua barang yang dirampas dari
orang-orang yang diserang.
Baru saja terdengar seseorang dari mereka berbicara kepada teman-temannya yang
lain. Orang itu adalah Williams. Kini saya tahu siapakah orang yang memisahkan
diri dari keempat voyageur tadi. Saya menangkap semua isi pembicaraan mereka,
"Pasti ada orang yang telah menguping pembicaraan kami karena tiba-tiba saya
mendapat pukulan di kepala, sehingga roboh tak berdaya .. "
"Seseorang telah menguping pembicaraanmu?" tanya seorang pria yang mengenakan
pakaian Mexico dengan suara geram. "Kampungan, kami tidak lagi memerlukan orang
seperti kamu. Bagaimana mungkin orang bisa mendengar pembicaraanmu, apalagi di
Estaccado, di mana tak ada tempat untuk bersembunyi."
"Jangan marah dulu, Capitano![Spanyol: Kapten atau pemimpin]" jawab Williams.
"Seandainya kamu tahu, siapakah orang itu, maka kamu akan sadar, bahwa di
hadapannya, kamu tidak akan merasa aman."
"Saya" Haruskah saya menembakkan peluru ke kepalamu" Bukan hanya pembicaraanmu
yang didengarkan, malahan kamu pun dirobohkan hanya dengan pukulan tangan. Kamu
seperti seorang anak kecil, anak ingusan!"
Urat pada kening Williams membesar.
"Kamu tahu, Capitano, saya bukan seorang anak ingusan. Orang yang telah
merobohkan saya, pasti juga akan membuatmu terjungkal ke tanah dengan sekali
pukulan." Capitano tertawa terbahak-bahak. "Lanjutkan ceritamu!"
"Juga Patrik, yang sekarang bernama Mercroft, pun ditaklukan olehnya."
"Patrik" Orang yang mempunyai tengkorak sekeras binatang itu" Kapan hal itu
terjadi?" Williams menceritakan seluruh rangkaian peristiwa sampai ketika kami melepaskan
mereka kembali. "Carajo, keparat, saya akan membunuhmu seperti membunuh seekor anjing.
Bayangkan, seandainya kamu bersama empat orang terbaik saya ditaklukkan oleh dua
orang yang tersesat kemudian ditawan seperti seorang bocah lemah yang belum
berhenti menyusu!" "Thunder-storm! Capitano, tahukah kamu siapa kedua orang itu" Yang satu
dipanggil dengan nama Charley dan yang lainnya bernama Sam Hawerfield. Jika
sekarang keduanya muncul di tempat ini dengan membawa senjata di tangan dan
pisau yang terselip di ikat pinggang, maka banyak dari kita yang tidak tahu
apakah kita akan memberikan perlawanan atau lebih baik menyerah. Kedua orang itu
adalah Old Shatterhand dan si kerdil Sans-ear!"
Pemimpin itu terkejut. "Pembohong! Kamu hanya ingin menutup-nutupi rasa takut!" "Capitano, tikamlah
saya! Kamu tahu, saya akan menerimanya dengan tenang!"
"Jadi kamu sungguh berkata jujur?" "Ya."
"Jika hal itu benar, per todos las santos[Spanyol: Demi semua orang kudus], maka
kedua orang itu harus mati, demikian juga dengan yankee dan si Negro itu, karena
kedua pembunuh itu tidak akan tinggal diam sebelum mereka menemukan dan
menghancurkan kita."
