Pencarian

Tamu Dari Gurun Pasir 8

Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa Bagian 8


12 hongcu (kepala) dari gunung Bu-san, ada
merupakan orang2 kuat yang agak aneh tabiatnya.
Mereka namanya sangat terkenal didaerah Su-cuan
selatan. Diantara 12 hongcu itu, hanya Sin-lie Hougcu yang merupakan seorang wanita. Sejak kanak2 sudah menerima didikan dari ayahnya sendiri. Karena ia
dibesarkan didalam kalangan keluarga yang tabiatnya kokoay, tinggi hati dan suka menyindir, maka tabiatnya juja berubah menjadi seorang yang ketus dingin.
Ketika menyaksikan orang berkedok itu setindak
demi setindak menghampiri dirinya, ia masih tetap berdiri ditempatnya dengan sikap tidak memandang mata.
698 Empat pengawalnya Sin-lie Hongcu, masing2 sudah
siap sedia menghadapi segala kemungkinan....
Mendadak terdengar berulang-ulang suara siulan
aneh, sampai disana sini di dalam rimba itu terdengar suara ramainya, lalu dalam rimba ada muncul
serombongan orang. Rombongan orang yang baru muncui itu, tidak
seorang diantara mereka yang memperhatikan
kebuasannya orang berkedok, juga tidak ada satu yang menikmati paras cantik dari Sin-lie Hong-cu. Mata mereka semua ditujukan kepada nyalinya naga yang berada didalam tangannya Sin-lie Hongcu.
Orang berkedok itu tahu bawa itulah ada
kesempatan yang paling baik, maka ia lantas membentak dengan suara keras, kemudian tangannya dengan
kecepatan bagaikan kilat menyerang dirinya Sin-lie Hongcu,
Empat pengawalnya Sin-lie Hongcu, begitu melihat
orang berkedok itu meiancarkan serangan, lantas
sodorkan tangan mereka dengan serentak. Serangan 4
orang yang tergabung menjadi satu itu, merupakan
serupa kekuatan yang amat dasyat. menyambuti
699 serangannya si orang barkedok. Dan tatkala kedua
kekuatan saling beradu, lalu menimbulkan suara hebat.
Empat pengawalnya Sin-lie Hongcu dengan wajah
pucat pasi, masing2 mundur 2 tindak, sedang orang berkedok itu masih tetap tidak bergerak. Sambil ketawa dingin, ia maju lagi 2 tindak. Dengan sorot mata buas, terus menatap parasnya Sin-lie Hongcu.
Pada saat itu, dari dalam rombongan orang itu
muncul kemudian berkata dengan suaranya nyaring:
"Jangan turun tangan dulu, lohu ingin bicara sepatah dua patah saja"
Berbareng dengan itu, kembali muncui lagi
beberapa orang kedalam kalangan.
Orang berkedok itu dengan suaranya seperti
geledek, berkata: "Selamat bertemu! Tuan Jie-hay Sam-sian, Meh-pak It-koay, Tong-hay Gia-mo, Ma-hoat Taoto, Cao-sat Totiang dan lain2nya. Sebab mengikuti pertemuan ini semua, sungguh merupakan suatu
pertemuan yang jarang ada. Tapi Thian-cu-kauw perlu memberi sedikit keterangan, barang siapa yang berani berhadapan langsung sebagai musuhnya Thian-cu-kauw, kami tidak akan melupakan untuk selama-lamanya"
700 Keterargan itu tidak bedanya dengan satu
peringatan keras, hingga para jago itu sampai pada melongo.
Lim Tiang Hong yang berlagak pingsan, tahu bahwa
saat itu keadaannya ada sangat gawat. Disamping itu, dari pembicaraan antara Sin-lie Hongcu dengan orang berkedok tadi, ia sudah mendapat kepastian, bahwa orang barkedok itu memang benar bukan ayahnya. Maka ia lalu kerahkan kekuatannya, semua jalan darah yang tertutup telah terbuka lagi, dengan satu gerakan ringan sekali, ia sudah lompat bangun.
Sin-lie Hongcu yang terdorong oleh perasaan gusar, dari dalam tangannya orang berkedok ia menolong
dirinya Lim Tiang Hong dan merebut nyalinya naga yang sudah membeku itu, tidak nyana bahwa tindakannya itu telah mengakibatkan datangnya banyak kawanan iblis itu. sehingga keadaan semakin gawat, sedang dipihaknya sendiri agak kekurangan tenaga, maka dalam hatinya diam2 merasa gelisah.
Dalam keadaan demikian, mendadak tangannya
dirasakan ringan. Nyali naga yang berada ditangannya sudah diambil orang dengan mudah. Dalam kagetnya ia 701
lantas kibaskan tangannya, tangan yang lain melakukan serangan membalik, tapi belum keluar kekuatan dalam tangannya, tangannya sudah dipegang oleh satu tangan yang kuat, berbareng dengan itu, telinganya dengar suara lemah lembut: "Kau jangan cemas, aku yang
rendah adalah Lim Tiang Hong"
Tatkala Sin-iie Hongcu berpaling, ia baru dapat lihat bahwa orang yang memegang tangannya adalah itu
pemuda yang mengembalikan padanya 2 helai sobekan kitab Hian-hian Pit-kip, ia baru merasa lega. Mendadak ia ingat nama Lim Tiang Hong itu seperti tidak asing lagi baginya. karena ia sudah lama berkelana didunia kang-ouw. Setelah berpikir sejenak, lantas saja ingat, kiranya pemuda ini adalah Lim Tiang Hong yang mendapat
julukan To-liong Kongcu dan yang namanya sangat tenar pada waktu belakangan ini. Dengan tanpa sadar ia
mengawasi lebih lama, sayang Lim Tiang Hong pada saat itu sedang mengawasi para jago dengan sorot mata
beringas. Sin-lie Hongcu dari gunung Bu-san itu meskipun
dirinya merupakan satu bintang dalam keangkuhan, tapi bisa pegang derajat, jarang sekali ia bergaul dengan 702
kaum pria, dan hari itu ia berdiri berendeng dengan Lim Tiang Hong. Ini ada merupakan sang pertama kalinya dalam sejarah hidupnya, maka seketika itu, dalam
hatinya lalu timbul semacam perasaan akrab dan
perasaan itu juga seumur hidupnya belum pernah ia alami.
Karena ia ada satu gadis sombong, tinggi hati, tapi menghadapi pemuda yang tampan gagah dan sangat
simpatik ini, agaknya ia merasa dirinya telah berubah menjadi lain daripada lain.
Kita kembali lagi kepada para jago yang dikejutkan oleh peringatannya orang berkedok tadi, kini mendadak mendapat lihat dirinya Lim Tiang Hong yang muncui secara aneh dan berdiri berendeng dengan Sin-lie
Hongcu, untuk sesaat mereka terkejut, tidak terkecuali dengan si orang berkedok, Im-san Mo-lie, kauwcu muda dari Thian-cu-kauw dan Lok-hee Hujin. Mereka pada tidak habis mengerti, dengan cara bagaimana Lim Tiang Hong bisa siuman sendiri"
Dengan mata menatap para jago itu, Lim Tiang
Hong berkata sambil ketawa: "Tidak nyana aku si orang Lim hari ini kembali berjumpa lagi dengan tuan2 sekalian.
703 Aku masih ingat dulu ketika bertempur itu adalah karena urusan patung kuno, tapi patung kuno itu, memang
benar tidak ada didalam badanku si orang she Lim.
Kedatangan tuan2 hari ini, tak usah ditanya juga sudah kuketahui, adalah karena nyalinya naga raksasa yang sudah membatu. Tapi benda itu, adalah aku yang rendah dengan pertaruhan jiwa baru mendapatkan dari lembah Heng-hong Pit-kok, kalian entah dengan alasan apa hendak merebut" Seolah-olah diwajahnya kalian setiap orang, semua dipasangi merek "perampok". Tidak perduli barang apa saja, seketika hendak dirampok dengan
kekerasan. Menurut pikiranku yang bodoh, lebih baik tuan2 bikin mati pikiran demikian itu, karena itu berarti mengantarkan jiwa secara cuma2. Sesungguhnya tidak ada harganya"
Semua orang yang ada disitu, kecuali Jie-hay Sam-
sian, hampir semuanya sudah pernah mengadu kekuatan dengan Lim Tiang Hong. Meski mereka tahu bahwa anak muda ini tidak gampang dilayani, tapi dihadapan mata orang banyak, siapapun tidak mau mengunjukkan
kelemahannya sendiri. 704 Jie-hay Sam-sian lalu maju kedepan dan berkata
sambil menuding Lim Tiang Hong: "Kami orang tidak ada maksud hendak merampok nyali naga itu. Aku hanya
hendak menanyakan padamu satu hal saja, gambar
petamu Hong-hong Pit-kok itu. kau dapat dari mana?"
"Tiat-ciang Ngo-liong Cin Ciat yang menghadiahkan itu padaku"
"Ucapanmu ini boleh kau gunakan untuk menipu
orang lain, mungkin boleh kau gunaksn untuk
menggertak, tapi didepan kita orang Jie-hay Sam-sian, kau tak perlu menggunakan akal muslihat semacam ini.
Siapa yang tidak tahu, kalau Thian-lam Ngo-liong dengan Bu-ceng Kiam-khek ada sedikit ganjalan hati, bagaimana bisa menghadiahkan barang padamu" Lagipula Thian-lam Ngo liong bukannya orang2 yang tidak ada gunanya, bagaimana mereka mati melepaskan kesempatan yang
baik ini dan diberikan padamu?" berkata Jie-hay Sam-sian sambil ketawa dengan serentak.
"Percaya atau tidak terserah padamu!" jawab Lim
Tiang Hong dingin. Jie-hay Sam-sian mendadak berubah menjadi
keren, dengan suara bengis mereka membentak:
705 "Kebanyakan adalah kau dapatkan dengan jalan mencuri!
Kami beritahukan padamu, biar bagaimana, Jie-hay Sam-sian hari ini hendak mewakili Thian-lam Ngo-liong untuk minta kembali gambar peta yang hilang dan nyalinya naga itu"
Lim Tiang Hong belum lagi menjawab, orang
berkedok itu mendadak sudah lompat melesat
menyerang Jie-hay Sam-sian. Di-antara suara jeritan ngeri, Glok-san-sian dari barisan Jie-hay Sam-sian itu kena dihajar dengan telak oleh orang berkedok, hingga tubuhnya terpental setingi 2-3 tombak, sambil
mengeluarkan suara jeritan ngeri, ia jatuh menggelinding kebawah bukit.
Tho-teng-sian dan Thian-koay-sian dalam keadaan
kaget, keduanya lantas ayun tangan menyerang
berbareng dari kanan dan kiri orang borkedok.
Orang berkedok itu sambil mengeluarkan suara
ketawa yg seram, badannya berputaran dengan cepat tangannya yang mengayun beberapa kali, kembali
terdengar suara jeritan ngeri Tho-teng-sin dan Thian koay-sian kedua-duanya mulutnya menyemburkan darah dan telah menggelinding ke bawah bukit.
706 Orang berkedok dalam sekejapan tadi sudah
mambinasakan jiwa 3 orang kuat dalam rimba persilatan, hingga seketika itu juga para jago pada merasa jeri.
Tatkala menampak sinar mata orang berkedok yang
begitu buas, dengan tanpa sadar mereka mundur
berulang-ulang dengan mengunjukkan perasaan takut.
Hanya Lim Tiang Hong, yang sikapnya tetap
tenang, sambil menggendong kedua tangannya, dan
sorot mata dingin mengawasi keadaan dalam kalangan.
Dalam pikirannya Sin-lie Hongcu pada saat itu juga merasa kaget, tapi tatkala ia menyaksikan sikapnya Lim Tiang Hong seolah2 tidak menghadapi kejadian apa2, diam2 merasa kagum, maka ketika sinar matanya
kebentrok dengan si pemuda ia telah unjukkan
senyumannya yang menggiurkan.
(-0odwkzo0-) Jilid Ke 8 ":dow: " Lim Tiang Hong meski tidak begitu puas terhadap
sepak terjangnya nona itu, tapi karena sikapnya yang 707
sangat simpatik terhadap dirinya, mau tidak mau ia terpaksa anggukkan kepala sambil bersenyum.
Orang berkedok itu setelah membinasakan jiwanya
Jie-hay Sam-sian, lalu berkata sambil ketawa bangga:
"Siapa lagi orangnya yang ingin merebut nyali naga raksasa ini, boleh keluar coba main2 berapa jurus dengan aku!"
Tapi, didalam kalangan itu nampak sepi sunyi, tidak seorangpun yang berani menjawab.
Orang berkedok itu kembali berkata sambil ketawa
bangga: "Kalau memang tidak ada itu nyali semua boleh enyah dari sini!"
Orang2 dari rimba persilatan, kebanyakan rela
dipenggal kepalanya atau kucurkan darahnya, tapi tidak mau mandah dihina dihadapan umum. Perbuatannya
orang berkedok yang demikian jumawa, seketika lantas menimbulkan reaksi hebat bagi para jago itu, meski mereka tidak berani menjawab terang2an.
Tapi suasana disitu mendadak menjadi gawat,
mereka masing2 pada siap dengan diam2, agaknya
sudah akan melakukan gerakan serentak terhadap orang jumawa itu.
708 Orang berkedok ternyata licin sekali, begitu lihat bahwa gertakannya telah menimbulkan reaksi sebaliknya yang hampir saja merunyamkan keadaan, segera rubah sikapnya. Sambil ketawa terbahak-bahak ia berkata:
"Lohu, benar2 dibikin jengkel oleh binatang cilik itu.
Dalam urusan ini bagaimana bisa sesalkan tuan...?"
Tubuhnya yang tinggi besar lalu melayang
kedepannya Lim Tiang Hong dan lantas menyerang.
Serangan itu ternyata dilakukan dengan sepenuh
tenaga dan mengandung hawa dingin yang bisa bikin kaku badan dan napas sesak.
Lim Tiang Hong yang tidak menduga akan diserang
secara mendadakan, lalu gerakkan kaki kanan, bertindak.
Satu tangannya melancarkan serangan dengan ilmunya Siauw-yang It-ku Sin-kang.
Suara gemuruh segera terdengar seperti gunung
meledak atau geledek menyambar.
Angin hebat bersambaran seperti ada terbit angin
puyuh. Semua orang yang ada disitu pada lari berserabutan berseru kaget....
(-0odwkzo0-) 709 Bab 19 ADU KEKUATAN antara orang berkedok dengan Lim
Tiang Hong itu kesudahannya benar2 mengejutkan
banyak orang. Lok-hee Hujin dengan wajah pucat pasi lari ke
depannya orang berkedok dan dengan suara cemas
bertanya: "Apa kau terluka?"
Tetapi yang ditanya sebaliknya malah mendorong
badan Lok-hee Hujin dan menggeram dengan suara
hebat: "Lekas enyah kau dari sini"
Lok-hee Hujin yang sama sekali tak menduga akan
diperlakukan demikian kasar oleh suaminya, hampir saja rubuh terjengkang. Wanita pesolek ini lalu memanggil Lim Tiang Hong seraya katanya: "Hong-jie, kau tidak boleh berbuat keterlaluan. Kau berani melawan
ayahmu?" Lim Tiang Hong yang menyaksikan keadaan ibunya
soal itu, dalam hati merasa kasihan tetapi juga
mendongkol. Sebaliknya terhadap orang berkedok itu, perasaan jemu dan bencinya ber-tambah2.
710 Pada saat itu orang berkedok itu agaknya sedang
berusaha menekan darahnya yang menggolak hebat
akibat kemarahannya yang memuncak. Ia lantas
menggeram dan untuk kedua kalinya melesatkan
badannya, dengan dua2 tangannya mencengkeram
dirinya Lim Tiang Hong! Tangannya yang besar itu terayun cepat sekali,
dalam waktu sekeajapan sudah duapuluh satu kali
serangan beruntun dilancarkannya.