"Mereka tidak akan mengganggu kita karena mereka bermaksud segera pergi ke Santa
Fe." "Diam! Kamu seribu kali lebih bodoh daripada mereka, dan kamu pasti akan
mengatakan dengan polos kepada mereka, ke mana sebenarnya kamu pergi. Saya
mengenal baik cara dan siasat yang dipakai pemburu prairie dari Utara. Kalau
mereka ingin mencari jejak kita, mereka pasti akan menemukannya, meskipun kita
terbang di udara. Ya, tidak bisa kita pastikan. Bisa saja salah seorang dari
mereka bersembunyi di dalam semak-semak di dekat kita dan mendengar semua yang
kita bicarakan." Mendengar perkataan itu darah saya berdesir. Namun dia
meneruskan, "Ya, saya mengenal siasat mereka dengan sangat baik, karena saya
pernah tinggal setahun lamanya pada seorang Florimont terkenal bernama Trick-
Smeller (Pengendus Jejak). Orang-orang Indian menyebut dia As-ko-lah (Hati
Beruang). Dari dia saya mempelajari semua trik dan teknik-teknik khusus yang
dipakai kedua pemburu itu. Dengar, kedua orang itu tidak pergi ke Santa Fe dan
tidak juga meninggalkan perkemahan mereka hari ini. Mereka tahu, besok pun
mereka masih bisa menemukan jejak kalian. Selain itu, kuda-kuda mereka harus
beristirahat. Karena itu besok pagi mereka akan mengejar kalian dengan tubuh
segar dan pikiran yang jernih. Walaupun mereka akan kita kalahkan, tapi separuh
dari kita pasti binasa. Saya pernah mendengar cerita bahwa Old Shatterhand
memiliki sebuah senjata yang bisa ditembakkan terus menerus selama seminggu
tanpa harus diisi dengan peluru baru. Senjata itu diciptakan oleh Setan untuknya
dan dia membayarnya dengan nyawa sendiri. Karena itu malam ini kita harus
menyerang ketika mereka tidur karena paling-paling mereka hanya menempatkan
seorang penjaga mengingat jumlah mereka cuma empat orang. Apakah kamu kenal baik
tempat itu?" "Ya," jawab Williams.
"Kalau begitu, bersiap-siaplah. Tepat tengah malam kita harus berada di sana,
tapi tanpa kuda. Kita mengendap-endap lalu menyergap mereka, sehingga mereka
tidak sempat memberikan perlawanan."
Sang Capitano belum mengenal kami dengan baik seperti yang dia sangka.
Sebenarnya dia harus memilih siasat yang lain. Seperti di setiap tempat pada
negara-negara maju, di padang prairie ini pun ditemukan kebiasaan untuk
membesar-besarkan suatu hal. Persoalan kecil seperti nyamuk bisa dibesar-
besarkan menjadi seekor gajah, demikian kata orang. Jika seorang pemburu sekali
atau dua kali berhasil mengatasi musuhnya dan tahu menggunakan akalnya dengan
baik, maka namanya akan diceritakan dari satu perkemahan ke perkemahan lain. Di
mana-mana cerita itu terus berkembang, sehingga pada akhirnya dia menjadi
seorang pahlawan dalam arti superlatif dan namanya sangat disegani, begitu pula
senjatanya. Sekarang saya mendengar, saya bahkan mendapat sepucuk senapan dari
Setan, dan benda ajaib itu dipadatkan, sehingga berbentuk seperti senjata Henry.
Memang saya bisa melepaskan dua puluh lima tembakan dari senjata itu.
"Di mana Patrik dan yang lainnya?" tanya pemimpin itu lagi.
"Ke Head-Pik untuk menanti ayahnya di sana seperti yang sudah diceritakannya
kepadamu. Pada kesempatan itu dia akan merampok ketiga pedagang yang membawa
senjata-senjata pilihan serta uang. Barangkali dia sudah selesai menangani
mereka karena dia tidak mau membuang-buang waktu bersama mereka."
"Jadi dia akan mengirimkan barang-barang rampasannya buat saya?"
"Barang-barang itu dibawa oleh dua orang, sedangkan orang ketiga akan ikut
bersamanya." "Kita akan mendapat senjata-senjata terbaik dari tangan kedua pemburu itu. Kata
orang, Sans-ear memiliki sepucuk senapan yang bisa ditembakkan dari jarak 1.200
langkah." Pada saat itu dari jauh terdengar lolongan seekor anjing prairie. Tentu saja ini
merupakan isyarat yang aneh karena tidak mungkin binatang itu hidup di daerah
ini. "Antonio datang membawa tiang-tiang yang akan ditanam di Estaccado," kata
Capitano. "Tiang-tiang itu jangan diturunkan di luar, bawa ke dalam. Karena para
pemburu itu berada di dekat kita, kita harus berhati-hati dua kali lipat."
Penjelasan ini meyakinkan saya bahwa saya sedang berhadapan dengan segerombolan
penancap tiang yang bekerja secara terorganisasi. Barang-barang yang diselimuti
dengan kulit merupakan hasil rampokan yang dikumpulkan setelah pemiliknya
dibunuh. Sekarang dinding semak-semak di depan saya terkuak. Tempat itu hanya ditutupi
oleh tanaman menjalar yang menggantung, sehingga gampang disibakkan ke atas
ataupun ke samping. Tiga orang berkuda masuk sambil menarik sejumlah tiang.