Dalam kabuasannya, si orang berkedok dalam
setiap serangannya terus memasukkan seluruh
kekuatannya. Serangan2nya bukan hanya cepat saja, tetapi gencar juga. Kekuatan tenaga dalam yang
terkandung dalam serangan2nya itu begitu hebatnya sehingga boleh juga dikata dapat merubuhkan gunung.
Kala itu seluruh badannya Lim Tiang Hong seperti
kecil saja dalam kurungan sepasang tangannya orang berkedok.
Sin-lie Hong-cu yang menyaksikan pertempuran
secara demikian pincang, diam2 menguatirkan juga
keselamatannya Lim Tiang Hong.
711 Tetapi Lim Tiang Hong yang telah ber-kali2
menemukan kejadian gaib, ilmu silatnya tentu saja besar sekali kemajuannya. Serangan yang begitu kuat dan hebat dari si orang berkedok masih dapat dilayani semua dengan sikap yang tenang, sekali juga tak pernah terlihat wajah gugupnya.
Diantara berseliwerannya tangan2 kasar si orang
berkedok yang senantiasa menyusup sana mencari
lowongan kemari, Lim Tiang Hong yang masih bersangsi, bahkan sama sekali tidak percaya kalau orang berkedok itu ayahnya sendiri, tetapi memikir lagi bahwa segala sesuatu didunia ini ada saja kemungkinannya, maka ia terus saja mempertahankan diri dengan gigih tetapi hati2.
Demikianlah, begitu gencar dan sengitnya si orang berkedok ber-kali2 serangannya hanya dikelit terus oleh Lim Tiang Hong, lebih banyak menjaga diri dari pada menyerang.
Pertempuran yang berjalan pincang itu sudah tiga
puluh jurus dilalui. Selagi pertempuran masih berlangsung sengit2nya
mendadak orang berkedok mundur lima kaki seperti
712 orang kena pagutan ular berbisa. Dengan wajah
kekagetan dan perasaan was2 ia lantas buka mulut
menanya: "Apa kau muridnya si Orang tua Penyipta?"
Dalam matanya Lim Tiang Hong mendadak
terpancar sinar gemerlapan yang aneh. Dengan
kecepatan kiiat dia terbang ke depan dan lantas
mengulur tangannya hendak menyambar pergelangan
tangan si orang berkedok disertai dengan suaranya yang keras: "Apa kau sendiri itu orang yang mendapat julukan Manusia Buas Nomor Satu di kolong langit....?"
Semua itu terjadinya hanya makan waktu beberapa
detik. Tetapi dalam waktu sesingkat itu entah sudah berapa hanya kali timbul niatnya si orang berkedok hendak menyingkirkan jiwa anak muda dihadapannya.
Maka ia lantas mengibaskan pergelangan tangannya
yang kala itu sudah tercekal Lim Tiang Hong. kemudian lagi dengan kecepatan kilat menyerang tiga bagian jalan darah terpenting di badan Lim Tiang Hong.
Karena kedua pihak berdiri hanya terpisah dalam
jarak yang dekat sekali dan pula orang berkedok itu sudah begitu bulat tekadnya ingin melenyapkan lawan 713
mudanya, maka serangan itu dengan sendirinya amat ganas lagi mematikan.
Akan tetapi bagaimanakah keadaannya Lim Tiang
Hong pada kala itu" Tidaklah percuma ia sebagai murid Bu-ceng Kiam-
khek. karena pada ketika si orang berkedok
menggerayangkan tangannya lantas dikempeskan sedikit perutnya dan tangannya sendiri lantas terayun mengirim serangan balasan.
Orang berkedok itu terpaksa tarik mundur
serangannya sebab apabila tidak demikian ia tahu sendiri apa akan menjadi akibatnya. Terkejut den ketakutannya orang berkedok pada saat itu sudah sampai di
puncaknya. Begitu pun dengan kegusarannya.
Rambutnya yang berwarna ke-kuning2an nampak pada
berdiri, kedoknya yang berwarna hijau hampir lepas dari wajahnya. Berewoknya berdiri seperti bulu landak. Sorot matanya jelas dari lubang kedok beringas sekali. Dengan gerangan keras dia lantas menjulurkan dua lengannya yang panjang, sedangkan kakinya setindak demi setindak per-lahan2 mendekati Lim Tiang Hong.
714 Lim Tiang Hong dalam keadaan demikian mencoba
se-bisa2 menindas perasaannya yang bergolak hebat.
Dengan cepat dipusatkannya ilmu Siauw-yan It-ku Sinkang. Dengan mata tak berkesip terus meng-amat2i
gerakan lawannya sedang diatas kepalanya nampak asap warna putih mengepul tinggi se-olah2 selaput kabut yang meliputi kepalanya.
Dalam medan pertempuran saat itu keadaan sudah
sunyi sekali. Semua orang pada tertekan perasaannya disebabkan suasana panas yang tegang sekali itu.
Mereka tanpa berkedip mengawasi dua jago yang tengah bertempur itu.
Im-San Mo-lie dan ketua muda Thian-cu-kauw
sebaliknya dengan wajah penuh napsu membunuh diam2
geser kaki mendekati Lim Tiang Hong.
Tetapi Sin-lie Hongcu yang senantiasa
memperhatikan jalannya pertempuran sambil tengok
sana tengok sini, ketika menyaksikan kelakuan dua manusia licik itu, diparasnya yang agung dingin
mendadak berobah merah padam, gusar sekali dia
rupanya. Seketika itu lantas terdengar suara ketawanya yang berkakakan. sedangkan empat orang pengawalnya, 715
yang pun melihat perbuatan dua orang itu, semua sudah pada bergerak kesampingnya Lim Tiang Hong ingin
menutup diri anak muda itu. Mata mereka tidak terlepas dari Im-san Mo-lie dan kakaknya.
Padahal mereka itu semua sedang merasa kuatir
akan percuma perbuatannya. Sebabnya ialah, dengan kepandaian ilmu silat dan kekuatan tenaga yang dimiliki Lim Tiang Hong dewasa itu, sekalipun semua anak
buahnya orang berkedok turut campur tangan barangkali masih bukan tandingannya.
Orang yang paling cemas hatinya dan paling sulit
kedudukannya pada saat itu adalah Lok-hee Hujin.
Matanya sebentar mengawasi sikap orang berkedok,
yakni suaminya sendiri yang se-olah2. ingin menelan bulat2 lawannya. Dalam keadaan setengah sadar dia lantas maju dan mencekal tangan suaminya itu dan
berkata: "Kau jangan berbuat begitu.... Kau berdua ayah dan anak nanti kedua2nya akan jatuh semua...."
Tetapi orang berkedok itu kibaskan tangannya,
dengan bengis membentak: "Menyingkir jauh2. Dan
jangan ambil pusing dalam urusanku!"


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

716 Karena pada saat itu semua kekuatan dan tenaga
dalam orang berkedok itu telah terpusat dikedua
tangannya, maka kebuasannya terhadap isterinya hebat luar biasa. Sebaliknya dengan Lok-hee Hujin yang tak ber-jaga2 sebelumnya, sudah tentu lantas ter-guling2
jungkir balik di tanah. Lim Tiang Hong yang menyaksikan kejadian
demikian hatinya terasa di-iris2. Semua kekuatan tenaga yang telah terpusat dan tersalur dikedua tangannya lantas ditariknya kembali, maksudnya ingin menolong ibunya lebih dahulu.
Akan tetapi Lok-hee Hujin sebaliknya sudah tidak
menghiraukan jiwanya sendiri, kembali sudah merayap bangun dan memeluk lutut suaminya sembari berseru:
"Jangan berbuat begitu...."
Orang berkedok lantas berseru nyaring: "Budak
hina! Kau juga cari mampus!"
Tangannya yang besar lantas mengayun hendak
menghajar batok kepala Lok-hee Hujin.
Serangan tangan itu meskipun tidak menggunakan
tenaga penuh, tetapi apabila mengenai sasarannya, 717
sekalipun tidak sampai menjadi bangkai seketika, akan terluka parah sudah tentu.
Lim Tiang Hong yang melihat betapa ganas dan
telengasnya si-orang berkedok turun tangan, lantas menggeram dan membentak keras: "Kau berani!?"
Disaat itupun kedua jari tangannya dlsentilkan.
Kekuatan tenaga dalam yang telah berubah menjadi biji sebesar kacang lantas meluncur keluar!
Yang diarah rupanya adalah jaian darah Ciok-tie-
hiat di badan orang berkedok. Akan tetapi si orang berkedok nyatanya tahu bahaya. Dengan cepat sudah ditarik kembali tangannya, kemudian lagi dengan
beruntun beberapa kali tangannya dihalaukan kedepan untuk menangkis serangan Lim Tiang Hong tadi.
Dalam kaget dan gusarnya, orang berkedok ini
terus menatap Lim Tiang Hong dan Lok-hee Hujin berganti2.
Mendadak badannya lompat melesat.... dia sudah
kabur jauh! Lok-hee Hujin agaknya dibuat kaget sekali oleh
kejadian di luar dugaan itu. Dia terus membuntuti dengan ekor mata ke punggung suaminya, sampai
718 lenyap dan lantas mengejar. Rambutnya yang riap2an dan pupurnya yang pada sudah pada rontok sudah tak diperhatikannya lagi. Betapa cemas dan kuatirnya dia pada kala itu dapatlah dibayangkan sendiri.
Im-san Mo-lie bersama anak muda yang menjadi
Kauwcu muda Thian-cu-kauw juga sudah lantas
mengikuti jejak dua orang tuanya yang lantas
menghilang dari situ. Lim Tiang Hong kalau melihat tingkah laku ibunya, yang dihadapan orang berkedok itu demikian takutnya, dalam hati merasa tidak enak.
Ketika ia berpaling mengawasi Sin-lie Hong-cu
dengan empat orang pengiringnya, mereka tampak
dengan sikap amat tegang berdiri disekitarnya. Maka ia lalu menjura seraya katanya: "Tuan2 masih adakah
urusan lain" Harap kalian bisa urus dulu, itu urusan disini, aku yang rendah percaya masih bisa bereskan sendiri"
Parasnya Sin-Iie Hong-cu yang agung dan dingin
tiba2 tampak suatu perasaan yang aneh. Agaknya ia ingin mengucapkan apa2, namun selalu diurungkan,
tidak jadi membuka mulutnya. Ia sebagai seorang yang 719
berkedudukan kepala, belum pernah minta pertolongan orang.
Kali ini, ia butuhkan sangat pertolongannya Lim
Tiang Hong namun rupanya ia tak mampu membuka
mulut. Lim Tinng Hong yang melihat keadaan nona itu
demikian, sudah dapat menduga apa yang sedang
dipikirkannya. Maka ia lantas berkata: "Duabelas Hong-cu dari gunung Bu-san jikalau membutuhkan sesuatu, aku asal dikabarkan dengan sepucuk surat saja pasti akan datang"
Sin-lie Hong-cu segera berkata: "Siauw-moay
terlebih dahulu menghaturkan terima kasih atas kebaikan Lim-heng, semoga janji itu bisa dipegang teguh"
Mendadak ia mengibaskan tangannya, dan kepada
empat kawannya memberi isyarat, ia sendiri dengan gerakan sangat indah sudah berlalu meninggalkan Lim Tiang Hong.
Pada saat itu semua orang yang bersangkutan
sudah berlalu semua. Disitu kini hanya tinggal Lim Tiang Hong seorang. Ia lalu berpaling dan berkata pada para jago2 rimba persilatan yang masih berdiri di sekitarnya.
720 "Aku si orang she Lim sekarang memberikan
peringatan terakhir kepada tuan2. Jangan kalian pikir yang bukan2, apalagi inginkah nyali naga yang sudah membatu. Kalian tidak perlu korbankan jiwa cuma2!"
Orang2 yang ada disitu, yang pernah mengadu
kekuatan dengan Lim Tiang Hong adalah Pak-bin It-koay, Tong-hay Gia-mo, Mo-hoat Taotho dan Cao-sat Tojin.
Mereka biar bagaimanapun sangat merasa penasaran, apabila sampai dapet digertak oleh beberapa patah kata saja. Akan tetapi mereka tidak berani maju seorang saja untuk menghadapi Lim Tiang Hong. maka hanya saling berpandangan amani sesamanya, lama sekali tak berani bergerak....
Lim Tiang Hong ketika menyaksikan tingkah laku
orang2 itu yang hanya saling pandang antara
sesamanya, kembali berkata dengan suara dingin:
"Jikalau kalian benar2 masih belum merasa puas, aku si orang she Lim ingin memberikan satu kelonggaran.
Sekarang boleh maju berbareng, dengan begitu nyali kalian tentunya akana jadi lebih besar"
Perkataan itu apabila diucapkan pada waktu2 biasa, itu berarti suatu penghinaan besar terhadap orang2 yang 721
sudah mempunyai nama didalam kalangan kang-ouw itu.
Tetapi saat itu perkataan Lim Tiang Hong merupakan suatu alasan yang dapat dipakai se-baik2nya oleh
mereka. Maka baru saja ucapan Lim Tiang Hong tadi
berhenti, sudah ada empat orang yang mengambil posisi sendiri2 masing2. Keempat orang ini berdiri sambil kepal2 tangan, ingin mencoba mengadu peruntungan.
Tepat pada saat itu, darl jauh terdengar suara
mengaung yang amat nyaring. Suara itu nyaring dan tajam, berkumandang di udara lama sekali.... Itupun merupakan suatu bukti bahwa orang yang mengeluarkan suara begitu ilmunya tinggi luar biasa.
Semua jago yang ada disini semua pada terkejut
hingga tangan2 yang per-lahan2 sudah keluar ingin menyerang Lim Tiang Hong sudah pada ditarik kembali.
Dari suara itu dapat diduga bahwa orang yang baru datang itu sebetulnya mempunyai kekuatan luar biasa.
Tatkala untuk pertama kalinya terdengar suara
mengaung itu, kedergarannya masih berada ditempat sepuluh lie jauhnya. Tapi suara yang kedua kalinya sudah 722
berada dekat sekali. Dan kemudian lagi lantas muncul satu orang yang melayang turun dari tengah udara.
Orang itu kepalanya mengenakan kopiah bulu
kambing, demikian pula pakaiannya terdiri dari bahan itu.
Wajahnya pucat bagai tak berdarah, hidungnya
meiengkung sampai hampir menutup bibirnya. Setiba orang iiu di tanah, sepasang matanya yang kecil kecil seperti mata tikus terus berputaran. Dan kemudian, sambil menuding Lim Tiang Hong ia berkata: "Bocah!
Kau tentunya adalah anak muridnya Bu-ceng Kiam-khek.
Dan setan tua itu, sekarang dimana dia?"
Lim Tiang Hong menyaksikan sikap dan tingkah
laku orang yang baru datang itu bagai orang yang tak kenal perikesopanan, maka segera jawabnya: "Benar!
Aku si orang she Lim adalah muridnya Bu-ceng Kiamkhek. Mengenai dimana adanya Bu-ceng Kiam-khek
sekarang, kau masih belum pantas menanyakannya"
Orang itu delikkan niatanya lebar2, kemudian
membentak keras2: "Lohu malang melintang seumur
hidup. Belum ada seorang juga yang berani pentang bacot lebar2 di depan Liauw-tong Kim-cie. Hari ini kalau 723
tidak kau beritahukan tempat tinggalnya suhumu, jangan harap kau bisa berlalu dari sini!"
Liauw-tong Kim-cie, demikian orang yang baru
datang ini namanya. Setelah memperkenalkan sendiri namanya, membuat terkejut semua orang yang ada
disitu. Orang2 itu tanpa merasa telah bergerak mundur beberapa tindak.
Lim Tiang Hong sebaliknya tidak tahu bahwa orang
yang menyebut dirinya Liauw-tong Kim-cie itu sebetulnya adalah salah seorang yang di daerah Koan-tong dapat malang melintang sesukanya itu orang yang dalam
kalangan hitam namanya amat kesohor dengan gelarnya Tui-beng Giam-lo (Raja Akhirat Merengut Nyawa).
Adatnya paling ku-koay, berangasan. Sedikit salah lantas dia mengambil jiwa orang tanpa pandang bulu, laki maupun perempuan, Kadang2 orang itu dipereteli kaki tangannya, atau dibikin mati tidak, matipun belum.
Kepandaiannya yang luar biasa didapatkan dari
sebuah kitab (Pit-kip) yang tidak ketahuan namanya dalam keadaan setengah hancur. Oleh karena ia benci kitab yang dalam keadaan setengah rusak itu, maka isi didalamnya tidak dipelajari sampai selesai. Oleh
724 karenanya pula, apabila ia melukai orang, kebanyakan dibikinnya orang itu cacad untuk seumur hidupnya. Itulah sebabnya, orang2 rimba persilatan yang melihat atau mendengarnya, lantas merasa seperti sakit kepala tujuh keliling.
Lim Tiang Hong Sebaliknya sudah tidak perdulikan
itu semua. Ketika mendengar orang itu menyebutnya beberapa kali dengan "bocah", darahnya naik seketika.
"Setan tua!" demikian bentaknya kemudian. "Kau
tidak usah jual lagak disini. Kau punya kepandaian apa"
boleh keluarkan semua disini akan kusambuti sendiri.
Tidak usah mencari suhuku! Hmm! orang semacam kau ini yang tidak mirip manusia juga bukannya setan, tidak pantas menemui suhuku!"
Liauw-tong Kim-cie adatnya berangasan sekali.
Belum habis Lim Tiang Hong dengan semua kata2nya, dia sudah ber-teriak2 seperti orang kebakaran jenggot.
Lengan bajunya yang gerombrongan lantas dikibaskan.
Suatu tenaga yang berhawa dingin lantas meluncur
keluar dari tangannya itu tanpa bersuara, menyerang dada Lim Tiang Hong!
725 Lim Tiang Hong tiba2 ketawa nyaring dan berkata:
"Aku tahu kau setan tua ini tentu menganggap dirimu yang bercecongor buruk bukan orang yang
sembarangan. Sekarang Siauw-yamu ingin timbang berat badanmu, sebetulnya ada berapa kati bobotnya?"
Kemudian sebelah tangannya diulurkan dengan
gerakan manis luar biasa. Ilmunya Siauw-yang It-ku Sinkang lantas keluar.
Tatkala dua jenis kekuatan tenaga dalam yang
bersifat lunak itu saling membentur, Liauw-tong Kim-cie mendadak berubah wajahnya. Ia heran dan kaget bukan main lalu mundur dengan matanya yang kecil dibuka lebar2.
Dia betul2 tidak menduga kalau seorang anak muda
kekuatan tenaga dalamnya ternyata demikian tinggi.
Lim Tiang Hong sendiri dalam hati pun merasa
kaget. Anggapnya Liauw-tong Kim-cie yang dihadapinya kali ini betul beda dari yang lain2. Kekuatan tenaga dalam orang itu sangat tinggi, cukup tinggi baginya sendiri.
Dalam pada itu Liauw-tong Kim-cie sehabis mundur
kembali maju lagi dan kini untuk kedua kalinya telah 726
menyerang Lim Tiang Hong sampai duabelas kali dengan serangan-serangan yang gencar.
Iblis ganas itu memang luar biasa lihay
kepandaiannya. Hampir pada setiap serangannya disertai kekuatan yang hebat luar biasa. Ditambah lagi karena gencarnya ia melancarkan serangannya, membuat
orang2 menontonnya sukar bernapas.
Lim Tiang Hong yang baru pertama kali berhadapan
dengan musuh yang benar2 kuat, semangatnya
bertambah bergelora. Disini ia ingin mencoba
menggunakan pelajaran yang didapat dari kitab pelajaran Hong-hong Pit-kok.
Begitulah, secepat kilat pula ia telah balas
menyerang, juga sampai duabelas kali.
Kepandaian yang hampir lenyap dari muka bumi ini
betul2 luar biasa hebatnya.
Dalam waktu sekejapan saja, dimedan pertempuran
im seolah-olah terkurung oleh angin puyuh yang
mengamuk, sehingga debu tanah nampak berhamburan.
Para jago yang menonton pertempuran itu telah
dibikin mundur berulang-ulang oleh desakan angin yang keluar dari serangan tangan kedua pihak.
727 Liauw-tong Kim-cie sudah mengeluarkan seluruh
kepandaiannya, terus melakukan serangannya untuk
merebut posisi, tapi selalu terbendung oleh gerakan tipu silat lawannya yang aneh luar biasa hingga serangannya makin lama makin kalut, dan akhirnya sampai tidak bisa melancarkan serangannya lagi karena kehabisan akal.
Pertempuran terus berlangsung sampai 30 jurus
lebih, sedikit-pun ia tidak mampu menoblos pertahanan Lim Tiang Hong, hingga kegusarannya memuncak dan
akhirnya ia membentak dengan suara keras: "Bocah, kalau berani kau sambut lagi serangan lohu!" Ucapannya itu segera disusul oleh serangannya yang luar biasa hebatnya.
Sambil menyambuti serangan tersebut. Lim Tiang
Hong berkata sambil ketawa: "10 kali juga tidak menjadi halangan!"
Suara benturan hebat dari beradunya kedua
kekuatan tenaga dalam itu terdengar amat nyaring.
Liauw-tong Kim-cie mundur 2 tindak, sedang Lim Tiang Hong hanya bergerak mundur sedikit, sebab kekuatan tenaga dalamnya Lim Tiang Hong pada saat itu, hampir 728
setaraf dengan kekuatannya orang yang mempunyai
latihan 100 tahun lebih. Ia tadi hanya menggunakan kekuatan tenaga 8
bagian saja, akhirnya sudah dibikin tergeser sedikit kakinya, maka ia merasa agak panas hatinya. Perasaan ingin merebut kemenangan semakin kuat, maka seketika itu ia lantas membentak dengan suara keras: "Mari Siauwya-mu juga membalas kau satu kali sebagai
penghormatan!" Telapak tangannya lalu dipentang, dari situ
meluncur keluar kekuatan tenaga dalam, dengan
kecepatan bagaikan kilat menyerang musuhnya!
Liauw-tong Kim-cie perdelikkan matanya, urat2
diwajahnya pada menonjol keluar. Sambil menggeram, kedua tangannya diputar, lalu dilempangkan kebatas dadanya dan kemudian mendorong keluar.
Beledur! Suara bagaikan gunung meletus terdengar, debu berhamburan, tanah bagaikan dilanda lindu.
Berbareng dengan itu, lalu terdengar suara seruan tertahannya Liauw-tong Kim-cie, yang kemudian mundur 8 kaki.
729 Lim Tiang Hong dengan wajah sungguh2, bajunya
berkibaran tertiup angin, kakinya tergeser kesamping 2
tindak, itu hanya disebabkan serangannya yang keliwat cepat sampai tidak bisa mengimbangi badannya. Tapi dipihaknya Liauw-tong Kim-cie, sekalipun hanya mundur 8 kaki, tapi darahnya dirasakan bergolak, wajahnya seperti kepiting direbus. Dengan cepat ia lantas
mengeluarkan senjata "Bun-chiang-pit"nya yang
panjangnya 2 kaki lebih. Sambil tudingkan senjata pit itu ke arah Lim Tiang Hong, ia berkata: "Bocah, kita sudah adu kekuatan tenaga tangan, sekarang lohu ingin mencoba
kepandaianmu menggunakan senjata"
"Terserah padamu, aku iringi saja!" jawabnya Lim
Tiang Hong sambil ketawa hambar.
Ia lalu mengeluarkan senjata seruling ke-emas2an, yang didapatkan dari goa Hong-hong Pit-kok. Hari ini ia hendak menggunakan kesempatan untuk mencoba
kepandaiannya yang didapat dari kitab peninggalan dari jaman purbakala itu.
Begitu melihat Lim Tiang Hong mengeluarkan
senjatanya yang agak luar biasa itu, Liauw-tong Kim-cie 730
lantas putar senjata pit di tangannya, kemudian
digunakan untuk menotok jalan darah "Hian-kie-hiat" di badannya Lim Tiang Hong. Tapi, ditengah jalan
mendadak ia robah dan kali ini ia mengarah jalan darah
"Khie-bun" dan "Cit-khian".
Lim Tiang Hong dengan seruling emas di tangan,
tetap berdiri tanpa bergerak, setelah ujung pit hampir mengenakan bajunya, ia baru gerakkan serulingnya.
Setelah memancarkan sinarnya berkilauan, lalu terdengar suara "trang" yang amat nyaring. Seruling itu ternyata sudah berhasil menahan serangan pit lawannya.
Selanjutnya, hanya sinar emas berkilauan yang
menguasai keadaan, seolah-olah ular emas ribuan ekor banyaknya. Lim Tiang Hong dengan secara beruntun
sampai 9 kali dan 9 rupa tipu gerakan, menyerang
lawannya dengan hebat. Gerak tipu luar biasa anehnya ini, adalah ciptaan dari pendekar berkelana dijaman purbakala, gerak tipu itu nampaknya sangat aneh, indah dan hebat sekali.
Liauw-tong Kim-cie dengan senjata "Bun-chiang-
pitnya itu, sudah pernah malang melintang didunia kang-ouw beberapa puluh tahun lamannya, terutama didaerah 731
Koan-tong namanya ada sangat terkenal. Tapi kini ini menghadapi Lim Tiang Hong, meski ia sudah keluarkan semua simpanan kepandaiannya, toh masih tidak
berdaya menjatuhkan lawannya yang masih muda belia itu. Dengan susah payah, ia baru berhasil
menyelamatkan dirinya dari ancaman senjatanya Lim Tiang Hong.
Iblis dari Liauw-tong ini sudah mempunyai banyak
pengalaman ia dapat lihat ada kesempatan baik ketika Lim Tiang Hong agak kendor serangannya, lalu
melancarkan serangan pembalasan dan mendesak
dengan hebatnya. Suatu pertempuran yang jarang ada telah
berlangsung dengan sengitnya....
Sinar emas berkilauan yang keluar dari seruling
emasnya Lim Tiang Hong, bagaikan lapisan sinar
matahari diwaktu sore. sedangkan sinar hitam yang keluar dari senjata pit, seolah-olah seekor ular besar yang sedang bertarung menghadapi musuhnya, nampak berkelebatan dan suara beradunya dua senjata telah menggoncangkan tanah pegunungan itu. Dahsyatnya
732 pertempuran itu, membuat orang sampai tidak bisa
bernapas. Mendadak terdengar suara bentakannya Lim Tiang
Hong: "Aku nasehatkan padamu, lebih baik kau lekas tarik kembali tanganmu. Jikalau tidak, didalam 5 jurus, aku nanti akan bikin terlepas senjatamu dari tanganmu!"
"Bocah, kau tak usah jual lagak belum tentu kau
tercapai maksudmu!" jawabannya Liauw-tong Kim-cie bengis.
Suara beradunya senjata terdengar pula. Dua-nya
sama2 menggunakan kekerasan.
Lim Tiang Hong putar serulingnya membuat satu
lingkaran, kemudian berseru: "ini ada jurus kedua...."
Liauw-tong Kim-cie berkaok-kaok: "Kalau kau
mempunyai itu kepandaian, kau boleh keluarkan aja, bagi lohu tidak menjadi soal...."
Tiba2 terlihat berkelebatnya sinar emas. Lim Tiang Hong dengan menggunakan tipu gerak "Thian-liang Sip-cui" atau naga dari langit menyedot air, dengan dibarengi oleh suara mengaungnya nenggoncangkan hati, seruling emasnya itu seolah-olah bianglala, membabat musuhnya dengan hebat.
733 Diantara suara jeritan kaget dan suara bentakan
serta suara beradunya senjata, pitnya Liauw-tong Kim-cie sudah terlepas dari tangannya dan melesat bagaikan anak panah terlepas dari busurnya.
Kejadian diluar dugaan ini, membuat Liauw-tong
Kim-cie berdiri menjublek dengan wajah pasi, hingga ia lantas lompat mundur sampai satu tombak lebih.
Lim Tiang Hong tidak mengejar, ia hanya berkata
sambil lintangkan serulingnya: "Terima kasih yang kau telah mengalah!"
Perkataan Lim Tiang Hong itu sesungguhnya ada
lebih hebat daripada sebilah belati yang ditikamkan pada ulu hatinya. hingga Liauw-tong Kim-cie wajahnya merah padam, kemudian ia putar tubuhnya, bagaikan anak
panah terlepas dari busurnya, ia lompat melesat
meninggalkan Lim Tiang Hong.
Setelah Liauw-tong Kim-cie kabur, Lim Tiang Hong
mendadak ingat kepada itu para jago yang mengurung dirinya dan bermaksud hendak merebut nyalinya naga yang sudah membatu. Tapi ketika Lim Tiang Hong
mengawasi kearah mereka tadi berdiri, ternyata sudah tidak ada semua. Manyaksikan keadaan demikian, ia jadi 734
merasa geli sendiri, hingga lantas dongakkan kepala dan ketawa bergelak-gelak.
Pada saat itu, dari jauh tiba2 mendatangi
seseorang, yang lantas berkata padanya sambil ketawa besar: "Lotee, kau benar2 beruntung!"
Kemudian disusul oleh munculnya si Pengemis Mata
Satu, yang secepat kilat sudah berada di hadapannya.
Lim Tiang Hong sambut kedatangan kawan aneh itu
sambil bersenyum, kemudian ia balas menanya: "Aku beruntung apa?"
Si Pengemis Mata Satu lantas mencekal lengannya sembari berkata: "Disini bukan tempatnya untuk bicara.
Mari kita mencari tempat yang lebih cocok untuk


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengobrol" (-0odwkzo0-) Bab 20 LIM TIANG HONG mengikuti si Pengemis Mata Satu
sampai kesebuah kota Kecil. Kedua orang itu lalu mencari satu rumah minum, setelah duduk dan pesan minuman, si Pengemis Mata Satu kembali berkata sambil ketawa bergelak-gelak: "Lotee, kau benar2 hebat. Begitu muncul 735
didunia kang-ouw, sudah berhasil membikin kuncup
nyalinya orang2 Thian-cu-kauw yang sedang merajalela pengaruhnya. Hingga kini sudah tidak kedengaran ada gerakan apa2 lagi, hal ini sesungguhnya membuat aku yang menjadi saudara tua merasa sangat bangga dan girang!"
"Mana ada kejadian demikian" Semua ini mungkin
adalah anak buah loko yang meniup-niup dan membesar-besarkan saja!" berkata Lim Tiang Hong sambil ketawa.
"Kau sengaja merendahkan diri atau memang
sebenarnya tidak tahu urusan ini" Nama gelarmu "To-liang Kongcu" ada demikian terkenalnya, sampai tidak seorangpun yang tidak tahu. Dibanding dengan Bu-ceng Kiam-khek dimasa terkenalnya, barangkali kau ada lebih terkenal. Jikalau tidak lantaran kau setelah membasmi cabang2nya Thian-cu-kauw dan meninggalkan nama dan tanda pengenalmu yang istimewa, tidak nanti bisa
demikian terkenalnya"
"Hal ini aku juga pernah dengar, semula aku kira
ada saudara2 dari golongan Kay-pang yang berbuat
untukku, kalau begitu, ternyata ada lain orang lagi!"