Tiang-tiang itu ditarik dengan tali yang terikat pada kedua sisi pelana lalu
diseret dengan cara yang sama seperti kebiasaan orang Indian mengangkut tiang-
tiang kemahnya. Kedatangan orang-orang itu segera menarik perhatian semua yang berkumpul,
sehingga saya bisa menarik diri dari sana tanpa terlihat. Tapi saya tidak mau
melakukannya sebelum membawa suatu tanda bahwa saya pernah ada di sana. Pemimpin
itu melepaskan sabuk senjatanya. Di dalamnya terselip pisau dan senapan berlaras
ganda yang dilapisi perak. Dia meletakkan sabuk senjata itu di belakangnya,
sehingga cukup dengan menjulurkan tangan, saya berhasil meraih satu pistolnya.
Saya mengambilnya lalu merangkak mundur, sambil berusaha menghapus jejak dengan
cermat. Hal yang sama pun saya lakukan di luar dinding semak. Kemudian saya
berlari melewati lahan gundul dan menyusup ke dalam semak. Sambil mengendap-
endap, saya mundur hanya dengan menggunakan ujung jari tangan dan kaki dengan
maksud merusakkan jejak saya sebelumnya. Lalu saya tiba pada jarak yang aman,
sehingga saya bisa kembali berjalan tegak dan kembali ke tempat kuda saya. Saya
melepaskan ikatannya, naik ke punggungnya dan berlari dengan
mengambil jalan memutar, sehingga saya yakin, para stakemen itu tak akan tahu
bahwa saya ada di sana. Ketika saya tiba di tempat teman-teman, kabut sudah mulai turun. Dari raut wajah
mereka saya bisa melihat, mereka mencemaskan nasib saya dan tidak sabar menunggu
saya pulang. "Itu adalah Massa Charley!" teriak Bob. Suaranya terdengar penuh kerinduan. "Oh,
Bob merasakan khawatir dan semua merasakan khawatir tentang nasib Massa
Charley!" Teman-teman yang lain terlihat tidak secemas Bob. Mereka membiarkan saya turun
dari kuda dan duduk bersama mereka. Setelah itu Sam mulai bertanya, "Bagaimana?"
"Para pedagang itu telah dibunuh!"
"Saya sudah menduganya. Para voyageur itu yang ternyata adalah stakemen, telah
mengubah rencananya dan mereka akan menyergap korbannya pada malam hari
seandainya mereka tidak berhasil melakukannya pada siang hari."
"Coba tebak, siapa Mercroft sebenarnya!"
"Sudah saya katakan berulang-ulang, lebih baik saya bercanda dengan seekor
beruang daripada harus menebak-nebak, karena pasti saya akan segera diberitahu
jawabannya!" "Mercroft adalah nama palsu, dan ..."
"Saya pun tidak terlalu bodoh, sehingga segera percaya bahwa nama itu merupakan
namanya yang sesungguhnya."
"Dan," saya melanjutkan dengan suara terputus-putus, "nama asli orang itu adalah
Patrik Morgan!" "Pa...trik...Mor...gan!" teriak Sam terperangah untuk pertama kali sejak kami
bersama-sama; saya belum pernah melihat rasa terkejut yang begitu hebat di
wajahnya seperti kali ini. "Patrik Morgan! Bagaimana mungkin" Oh, Sam
Hawerfield, coon[Kependekan dari: Raccoon] tua (ungkapan yang lazim dipakai para
penunggang kuda untuk menyebut diri), kamu tidak lebih dari seekor keledai
dungu. Kamu telah memegang keparat itu di antara jari-jarimu, dan berperan
sebagai sheriff yang bertugas memutuskan hukuman atasnya, tapi kemudian
membiarkan dia pergi begitu saja! Charley, apa kamu tahu pasti bahwa dia benar-
benar Patrik Morgan?"
"Sangat pasti dan sekarang saya pun tahu, mengapa wajahnya seperti tidak asing
lagi bagi saya. Dia sangat mirip dengan ayahnya!"
"All right! Sekarang semuanya menjadi jelas! Karena alasan yang sama saya pun
berpikir, saya pernah melihat dia. Di mana dia sekarang" Saya harap, semoga dia
tidak akan lolos dari kita!"