736 Si Pengemis Mata Satu yang menyaksikan sikap
sungguh2 dari Lim Tiang Hong, ia tahu bahwa
perkataanya itu memang bukan pura2, maka lantas
berkata sambil anggukkan kepala: "Jika benar seperti apa yang kau katakan, dalam soal ini agaknya ada apa2
yang sangat mencurigakan"
Pembicaraan mereka kemudian dialihkan kesoal
nyalinya naga yang sudah membatu dari lembah Hong-hong Pit-kok.
"Aku sungguh2 kagum dengan mata dan telinganya
orang2 kang-ouw. Baru saja aku keluar dari lembah Hong-hong Pit-kok semua lantas pada datang mengejar disekitarku. Kau pikir heran tidak?" berkata Lim Tiang Hong sambil ketawa.
"Apa yang dibuat heran" Kali ini kau bisa masuk
keluar ke lembah Hong-hong Pit-kok dengan selamat, apa kau kira ini ada satu perkara sederhana" Hong-hong-tie hampir mengerahkan seluruh kekuatannya, baru
berhasil memukul mundur itu kawanan manusia temaha dan kawanan manusia buas yang hendak mengejar kau dan hendak merampas gambar peta. Dalam pertempuran 737
yang berlangsung sengit itu, yang mendapat luka2 parah atau yang binasa hampir meliputi jumlah ratusan jiwa!"
Lim Tiang Hong kini baru mengerti apa yang telah
terjadi tempo hari, ia hanya tidak habis mengerti, apa sebabnya orang2 Hong-hong-tie setiap kali memberi bantuan padanya dengan tanpa syarat" Bahkan dengan sejujur hati"
Si Pengemis Mata Satu setelah mengobrol sekian
lama, lantas minum araknya sambil tundukkan kepala, tidak berkata apa2 lagi. Sikapnya Pengemis Mata Satu ini ada beda dari biasanya yang suka2 bersenda gurau. Dari sikapnya, seolah-olah sedang dirundung kekesalan
pikirannya. Lim Tiang Hong agaknya sudah dapat menduga
pikirannya kawan itu, maka lantas berkata sambil
ketawa: "Sudah berulang kali aku menerima bantuan tenaga loko. Jika loko ada mempunyai kesulitan apa2
dan memperlukan bantuan tenagaku, harap loko suka jelaskan, tidak nanti aku akan menolak"
"Aku pengemis tua sudah berapa puluh tahun
lamanya malang melintang didunia kang-ouw, belum
pernah minta pertolongan kepada orang lain. Walaupun 738
antara kau dengan aku, tali persahabatannya melebihi saudara sekandung tapi aku juga tidak mau mendobrak tradisiku sendiri ini" berkata si Pengemis Mata Satu sambil ketawa terbahak-bahak.
"Sebetulnya ada urusan apa, kau ceritakan saja
untuk bahan mengobrol rasanya toh tidak halangan, bukan?" kata Lim Tiang Hong sambil bersenyum.
"Aku si pengemis tua malam ini akan mengadakan
suatu pertemuan dengan salah satu sahabat dunia kang-ouw. Pertemuan ini merupakan suatu pertempuran
antara mati dan hidup. Bagaimana kesudahannya
pertempuran itu nanti, aku merasa malas untuk me-
mikirkan soal itu. Aku pengemis tua yang sudah hidup sampai pada usiaku seperti sekarang ini, matipun sudah puas!"
"Loko ternyata ada seorang berpikiran luas, aku
merasa sangat kagum. Malam ini aku akan ikut kau
untuk membantu memberi semangat saja rasanya toh
tidak halangan, bukan?"
Si Pengemis Mata Satu anggukkan kepala, lantas
tenggak kering araknya. Setelah itu lalu berbangkit dan berkata: "Mari kita berangkat!"
739 Kedua sahabat itu setelah meninggalkan rumah
minuman terus berjalan menuju ke suatu tanah
pekuburan yang disekitarnya terdapat banyak pepohonan lebat.
Lim Tiang Hong ber-tanya2 pada dirinya sendiri:
"Apa inikah tempat pertemuannya?"
Si Pengemis Mata Satu tiba2 buka mulut "Lotee"
katanya, "kembali tentang dirimu, apa sudah kau
dapatkan keterangan lebih jelas?"
Lim Tiang Hong tiba2 tarik napas panjang. Iapun
segera juga menceritakan hal pertemuannya dengan
seorang yang mukanya berkedok, bagaimana orang yang selalu pakai tutupan muka ini mengaku bahwa dia adalah ayahnya.
Si Pengemis Mata Satu kerutkan keningnya.
"Bukankah kau sudah angkat saudara dengan Im-san
Mo-lie. Seharusnya dia tahu juga kau siapa nama dan she-nya!"
"Ya, rasa2nya memang pernah dengar, menurut
katanya ia seorang she Im"
Si Pengemis Mata Satu itu mendadak tepuk paha dan tertawa ber-gelak2 "Itulah!" serunya "Dia she Im, 740
sudah barang tentu kalau orang berkedok itupun Im juga she-nya. Sekarang aku hendak tanya sekali lagi padamu, namamu itu kau dapatkan dari pemberian nama itu imam Tang-gak-bio ataukah sudah sudah sejak mulanya kau gunakan nama itu?"
"Dari semula memang itu namaku"
"Kalau begitu boleh kutetapkan! Orang berkedok itu bukan ayahmu! Boleh jadi dia...."
Perkataan selanjutnya tidak dapat diteruskan,
karena Lim Tiang Hong sudah memotong "Stop! Tak
usah kau katakan lagi. Aku sudah mengerti".
Penasaan malu dan gusar membuat selebar wajah
anak muda itu menjadi merah membara, hatinya
terguncang hebat. Ia malu yang orang lain akan
membuka rahasianya didepannya, gusar mengingat
kelakuan orang berkedok tingkahnya memualkan.
Selain daripada itu semua, pun ia harus merasa
lega, sebab dari berbagai pihak telah diperoleh
keterangan bahwa orang tinggi besar yang selalu
memakai kedok itu sebenarnya adalah si Manusia Buas Nomor Satu. Kalaupun dulu ia tidak turun tangan
terhadapnya, itu disebabkan karena dahulu itu,
741 hubungan antara ayah dan anak belum jelas lagi
baginya. Hanya itu senantiasa merupakan ganjalan besar dalam hatinya. Akan tetapi kini, setelah mendengar pendapat si Pengemis Mata Satu, ia segera nimbrung pada pendapatnya itu, mungkin betul ibunya pernah menikah dengan lain lelaki. Tetapi apabila dipikirkan lebih mendalam makin pening terasa kepalanya. Mengapa
usianya Im-san Mo-lie dan pemuda yang mengaku bagai Kauwcu muda itu kedua2-nya malah lebih tinggi daripada usianya sendiri"
Baiknya nama turunannya (she) dangan nama
keturunan orang berkedok itu berlainan. Dengan
demikian, nyatalah sudah kalau orang berkedok itu bukan ayahnya sendiri.
Memikir bolak balik persoalannya sendiri, Lim Tiang Hong tiba2 melihat kawannya itu berdiri dengan wajah muram, hai ini membuat tergerak hatinya
"Waktu masih segini pagi, belum lagi larut malam
ada apa sih yang perlu dibikin kesal" Disini aku aku ada sedikit barang, yang ingin kuminta Loko makan. Kalau sudah dimakan dan mengaso sebentar, nanti kau boleh bersiap2 menepati janjimu itu"
742 Dari sakunya lalu dikeluarkannya jamur empat
buah. Benda yang didapatkannya dari perut naga raksasa jaman purba yang telah jadi batu, lantas disesapkan ditangan si Pengemis Mata Satu.
Pengemis Mata Satu setelah menyambuti barang
itu, meng-amat2i sekian lama. Ia yang penuh maklum, mengetahui betapa saudara kecilnya ini sering
mendapatkan penemuan gaib berkali2. Maka meski ia belum tahu juga barang apa sebenarnya itu, tapi ia percaya penuh tentu bukan sembarangan barang itu.
Begitulah maka tanpa banyak bicara dan pikir2 lagi lantas ditelannya pemberian itu. Setelah mana ia lalu duduk mendeprok dengan pejamkan mata melatih ilmunya.
Dalam melatih itu ia merasa lega, sebab disampingnya ada saudara kecilnya yang berkepandaian tinggi yang setiap saat dapat melindungi dirinya. Maka begitulah sebelum melakukan pertempuran dahsyat ia dengan hati tenang dapat menggunakan kesempatan yang diberikan kepadanya untuk mengatur pernapasan dan memulihkan tenaganya.
Lim Tiang Hong sendiri, berdiri tenang sambil
mengawasi awan lalu di angkasa biru yang sedikit
743 bintangnya. Dalam hati banyak pikiran yang selalu mendatang, banyak hal2 yang silih berganti memasuki otaknya.
Mendadak dari jauh terdengar ada suara
berkelesernya baju manusia. Lim Tiang Hong pun
dengar, lantas ia keluarkan kedok kulit dari sakunya yang lantas dikenakan untuk menutupi wajahnya.
Tidak lama kemudian disitu telah tiba dua orang.
Seorang adalah Cao-sat Tojin yang pernah dikalahkan dengan Lim Tiang Hong dalam suatu pertempuran dan yang lain adalah seorang Kongcu cakap yang
mengenakan pakaian serba perlente tetapi entah orang dari cabang persilatan mana dan entah orang macam apa dia, Lim Tiang Hong belum tahu
Kedua orang itu baru saja tiba di tempat tersebut, si Pengemis Mata Satu sudah sudah lompat bangun dan
sambil ketawa ber-gelak2 berkata: "Sahabat, apa kau baru sampai" Aku si pengemis tua sudah lama
menunggumu" Cao-sat melirik Lim Tiang Hong sejenak. Imam ini
seperti pernah kenal dergan dandanan pemuda yang
dilihatnya hanya wajahnya yang pucat bagai tak
744 berdarah itulah yang membuatnya merasa agak asing, maka ia lalu monyongkan mulut dan kepada si Pengemis Mata Satu berkata: "Pengemis busuk, ternyata kau bawa konco, ya...."
"Aku pengemis tua selama masih bernyawa
berkelana hanya seorang diri. Masih belum tahu apa yang kau maksud dangan konco itu" Tapi bolehlah aku perkenalkan dia adalah...."
Si Pengemis Mata Satu selama berkata belum
melihat kawannya. Betapa kagetnya dia tatkala melirik Lim Tiang Hong yang pucat pias dan berlainan wajahnya, maka tadi dia tidak melanjutkan kata2nya.
Lim Tiang Hong tersenyum. "Aku yang rendah
adalah seorang hina tak bernama, orang panggil aku Yo Hong"
Cao-sat Tojin kernyitkan keningnya. Ia coba meng-
ingat2 di-dunia kang-ouw ada tokoh muda pandai dari cabang mana yang namanya Yo Hong. Tapi tentu saja ia tak pernah ingat nama itu, juga belum pernah dengar yang menyebabkan sikapnya kembali jumawa, melirik pada Lim Tiang Hong sejenak, kemudian sambil
menunjuk kongcu cakap itu, pada Pengemis Matu Satu ia 745
memperkenalkan "Saudara ini adalah Hong-goat Kongcu, datang dari pulau Tho-hoa-to sengaja untuk meninjau dari dekat keadaan rimba persilatan dan kemajuan2 ilmu silat di daerah Tiong-goan dewasa ini"
Si pengemis Mata Satu buka lebar2 matanya cuma
tinggal satu itu ketawa bergelak2 dan berkata: "Aku si pengemis tua merasa beruntung sekali bisa berkenalan dengan Kongcu"
Kongcu serba perlente itu cuma mendonggak,
matanya diarahkan ke atas, sikap demikian itu jumawa sekali. Ia tak menghiraukan sekali atas kata2 si pengemis tadi.
Si Pengemis Mata Satu yang meski telah mendapat
nama baik dan terkenal lagi, kini dihadapan Kongcu itu se-akan2 dipandang tak ada harganya sama sekali,
mendongkol sekali ia dalam hati.
Dua musuh besar yang masing2 keluaran orang
baik2 dan jahat itu, hari itu kembali mengadakan
pertemuan, tentu ingin menentukan kesudahan dengan jalan mengadakan pertempuran mati2an. Disamping itu mereka masing2 membawa kawan muda, yang masih
belum dapat dijajaki berapa tinggi kepandaiannya. Tetapi 746
yang terang ialah, kedua kawan muda yang mereka
bawa itu sama-sama jumawanya.
Hong-goat Kongcu memang biasa tidak pandang
mata orang lain. Anggapnya hanya dialah seorang yang paling tinggi dan paling mulia. Tidak demikian halnya dengan Lim Tiang Hong, pemuda ini yang kini dengan wajah palsunya mirip tak berdarah itu yang menyebalkan sekali bagi orang yang melihat, sepintas lalu pun nampak bagai orang tak berperasaan, sombong dan jumawa.
Cao-sat Tojin dengan ilmu tenaga dalamnya yang
sudah sampai ketaraf paling tinggi, kalau dibandingkan dengan si Pengemis Mata Satu masih banyak lebih
unggul. Setelah mengetahui bahwa si pengemis itu tidak memasukkan tokoh kuat dalam pihaknya sebagai
pembantu, hatinya rada senang sedikit.
Sambil ketawa mesem ia lalu berkata: "Pengemis
busuk kita tak perlu ulur kata2 sampai panjang. Lebih baik lekas turun tangan. Mari"
"Terserah padamu! Aku si pengemis selalu sedia
mengiringi keinginanmu. Aku ingin tahu selama beberapa tahun belakangan ini berapa banyak sih ilmu Liong-houw Cao-satmu mendapat kemajuan"
747 Cao-sat Tojin dengan sikap dan paras dingin lantas mulai membuka serangan. Dengan satu gerak tangan
yang didorong ke depan, lantas ilmunya Hian-im Cek-sat meluncur keluar hingga satu gumpalan angin dingin seolah2 ombak laut yang tak terlihat telah ber-gulung2
disekitar badan si Pengemis Mata Satu.
Pengemis Mata Satu itu dengan sikapnya yang
tenang luar biasa, maju setindak. "Timbang dulu
badanmu berapa kati sih bobotnya"!"
Pada detik itu ia sudah berdiri tegak sambil
sodorkan tangannya. Angin hebat meluncur keluar,
kekuatan tenaga dalam yang amat dasyat yang kedua datang menyusul menyambuti tenaga pertama yang
dilancarkan oleh Cao-sat Tojin. Kesudahannya, sungguh tegang! Segera menggeleger bunyi ledakan hebat....
Cao-sat Tojin terpental mundur 4 langkah, sedang
si Pengemis Mata Satu juga mundur sampai 2 kaki.
Hal demikian itu membuat Cao-sat Tojin terkejut
bukan main. Dimasa yang lampau pada waktu diadakan pertempuran dengan pengemis itu, kekuatan dan
latihannya banyak lebih matang dari pada pengemis itu.
Akan tetapi kini ternyata kekuatan pengemis itu sudah 748
lebih tinggi dan hebat dari padanya. Maka bukankah itu berarti kesudahan pertandingan sudah boleh ditentukan lebih dulu bahwa dialah yang bakal keok"
Pengemis Mata Satu agaknya tidak mau memberi
kesempatan lawannya berpikir. Cepat setelah itu ia maju lagi, sambil menggeram hebat kedua tangannya
dikerjakan berbareng dan dengan beruntun keluar
serangan2 hebat sampai 18 kali. Selama itu kakinya juga telah menyepak, mendupak atau menendang sampai 9
kali. Bukan kepalang kaget dan gusarnya Cao-sat Tojin.
Ia kerahkan setakar tenaganya. Dan setelah berhasil melumpuhkan serangan si Pengemis Mata Satu yang
dilancarkan ber-tubi2 dan hebat serta gencar luar biasa.
lantas ia sendiri mengirimkan serangan2 balasan yang mematikan. Dengan menggunakan tipu2 dalam ilmu
silatnya, Hian-im Cek-sat dan Kan-goan Cao-cie.
Angin dingin bagai ber-gulung2. Kekuatan tenaga
tangan datang seperti ombak laut. Tempat disekitar kuburan yang sunyi sepi itu, pada malam itu mengalami kejadian hebat.
749 Kedua tokoh kuat terkenal itu samenjak mulai
keluarkan tangan adu tenaga lantas merubah suasana menjadi tegang, menakutkan dan penuh bahaya!
Tetapi betapapun hebatnya pertempuran antara
dua tokoh kuat itu, Hong-goat Kongcu masih tetap
dengan sikapnya sendiri yang jumawa, sedikit pun tidak melirik kearah pertempuran, agaknya tak ada harganya itu buat matanya untuk turut menyaksikan.
Lim Tiang Hong melirik dua jago yang sedang
bertempur, dalam hati merasa lega. Si pengemis dalam penglihatannya saat itu sudah dapat mengimbangi
kekuatan musuhnya. Dan sebentar lagi apabila pengaruh jamur mujijat itu sudah bekerja, sudah dapat dipastikan kalau pengemis itulah yang akan merebut kemenangan.
Yang membuat hatinya mendongkol ialah, sikap si
kongcu yang jumawa sekali itu. Melihat sikap demikian, se-kali2 ia hanya berkata pada dirinya sendiri: "Kau tidak perlu terlalu sombong. Sebentar aku ingin tahu sampai dimana sih tingginya kepandaianmu?"
Dalam pada itu keadaan dua jago jaog tengah
bertanding itu sudah terjadi banyak perubahan. Babak terakhir sudah hampir tercapai.....
750 Si Pengemis Mata Satu dengan matanya yang cuma
tinggal satu nampak sorotnya yang bercahaya makin terang. Serangan2 dari tangannya makin lama keluar makin gencar. Tiap serangannya selalu diikuti sambaran angin yang mengeluarkan suara men-deru2 hingga Cao-sat Tojin dibikin harus mundur ber-ulang2, agaknya tak ada tenaga lagi padanya untuk balas menerjang.
Keadaan Hong-goat Kongcu kini tidak seperti tadi2
lagi yang begitu acuh tak acuh. Diwajahnya yang cakap nampak kegusarannya. Alisnya yang lentik kelihatan ber-gerak2.
Mendadak terdengar suara geraman si Pengemis
Mata Satu yang mengguntur bagai geledek menyambar.
Kemudian satu tanganya mendadak menghantam Cao-
sat Tojin! Dan imam itu nyatanya sudah tidak kuat lagi, lantas menyemburlah darah merah dan mulutnya,
badannya mundur ter-huyung2 sampai beberapa tindak.
Si Pengemis Mata Satu sendiri rupanya juga sudah
kelewat lelah, napasnya sengal2, kedengaran mem-
buru2. Baru saja dia hendak buka mulut, tiba2 Hong-goat Kongcu dengan gerakan secepat kilat sudah menerjang sampai dihadapannya.
751 Gerakan yang diperlihatkan itu gesit dan cepatnya luar biasa. Si Pengemis Mata Satu belum lagi melihat tegas siapa yang datang, tahu2 urat nadinya dikuasai oleh lain tangan.
Kemudian si pengemis hanya merasakan tangan
kuat itu menekan urat dijalan darah Hian-khie-hat di bagian dadanya.
Setelah tertawa ter-bahak2, Hong-goal Kongcu,
begitulah si pembokong itu namanya, lalu berkata:
"Tidak kira para cianpwee dari tingkatan tua daerah Tiong-goai cuma sebegini saja. Ha, ha.... Kami sudah kenal kepandaian kalian ha, ha...."
Kemudian dengan secara mendadak dengan suara
keras memekakkan telinga ia membentak si pengemis tua mata satu "Hai, pengemis! Kau dengan To liong Kongcu Lim Tiang Hong kabarnya ada hubungan baik.
Sekarang dimana dia! Asal kau suka sebutkan tempat sembunyinya terus terus terang, kami masih bisa beri kelonggaran bagimu. Tidak sampai dapat bagian mati, hayo lekas katakan!"
Pengemis Mata Satu tadi karena tidak ber-jaga2,
dirinya telah dikuasai orang hingga kini tak berdaya. Tapi 752
ia sudah perasaannya itu nampak jelas tercermin
diwajahnya yang sudah keriputan. Tapi apalah daya"
Setengah dadanya dirasa kesemutan! Maka sambil
menahan malu se-bisa2, berkatalah dia! "Kau.... kau....
kau mengambil kesempatan selagi orang tak ber-jaga2"
Pada saat itu Lim Tiang Hong juga sudah bergerak
sampai dihadapannya. Dengan suara dingin anak muda ini juga berkata: "Menggunakan kesempatan selagi orang tidak siap siaga itu bukan perbuatan seorang jago. Licik dan pengccut tidak boleh dibilang kelakuan orang gagah!
Kau kata tadi ingin bertemu dengan To-liong Kongcu"
Tidak susah! Asal kau mampu menangkan aku yang tak bernama, aku nanti akan ajak kau mencari padanya"
Hong-goat Kongcu ketawa ber-gelak2 dan berkata:
"Orang yang jatuh dalam tangan Hong-goat Kongcu
belum pernah bisa hidup lagi. Karena itu mengatakan aku licik dan pengecut, biarlah kulepaskan selembar jiwa tua pengemis ini. Tapi bagi kau sendiri, hehh, hehh! Itu susah dikata. Marilah!"
Lim Tiang Hong lalu ketawa panjang, kemudian
jawabnya: "Yang lemah binasa dan yang kuat tetap
tinggal hidup. Masing2 boleh menggunakan
753 kepandaiannya sendiri untuk mempertahankan nama dan jiwanya. Perlu apa banyak omong besar2 yang hanya akan membuat buah tertawaan orang2 saja" Tetapi aku tidak tahu tuan hendak mencari Lim Tiang Hong
sebetulnya ada keperluan apakah?"
"Orang2 kuat didaerah Tiong-goan yang Kongcumu
hadapi, sudah seratus orang lebih paling kurangnya begitu banyak, tidak ada satu yang boleh dibilang ada punya kepandaian lumayan. Kabarnya ada seorang
Kongcu yang memiliki kepandaian istimewa, maka aku sengaja datang dari pulau Tho-hoa-to, ingin belajar kenal dengan dia"
"Itu gampang sekali. Kau boleh menyerang
sesukamu terhadap aku. Kalau kau berhasil
menggulingkan diriku, To-liong Kongcu pasti akan segera tiba"


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hong-hoat Kongcu yang berwajah cakap mendadak
nampak dingin. Dengan mata menatap kemuka Lim
Tiang Hong, badannya secepat kilat sudah berada
disisinya anak muda itu. Sepasang tangannya ketika digerakkan, lantas timbul bagai ada ribuan tangan disitu.
754 Dalam waktu sekejapan 16 kali serangan tangan
sudah meluncur dari berbagai jurusan, kesemuanya
diarahkan ke dirinya Lim Tiang Hong.
Serangan yang dilakukan secara cepat dan aneh
luar biasa itu se-akan2 banyak orang yang
melancarkannya berbareng disekitar badan Lim Tiang Hong.
Gerakan yang aneh luar biata itu untuk sesaat
membuat Lim Tiang Hong diam2 merasa kaget dan terheran2. Dengan cepat ia lalu geser kakinya, setelah itu dengan menggunakan ilmu Sam-sam Po-hoat-nya ia
sudah berhasil mengelak manis sekali. Kemudian lagi lantas menyusul gerak tipunya yang dinamakan Liong-keng Siang khek-ciang, Jie goat Mo-phoan-ciang dan Boan-thian Hui-ciang serta lain2 tipu serangan bertangan kosong yang jarang terlihat dan jarang terdengar telah dikeluarkan semuanya.
Dengan demikian, kini kedudukan Hong-goat
Kongcu berganti dari pihak penyerang menjadi pihak orang yang terserang, tertahan dalam jarak delapan kaki tanpa dapat melancarkan serangan balasan lagi.
755 Hong-goat Kongcu kini yang mengalami sendiri
betapa hebat serangan2 pihak lawan, menambah
semangat bertempuranya "Heee, sungguh hebat"
demikian ia berseru dan dengan cepat ia sudah maju lagi, tangannya kembali melancarkan serangan yang amat dahsyat!
Angin yang meluncur keluar den setiap
serangannya, sampai menyambar ke pohon2an yang
terletak dalam tempat tiga tombak daripadanya yang lantas ber-goyang2 bagai hendak tumbang,
Lim Tiang Hong dengan sikap sungguh2 memutar
tangannya se-oleh2 roda kereta dan melakukan serangan gencar laksana hujan turun dari langit.
Hampir dalam waktu yang bersamaan, dia juga
sudah balas menyerang sampai 14 kali. Dalam setiap serangannya itu ia juga pernah memasukkan serangan dengan menggunakan jarinya.
Dalam waktu yang sangat singkat dimedan
pertempuran itu terjadi suatu keganjiian. Dari angin pukulan yang dari kedua pihak lantas timbul angin puyuh yang berputaran demikian tinggi. Pengaruh dari angin itu dapat menggempur hancur batu2 cadas besar
756 disekitarnya. Pohon2 besar juga lantas pada tumbang.
Tempat disekitar lima tombak dari keduanya, lantas nampak tanah dan hancuran batu2 pada beterbangan.
Betapa hebat dan sengitnya pertempuran dua jago muda ini, dibayangkan sendiri kiranya!
Si Pengemis Mata Satu yang mempelajari ilmu silat dan makan waktu hampir seumur hidupnya, juga belum pernah melihat suatu pertempuran yang begitu sengit, seru dan hebat. Maka sambil pentang lebar2 matanya yang hanya setelah itu, tidak berhentinya dia geleng2
kepala dan julurkan lidah.
Sampat rasa rendah diri dari kehinaan dan
kemaluan yang tadi dikuasai orang kini telah lenyap entah kemana.
Selagi pengemis mata satu itu asyik menyaksikan
pertempuran sengit dengan perasaan tegang, tiba2
dalam medan pertempuran terdengar suara gerakan
keras. Kedua pihak lantas nampak pada memisahkan diri.
Hong-goat Kongcu yang berwajah cakap kini tampak
pucat pasi serta menakutkan. Kalau dilihat lebih teliti lagi keringat sudah membuat basah pakaiannya. Kopiahnya sudah menceng kesamping juga. Kongcu ini dengan
757 wajah beringas dengan lantang berseru: "Kau siapa sebetulnya?"
Lim Tiang Hong tetap dengan sikapnya yang
tenang, menjawab lambat2: "Aku yang rendah adalah To-liong Kongcu yang kau ingin cari" Dan begitu berkata habis, lantas ditanggalkannya kedok yang menutupi wajahnya. Kini nampak wajah yang cakap tampak serta gagah!
Hong-goat Kongcu perdengarkan ketawanya yang
begitu tidak enak "Kiranya kau sendiri" Kalau begitu kita boleh bertempur lagi sampai ada keputusannya!"
Demikian katanya dengan roman penasaran.
Setelah itu lantas ia keluarkan sebilah pedang
panjang dari serangkanya. Saking hebatnya ia
menghunus pedang, sampai terdengar suara mengaung yang hebat.
Lim Tiang Hong juga mengeluarkan pedang To-
liong kiam. Setelah memainkan senjata itu sejenak ia tertawa dan berkata: "Kau bisa membuat aku si orang she Lim sampai menghunus pedang To-liong kiam guna melayani kau, bolehlah kau merasa bangga dan puas"
758 Hong-goat Kongcu telah mengangkat pedangnya.
Ia lantas membuat lingkaran ditengah udara hingga sinar hijau lantas memancar daripadanya. Sambil ketawa
dingin ia lalu berkata: "Kau tidak usah terlalu jumawa.
Jika ingin menangkan aku juga harus berkeringat dan keluar tenaga penuh"
Lalu kongcu itu mengebaskan pedangnya, suara
mengaung yang amat dahsyat lantas terdengar.
Setelah itu, pedang yang mengeluarkan sinar hijau itu se-akan2 bianglala meluncur ke arah Lim Tiang Hong.
Lim Tiang Hong lintangkan pedangnya didepan
dada, tangannya hanya menggunakan sedikit tenaga
untuk menggerakkan pedangnya sampai ke dada itu. Di dadanya lantas seperti diliputi oleh selapis sinar kilat.
Dalam waktu sekejapan itu pedang dari kedua
belah pihak masing2 dengan sinarnya yang khas, juga sudah terlihat khasiatnya. Ditengah udara se-olah2 sudah penuh dengan sinar pedang dan hawa dingin yang keluar dari kesiuran pedang2 mereka.
Serangan pembukaan Hong-goat Kongcu kini
ternyata sudah dimulai. 759 Lim Tiang Hong yang mendapat warisan langsung
dari seluruh kepandaian Bu-ceng Kiam-khek, dalam ilmu pedang sesungguhnya mendapat sukses yang gemilang.
Akan tetapi, ia mengerti orang yang datang dari luar daerah Tiong-goan yang harus dihadapinya ini, juga memiliki kepandaian tinggi, maka begitu pertandingan dimulai, semua tipu2 serangan yang istimewa2, sebentar saja telah keluar semuanya.
Pertempuran pedang itu bukan main hebatnya,
merupakan salah satu pertempuran yang jarang terlihat dalam dunia Kang ouw. Sebab segala tipu2 serangan yang digunakan oleh kedua pihak, kesemuanya
merupakan tipu2 serangan yang jarang tertampak dan hampir tak pernah kedengarannya. Semua tipu2
serangan itu tidak ada satupun yang seperti akan putus ditengah jalan. Hampir setiap tipu serangan merupakan tipu ilmu pedang yang sangat mujijat dan luar biasa hebatnya.
Tiba2 terdengar suaranya Hong-goat Kongcu yang
berseru: "Bocah kau rebah!" Dan seruan itu disusul oleh meluncur cepatnya segumpal sinar hijau kemilau!
760 Tetapi sesaat itu juga segera menyusul bentakan
Lim Tiang Hong yang tidak kalah gertaknya: "Jangan mimpi! Bikin terlepas dulu pedangku, baru bisa kau rebut kemenangan!"
Kemudian, disusul dengan tercetusnya suara
"trangg!" yang amat nyaring, dan pedang Ceng-hong-kiam dengan secepat kilat sudah terbang ke tengah udara! Ceng-hong-kiam itu adalah senjatanya Hong-goat Kongcu.
Hong-goat Kongcu dengan gerakannya yang gesit,
lincah dan manis sudah lompat mundur setombak lebih.
Lim Tiang Hong sendiri, dengan sikap tenang luar biasa, se-akan2 tidak pernah ada kejadian apa2 disitu, kala itu sedang berdiri, tampak sikapnya agung berwibawa
menghadapi lawannya. Hong-goat Kongcu dengan sikap muram lalu
berkata: "Lim Tiang Hong, apakah kau masih ada nyali, satu tahun kemudian, sukalah kau datang ketempatku untuk kita saling melatih senjata2 kita"
"Pulau Tho-hoa-to toh bukannya sarang naga atau
gua macan" Ya! Setahun kemudian, aku si orang she Lim 761
pasti akan datang ke sana untuk minta pelajaran
daripadamu" Hong-goat Kongcu tidak berkata apa2 lagi. Sambil
menyambari badan Cao-sat Tojin yang menggeletak
karena lukanya, ia lantas kabur meninggalkan tempat bersejarah tersebut....