"Dia membantai para pedagang kemudian pergi ke Skettel-Pik dan Head-Pik bersama
seorang rekannya untuk mencari ayahnya."
"Kalau begitu, ayo kita berangkat! Kita harus mengejarnya!"
"Stopp, Sam! Sekarang hari mulai gelap, sehingga kita tidak bisa membaca
jejaknya. Selain itu kita harus mempersiapkan diri menyambut sebuah kunjungan
istimewa." "Kunjungan istimewa" Siapa yang akan datang?"
"Patrik adalah anggota gerombolan stakemen yang kini berkemah di sana.
Pemimpinnya adalah seorang Mexico, mereka menamakan dia Kapten. Orang itu pernah
belajar pada si tua Florimont. Saya mendengar pembicaraan di antara perampok
itu, ketika Williams menceritakan pengalamannya bersama kita. Mereka bermaksud
menyerang kita tepat tengah malam."
"Jadi mereka tahu bahwa kita akan bermalam di sini?"
"Tentu saja." "Well! Kalau begitu mereka boleh datang. Kita masih berada di sini dan akan
menyapa mereka good evening! Berapa jumlah mereka?"
"Dua puluh satu orang."
"Agak banyak buat kita berempat! Apa pendapatmu, Charley" Kita menyalakan api
unggun lalu memasang baju kita di sekelilingnya, sehingga mereka mengira bahwa
kita sedang duduk di dekat api. Tetapi kita sebenarnya berdiri berjaga-jaga di
tempat lain, sehingga mereka datang dan berada di antara kita dan api unggun.
Dengan cara ini kita bisa menembaki mereka dengan aman."
"Rencana ini baik," kata Bernard Marshall setuju. "Ini juga merupakan satu-
satunya rencana yang mungkin bisa kita lakukan pada saat ini."
"Baiklah! Kalau begitu kita harus secepatnya mencari potongan kayu untuk membuat
api unggun, sebelum hari mulai gelap," kata Sam lalu berdiri.
"Nanti dulu," saya melarangnya. "Apakah engkau sungguh yakin bahwa kita bisa
menghadapi dua puluh satu orang dengan cara seperti itu?"
"Mengapa tidak" Setelah mendengar bunyi tembakan pertama, mereka tentu akan lari
karena mereka tidak tahu, siapa yang berada di belakangnya."
"Dan apa yang terjadi seandainya Capitano cukup cerdik, sehingga bisa menebak
siasat kita" Kita akan mendapat pekerjaan yang berat dan akan terbunuh walaupun
kita melakukan perlawanan."
"Untuk masalah seperti itu seorang pemburu misalnya harus selalu bersiap-
siap!" "Dan engkau pun akan membiarkan Morgan dan anaknya itu kabur begitu
saja?". "Behold, itu benar! Jadi kamu kira, kita bisa pergi dengan diam-diam tanpa
mencelakakan mereka" Kita tidak bisa mempertanggungjawabkan hal itu di hadapan
Tuhan dan terhadap semua orang berani yang nekat melalui Estaccado!"
"Bukan itu maksud saya! Saya mempunyai sebuah rencana lain yang tampaknya lebih
baik." "Katakan!" "Pada waktu mereka mencari kita di sini, kita pergi ke hide-spot milik mereka
dan merampas semua kuda serta hartanya."
"Good lack, benar! Namun, kamu katakan, kuda-kuda mereka ... apakah mereka
datang kemari dengan berjalan kaki?"
"Ya. Dengan demikian bisa dipastikan, mereka akan meninggalkan tempat
persembunyiannya dua jam sebelum tengah malam, karena itu untuk tiba di sini,
mereka harus berjalan kaki agak lama."
"Apa kamu mendengarnya dengan seksama?"
"Tentu saja! Apabila kita menunggu mereka di sini, maka kita hanya
mempertaruhkan nyawa sendiri. Namun seandainya kita merebut perbekalan, peluru
dan kuda-kuda mereka, maka paling tidak dalam waktu yang lama mereka tidak
mungkin meneruskan pekerjaan. Selain itu, kita pun tidak perlu menembaki
mereka." "Tetapi tentu saja mereka akan meninggalkan seseorang untuk menjaga!"
"Saya tahu tempat di mana penjaga itu berada."
"Mereka akan mengejar kita!"
"Mereka akan melakukannya seandainya kita tetap menunggu di sini dan kemudian
harus melarikan diri."