Pertempuran sengit telah selesai, tempat kuburan
kuno itu kembali keadaan semula: sunyi senyap. Si Pengemis Mata Satu, seolah-olah baru tersadar dari mimpinya, kegembiraannya telah lenyap sama sekali, meskipun dalam pertempuran mati-hidup kali ini ia mendapat kemenangan, tapi kalau menyaksikan
pertandingan kedua jago dari tingkatan muda tadi, ia merasa bahwa dirinya sendiri terlalu kecil sekali. Ia kini mulai merasa bahwa usianya sudah lanjut. Masa jayanya ia sudah lewat.
Mendadak ia dapat lihat bahwa To-liong Kongcu
yang selama in. belum menemukan tandingan, sedikitpun tidak mengunjukkan rasa gembira atas kemenangannya, sebaliknya telah berdiri termenung di tempatnya la menjadi heran, lalu maju menghampiri dan berkata
762 padania sambil menepok pundaknya: "Lotee. kau sedang memikiri apa?"
Lim Tiang Hong unjukkan baju bagian atas pundak
kirinya, satu tanda bekas sontekan pedang selebat 3 cun, lalu berkata: "Jikalau aku tidak menggunakan tipu pukulan yang paling ampuh dalam ilmu pedang "To-liong Keng-hong", entah siapa yang menjadi pecundang dalam pertempuran tadi?"
"Menyaksikan pertandingan kalian berdua tadi, ada lebih berharga daripada melatih ilmu silat 10 tahun lamanya. Aku si pengemis tua benar2 merasa sangat kagum akan kepandaian kalian"
Mendadak ia seperti ingat sesuatu, lalu menanya:
"Lotee. barusan kau memberikan aku makan obat mujijat apa" Dengan terus terang, aku barusan bisa merubuhkan lawanku, semata-mata karena makan obat itu!"
"Aku sendiri juga tidak tahu, barang itu apa
namanya, barang itu aku dapat ambil dari dalam
perutnya naga raksasa dari jaman purbakala yang sudah membeku menjadi batu" berkata Lim Tiang Hong sambil gelengkan kepala.
763 "Kaiau begitu benar2 ada obat mujijat dari langit, barang itu bernama "Ciok-liong Cie-cie", kalau digunakan untuk menyembuhkan penyakit satu saja sudah cukup.
Bagi orang yang melatih ilmu silat, jika makan itu bisa menambah kekuatan tenaganya berdasar atas keadaan masing2. Aku si pengemis tua keadaan badannya cuma sebegitu saja. Ditambah lagi kekuatannya juga terbatas, makan lebih banyak malah jadi sayang obat itu, karena akhirnya toh percuma saja," berkata si Pengemis Mata Satu kaget.
Dari kantong kulitnya Lim Tiang Hong
mengeluarkan sebanyak-banyaknya jamur mujijat itu, kemudian berkata sambil ketawa: "Banyak sekali, kau masih memerlukan berapa banyak?"
"Kau simpan saja untuk keperluan lain hari, jangan sia-siakan barang gaib"
Lim Tiang Hong masukkan kembali jamur mujijad
itu ke dalam kantongnya, kemudian berkata sambil
menyoja "Budi loko yang sangat besar, aku selamanya tidak akan lupakan, oleh karena aku masih ada sedikit utusan yang harus diselesaikan, sekarang aku hendak minta diri duiu"
764 Setelah itu ia lantas putar tubuhnya dan
menghilang ke tempat gelap.
Malam gelap, diatas langit cuma kelihatan bintang2
yang menyinari jagat. Lim Tiang Hong dengan tindakan ringan telah balik ke tempat penginapannya.
Diperjalanan, tiba2 ada suara bentakan nyaring
masuk ke dalam telinganya. Mendengar itu, bangun
semangatnya Lim Tiang Hong.
Sebab suara itu sudah tak asing lagi baginya. Ia
segera mengenakan kedoknya, yang terbuat dari kulit manusia, lalu dengan sebat sudah gerakkan badan
menuju ketempat dari mana suara tadi datang.
Dalam waktu sekejapan saja ia sudah tiba disebuah rimba. Disitu dia bersembunyi di sebuah pohon yang besar.
Dari atas pohon ia melihat ketempat seputarnya.
Ternyata di dalam rimba tersebut terdapat seorang anak muda yang roman mukanya mirip sekali dengan Lim
Tiang Hong. Dihadapan anak muda itu, sebelah kiri ada berdiri Tan Yan-jie dan si Burung Hong Putih Cu Giok Im.
Semuanya, dengan masing2 memegarg sebilah pedang
panjang, berdiri dengan wajah gusar,
765 Tidak jauh dari tempat dimana ketiga orang tadi
berdiri, ada lagi sekelompok imam berjumlah sepuluh orang lebih. Kawanan imam itu berlainan raut muka dan usianya masing2 juga ada pedang menggemblok
dipunggungnya. Dengan paras gusar pula, semua imam itu
mengawasi tiga orang yang disebut tadi, tetapi diantara kawanan imam itu, tidak ada seorangpun yang dikenal oleh Lim Tiang Hong.
Salah satu diantara imam itu, yang wajahnya tirus dan dibawah janggutnya tumbuh jenggot panjang, yang tua usianya, sambil menuding si pemuda yang mirip Lim Tiang Hong, berkata kepada Cu Giok Im dengan suara lunak: "Nona, jangan kena dikelabuinya. Dia bukan Lim Tiang Hong yang tulen. Pinto dengan nama Pinto It-ceng sebagai tanggungan berani pastikan, dia bukannya Lim Tiang Hong yang sebenarnya"
"Betul atau tidak bisa kita bereskan sendiri. Kau tidak usah kuatir begitu. Jikalau kalian niat turun tangan terhadap orang yang sedang menderita sakit keras, nonamu tidak dapat terima baik tindakan seperti itu" Itu 766
adalah Cu Giok Im yang berkata, sebagai jawaban atas kata2 si-imam tadi.
Seorang imam lain, yang wajahnya keren,
mendadak maju dua langkah dan membentak kepada Cu Giok Im: "Kalau begitu Pinto sekalian terpaksa cuma ingin menggunakan cara keras!"
Yan-jie dengan lintangkan pedang didepan dada
lantas juga membentak: "Kau berani?"
Tetapi gerakannya malah membangkitkan rasa
gusarnya kawanan imam itu. Karena demi mendengar
teriakan itu mereka sudah menghunus pedang masing2.
Dengan cara berpencaran sebentar saja kawanan imam ini sudah mengurung ketiga orang yang disebut duluan.
Suasana menjadi tegang. Pedang2 bergemerlapan dibawah penerangan
bintang kelap kelip nampak berkilauan. Didalam rimba itu juga seolah2 diliputi oleh suasana pertempuran.
Lim Tiang Hong yang menyaksikan itu diam2
merasa geli. "Dengan cara bagaimana didalam dunia ini ada begitu banyak manusia tidak tahu malu yang berani palsukan nama orang lain demi kepentingan diri sendiri"
demikian pikirnya dalam hati.
767 Seketika itu pikirannya entah melayang kemana tapi kemudian dengan kecepatan luar biasa menerjang ke arah Lim Tiang Hong palsu.
Dengan cara yang manis ternyata dalam waktu
sedetik itu ia telah berhasil mencekal pergelangan Lim Tiang Hong palsu. Dan dengan cepat pula Cu Giok Im dan Yan-jie menunjukkan reaksinya sendiri2. Pedang mereka turun berbareng, satu mengarah bawah ketiak, seorang lainnya membabat pergelangan tangan Lim
Tiang Hong! Lim Tiang Hong lantas berkata dengan suara
perlahan: "Ini aku sendiri"
Lalu kakinya nampak pindah tempat sedikit dan
berputar sambil menggandeng tangan Lim Tiang Hong palsu, dan tak kalah cepatnya dari waktu ia datang, sudah lompat keluar dari kalangan.
Cu Giok Im dalam kagetnya cepat ingat siapa
adanya orang itu Tetapi tidak demikian dengan Yan-jie
"Perduli apa kau siapa kek!" demikian serunya.
Bentakannya itu lantas disusulkan dengan serangan pedangnya yang membabat lagi pergelangan tangan Lim Tiang Hong.
768 Tiba2 kelihatan berkelebatnya sinar pedang yang
kemudian disusul dengan beradunya suara benturan
senjata. Ternyata itu adalah perbuatan Cu Giok Im yang
hendak mencegah kelakuan gegabahnya Yan-jie dan
nona yang duluan disebut ini lantas berkata: "Encie, sabar sedikit, jangan turun tangan dulu" Dalam soal ini sedikit kulihat hal2 aneh yang mencurigakan"
Yan-ji dengan cepat menarik pulang pedangnya dan
dengan sorot mata ragu2 terus mengawasi Cu Giok Im yang memanggilnya "encie" tadi sembari menanya: "Kalau begitu siapa dia?"
Cu Giok Im tidak menjawab pertanyaan "encie" itu, sebaliknya dengan tindakan cepat berjalan menghampiri Lim Tiang Hong palsu. Didepan anak muda itu lama
sekali dia meng-amat2i seluruh mukanya, kemudian dari daun telinga Lim Tiang Hong palsu ia dapatkan sebuah anting2, lalu berkata sambil ketawa ter-kekeh2 "Kiranya cuma barang tiruan!"
Yan-jie yang adatnya sedikit aseran, ketika
mendengar Lim Tiang Hong palsu itu ada barang tiruan, wajahnya merah padam. Pedangnya juga lantas
769 menyabet leher orang yang semula masih disangkanya Lim Tiang Hong itu.
"Manusia tidak tahu malu!" demikian teriaknya
"Hampir2 nonamu kena kau akali mentah2, jahanam!"
Lim Tiang Hong yang mencekal pergelangan tangan
orang yang mirip dirinya, tetap tidak mau melepaskan.
Sedang sementara itu serangan datang semakin dekat.
Maka dengan cepat ia tarik diri, sambil geser sekalian badan si orang palsu itu menghindar dari serangan Yan-jie.
Lim Tiang Hong palsu setelah kena ditangkap oleh
seorang bermuka pucat pias dan ditarik lagi oleh orang itu, lantas merah dan pucat ber-ganti2an wajahnya.
Sambil jatuhkan diri diatas pelukannya si orang
muka pucat dan sambil menangis ter-isak2 ia berkata:
"Adik,, apa betul kau tidak suka melepaskan diriku lagi?"
Lim Tiang Hong tergerak hatinya. Kiranya orang
yang menyamar sebagai dirinya itu adalah Im-san Mo-lie sendiri.
Seketika itu membuat dirinya sadar. Apa yang telah terjadi dimasa lampau, boleh jadi karena gara2nya Lim Tiang Hong tiruan ini.
770 Selagi mereka berkutetan dalam alam pikirannya
masing2. It-ceng Totiang, yakni imam dari Ngo-bie sudah berkata kepada Lim Tiang Hong dengan suara nyaring:
"Sicu sendiri murid dari golongan manakah" Iblis
buas yang kau tangkap itu harap suka kau serangkan pada Pinto. iblis itu tangannya sudah penuh berlumuran darah, banyak kali melakukan pembunuhan, banyak jiwa manusia melayang ditangannya, itu juga yang membuat kami tidak rela lepaskan lagi padanya begitu saja"
Lim Tiang Hong segera menjawab hanbar "Maaf,
dalam urusan ini tidak dapat aku luluskan permintaan Totiang sekalian. Dia setiap kali menyamar sebagai diriku, melakukan segala macam perbuatan busuk atas namaku. Sekarang setelah kena ditangkap olehku, aku harus menanyakan padanya tentang sepak terjangnya itu"
Hanya Cu Giok Im mungkin yang mengerti maksud
ucapannya Lim Tiang Hong. Nona ini lantas berdiri disamping tanpa buka suara, tidak demikian halnya dengan Yan-jie, yang agaknya belum juga mengerti
duduknya perkara. Nona berangasan ini lalu
771 menghampiri Lim Tiang Hong sembari berkata: "Tidak bisa! Dengan hak apa kau bawa orang!"
Cu Giok Im ketawa geli. Cepat ia menghampiri Yan-
jie, ber-bisik2 sebentar di telinganya.
Yan-jie nampak gusar dan peloloti Lim Tiang Hong
yang berkedok, dia tidak buka mulut lagi.
It-ceng Totiang mendengar betapa Lim tiang Hong
mengatakan tidak suka menyerahkan tawanannya
kepadanya, lalu berkata pula: "Kalau Sicu ingin tanya, sekarang saja toh bisa tanya" Orang ini biar bagaimana harus diserahkan kepada enam partai golongan Hian-bun supaya beres persoalan kami beramai"
"Dan jikalau aku tidak menurut bagaimana?"
demikian Lim Tiang Hong yang masih tetap belum buka kedoknya.
"Hmmmmm" Hie-leng Totiang dari Kunlun-pay mendadak maju
lima langkah, berkata dengan bengis setelah mendehem sekali: "Kalau begitu, jangan pikir kau bisa tinggalkah rimba ini!"
Saat itu Lim Tiang Hong lantas meraba mukanya.
dalam waktu sekejap telah beralih roman mukanya yang 772
tadinya begitu dingin pucat menjadi wajah cakap
ganteng. "Aku seorang she Lim," demikian dia berkata, "tidak percaya kalau kalian golongan Hian-bun bisa mencegah kemauanku"
Setelah Lim Tiang Hong unjukkan muka aslinya,
rombongan imam itu serentak berseru kaget: "Eh, ada satu lagi Lim Tiang Hong!"
Hie-leng Totiang lantas berkata: "Didalam dunia ini, orang yang suka menyamar dan memakai nama lain
orang jumlahnya begitu banyak. Sukar dibilang. Pinto benar2 tidak percaya kalau kau pun, Lim Tiang Hong yang belakangan datang ini betul atau tidak Lim Tiang Hong tulen"
"Kalau begitu dengan cara bagaimana lagi suruh
aku bikin kau percaya?""
"Gampang sekali, asal kau suka unjukkan beberapa
jurus ilmu pedang To-liong Keng-hong warisan Bu-ceng Kiam-khek, kami akan segera dapat membedakan yang mana palsu dan mana yang tulen"
Lim Tiang Hong ketawa ber-gelak "Pedang To-liong
kiam" katanya "Selamanya tidak gampang2 keluar dari 773
sarungnya. Jikalau pedang itu terpaksa keluar juga, barang kali tidak baik akibatnya bagi kalian. Aku rasa lebih baik jangan sajalah!"
"Ilmu pedang Yu-liong Kiam-hoat belum tentu
dibawah permainan pedang To-liong Keng-hong mu.
Maka itu, Pinto ingin sekali saja belajar kenal"
Tadi itu adalah suaranya Hie-leng Tojin yang sudah gusar agaknya, kemudian betul saja dia menyerang
dengan cara gesit sekali menggunakan pedangnya.


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lim Tiang Hong masih tidak memperlihatkan reaksi
apa2 di wajahnya. Ia hanya senyum-senyum simpul,
badannya lantas berputar seoiah-olah gangsingan.
Serangan yang demikian hebat, yang dilancarkan
oleh imam Kun-lun-pay ternyata hanya mengenakan
tempat kosong. Dan setelah seiangan berhenti dan agak mereda,
orangnya ternyata masih berdiri di tempat itu juga, setengah tindakpun ia tidak berkisar!
Hie-leng Totiang, dengan kedudukannya sebagai
orang dari tingkatan tua, dengan mendadak tadi
mengadakan serangan bokongan terhadap orang dari
tingkatan muda, sebetulnya sudah merupakan suatu hal 774
yang merendahkan derajatnya. Apalagi serangan itu justru dengan mudah sekali dapat dielakkan lawannya, malah tanpa berkisar dari tempatnya lagi, kemana harus ditaruh mukanya untuk hari2 selanjutnya"
Begitulah, secara tiba2 juga ia ketika menarik
serangannya. ketika membalik badan, dengan satu gerak tubuh Yu-liong pay-gwee kembali sudah membabat
pinggangnya Lim Tiang Hong.
Sengit sekali agaknya serangan itu dilancarkan,
karena yang di arah adalah tempat penting.
Lim Tiang Hong berubah wajahnya. Dengan satu
gerak tangan yang manis ia sudah berhasil membikin mencong arah pedangnya Hie-leng Totiang. Berbareng dengan itu jari tangannya yang lain tidak tinggal diam, telah menotok jalan darah pingsannya Im-san Mo-lie, lalu didorongkan kepada Yan-jie yang sudah berada dekat dengannya sembari berkata: "Adik Yan, sukalah kau tolong awasi dia. Aku hendak belajar kenal dengan permainan pedang enam partai golongan Hian bun"
Berbareng dengan habisnya ucapannya tadi,
tangannya sudah memotes sebatang ranting pohon
sepanjang tiga kaki. Ranting ini selanjutnya lantas 775
digunakannya sebagai senjata, menangkis maupun
menyerang lawan di hadapannya.
Lalu, sembari gerak2kan rantingnya itu ia berkata:
"Kalian hendak bertempur majulah berbareng. Aku si orang she Lim dengan setangkai ranting kayu ini boleh jugalah menemani kalian main2 dalam beberapa jurus saja"
"Bocah kau jumawa sekali!" demikian Hie-leng
Totiang kembali membentak, kemudian dengan ternama sampai tiga-empat kali imam Kun-lun ini sudah
menyerang dengan pedangnya.
Lim Tiang Hong hanya geser kaki dengan tangan
masih tetap memegang ranting kayunya yang diputarkan se-olah2 pedang sedemikian rupa hingga seluruh
badannya se-akan2 telah terbungkus sinar hijau tak terlihat lagi
Dengan jalan demikian maksudnya ingin
menggunakan salah satu gerak tipu To-liong Keng-hong.
Sinar hijau mendadak nampak melesat tinggi,
mematahkan serangan Hie-leng Totiang tadi dan ketika itu pula terdengar suara "Srr-srr"an dari senjatanya itu.
776 Hie-leng Totiang tiba2 seperti menemukan binatang buas, lantas ter-huyung2 mundur sampai delapan kaki, jeri sekali ia agaknya.
Sementara itu Lim Tiang Hong sudah kembali lagi
pada kedudukannya semula, kemudian dengan senyum
dikulum lalu berkata "Gerak tipu ilmu pedang To-liong Keng-hong rasanya toh tidak palsu bukan?"
Pada saat itu kawanan imam dari enam partai besar itu agaknya telah dapat menduga kalau pemuda
dihadapan mereka itu benarlah To-liong Kongcu Lim Tiang Hong sendiri, itu Kongcu yang namanya sangat kesohor dikalangan kang-ouw pada dewasa ini. Akan tetapi, enam partai besar golongan Hian-bun, didunia kang-ouw nama baik dan kedudukannya berderajat tinggi sekali, bagaimana dengan hanya satu jurus saja sudah dapat gertak mundur"
Oleh karena timbulnya pikiran semacam itu, maka
semua imam tadi masih tetap berlagak pilon. Sembari mengeluarkan bentakan berbareng semuanya lantas
meluruk maju! Sinar2 pedang dari berkelebatnya sepuluh pedang
lebih nampak berkilau-kilauan menyilaukan mata. Dan 777
sudah barang tentu pula, arah atau yang menjadi
sasaran mereka adalah badan Lim Tiang Hong, semua datang dari empat penjuru.
Lim Tiang Hong dalam kepungan, senjata ranting
kayunya nampak ber-gerak2 cepat menyambuti setiap serangan yang dilancarkan oleh kawanan imam itu.
Kini sinar hijau yang timbul dari "senjata" Lim Tiang Hong kelihatan begitu gesit "Naga" berseliweran
menembusi sinar pedang kawanan imam itu, hingga
membuat orang sukar dapat menangkap ilmu pedang
mana sebetulnya yang lebih unggul.
Berbareng dengan itu tubuh Lim Tiang Hong tiada
henti2nya berseru: "Ilmu pedang Mo-in Kiam-hoat dari Khong-tong-pay cukup ganas....!"
"Ng! Ilmu pedang Thay-im-kiam dari Ngo bie-pay
benar lain daripada yang lain...." demikian suaranya menyambungi suara yang terdengar duluan.
Pada saat itu gumpalan sinar pedang yang putih
ternyata sudah terjadi keretakan.
Setelah itu terdengar pula suara Lim Tiang Hong
yang kembali berkata "Ah sayang, ilmu pedang Liang-gie Kiam-hoat ini belum cukup sempurna... Eei! Orang yang 778
mainkan Yu liong-kiam itu kekuatannya belum cukup, seharusnya pulang dulu minta gurunya ajarin melatih diri tiga tahun lagi"
Demikianlah se-akan2 laku seorang guru sedang
mendidik murid2nya, Lim Tiang Hong sebentar2 berkata memberi komentar tentang ilmu pedang lawan2nya. Hal damikian tentu saja membuat kawanan imam Hian-bun itu mendongkol bukan main. Tetapi apa daya" Tak
berdaya! Sekalipun semuanya mengerahkan seluruh
kekuatan yang ada padanya, sekalipun sudah
digabungkan semua serangan2 itu menjadikan kekuatan yang ber-ganda2 tenaganya, akan tetapi percuma saja rupanya.
Tepat pada saat itu, se-olah2 burung elang
menyambar mangsanya, meluncur ke arah Yan-jie dan menyambar badannya Im-san Mo-lie dalam sarangnya.
Yan-jie segera menggeram dan menyerang cepat orang yang baru datang itu dengan pedangnya.
Tetapi orang itu se-akan2 lakunya burung elang
menyambar mangsa, tetap saja mengangkat badan Im-
san Mo-lie yang menggeletak di tanah, sedangkan
779 tangannya yang lain mengebas. Dari kibasan tangannya itu meluncur keluar hawa dingin luar biasa yang
mengarah Yan-jie! Yan-jie yang tidak ber-jaga2 atas serangan itu
lantas jatuh rubuh di tanah....
Cu Giok Im baru2 mengejar orang itu dan hendak
merampas Im-san Mo-lie kembali, tetapi sudah
terlambat.... Orang itu, sambil mengempit pinggangnya Im-san
Mo-lie kelihatan lompat melesat keluar rimba! Dan semua gerakannya itu se-olah2 bukan tenaga manusia yang melakukan, cepat dan luar biasa sebatnya!
Lim Tiang Hong yang masih dalam kepungan,
ketika mendengar geraman ber-ulang2 dari mulut
kawannya, lantas mengerjakan ranting2 sedemikian rupa memecahkan kepungan lawan.
Setelah berhasil membuat "lubang" diantara
berkelebatannya sinar2 pedang lawan, Lim Tiang Hong lantas melesat keluar kepungan.
Tetapi saat itu Yan-jie sudah terluka parah, dan
orang yang melukainya juga sudah tak kelihatan mata hidungnya.
780 Buru2 diperiksanya keadaan Yan-jie, nyata napas
nona ini memburu, sekujur awaknya dingin memucat.
Sudut2 bibirnya nampak darah sudah menghitam sebagai tanda bahwa luka yang diderita nona itu parah sekali.
Sesaat lamanya Lim Tiang Hong merasa seperti
kehilangan akal, tak tahu bagaimana harus berbuat.
Cu Giok Im lalu berkata dengan suara serak: "Kita pergi cari rumah penginapan dulu baru dayakan lain akal"
Setelah itu lantas dipondongnya badan sang kawan
dan kabur keluar rimba. Lim Tiang Hong dengan sorot mata tajam, menyapu
kawanan imam itu satu-satu, kemudian mengikuti jejak Cu Giok Im dengan langkah ringan.
Imam2 dari golongan Hian-bun itu berpandang
antara sesamanya, semua berdiri diam bagai patung membisu. Mereka gegetun mengapa demikian rupa akhir kejadiannya. Oleh karena hendak menuruti hawa napsu, penjahat yang di-kejar2 dari tempat jauh kini ternyata sudah dibawa kabur orang lain. Mereka kini hanya dapat menyaksikan Cu Giok Im dan Lim Tiang Hong yang lari 781
keluar rimba, tiada seorangpun diantara mereka yang coba merintangi mereka
(-0odwkzo0-) Bab 21 LIM TIANG HONG dan Cu Giok Im yang membawa-
bawa Yan-jie yang terluka, terus berlari dan berlari, yang dicari adalah sebuah penginapan.
Lebih dulu Cu Giok Im rebahkan dirinya Yan-jie
diatas pembaringan, sedang Lim Tiang Hong kala itu telah mengeluarkan sebutir obat Soat-som-wan yang terus dicekoki dimulutnya si nona.
Tetapi keadaan Yan-jie pada saat itu sudah seperti mayat layaknya. Sekujur badannya dingin kaku,
mulutnya terkancing rapat, hingga pil Soat-som-wan itu tak dapat dimasukkan dalam mulutnya.
Ketika sekali ditatapnya wajah Cu Giok Im, Lim
Tiang Hong lalu berkata: "Encie Cu, tolong jejalkanlah se-bisa2 supaya obat ini bisa masuk dalam mulutnya"
Cu Giok Im sambi! mesem2 kecut berkata:
"Badannya sekarang dingin sekali, terang dia tadi terkena serangan yang mengeluarkan hawa dingin. Sekarang
782 justru memerlukan tenaga murni seorang laki2 baru ada gunanya. Betapapun besar dayaku, tanpa laki2 pasti akan sia2...."
Ucapannya Cu Giok Im itu meski dikeluarkan dari
hati yang jujur, tatapi biar bagaimana Lim Tiang Hang merasa tidak enak untuk mengusahakan dengan cara
memasukkan hawa dari mulutnya melalui mulut Yan-jie pula.
Cu Giok Im yang agaknya dapat menduga hatinya
Lim Tiang Hong, lalu berkata pula: "Seorang laki2
bertindak haruslah tegas! Tidak boleh berlaku maju mundur begitu. Apa yang harus dan perlu dikerjakan olehnya harus segera dilakukan tanpa ragu dan bimbang.
Apa kau boleh enak melihat begini saja dia dalam bahaya tanpa memberi pertolongan sedikitpun?""
Dengan apa boleh buat Lim Tiang Hong mendengar
kata2 Cu Giok Im yang terakhir lantas maju selangkah hendak menurut nasehatnya.
Demikianlah ia masukkan hawa dari mulut Yan-jie,
kemudian pil Soai-som-wan itupun sekalian dimasukkan juga. Kemudian lagi, dengan tangannya yang besar kasar meng-urut2 sekujur badan Yan-jie.
783 Sayang semua usahanya itu ternyata sia2 belaka.
Setelah dikerjakan sekian lama, belum nampak si nona mendusin.
Lim Tiang Hong nampak cemas, demikian pula
halnya dengan Cu Giok Im.
Ternyata Yan-jie tadi sudah terkena semacam ilmu
pukalan yang kejam dan teramat ganas. Isi perutnya sudah bergeser dari tempatnya semula. Itu pulalah sebabnya darah matang menggumpal dalam suatu
bagian dalam tubuhnya, hingga meski betul Soat-som wan dalam rimba persilatan merupakan obat mujijat, akan tetapi sifat obat itu adalah dingin.
Maka setelah dicekoki obat itu, Lim Tiang Hong
hanya dapat membuat jantung Yan-jie yang hampir
berhenti dapat diteruskan sementara, tetapi tidak dapat melancarkan lagi jalannya darah sebagaimana mestinya.
Orang yang dalam keadaan bingung setiap kali suka menjadi pelupa. Demikian kali ini halnya dengan Lim Tiang Hong. Agaknya ia terlupa kalau saat itu dalam sakunya banyak terdapat jamur yang ia dapatkan dari perut naga purba yang telah jadi batu. Obat mujijat yang mengandung hawa murni dari binatang raksasa
784 purbakala itu, apabila diberikan untuk Yan-jie sebutir sa-ja, niscaja akan segera sembuh lukanya.
Selagi dua orang itu dalam keadaan kebingungan,
dari luar tiba2 mendatangi si orang imam tua. Iman itu nampaknya ganjil sekali tindak tanduknya, diujung bibirnya tertampak senyum di kulum. Sambil ketawa dia lantas berkata kepada Lim Tiang Hong: "Lie-sicu ini ternyata terkena ilmu pukulan Cek-san Ciang-lek yang sangat dingin. Apakah Sicu memerlukan batuan tenaga Pin-to?"
Dua orang yang ditanya, karena kegelisahan, ketika ditanya demikian oleh imam itu, tanpa memperhatikan lagi orangnya. lekas2 Cu Giok Im menanya: "Totiang, apa kah tahu cara mengobatinya?"
"Tunggu dulu. Pinto akan periksa dulu keadaan
nadinya" Dan lantas imam itu diberi jalan menuju
kepembaringan. Diluar dugaan Cu Giok Im, imam itu sudah
menyambar badannya Yan-jie yang dikempitnya di
bawah ketiaknya. Kemudian sambil ketawa yang tak
enak didengar berkata lagi dia: "Jikalau kalian inginkan 785
jiwanya tak terganggu, serahkan nyalinya naga raksasa yang sudah jadi batu itu pada Toyamu!"
Lim Tiang Hong karena lalai kena terpedaya oleh
imam itu yang sekarang menggunakan Yan-jie sebagai tawanan, minta ditebus dengan benda pusakanya. Dalam murkanya ia lalu maju menghampiri dan hendak merebut pulang Yan-jie.
Tetapi imam itu cukup cerdik, ia sudah menggeser, sedang dengan sebelah tangan mengancam jalan darah Beng-bun-hiat di badan Yan-jie. Lantas dengan dingin berkata: "Jikalau kalian berani berlaku sembarangan, setiap saat jiwa budak ini dalam tanganku lho!"
Lim Tiang Hong dan Cu Giak Im benar2 tak berani
maju lagi. Dengan gemas dan bernada bengis Lim Tiang Hong lalu berkata: "Siapa kau sebetulnya! Kau si
jahanam menggunakan tipu muslihat begitu rendah apa kau kira bisa mengancam Siauw-yamu?"
"Toyamu ini adalah Liong-houw Koancu, suheng
dari Cao-sat Totiang! Sekarang seharusnya kau sudah mengerti sendiri, Di dalam rumah penginapan ini
terdapat banyak orang, bukan tempat kita bicara mari kita pergi keluar kota!"
786 Setelah itu dengan cepat benar saja imam itu sudah kabur keluar kota.
Lim Tiang Hong dan Cu Giok Im terpaksa mengejar.
Ketiga orang itu dalam waktu sekejap saja telah
sampai ke tempat berupa rimba di luar kota.
Liong-houw Koancu dengar, cepat berhenti dan
ketika menoleh lantas bertanya: "Apa kau sudah
mengambil keputusan" Lebih baik lekas kau berikan benda itu, Toyamu sudah tidak punya kesempatan lebih lama berada didekatmu lagi"
Lim Tiang Hong cemas dan gusar. Seperti orang
kalap ia lalu berseru: "Kau juga terhitung sebagai seorang ternama dan kedudukan cukup layak! Tidak
kusangka perbuatanmu begitu keji, rendah sekali! Jika kau berani, secara terang2an kita bertanding cara laki2
ayoh!" Liong-houw Koancu tertawa ter-bahak2 "Apa kau
kira Toyamu takuti kau" Cepat atau lambat haa haa akan kukasih kau rasa sampai dimana kelihayannya Lionghouw Koancu. Cuma waktu ini Toyamu tidak ada waktu banyak adu mulut dengan kau, lebih baik serahkan saja benda itu padaku"
787 Lim Tiang Hong gusar sekali, ia lalu memusatkan
ilmu Siauw-yang It-ku-sinkang kedua telapak tangannya.
sedang kakinya setindak demi setindak menggeser maju.