"Kalau begitu baiklah, kamu benar. Kapan kita berangkat?"
"Seperempat jam lagi. Sekarang hari sudah benar-benar gelap."
"Oh, adalah menarik sekali!" kata Bob. "Bob ikut berkuda dan ambil semua barang
yang tersimpankan di tempat perampok-perampok itu. Itu adalah lebih baik
daripada tinggal di sini dan Bob akan ditembak mati!"
Hari mulai gelap, sehingga orang tidak bisa melihat lebih jauh dari sepuluh
langkah. Kami berangkat. Saya berkuda paling depan dan yang lain mengikuti dari
belakang dengan beriring-iringan, seperti cara orang Indian.
Tentu saja saya tidak menempuh jalan lurus menuju tempat persembunyian itu,
melainkan mengambil jalan memutar yang cukup jauh. Setelah itu kami berkuda pada
tepi semak yang terletak sekitar satu mil inggris dari hide-spot. Di sini kami
mengikat kuda-kuda kami lalu berjalan kaki menuju tempat persembunyian itu.
Walaupun Marshall maupun si Negro tidak memiliki keterampilan dalam hal memata-
matai musuh, kami berhasil tiba pada pinggiran lahan gundul tanpa terlihat,


Winnetou Kepala Suku Apache Karya Dr. Karl May di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tepat di depan jalan setapak. Dalam onggokan semak pada jalan itu sebelumnya
berbaring seorang penjaga.
Ada cahaya terlihat di atas tempat persembunyian itu. Ini pertanda, di sana ada
api atau sesuatu yang terbakar. Tetapi di sekitar kami suasananya begitu gelap.
Tanpa cemas saya bisa berjalan tegak melalui lahan gundul. Saya kembali tiba di
tempat di mana sebelumnya saya mendengar pembicaraan mereka. Sebelum membungkuk,
dari dalam saya mendengar suara pemimpinnya. Saya menyusup di antara akar-akar
dan melihat bahwa mereka semua berdiri di tengah sambil memegang senjata dan
bersiap-siap untuk berangkat. Sang Capitano masih sempat berbicara,
"Jika kita hanya menemukan sedikit jejak, maka bisa dipastikan, salah seorang
dari pemburu itu telah berada di sini dan ikut mendengar percakapan kita. Di
mana pistol saya" Barangkali pistol itu jatuh tadi pagi ketika saya sedang
berkuda dan saya tidak memperhatikannya pada saat menanggalkan sabuk senjata.
Nah, Hoblyn, apa kamu sungguh-sungguh melihat keempat orang itu duduk bersama?"
"Keempat-empatnya. Ada tiga orang kulitputih dan seorang Negro, kuda-kuda mereka
merumput di dekatnya. Salah satu dari binatang itu tidak berekor dan tampak
seperti seekor kambing liar tanpa tanduk."
"Itu adalah kuda Sans-ear yang begitu terkenal seperti pemiliknya. Tapi mereka
tidak melihatmu, bukan?"
"Tidak. Bersama Williams saya hanya berkuda sampai di tempat yang aman, kemudian
saya merangkak di tanah sampai saya bisa melihat semuanya dengan
jelas." Murid dari Florimont itu cukup cerdik dan berhati-hati, sehingga dia mengirim
orang untuk meninjau tempat kami. Kami beruntung, karena hal itu terjadi ketika
saya sudah duduk kembali bersama teman-teman saya.
"Kalau begitu semuanya akan berjalan lancar! Kamu, Williams, kamu letih karena
itu kamu tinggal di sini. Dan kamu, Hoblyn, kamu mendapat tugas jaga pada jalan
masuk. Sedangkan semua yang lainnya harus berangkat!"
Dalam cahaya api yang tidak terlalu terang, saya melihat pintu masuk terbuka.
Dua puluh satu orang meninggalkan tempat persembunyian itu dan hanya dua orang
saja yang tetap tinggal. Sebelum semuanya menghilang ke jalan setapak, saya
sudah berdiri lagi di samping Sam.
"Bagaimana keadaannya, Charley" Kelihatannya sekarang mereka akan berangkat!"