Ia agaknya sudah siap sedia hendak melancarkan
serangan mematikan pada si imam licik itu.
Tetapi Liong-houw Koancu lantas keluarkan
bentakannya: "Berhenti disitu! Kalau kau berani maju selangkah lagi, jiwanya budak ini lebih dulu akan kuambil! Sekarang pilih salah satu. Serahkan nyali naga itu lekas atau dia yang mati! Lekasss!"
Lim Tiang Hong sudah gusar tak tertahankan lagi.
Beberapa kali tadi dia sudah angkat tangan, tetapi ketika mengingat budi Heng-lim Cun-loan yang dicurahkan
terhadapnya, mengingat lagi nasib Yan-jie untuk hari kemudian yang patut dikasihani, lantas menarik napas panjang dia akhirnya....
Bagaimanapun juga ia tak dapat membiarkan Yan-
jie terhina demikian. Apalagi tindak tanduknya ini kali erat sekali hubungannya dengan mati hidupnya si nona.
Maka akhirnya ia lantas rnerogoh saku dan
mengeluarkan nyali naga yang telah membatu, sambil ketawa lantas berkata: "Barang mujijat ini bisa kuberikan 788
padamu, cuma terus terang kukatakan padamu,
sekalipun ada padamu, barang ini tidak berguna. Cepat atau lambat pasti Siauwya-mu akan ambil kembali"
Cu Ciok Im mendadak menghampiri Lim Tiang Hong
dan berkata "Dia toh sudah terima baik hendak berikan nyali naga padamu, lepaskanlah dulu nona itu!"
Liong-houw Koancu sambil ketawa hambar lantas
berkata: "Apa kau kira Pun-koancu akan ingkar janji terhadap orang tingkatan muda" Hei! Lekas serahkan itu!"
Setelah itu benar saja lantas ditaruhnya per-lahan2
badan Yan jie di tanah dan tangannya sendiri sudah mengulur panjang2 ingin menyambuti nyali naga.
Tetapi, sebelum tangan itu menjamah nyali naga
yang telah membatu itu mendadak terdengar suara
orang menggeram yang lalu disusul dengan berkelebat datangnya satu bayangan orang. Cepat luar biasa yang sebentar kemadian sudah berada didepan imam itu.
Orang yang baru datang ini dengan tangan kanan
menyerang Liong-houw Koancu, sedang tangan kirinya sudah menyambar nyali naga yang telah membatu di
tangan Lim Tiang Hong. 789 Tetapi orang itu salah alamat, siapa dikiranya Lim Tiang Hong itu"
Ia sama sekali tidak pernah menduga kalau dua
orang yang dimaui itu, satu ternyata adalah Liong-houw Koancu, yang namanya sangat terkenal di daerah barat laut, sedang yang lain adalah To-liong Kongcu, yang baru2 saja namanya menggetarkan dunia Kang ouw yang masing2 mempunyai gerak reflek yang sangat kuat.
Bagaimana dengan gerakannya yang cuma sebegilu itu ia bisa berhasil"
Demikianlah, sebelum orang itu berhasil dengan
tindakannya, kedua orang yang "dimaui" sama2 sudah berasa rupanya. Lim Tiang Hong telah geser kaki sambi!
menyerang dengan tangan kirinya yang bebas, sedang Liong-houw Koancu pun sudah mengeluarkan tangannya menyambar badan orang yang baru datang itu.
Orang ini rupanya juga bukan dari cabang
persilatan biasa. Selagi kedua pihak menyerang dirinya dari kanan dan kiri ia segera dapat tarik mundur
serangannya tadi dan lantas lompat jauh sampai tujuh kaki.
790 Liong-houw Koancu rupanya kesal. Barang yang
sedianya akan jatuh dalam tangannya mendadak
diganggu orang sudah tentu gusar dan benci pada orang itu, selebar wajahnya lantas jadi merah padam.
Sebentar nampak dia menggulung lengan bajunya,
secara beruntun telah menyerang sampai tujuh kali!
Dihujani serangan yang mengandung hawa dingin
itu, orang yang diserang tak membalas, diam saja. Tetapi sebentar kemudian ternyata ia sudah lompat keluar kalangan, lalu sambil ketawa dingin berkata: "Sahabat lama yang baru ketemu lagi, apa inikah caranya kau menyambut tamu?"
Liong-houw Koancu agaknya baru kini dapat
melihat rupa orang yang baru datang ini, yang ternyata adalah seorang iblis kenamaan untuk daerah perbatasan In-lam. yang sudah sekian lama dikabarkan orang
mengasingkan diri. Orang itu adalah Beng Sie Kiu dengan gelar yang melar: Pie-ma Thian-kao. Tentu saja dia kaget sekali, sebab iblis itupun terkenal sebagai manusia anjing yang sukar diajak berurusan. Maka seketika itu ia lantas berkata sambil ketawa: "Sungguh bagus untungku
bertemu lagi denganmu. Tidak nyana, sahabat, lama 791
yang lama sudah tidak kelihatan dalam dunia kang-ouw kini bisa bertemu lagi denganku disini"
Kala itu rupanya ia belum mengetahui kalau orang
she Beng ini telah masuk dalam perkumpulan Thian-cu-kauw. Bahkan dalam jabatannya yang tertinggi
disamping ketuanya sendiri, Wakil Kauw-cu.
Beng Sie Kiu lalu menjawab ketus: "Sama sama.
Kita ambil dulu nyali naga yang jadi batu itu dari tangan bocah ini, nanti kita bicara lagi"
Tetapi dalam hatinya, Liong-houw Koancu diam2
memaki "Kurang ajar! Barang yang sudah akan jatuh dalam tangan Toyamu sudah kau gagalkan, dan
sekarang berlagak teman segalalah, apa-apaan itu?"
Tetapi meskipun dalam hati ia berpikir demikian,
dimulutnya dia tidak berani mengutarakan isi hatinya, diluar ia nampak ketawa ber-gelak2 dan lantas berkata:
"Ucapan Beng-heng sungguh cocok! Mari kita turun
tangan!" Dan ia lalu berpaling mengawasi Lim Tiang Hong.
Ternyata benda mujijat itu sudah disimpan kembali dalam sakunya. Dengan wajah dingin pemuda itu sedang berdiri disisinya Yan-jie, sedangkan Cu Giok Im sendiri 792


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sambil memegang pedangnya dengan sorot mata ber-
api2 mengawasi dua orang itu.
Liong-houw Koancu berkata kepada Lim Tiang
Hong: "Bagaimana" Bukan kau lekas serahkan nyali naga itu padaku?"
Lim Tiang Hong dengan muka kecut lalu
mendengus: "Dengan hak apa kau inginkan nyalinya
naga ini. Tapi kalau kau betul ingin, gampang saja. Asal kau punya kepandaian dan bisa menangkan sepasang
kepalan ini, barang ini akan segera jadi milikmu!"
Liong-houw Koancu kebogehan, sambil ketawa
dingin lalu berkata: "Satu anak muda yang tidak boleh dipercaja! Lihat seranganku!"
Perkataan itu ditutup dengan satu serangan yang
berhawa dingin mengarung badan Lim Tiang Hong
lim Tiang Hong putar tangan kirinya. Dari situ lantas meluncur keluar kekuatan tenaga dalamnya yang
merupakan angin puyuh menyambuti serangan Liong-
houw Koancu. Setelah terdengar nyaring dari beradunya dua rupa kekuatan itu, jubahnya Liong-houw Koancu nampak
793 berkibaran, kakinya mundur sampai tiga langkah,
wajahnya berubah seketika.
Lim Tiang Hong sedikitpun tak bergerak, pemuda ini mengawasi lawannya sambil bersenyum sinis. Dalam
serangannya tadi hanya enam bagian kekuatannya saja yang keluar.
Liong-houw Koancu yang dibikin terpental mundur
oleh seorang dari tingkatan muda dihadapan Beng Sie Kiu, malu dan gusarnya bercampur aduk. Setelah
perdengarkan suara geramnya yang hebat ia lompat
maju lagi. Serangan kali ini menggunakan ilmu Hian-im-Pek-sa-ciang, secepat kilat sebentar saja sudah 17 kali serangan dilancarkan. Sedangkan tangan kirinya juga menggunakan ilmu Kan-goan Cao-cia, dengan beruntun telah menyerang sampai 5 kali.
Lim Tang Hong yang dihujani serangan hebat ber-
tubi2 sedemikian rupa, nampaknya masih tetap tenang2
saja. Setelah itu kedua tangannya lalu digerakkan, laksana titiran kencangnya tangan itu membabat atau menyapu, dalam waktu singkat saja sudah balas
menyerang sampai 21 kali hingga Liong-houw Kongcu 794
yang kewalahan terdesak mundur lagi sampai tujuh-
delapan kaki jauhnya. Barbareng pada saat Liong-houw Koancu
melancarkan serangannya tadi terhadap Lim Tiang Hong, Pie-ma Thian-kao Beng Sie Kiu se-olah2 asap badannya melayang mendekati Yan-jie. Ia agaknya tahu bahwa anak perempuan itu pasti jauh lebih penting untuk dapat menguasai Lim Tiang Hong. Maka ia juga timbul
keinginannya hendak mencontoh perbuatan Liong-houw Koancu menawan nona itu.
Tetapi sebelum berhasil dia mendekat, pedang si
Burung Hong Putih Cu Giok Im se-olah2 bianglala sudah menikam depan dadanya!
Beng Sie Kiu dengan wajah beringas sambil ketawa
dingin berkata: "Budak tidak tahu diri! Kau cari mampus disini"!" Berbareng dengan itu. beruntun tiga kali ia mengirimkan serangan2 tangan kosongnya, membuat
pedang Cu Giok Im tergetar dan merasakan tangannya kesemutan hingga terpaksa nona ini mundur sampai tiga kali ke belakang.
Tetapi ia tahu betapa pentingnya detik2 kemudian
yang akan dihadapinya. Apabila ia lengah sedikit niscaya 795
hilanglah Yan-jie. Maka ia lantas berlaku nekad, dengan pedangnya menyerang dan membabat musuhnya ber-ulang2!
Ilmu permainan pedangnya cabang persilatan
Tiang-lim-pay telah terkenal didunia kang-ouw dengan kegaiban dan kemujijatannya. Sekalipun kekuatan tenaga dalam yang dimiliki Cu Giok Im belum seberapa apabila dibandingkan dengan tenaga Beng Sie Kiu, akan tetapi begitu keluar tipu2 pedang cabang Tiang-lim-pay yang luar biasa itu, disitu se-olah2 timbul gunung pedang, hampir setiap ujung pedang senantiasa mengancam
dirinya Beng Sie Kiu sehingga terpaksa wakil ketua Thian-cu-kauw ini harus mundur sampai lima langkah.
Pada ketika itu sesosok bayangan manusia
mendadak melayang turun gesit sekali dan tahu2 sudah berada di depan Yan-jie. Gerakan orang itu nampaknya begitu ringan, indah, sedikit suarapun tidak kedengaran dari jejaknya.
Dengan kecepatan bagaikan kilat orang itu
menepok 28 jalan darah dibadan Yan-jie, membuat si nona yang sudah empas empis dalam waktu sekejapan 796
tiba2 bisa membuka mulutnya dan mengeluarkan rintihan tertahan.
Orang itu tidak berayal lagi. Dengan cepat dari
sakunya keluarkan sebutir obat berupa pil yang segera dimasukkan dalam mulut Yan-jie, kemudian lebih cepat dari datangnya, dia sudah menghilang lagi!
Perbuatan orang itu, dari semula muncul dan
menotok jalan darah serta memasukkan obat kemulut Yan-jie, dilakukan dalam waktu sedetik saja. Bukan saja Cu Giok Im dan Lim Tiang Hong tidak tahu, sekalipun Beng Sie Kiu dan Liong-houw koancu yang sedang
mengincar nona itu, sama sekali sampai tidak berasa....
Lim Tiang Hong yang pikirannya selalu mengingat
keselamatan Yan-jie, dalam pertempuran melawan Lionghouw Koancu ia bertindak cepat se-cepat2nya dengan maksud dalam waktu singkat dapat menyelesaikan
pertempuran. Demikianlah, setelah penempuran berlangsung 10
jurus lebih, mendadak nampak Lim Tiang Hong tarik diri dan bersuara memperingati sang lawan dihadapannya
"Siauwya-mu tidak ingin melakukan banyak
pembunuhan! Aku cuma bisa beri sedikit nasehat tahu 797
dirilah sedikit dan lekas mundur! Tidak turut, jangan sesalkan nanti kalau Siauwyamu berlaku ganas
terhadapmu" Liong-houw Koancu meskipun tahu dia kalau anak
muda yang dihadapinya kini bukan pemuda sembarang yang boleh dipermainkan begitu saja. Akan tetapi iapun tak dapat rupanya digertak dengan hanya beberapa
patah kata saja sampai mundur teratur. Maka seketika itu ia hanya ganda ketawa dingin, dan selagi hendak balas mengejek tiba2 dari dalam rimba sudah terdengar suara orang yang amat nyaring: "Kongcu dari Hong-hong-tie tidak boleh ada seorangpun yang berlaku tidak sopan terhadap dirinya! Maka perlu aku peringatkan pada kalian, Dengar, Lekas mundur paling baik! Kalian seharusnya sudah tahu bagaimana orang2 Hong-hong-tie memperlakukan semua musuh-musuhnya"
Perkataan itu dikeluarkan sepatah demi sepatah
dan setiap patahnya se-olah2 sudah mengetok hati
sanubari musuh2nya. Liong- houw Koancu dan Beng Sie Kiu pada terperanjat, terutama dengan Pie-ma Thiankao.
Orang ini lantas tarik kembali maksudnya hendak
menawan Yan-jie, lalu berseru keras "Sahabat kau siapa!
798 Kau datang tidak unjuk diri, bagaimana aku Beng Sie Kiu bisa ajar kenal?"
Orang dalam rimba itu dengan suaranya yang
bernada dingin sudah keluarkan suara pula "Dengan kepandaianmu yang tak ada artinya itu ingin belajar kenal dengan kami orang Hong-hong-tie, masih belum sampai waktunya. Kau harus pulang dulu kerumahmu
untuk melatih lagi ilmumu sampai tiga atau empat tahun"
Beng Sie Kiu yang berkedudukan sebagai wakil
ketua dari perkumpulan Thian-cu-kauw sudah barang tentu tidak mau mengerti dihina sedemikian rupa.
Seketika itu darahnya bagai me-luap2 dan lekas juga dia bar-kaok2: "Kau jangan banyak jual lagak"
Kemudian badannyapun secepat kilat melesat
masuk dalam rimba.... Tetapi baru saja tiba ditepian rimba suatu angin
lunak berhawa dingin telah menyambar dirinya hingga dalam kegelagapannya orang ini terpental balik sampai lima enam tombak baru bisa partahankan diri lagi. Ketika dicobanya mengatur pernapasannya, nyata tidak ada terjadi sesuatu atas dirinya. Namun biar bagaimana ia sudah dikejutkan sekali oleh kepandaian lawmnya itu, 799
hingga untuk sekian lama ia hanya mampu berdiri
menjublak saja. Tiba2 terdengar pula suara orang dalam rimba itu, yang dibarengi oleh suara tertawanya yang ber-gelak2
"Sekarang kau seharusnya sudah percaya. Lebih baik lekas tarik kembali hati dan maksud serta niatmu yang serakah itu"
Suling Emas 6 Pengemis Binal 26 Sepasang Racun Api Gajah Kencana 14
^