"Ya. Hanya dua orang yang tinggal di sini, yakni seorang penjaga pada jalan
masuk dan Williams yang berada di dalam tempat persembunyian. Williams tidak
bersenjata sedangkan penjaga itu membawa senjata di tangan. Sekarang kita belum
bisa bertindak karena bisa saja seseorang lupa sesuatu lalu kembali untuk
mengambilnya. Tapi kita harus bersiap-siap, Sam. Kalian berdua tinggal di sini
sampai kami berteriak memanggil atau datang menjemput kalian!"
Kami mengendap-endap sampai ke jalan setapak dan harus menunggu selama sepuluh
menit, sampai penjaga keluar. Dengan hati-hati dia berjalan hilir mudik dalam
kegelapan. Kami yakin, dia sama sekali tidak mencemaskan keadaan di sekitarnya.
Setelah lima belas menit berlalu, dia datang mendekati kami. Sekarang kami tidak
lagi khawatir kalau-kalau seseorang akan kembali, karena itu kami tidak perlu
lagi menunggu lebih lama.
Saya berlari ke sana dan Sam menyusup ke balik semak. Ketika penjaga itu lewat
di antara kami, Sam segera mencekik lehernya. Sementara itu saya menarik sobekan
dari jaketnya yang kemudian dipakai untuk menyumbat mulutnya. Lalu kaki dan
tangannya diikat dengan lasonya sendiri yang sebelumnya tergantung di
pinggangnya. Setelah itu dia diikat ke semak-semak.
"Sekarang maju terus!"
Kami melangkah ke pintu masuk. Saya menyibak sulur-sulur tanaman hop[Humulus
lupulus] sedikit ke samping. Tampak Williams duduk di dekat api, dia sedang
membakar sepotong daging. Dia duduk membelakangi saya, sehingga tidak melihat
saya ketika saya berjalan mendekatinya.
"Angkat daging itu sedikit lebih tinggi, Master Williams. Jika tidak nanti akan
hangus!" kata saya. Dia berpaling. Ketika melihat saya, dia begitu terkejut, sehingga terpaku tanpa
gerak. "Selamat malam! Hampir saja saya lupa memberi salam. Tapi terhadap seorang
gentleman seperti Anda, orang tidak boleh bersikap terlalu sopan."
"O.O.Old Shat.Shatterhand!" dia berkata dengan gagap sambil memandang saya
dengan mata terbelalak. "Apa maksud Anda ke sini?"
"Saya harus mengembalikan pistol ini kepada sang Capitano. Saya mengambilnya
tadi ketika Anda menceritakan pengalaman Anda kepadanya."
Dia menarik satu kakinya, seakan-akan dia bersiap-siap untuk bangun, lalu
menatap ke sekeliling untuk melihat, apakah dia bisa meraih senjatanya. Tapi di
sampingnya hanya ada pisau Bowie.
"Tetaplah duduk dengan tenang, Master Stakeman, karena satu gerakan kecil saja
akan ditebus dengan nyawamu. Pertama-tama, pistol pemimpin Anda ini masih terisi
dan kedua, Anda hanya perlu menengok ke arah pintu masuk dan melihat bahwa kami
masih mempunyai banyak peluru lain!"
Dia berpaling dan melihat Sam yang membidiknya dengan senjata yang sudah
terkokang. "Thunder-storm ... saya mati!"
"Barangkali belum saatnya jika Anda tetap bersikap tenang. Bernard, Bob, ke
sini!" Mendengar teriakan saya, kedua orang yang sebelumnya berdiri di luar segera
muncul di pintu masuk. "Pada pelana-pelana kuda tergantung laso, Bob. Ambil dan ikatlah orang ini!"
"Maut dan neraka! Kalian tidak akan lagi menangkap saya hidup-hidup!"
Setelah berkata demikian, penancap tiang ini menghujamkan pisau Bowie ke dadanya
lalu roboh ke tanah. "Semoga Tuhan berbelas kasih kepada jiwanya!" kata saya.
"Barangkali keparat ini merasa bersalah atas nyawa lebih dari seratus orang,"
kata Sam dengan geram. "Tikaman pisaunya kali ini sempurna."
"Dia menghabisi dirinya sendiri," jawab saya, "Untunglah, kita tidak perlu
membunuhnya!" Lalu saya menyuruh Bob keluar untuk menjemput Hoblyn. Tak lama kemudian orang
itu terbaring di hadapan kami. Sumbat yang menutup mulutnya dilepaskan, dan dia
menarik napas dalam-dalam. Dengan sangat terkejut dia memandang mayat rekannya.
"Engkau pun akan mati seperti dia, seandainya kau menolak memberikan keterangan
kepada kami." "Saya akan mengatakan semuanya!" dia berjanji dengan ketakutan.
"Kalau begitu katakan, di mana emas disembunyikan?"
"Barang itu dikuburkan di bagian belakang, di bawah karung-karung tepung."
Kini kulit yang menutupinya disingkirkan, lalu kami memeriksa segala barang yang
ada. Di situ terdapat berbagai jenis barang yang pernah dibawa orang melalui
Estaccado, yakni senjata dari berbagai jenis dan ukuran, bubuk mesiu, timah,
peluru, laso, pelana kuda, kantung, selimut, pakaian untuk bepergian dan pakaian
berburu yang masih utuh, kain tenunan dan callico, kalung palsu dari kerang dan
barang perhiasan, untaian mutiara yang selalu diidam-idamkan oleh wanita Indian,
beberapa barang kecil, peralatan dan perkakas pertukangan, sejumlah kaleng berisi
pemmican (daging sapi yang diawetkan), perbekalan dan bahan-bahan makanan yang
lain dalam jumlah yang besar. Tidak sulit bagi kami untuk menebak bahwa semua
barang itu adalah hasil rampokan.
Bob menyisihkan barang-barang itu ke samping seperti melempar bungkus-bungkus
rokok. Marshall mencari pacul dan sekop di antara perkakas-perkakas. Setelah itu
penggalian dimulai. Dalam waktu singkat kami menemukan butir-butir emas dan
batang-batangan emas dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga kami harus
mengangkutnya dengan seekor kuda.
Saya merasa ngeri jika membayangkan, betapa banyak pencari emas malang yang
harus menderita sengsara ketika mereka mengumpulkan deadly dust (debu maut) ini.
Kesengsaraan mereka terbukti dengan sebutan ini. Para diggers[Penambang emas]
yang pulang biasanya hanya membawa sedikit emas ke rumah dan biasanya menukar
hasil jerih payah mereka dengan uang kertas atau surat deposito atau
menyimpannya di bank. Tentu saja para korban yang dibunuh membawa surat-surat
itu. Ke mana surat-surat itu menghilang"
"Di manakah uang dan surat-surat berharga yang telah kalian rampok dari para
korban?" tanya saya kepada Hoblyn.
"Di sebuah tempat persembunyian yang jauh dari sini. Capitano tidak mau
menyimpannya di sini, karena ada anggota kelompok yang tidak dia percayai."
"Jadi hanya dia sendiri yang tahu tempat persembunyian itu?"
"Hanya dia dan seorang letnan."
"Siapa nama letnan itu?"
"Patrik Morgan."
Saya terperangah. "Tentu saja kita akan menjadi kaya raya." Demikian bunyi surat
yang ditulis orang itu kepada ayahnya. Apakah dia bermaksud mengkhianati rekan-
rekannya" "Apa engkau tahu, kira-kira di mana letak persembunyian itu?"
"Saya tidak tahu pasti. Tapi Capitano tampaknya tidak mempercayai letnan. Hari
ini orang itu pergi ke Head-Pik di Rio Pecos bersama seorang kawan dan besok
saya akan menyusul keduanya untuk memata-matai dia."
"Aha! Kapten menjelaskan tempat itu dengan jelas?"
Orang yang ditanya hanya diam.
"Jawablah dengan jujur! Jika engkau tutup mulut, maka kau akan mati. Jika engkau
berkata terus terang, maka kau akan mendapat pengampunan walaupun kalian semua
sebenarnya harus digantung."
"Anda benar, Sir!"
"Di mana tempat itu?"
"Saya harus segera pergi dari sini untuk mencari tempat itu dan membunuh letnan
jika dia mendekatinya. Tempatnya terletak pada sebuah lembah kecil yang tidak
asing lagi bagi saya karena saya pernah berada di sana. Tapi keterangan ini
tidak banyak berguna bagi Anda karena Anda tidak akan menemukannya."
"Apakah dia hanya menggambarkan tentang lembah itu atau dia menyebut suatu
lokasi tertentu?" "Capitano menolak menyebut lokasi itu. Dia memberi perintah, saya harus
bersembunyi dan menembak letnan jika dia menjejakkan kakinya di lembah."
"Bagus! Saya akan membiarkanmu terus hidup, tapi tentu saja dengan syarat,
engkau harus mengantar kami ke lembah itu."
"Saya bersedia."
"Tapi ingat, jika engkau coba-coba membohongi kami, maka kau segera mati. Engkau
pergi bersama kami bukan dalam keadaan bebas melainkan sebagai tawanan."
"Well," ujar Sam, "kalau begitu selesailah interogasi ini. Apa yang harus kita
lakukan sekarang?" "Kita hanya mengambil emas dan barang-barang lain yang perlu seperti senjata,
peluru, tembakau dan bekal. Juga beberapa barang kecil yang bisa diberikan buat
orang-orang Indian, jika kita berjumpa dengan mereka. Pilihlah! Sementara itu
saya ingin memeriksa kuda-kuda."
Saya menemukan empat ekor kuda Michigan yang kuat, sehingga sangat cocok dipakai
mengangkut barang, selain itu hanya ada tiga ekor mustang yang pantas diambil.
Kuda-kuda itu lebih baik daripada kuda yang dipakai Bernard dan Bob. Jadi kuda
mereka bisa ditukar dengan dua kuda itu, sedangkan kuda ketiga, saya peruntukkan
buat Hoblyn. Di situ terdapat juga pelana-pelana pengangkut barang yang biasa dibawa kuda-
kuda bagal. Kini semua yang hendak kami bawa dibungkus dengan selimut. Semuanya
ada delapan bungkusan. Tiap kuda mengangkut dua bungkusan. Kemudian kami
mengumpulkan semua barang yang ditinggalkan. Di dasar tumpukan itu kami
meletakkan campuran mesiu yang tidak bisa dibawa serta bahan-bahan yang mudah
terbakar. "Apa yang kita lakukan dengan kuda-kuda lain?" tanya Sam.
"Bob akan melepaskan lalu mengusirnya ke padang prairie. Memang hal ini tidak
bijaksana, tapi saya sama sekali tidak tega membunuhnya. Berangkatlah lebih dulu
bersama rombongan. Saya akan tinggal sebentar untuk membakar tumpukan barang
ini." "Mengapa tidak dilakukan sekarang?" tanya Marshall.
"Kobaran api akan terlihat dari jauh. Jika para stakemen tidak menemukan kita di
tempat perkemahan, maka tentu saja mereka akan cepat-cepat kembali dan bisa jadi
memergoki kita dalam kegelapan. Jadi lebih baik, saya membiarkan kalian
berangkat dulu agak jauh. Saya akan cepat-cepat menyusul dari belakang."
"Well! Kamu benar, Charley. Mari berangkat, boys!" perintah Sam.
Dia berkuda di depan sambil menggiring seekor kuda pengangkut barang. Ketiga
kuda beban yang lain mengikutinya. Marshall berkuda di belakang bersama Bob dan
Hoblyn yang terikat pada kudanya. Saya tinggal sebentar bersama kuda saya dan
menunggu. Makin lama bunyi derap kuda mereka terdengar semakin jauh. Kini
seperempat jam sudah berlalu. Saya tidak boleh menunda lebih lama karena bisa
jadi para stakemen itu kembali dan memergoki saya. Saya kembali lagi ke tempat
persembunyian untuk membakar barang-barang di sana.
Dengan bantuan sobekan selimut, saya berhasil membuat semacam sumbu yang
dipilin. Dengan itu saya masih bisa berlari ke tempat yang aman sebelum rambatan
api menjangkau mesiu. Mungkin akan terjadi sebuah ledakan dahsyat karena kami
juga menuang peluru di atas tumpukan. Lalu saya membakar sumbu itu, meraih tali
kekang kuda dan berlari keluar melalui jalan setapak menuju ke padang prairie.
Sebelum tiba pada onggokan semak terakhir, saya melompat ke atas pelana. Tiba-
tiba dari hide-spot terdengar bunyi ledakan yang menggelegar. Api telah merambat
ke selimut yang membungkus peluru. Saya memacu kuda dan berlari dengan cepat
dari sana, sehingga terhindar dari daerah yang terang karena cahaya api,
mengingat nyala api di tempat itu menjulang tinggi ke angkasa. Seluruh barang
hasil rampokan stakemen hangus terbakar.
Edit & Convert: zhe (zheraf.wapamp.com)
http://www.zheraf.net Bayangan Berdarah 14 Pendekar Rajawali Sakti 214 Setan Gembel Prahara Di Gunung Kematian 2
^